• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS ASISTENSI SUBCPMK-1 SIB-314 – REKAYASA BANDARA (CC)

N/A
N/A
Ghiffary Muhammad Ramadan

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS ASISTENSI SUBCPMK-1 SIB-314 – REKAYASA BANDARA (CC)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS ASISTENSI SUBCPMK-1 SIB-314 – REKAYASA BANDARA (CC)

Tugas diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan mata kuliah Rekayasa Bandara pada program studi Teknik Sipil

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Barkah Wahyu Widianto, S.T., M.T.

Disusun Oleh:

Ghiffary Muhammad Ramadan (22-2023-602)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG 2024

(2)

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... 2

Gambaran Umum Bandara Adi Soemarmo ... 3

Sejarah Terbentuknya Bandara Adi Soemarmo ... 4

Data Umum Bandara Internasional Adi Soemarmo ... 5

Visi Misi Bandara Internasional Adi Soemarmo ... 5

A. Sistem Bandara ... 6

1. Subsistem Bandara... 6

a. Subsistem sisi Udara ... 6

b. Subsistem sisi Darat ... 12

c. Subsistem Manajemen Lalu Lintas ... 19

2. Moda Transportasi di Bandara ... 26

a. Transportasi Udara ... 26

b. Transportasi Darat ... 27

3. Penyelenggaraan Kegiatan di Bandara ... 31

a. Kegiatan Pemerintahan ... 31

b. Kegiatan Pengusahaan ... 35

B. Jenis, Penggunaan, dan Hierarki Bandara ... 38

4. Jenis Bandara ... 38

a. Pengertian Jenis Bandara ... 38

b. Kondisi Eksisting Jenis Bandara ... 38

5. Penggunaan Bandara ... 38

a. Pengertian Penggunaan Bandara ... 38

b. Kondisi Eksisting Penggunaan Bandara ... 39

6. Kode Bandara Organisasi Penerbangan Sipil Internasional... 39

a. Pengertian Kode Bandara Organisasi Penerbangan Internasional ... 39

b. Kondisi Eksisting Kode Bandara Organisasi Penerbangan Internasional . 42 7. Hierarki Bandara... 43

a. Pengertian Hierarki Bandara ... 43

b. Kondisi Eksisting Hierarki Bandara ... 44

C. Sisi Udara Bandara ... 45

8. Landacan Pacu (Runway) ... 45

9. Landacan Hubung (Taxiway) ... 45

10.Apron ... 45

11.Terminal ... 45

12.Tempat Parkir Kendaraan ... 45

13.Jaringan Jalan di Bandara... 45

REFERENSI ... 46

(3)

2

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1. Gambar Konseptual Bandara Internasional Adi Soemarmo ... 3

Gambar 2. Bagian-bagian dari Sistem Bandara ... 6

Gambar 3. Layout Bandara Internasional Adi Soemarmo ... 7

Gambar 4. Panjang Runaway Bandara ... 8

Gambar 5. Lebar Runaway Bandara ... 8

Gambar 6. Panjang Close Runaway Bandara ... 9

Gambar 7. Lebar Air Strip Bandara ... 9

Gambar 8. Lebar Taxiway Bandara ... 10

Gambar 9. Lebar Taxiway + Shoulder Bandara ... 10

Gambar 10. Jarak antar Taxiway Bandara ... 10

Gambar 11. Bentuk Apron Utara, Apron Selatan dan Apron khusus Militer Bandara ... 11

Gambar 12. Terminal Penumpang Bandara ... 14

Gambar 13. Layout Fasilitas Komersial Lantai 1 di Terminal Bandara ... 15

Gambar 15. Layout Fasilitas Komersial Lantai 3 di Terminal Bandara ... 16

Gambar 16. Tower Pengawas Bandara ... 17

Gambar 17. Terminal Kargo Bandara ... 18

Gambar 18. Area Parkir Kendaraan di Bandara ... 18

Gambar 19. Garbarata Bandara ... 19

Gambar 20. Marka pada Runway (Landasan Pacu) ... 21

Gambar 21. Airfield Lighting System pada Runway ... 23

Gambar 22. Kondisi Marka pada Runway ... 24

Tabel 1. Maskapai Penerbangan di Bandara Adi Soemarmo ... 27

Gambar 23. Integrasi Moda Transportasi di Bandara Adi Soemarmo ... 27

Gambar 24. Kereta Bandara Adi Soemarmo ... 28

Gambar 25. Bus Rapid Transit (BRT) ... 29

Gambar 26. Damri Bandara Adi Soemarmo ... 29

Gambar 27. Taksi Bandara Online ... 30

Gambar 28. Kegiatan Kepabeanan di Bandara... 33

Gambar 29. Bandara berfungsi sebagai pangkalan TNI AU ... 35

Gambar 30. Air Asia sebagai salah satu Maskapai Penerbangan di Bandara Adi Soemarmo... 37

Tabel 2. Perbedaan Kode ICAO dan IATA ... 42

(4)

3 Gambaran Umum Bandara Adi Soemarmo

Bandara Internasional Adi Soemarmo (Adi Soemarmo International Airport) (IATA: SOC, ICAO: WAHQ) merupakan bandar udara yang terletak 24 km barat laut dari Kota Surakarta (Solo), tepatnya terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, merupakan bandara yang melayani Kota Surakarta (Solo), yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero) hingga pada pada tanggal 1 Januari 1993 berubah status menjadi Persero Terbatas Angkasa Pura I sampai dengan sekarang.

Maskapai penerbangan yang dilayani seperti Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Wings Air, Batik Air dan Indonesia Air Asia dengan rute penerbangan Jakarta Soekarno Hatta; Jakarta Halim Perdana Kusuma, Denpasar, Kupang, Bandung, dan Surabaya. Selain itu juga Solo dijadikan Embarkasi Haji untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sejak tahun 2016 Bandara Adi Soemarmo mulai 3 Mei 2016 melayani penerbangan langsung ke Mekkah dan Jeddah, Arab Saudi menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Lion Air. Bandara Internasional Adi Soemarmo juga merupakan Bandara Enclave Sipil, yaitu selain berfungsi sebagai lapangan terbang militer juga digunakan untuk kegiatan pelayanan angkutan udara komersial, baik Domestik maupun Internasional.

Gambar 1. Gambar Konseptual Bandara Internasional Adi Soemarmo

(5)

4

Sejarah Terbentuknya Bandara Adi Soemarmo

Bandara ini dulu bernama Pangkalan Udara (Lanud) Panasan, karena terletak di kawasan Panasan. Bandara ini dibangun pertama kali pada tahun 1940 oleh Pemerintah Belanda sebagai lapangan terbang darurat. Ketika bala tentara Jepang masuk ke Indonesia bandara tersebut sempat dihancurkan oleh Belanda namun dibangun lagi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 sebagai basis militer penerbangan angkatan laut (Kaigun Bokusha).

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia penyelenggaraan bandara dilaksanakan oleh “Penerbangan Surakarta” yang diresmikan pada tanggal 6 Februari 1946. Pada tanggal 1 Mei 1946, Penerbangan Surakarta sejak berubah menjadi “Pangkalan Udara Panasan” yang hanya diperuntukkan penerbangan militer. Pangkalan udara tersebut pertama kali digunakan secara resmi untuk penerbangan komersial pada tanggal 23 April 1974 yang dilayani oleh Garuda Indonesia dengan rute Jakarta-Kemayoran-Solo & Solo-Jakarta-Kemayoran dengan frekuensi 3-kali seminggu.

Pada tanggal 25 Juli 1977, “Pangkalan Udara Panasan” berubah nama menjadi “Pangkalan Udara Utama Adi Sumarmo” yang diambil dari nama Adisumarmo Wiryokusumo (adik dari Agustinus Adisucipto). Pada tanggal 31 Maret 1989, Bandara ini ditetapkan menjadi Bandara Internasional dengan melayani penerbangan rute Solo-Kuala Lumpur & Solo-Singapore. Pada tanggal 1 Januari 1992, Bandara Adi Sumarmo dikelola oleh Perusahaan Umum Angkasa Pura I yang pada tanggal 1 Januari 1993 berubah status menjadi Persero Terbatas Angkasa Pura I sampai dengan sekarang.

(6)

5

Data Umum Bandara Internasional Adi Soemarmo Data Bandara

 Jarak dari Surakarta: 14 kilometer

 Koordinat: 07°30´58"S, 110°45´25"E

 Ketinggian: 128 meter MDPL (419 kaki)

 Jumlah terminal: 1 Terminal penumpang, 1 terminal kargo, 15 tempat parkir pesawat

Data Lapangan

 Runway : Heading 08/26, 2,600 m (8.530 ft), 68/F/C/X/T, ILS,

 Lighting: Runway Edge, Runway End, RTIL

 Fire Category VIII, Rescue and fire fighting

 Navigational Aids: VOR-DME, NDB

 Landing Aids: PAPI, ALS, ILS CAT I

 Airfield Restrictions: Wide body ACFT make 180 turn at the end of Runway

Visi Misi Bandara Internasional Adi Soemarmo Visi Perusahaan

Menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelola bandar udara terbaik di Asia.

Misi Perusahaan

1) Meningkatkan nilai pemangku kepentingan

2) Menjadi mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan ekonomi

3) Mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima yang memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan

4) Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreatifitas dan inovasi 5) Memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan hidup.

(7)

6 A. Sistem Bandara

1. Subsistem Bandara

Bandar Udara merupakan suatu sistem yang kompleks yang terdiri dari sisi udara (airside) dan sisi darat (landside). Terdapat 3 subsistem utama pada Bandara Internasional Adi Soemarmo, yaitu diantaranya adalah:

1. Subsistem sisi Udara 2. Subsistem sisi Darat

3. Subsistem Manajemen Lalu Lintas

Gambar 2. Bagian-bagian dari Sistem Bandara Sumber: PT. Angkasa Pura

a. Subsistem sisi Udara

1) Pengertian Subsistem sisi Udara

Air side adalah bagian dari bandara yang berhubungan dengan kegiatan take off (lepas landas) maupun landing (pendaratan). Sisi udara pada bandara meliputi runway, taxiway, apron, dan elemen lainnya penunjang sisi udara pada bandara.

a) Runway (landasan pacu)

Runway atau landasan pacu adalah area yang digunakan pesawat terbang untuk melakukan take-off (lepas landas) dan

(8)

7

landing (pendaratan). Panjangnya landasan pacu tergantung pada besarnya pesawat yang dilayani (critical aircraft).

b) Taxiway (landasan hubung)

Taxiway atau landasan hubung adalah area yang menghubungkan antara runaway dan apron, berfungsi sebagai jalur perpindahan pesawat dari apron ke runway atau sebaliknya.

c) Apron (landasan parkir)

Apron adalah bagian dari bandara yang digunakan untuk area parkir pesawat, mengisi bahan bakar, kegiatan pemeliharaan pesawat, memuat serta menurunkan penumpang atau barang.

2) Kondisi Eksisting Subsistem sisi Udara

Bandara Internasional Adi Soemarmo dibangun di area seluas 13.000 H atau delapan kali lebih luas dari bandara lama. Bandara Internasional Adi Soemarmo sudah dilengkapi dengan landasan pesawat berbadan lebar.

Gambar 3. Layout Bandara Internasional Adi Soemarmo Sumber: PT. Angkasa Pura

(9)

8 a) Runaway (landasan pacu)

Panjang Runaway 08/26 Bandara Internasional Adi Soemarmo mencapai 2.600 meter KODE (IV) dan lebar 44,53 m atau sekitar 45 m KODE (D). Panjang Close Runway bandara yaitu 50,38 meter. Lebar Air Strip bandara yaitu 9,05 meter.

Luas area terverifikasi sebesar 117.000 m2. Konstruksi yang digunakan adalah Aspal Hotmix. Landasan pacu memiliki (Pavement Clasification Number) PCN 68 F/C/X/T.

Gambar 4. Panjang Runaway Bandara

Gambar 5. Lebar Runaway Bandara

(10)

9

Gambar 6. Panjang Close Runaway Bandara

Gambar 7. Lebar Air Strip Bandara

b) Taxiway (landasan hubung)

Terdapat 3 taxiway pada Bandara Internasional Adi Soemarmo. Lebar masing-masing taxiway bandara yaitu 22,6 meter.

Lebar taxiway + shoulder bandara adalah 41,8 meter KODE (IVD).

Jarak antar taxiway bandara adalah 248 meter.

Luas area terverifikasi taxiway 1 sebesar 5.520 m2 yang memiliki PCN 68 F/C/X/T. Luas area terverifikasi taxiway 2 sebesar 2.300 m2 yang memiliki PCN 31 F/C/X/T. Luas area terverifikasi taxiway 3 sebesar 5.520 m2 yang memiliki PCN 31 F/C/X/T.

(11)

10

Gambar 8. Lebar Taxiway Bandara

Gambar 9. Lebar Taxiway + Shoulder Bandara

Gambar 10. Jarak antar Taxiway Bandara

(12)

11 c) Apron (landasan parkir)

Bandara Internasional Adi Soemarmo memiliki 2 Apron yakni Apron Utara dengan luas 420 m x 135 m yang mampu menampung 9 pesawat berbadan lebar sejenis airbus (B767-300).

Sedangkan Apron Selatan memiliki luas 135 m x 80 m. Selain apron untuk penerbangan komersil, terdapat apron khusus militer yang berada di sisi timur apron selatan dengan luas 110 m x 90 m Bentuk apron bandara adalah linier. Selain itu

Terdapat 11 stand parkir untuk pesawat, untuk jalur 1-5 biasanya untuk penerbangan domestik, sementara jalur 6-11 untuk penerbangan internasional, dan di Bandara Adi Soemarmo juga menampung para Jemaah haji/umroh, itu biasanya di jalur 11-12.

Luas area terverifikasi dari apron sebesar 9.225 m2.

Gambar 11. Bentuk Apron Utara, Apron Selatan dan Apron khusus Militer Bandara

(13)

12 b. Subsistem sisi Darat

1) Pengertian Subsistem sisi Darat

Land side atau sisi darat meliputi terminal penumpang, tempat parkir kendaraan, dan sistem jalan masuk darat ke bandara. Bagian-bagian bandara di sisi darat terdiri dari:

a) Terminal

Daerah terminal adalah daerah pertemuan utama antara lapangan udara (airfield) dan bagian bandar udara lainnya. Terminal adalah bangunan bandara yang berfungsi sebagai tempat perpindahan penumpang (baik datang, pergi maupun transit).

Terminal bandara adalah tempat untuk penumpang melakukan pengurusan perjalanan udara seperti pembelian tiket, pemeriksaan, hingga menunggu jadwal keberangkatan. Di terminal bandara terdapat fasilitas-fasilitas lain seperti ruang tunggu, restoran, dan berbagai toko.

Terminal bandara meliputi fasilitas-fasilitas untuk pemrosesan penumpang dan bagasi, penanganan barang angkutan (cargo) dan kegiatan-kegiatan administrasi, operasi dan pemeliharaan bandara.

b) Crub (Crubfronts dan Cru)

Crub adalah area dimana penumpang naik-turun dari kendaraan menuju atau meninggalkan terminal bandara.

c) Tempat Parkir Kendaraan

Ketersediaan lahan parkir menjadi fasilitas yang harus tersedia dalam kawasan bandara, mengingat pemakaian kendaraan pribadi akan terus berkembang. Selain pengunjung dan penumpang, lahan parkir digunakan untuk karyawan, taksi, suburban, persewaan mobil, dan orang yang berkepentingan dengan usaha di bandara.

Pertimbangan utama dalam merencanakan lokasi parkir kendaraan adalah jarak antara lahan parkir dan terminal yang harus ditempuh dengan berjalan kaki.

(14)

13 d) Garbarata

Garbarata merupakan jembatan berdinding atau beratap yang berfungsi untuk menghubungkan ruang tunggu pesawat di terminal ke pintu pesawat terbang.

2) Kondisi Eksisting Subsistem sisi Darat

Sisi darat dari Bandara Internasional Adi Soemarmo terdiri dari gedung terminal, gedung kargo dan tempat parkir kendaraan.

Adapun penjabarannya sebagai berikut:

a) Terminal Penumpang

Bandara Internasional Adi Soemarmo memiliki jumlah terminal sebanyak 2 Terminal penumpang dengan kapasitas 1.525.013 penumpang per tahun. Terminal 1 memiliki luas sebesar 33.350 m2 yang dapat menampung sebanyak 1.355.000 orang.

Sementara itu, Terminal 2 memiliki luas sebesar 3.517 m2 yang dapat menampung sebanyak 150.000 orang. Di terminal penumpang terdapat fasilitas-fasilitas lain seperti ruang tunggu, restoran, dan berbagai toko.

Bangunan terminal bandara berlantai tiga yang terbagi dalam beberapa ruang. Lantai dasar untuk pelayanan penumpang yang dibedakan antara Domestik dan Internasional. Kemudian juga lokasi kedatangan penumpang dibedakan.

Lantai 2 untuk perkantoran dan beberapa fasilitas umum, misalnya tempat untuk ibu menyusui (nursery room), serta ruang komersial, seperti berbagai toko dan restoran.

Lantai 3 digunakan sebagai ruang tunggu penumpang dengan kapasitas 600 tempat duduk. Ruang tunggu tersebut dibedakan yaitu ruang tunggu Domestik dan Internasional. Bandara ini juga ditunjang dengan peralatan navigasi keselamatan penerbangan dan mampu menampung 2,5 juta pengunjung per tahun.

(15)

14

Gambar 12. Terminal Penumpang Bandara

Adapun berikut fasilitas-fasilitas yang tersedia di Bandara Internasional Adi Soemarmo:

1. Terminal keberangkatan dan kedatangan domestik 2. Terminal keberangkatan dan kedatangan internasional 3. Terminal kargo

4. Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU) 5. PKPPK

6. Stasiun Meteorologi 7. Menara Pengawas 8. Kantor imigrasi 9. Ruang karantina 10. Fasilitas kesehatan 11. Peralatan x-ray 12. Bea cukai

13. International baggage claim 14. Lounge

15. Bank

(16)

15 16. Smoking area

17. Money changer 18. Toilet

19. Musholah 20. Trolley

Gambar 13. Layout Fasilitas Komersial Lantai 1 di Terminal Bandara

(17)

16

Gambar 14. Layout Fasilitas Komersial Lantai 2 di Terminal Bandara

Gambar 15. Layout Fasilitas Komersial Lantai 3 di Terminal Bandara

(18)

17

Bandara ini juga ditunjang dengan peralatan navigasi keselamatan penerbangan dan mampu menampung 2,5 juta pengunjung per tahun.

Gambar 16. Tower Pengawas Bandara

b) Terminal Kargo

Terminal Kargo merupakan fasilitas di bandara untuk mempersiapkan dan menerima barang yang diangkut dengan menggunakan pesawat terbang. Terminal Kargo berbatasan langsung dengan sisi udara bandara untuk memudahkan pengangkutan kargo menuju pesawat udara.

Bandara Internasional Adi Soemarmo memiliki jumlah terminal kargo sebanyak 1 Terminal kargo yang memiliki luas sebesar 883 m2. Fasilitas kargo berkapasitas 48 tonnes (105.000 lbs), gudang seluas 574m² (6,178sq ft), kawasan berikat, hanya kargo domestik, karantina hewan, fasilitas kesehatan, peralatan X-ray, bahan berbahaya, GPU, sabuk berjalan kargo, dan kursi roda.

Terdapat beberapa perusahaan kargo di Bandara Adi Soemarmo, diantaranya adalah:

1. MSA Kargo Bandara

2. DMK (Dian Mega Kurnia) Cargo 3. Dea Cargo Bandara

4. Empu Cargo ATT Solo

5. PT Monang Sianipar Abadi – APO SOC

(19)

18

Gambar 17. Terminal Kargo Bandara

c) Tempat Parkir Kendaraan

Bandara Internasional Adi Sumarmo dikenal sebagai bandara ramah kendaraan karena menyediakan lapangan parkir dengan luas area 13.673 m², baik untuk kendaraan mobil yang dapat menampung 29.000 m2 dengan kapasitas 330 kendaraan mobil (2017).

Gambar 18. Area Parkir Kendaraan di Bandara

(20)

19 d) Garbarata

Terdapat 4 buah garbarata atau jembatan berdinding dan beratap yang menghubungkan menghubungkan ruang tunggu pesawat di terminal ke pintu pesawat terbang.

Gambar 19. Garbarata Bandara

c. Subsistem Manajemen Lalu Lintas 1) Pengertian Subsistem Lalu Lintas

Bagian dari perlengkapan bandar udara yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi arus lalu lintas di bandar udara. Bagian-bagian dari lalu lintas udara terdiri dari:

a) Marka dan Rambu

Marka adalah suatu tanda yang ditulis atau digambarkan pada jalan di daerah pergerakan pesawat udara dengan maksud untuk memberikan suatu petunjuk, menginformasikan suatu kondisi, dan batas-batas keselamatan penerbangan. Marka di daerah pergerakan pesawat udara dituliskan atau digambarkan pada permukaan landasan pacu, landasan hubung dan apron.

Marka merupakan sesuatu yang berbeda dengan rambu.

Secara garis besar perbedaan antara rambu dengan marka adalah,

(21)

20

rambu berada di atas jalan, suatu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat dan atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk. Rambu biasanya menggunakan tiang besi sebagai penyangganya. Sedangkan marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas. Beberapa marka yang ada di bandar udara sebagai berikut:

i. Threshold; adalah ambang landasan pacu, garis awal bagian landasan pacu yang digunakan untuk pendaratan. Hal ini ditandai dengan garis melintasi lebar landasan pacu dan sering kali disertai dengan alat bantu visual seperti threshold lights.

ii. Runway edge markings; adalah garis kontinu berwarna putih yang menandai batas perkerasan runway dan area bahu yang berdekatan ambang landasan pacu, garis awal bagian landasan pacu yang digunakan untuk pendaratan. Garis tepi runway biasanya memiliki lebar 6 inci (15 cm).

iii. Landing designator; adalah angka dan huruf yang mengidentifikasi arah dan posisi landasan pacu. Landasan pacu tersebut didasarkan pada arah magnetis landasan pacu, dibulatkan ke 10 derajat terdekat dan dibagi 10. Misalnya, landasan pacu yang mengarah ke magnet 180 derajat akan ditetapkan sebagai landasan pacu 18. Jika terdapat landasan pacu paralel, maka landasan tersebut dibedakan dengan huruf seperti L (kiri), R (kanan), atau C (tengah).

iv. Centerline; pada landasan pacu adalah garis kontinu berwarna putih yang menandai bagian tengah landasan pacu dan memberikan panduan penyelarasan bagi pilot saat lepas landas dan mendarat. Lampu centerline berwarna putih, kecuali 900

(22)

21

meter terakhir landasan pacu, yang berubah menjadi merah dan putih bergantian, dan 300 meter terakhir, yang semuanya berwarna merah. Lampu garis tengah membantu pilot menilai jarak yang tersisa dan menghindari melewati landasan pacu.

v. Touchdown zone markings; berbentuk batang persegi panjang berwarna putih yang menunjukkan area dimana pesawat harus mendarat di landasan yang terletak di kedua sisi centerline landasan pacu dengan jarak interval 150 meter. Jumlah palang bergantung pada panjang landasan pacu dan dapat berkisar antara satu hingga enam pasang. Penandaan zona pendaratan membantu pilot menilai jarak dan kecepatan pendaratan mereka dan menghindari melewati landasan pacu.

vi. Aiming point; merupakan sasaran visual bagi pesawat yang mendarat. Hal ini ditandai dengan dua persegi panjang putih di setiap sisi centerline landasan pacu, sekitar 1000 kaki dari threshold.

Gambar 20. Marka pada Runway (Landasan Pacu)

b) Airfield Lighting System (AFL)

Airfield Lighting System (AFL) merupakan alat bantu pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat terbang selama tinggal landas, mendarat dan melakukan taxi agar

(23)

22

dapat bergerak secara efisien dan aman. Airfield Lighting System (AFL) meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut:

i. Runway edge light; rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu yang dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi tuntunan kepada penerbang pada pendaratan dan tinggal landas.

ii. Runway end light; rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas akhir/ujung landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan cahaya merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas.

iii. Thresold light; rambu penerangan sebagai penunjuk ambang batas landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan antar jarak tertentu.

iv. PAPI (Precision Approach Path Indicator); yaitu rambu penerangan yang memancarkan cahaya untuk memberi informasi kepada penerbang mengenai sudut luncur yang benar, dan memandu penerbang melakukan pendekatan menuju titik pendaratan pada daerah touch down.

v. Apron light; rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu yang memancarkan cahaya merah yang dipasang di tepi Apron untuk memberi tanda batas pinggir Apron.

vi. Traffic light; penerangan sebagai tanda untuk pengaturan kendaraan umum yang dikhawatirkan akan dapat menyebabkan gangguan terhadap pesawat terbang yang sedang mendarat.

(24)

23

Gambar 21. Airfield Lighting System pada Runway

2) Kondisi Eksisting Subsistem Lalu Lintas

Bagian dari perlengkapan bandar udara yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi arus lalu lintas di bandar udara. Adapun kebijakan dan program pengendalian lalu lintas udara yang terdapat di Bandara Adi Soemarno adalah sebagai berikut:

a) Marka

Apron merupakan bagian dari bandara yang berfungsi sebagai tempat parkir pesawat. juga untuk mengisi bahan bakar dan menurunkan penumpang dan memasukkan penumpang ke dalam pesawat. Apron tersebut berada di airside yang terhubung langsung dengan terminal dan juga terhubung dengan jalan raya (taxiway) dan landasan pacu. Apron tersebut terdapat marka, yang bisa disebut marka pergerakan pesawat udara yaitu tanda-tanda yang tertulis atau dicat di jalan di area pergerakan pesawat udara yang berfungsi untuk menginformasikan tentang kondisi dan batasan keselamatan penerbangan.

Penandaan area penerbangan tersebut juga tertulis di permukaan runway. Pada runway sudah terdapat marka-marka yang

(25)

24

diperlukan untuk membantu penerbang dalam melakukan pendaratan maupun lepas landas, seperti threshold, runway edge marking, landing designator, centerline, touchdown zone markings, dan aiming point.

Gambar 22. Kondisi Marka pada Runway

b) Fasilitas Keselamatan dan Keamanan

Demi menunjangkeamanan dan keselamatan penerbangan, tentunya setiap Banda Udara memiliki struktur organisasi yang baik serta unit yang terkoordinir seperti unit Aviation Security (Avsec), Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKPPK), Ground Handling dan masih banyak yang lainnya, tentunya dengan tugas yang berbeda -beda, salah satunya adalah unit Apron Movement Control (AMC). Unit AMC (Apron Movement Control) adalah unit yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berada di apron, dalam artian unit AMC adalah unit yang mengatur dan mengawasi segala kegiatan yang berkaitan mengenai keamanan dan keselamatan penerbangan di apron, mengatur petugas di apron serta mengatur pergerakan pesawat maupun kendaraan penunjang lainnya di area Apron. Demi menjaga kepercayaan para pengguna jasa trasportasi udara (maskapai), maka pelayanan petugas AMC harus senantiasa diawasi dan ditingkatkan karena petugas AMC ini merupakan garda terdepan untuk pengaturan pesawat udara ketika berada di apron.

(26)

25

Pengawasan unit Apron Movement Control merupakan suatu kegiatan rutin yangdilakukan unit AMC dengan tujuan memastikan bahwa tidak adanya masalah yang terjadi di wilayah pergerakan apronuntuk menjamin keselamatan, keamanan dan ketertiban pergerakan pesawat, kendaraan, petugas serta penumpang.

Pengawasan ini dilakukan dengan menggunakan kendaraan operasional yaitu Follow Me Car maupun dengan manual tanpa kendaraan operasional (berjalan kaki). Adapun beberapa area yang senantiasa diawasi oleh unit AMC, antara lain:

i. Apron (pengecekan meliputi permukaan apron, marka apron serta FOD (Foreign Object Debris).

ii. Ground Support Equipment/GSE (pengecekan meliputi kerapihan dan kebersihan penataan GSE di EPA/Equipment Parking Area, mengawasi dan memastikan setiap operator GSE memiliki TIM/Tanda Ijin Mengemudi serta mengawasi pergerakan GSE di apronsesuai dengan ketentuan yang berlaku/SOP.

iii. Terminal Kargo (pengecekan meliputi kerapihan penataan gerobak/cartserta kebersihan di area tersebut.

iv. Aviobridge/Garbarata adalah jembatan yang berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pesawat terbang.(pengecekan meliputi kondisi dan kebersihan, lighting ̧serta fungsionalnya).

v. Make up dan Breakdown area (pengawasan meliputi kebersihan dan kerapihan alat penunjang yang digunakan).

(27)

26 2. Moda Transportasi di Bandara

Menyikapi perkembangan lalu lintas udara, dibutuhkan peningkatan kapasitas pelayanan sarana prasarana transportasi udara dan keterpaduan sistem transportasi antamoda dan multimoda, berfungsi melayani perpindahan orang dan/atau barang, yang terus berkembang secara dinamis (Menteri Perhubungan Republik Indonesia, 2013). Penyelenggaraan transportasi udara memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional dan percepatan pertumbuhan ekonomi nasional (Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 2017).

a. Transportasi Udara

Mode Transportasi yang wajib dikelola oleh bandar udara tentunya adalah transportasi udara yaitu moda transportasi yang beroperasi di udara seperti pesawat terbang sebagaimana tujuan dari dibangunnya bandara yaitu sebagai tempat pelayanan bagi keberangkatan/kedatangan pesawat.

Saat ini Bandara Internasional Adi Soemarmo terdapat 80 penerbangan. Maskapai penerbangan yang dilayani di Bandara Internasional Adi Soemarmo ada berbagai macam, seperti Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Wings Air, Batik Air dan Indonesia Air Asia dengan rute penerbangan Jakarta Soekarno Hatta; Jakarta Halim Perdana Kusuma, Denpasar, Kupang, Bandung, dan Surabaya. Selain itu juga Solo dijadikan Embarkasi Haji untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sejak tahun 2016 Bandara Adi Soemarmo mulai 3 Mei 2016 melayani penerbangan langsung ke Mekkah dan Jeddah, Arab Saudi menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Lion Air. Bandara Internasional Adi Soemarmo juga merupakan Bandara Enclave Sipil, yaitu selain berfungsi sebagai lapangan terbang militer juga digunakan untuk kegiatan pelayanan angkutan udara komersial, baik Domestik maupun Internasional.

(28)

27

Tabel 1. Maskapai Penerbangan di Bandara Adi Soemarmo

Maskapai Tujuan

Airfast Indonesia Makassar, Timika

Batik Air Jakarta-Halim Perdanakusuma, Jakarta-Soekarno Hatta Musiman: Jeddah

Citilink Jakarta-Halim Perdanakusuma, Jakarta-Soekarno Hatta Musiman: Jeddah

Garuda Indonesia Jakarta-Soekarno Hatta

Musiman: Banda Aceh, Jeddah, Madinah Indonesia AirAsia Jakarta-Soekarno Hatta, Denpasar

Lion Air Denpasar

Musiman: Jeddah Super Air Jet Balikpapan, Denpasar

b. Transportasi Darat

Transportasi antarmoda yang baik antara pesawat dengan kereta api, bus dan pengguna jalan tol mempunyai banyak keuntungan. Selain mengefektifkan dan mengefisienkan pergerakan antar moda bagi penumpang, juga dapat mengurangi kemacetan, selanjutnya juga akan dapat mengurangi polusi udara yang diakibatkan asap kendaraan bermotor. Berikut merupakan transportasi darat yang tersedia untuk melayani transportasi antarmoda ke Bandara Adi Soemarmo:

Gambar 23. Integrasi Moda Transportasi di Bandara Adi Soemarmo

(29)

28

1) Kereta Api Bandara Adi Soemarmo

Kereta Api Bandara Internasional Adisoemarmo (disingkat KA BIAS, terkadang disebut juga KA Bandara BIAS) adalah layanan kereta api bandara yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menghubungkan Stasiun Klaten dan Stasiun Bandara Adi Soemarmo melalui Solo Balapan. Pengoperasian kereta api ini diresmikan pada tanggal 29 Desember 2019 untuk menghubungkan Surakarta dengan Bandara Internasional Adi Soemarmo. Lintasan perjalanan pada kereta api ini diperpanjang hingga Stasiun Klaten.

Kereta api ini beroperasi sebanyak 34 kali perjalanan pulang pergi setiap harinya dengan menggunakan rangkaian KRDI/KRDE buatan PT INKA—memiliki empat kereta pada setiap rangkaian kereta.

Untuk saat ini, PT KAI menetapkan tarif kereta api ini mulai tanggal 1 Maret 2020 sebesar Rp7.000,00 untuk rute Solo Balapan-Adi Soemarmo/sebaliknya; Rp8.000,00 untuk rute Solo Balapan- Klaten/sebaliknya; Rp15.000,00 untuk rute full perjalanan Klaten-Adi Soemarmo/sebaliknya.

Gambar 24. Kereta Bandara Adi Soemarmo 2) Bus Rapid Transit (BRT)

Batik Solo Trans merupakan angkutan perkotaan di Kota Solo menghubungkan penumpang di sejumlah titik yang terbagi menjadi enam koridor. Bus Rapid Transit yang digunakan dalam aksesibilitas menuju bandara Adi Soemarmo adalah Batik Solo Trans yang terintegrasi di koridor 1A melayani beberapa titik daerah di Kota Solo.

Dengan total 80 unit armada, termasuk bus sedang dan bus besar, Batik Solo Trans telah menjadi pilar utama dalam sistem Bus Rapid Transit

(30)

29

(BRT) yang memudahkan mobilitas masyarakat Solo. Batik Solo Trans menetapkan tarif sebesar Rp3.700,00 untuk kategori penumpang umum.

Armada tersebut terdiri dari bus sedang berkapasitas 40 penumpang dengan 20 tempat duduk, serta bus besar berkapasitas 60 penumpang dengan 30 tempat duduk, termasuk area prioritas. Tidak hanya Batik Solo Trans, beberapa moda transportasi publik lainnya juga tersedia di Kota Solo, seperti feeder yang terintegrasi dengan koridor Batik Solo Trans, menciptakan sistem yang lebih efisien dan terjangkau.

Gambar 25. Bus Rapid Transit (BRT) 3) Damri

Alternatif transportasi ke Bandara Adi Soemarmo selanjutnya adalah Damri, dengan rute Terminal Tirtonadi ke Bandara Adi Soemarmo. Shekter Damri di Bandara Adi Sumarno berada sekitar 200 meter dari pintu keluar domestik, sehingga penumpang harus berjalan kaki terlebih dahulu. Tarif Damri dari Terminal Tirtonadi ke Bandara Adi Soemarmo dan sebaliknya sekitar Rp 15.000-Rp 20.000 per orang.

Gambar 26. Damri Bandara Adi Soemarmo

(31)

30 4) Taksi

Jika tidak menemukan jadwal keberangkatan angkutan yang sesuai, kamu bisa memesan taksi dari dan ke Bandara Adi Soemarmo. Tersedia layanan taksi online ataupun yang menggunakan argo. Layanan taksi online yang tersedia meliputi Grab dan Gojek. Jika ingin naik taksi argo, bisa memesan melalui telepon atau langsung datang ke pool terdekat. Tarif naik taksi berbeda-beda bergantung dari jarak tempuh, semakin jauh pastinya makin mahal.

Gambar 27. Taksi Bandara Online

5) Travel & Sewa/Rental Kendaraan

Cara menuju Bandara Adi Soemarmo selanjutnya adalah menyewa atau rental kendaraan. Keuntungan rental kendaraan adalah, kamu bisa mampir ke beberapa tempat yang dikehendaki, seperti obyek wisata atau toko oleh-oleh.

Ada beberapa layanan travel berupa jasa layanan tour, sewa travel, rental mobil mapun antar jemput penumbang baik penumpang personal maupun carter (rombongan) yang melayani kebutuhan akses ke Bandara Internasional Adi Soemarmo, diantaranya adalah:

a. Rara Travel & Tour (rute Semarang-Solo)

b. Qurina Tour & Travel (rute Solo-Karanganyar/sekitarnya;

melayani sewa jasa kendaraan juga, seperti mobil Elf, maupun mobil Toyota Innova/Avanza, dan mobil city car lainnya).

c. Belvania Trans (rute Semarang-Solo) d. Dan lain-lain.

(32)

31 3. Penyelenggaraan Kegiatan di Bandara

Bandar udara memiliki fungsi sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan/atau pengusahaan (Permenhub No. 39, 2019).

a. Kegiatan Pemerintahan

Bandara sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, merupakan tempat unit kerja/instansi pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya terhadap masyarakat sesuai perundang-undangan.

Unit kerja pemerintah terdiri dari pembinaan kegiatan penerbangan, kepabeanan, keimigrasian dan kekarantinaan.

1) Pembinaan Kegiatan Penerbangan

Pembinaan kegiatan penerbangan yang dilaksanakan oleh otoritas bandar udara. Otoritas bandar udara merupakan suatu badan atau lembaga yang bertanggungjawab dalam kegiatan operasional dari satu atau beberapa bandar udara. Otoritas ini dapat merupakan salah-satu badan pemerintah atau berupa badan swasta.

Di Indonesia, otoritas bandar udara merupakan salah-satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Kantor Otoritas Bandar Udara mempunyai tugas melaksanakan pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan penerbangan di bandar udara dalam wilayah kerjanya.

Pelaksanaan pembinaan kegiatan penerbangan Bandara Internasional Adi Soemarmo berada di Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III – Surabaya, yang juga mengatur, mengendalikan dan mengawasi bandara-bandara lain yang berada di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tugas Otoritas Bandar Udara anatara lain melakukan dan melaksanakan pengawasan untuk menjamin keselamatan dan pelayanan penerbangan. Pengawasan mencangkup kegiatan

(33)

32

konstruksi dan operasi untuk mematuhi hukum dan peraturan, termasuk tindakan korektif dan tindakan penegak hukum.

Contoh kegiatan: permohonan penerbitan pass kepada Otoritas Bandar Udara dan kebutuhan/kemampuan Angkasa Pura dalam kegiatan pengawasan personil yang menggunakan pass bandara di dalam Bandar Udara.

2) Kepabeanan (Bea Cukai)

Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu-lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean dan pemungutan Bea Masuk. Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu-lintas barang yang sepenuhnya berada dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Fokus kegiatan utama kepabeanan dapat dibedakan menjadi 2 hal. Pertama fokus pada kegiatan pengawasan atas masuknya barang dalam daerah pabean (impor) dan keluarnya barang dari daerah pabean (ekspor).

Di Indonesia, tanggung jawab dan wewenang pengawasan lalu lintas barang serta pemungutan atas bea masuk dan bea keluar berada di Ditjen Bea dan Cukai (DJBC). Bea Cukai Surakarta bertugas mengawasi barang yang tiba di Bandara Adi Soemarmo.

Bea Cukai juga bersinergi dengan PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo untuk menyediakan fasilitas pendukung berupa jalur khusus kursi roda untuk pelaksanaan pemenuhan ketentuan kepabeanan terkait pengawasan barang bawaan penumpang.

Contoh kegiatan: Bea Cukai Surakarta memusnahkan barang- barang hasil penindakan periode 2019 hingga 2020. Barang yang terdiri dari rokok, minuman keras, serta barang impor lewat Kantor Pos Lalu Bea Solo dan Bandara Adi Soemarmo dimusnahkan karena

(34)

33

sebelumnya tidak memenuhi ketentuan di bidang kepabeanan dan cukai serta telah ditetapkan menjadi barang milik negara.

Gambar 28. Kegiatan Kepabeanan di Bandara

3) Keimigrasian

Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara. Fungsi Keimigrasian adalah bagian dari urusan pemerintahan negara dalam memberikan pelayanan Keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara, dan fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat.

Tugas pokok dan fungsi imigrasi dikenal juga dengan Tri Fungsi Imigrasi. Tri Fungsi Imigrasi ini meliputi:

a) Pengaturan tentang berbagai hal mengenai lalu lintas orang keluar, masuk dan tinggal dari dan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia;

b) Pengaturan tentang berbagai hal mengenai pengawasan orang asing di wilayah Repubik Indonesia;

c) Pemeriksaan dokumen perjalanan, baik negara yang ditinggalkan, negara yang dikunjungi, maupun negara yang dilalui.

Pada tempat-tempat tertentu, misalkan di bandara yang menjadi gerbang masuk atau keluar ke suatu wilayah dilakukan clearance secara universal oleh imigrasi, yang kemudian bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Custom (Bea dan Cukai) dan Quarrantine (Karantina), pihak kepolisian dan militer dalam

(35)

34

satu perlintasan. Adapun kapasitas area kerja meliputi imigrasi untuk clearance perlintasan manusia.

Di Indonesia, tanggung jawab dan wewenang kegiatan keimigrasian berada di Ditjen Imigrasi yang berada di bawah Kemenkumham. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta adalah pelaksana fungsi keimigrasian di wilayah eks-Karesidenan Surakarta yang terdiri dari 7 kota/kabupaten dengan 6 lokasi layanan yang tersebar di eks-Karesidenan Surakarta yaitu Kantor Imigrasi Surakarta, ULP Solo Baru, MPP Kota Surakarta, MPP Kabupaten Karanganyar, MPP Kabupaten Sragen, dan Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Adi Sumarmo.

Contoh kegiatan: Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta memberikan pelayanan pemeriksaan keimigrasian bagi rombongan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) di Bandara Internasional Adi Soemarmo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Senin (14/11/2022).

4) Kekarantinaan

Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Setiap pesawat udara yang datang dari luar negeri berada dalam Pengawasan Kekarantinaan Kesehatan. Setelah kedatangan Pesawat Udara, Kapten Penerbang melalui pengelola Bandar Udara wajib memberikan dokumen Deklarasi Kesehatan Penerbangan (Health Part of the Aircraft General Declaration) kepada Pejabat Karantina Kesehatan.

Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang bertanggungjawab secara teknis dan administrative kepada Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit dan Penyehatan (Ditjen P2P).

(36)

35

Contoh kegiatan: Guna mengantisipasi wabah penyakit yang masuk melalui jalur penerbangan, Kementrian Kesehatan RI melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementrian Kesehatan RI, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu DHSM MARS, Rabu (6/12/2023) meresmikan penggunaan gedung baru Balai Karantina Kesehatan Kelas I Semarang Wilayah Kerja Bandara Internasional Adi Soemarmo, Boyolali. Gedung ini akan menjadi saranan untuk melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit yang berpotensi menjadi wabah yang dibawa masuk oleh penumpang melalui jalur penerbangan.

5) Kemiliteran

Selain difungsikan sebagai penerbangan sipil domestik maupun internasional, Bandara Adi Soemarmo juga berperan penting pada penerbangan nasional karena difungsikan sebagai penerbangan militer. Bandara ini berfungsi sebagai Pangkalan Udara TNI AU (Angkatan Udara).

Gambar 29. Bandara berfungsi sebagai pangkalan TNI AU

b. Kegiatan Pengusahaan

Bandara sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pengusahaan meliputi jasa terkait untuk menunjang kegiatan pelayanan operasi pesawat udara di bandar udara, jasa terkait untuk menunjang kegiatan

(37)

36

pelayanan penumpang dan barang, dan jasa terkait untuk memberikan nilai tambah bagi pengusahaan bandar udara. Jenis pengusahaan ini dapat diselenggarakan oleh orang perseroangan warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia. Dalam pelaksanaan pelayanan, orang perseroangan warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia.

1) Kegiatan Pelayanan Jasa Kebandarudaraan

Pelayanan jasa kebandarudaraan meliputi pelayanan jasa pesawat udara, penumpang, barang, dan pos yang terdiri atas penyediaan dan/atau pengembangan:

a) Fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, manuver, parkir, dan penyimpanan pesawat udara;

b) Fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo, dan pos;

c) Fasilitas elektronika, listrik, air, dan instalasi limbah buangan;

dan

d) Lahan untuk bangunan, lapangan, dan industri serta gedung atau bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara.

Bandara Internasional Adi Soemarmo dikelola oleh Perusahaan Umum Angkasa Pura I yang pada tanggal 1 Januari 1993 berubah status menjadi Persero Terbatas Angkasa Pura I sampai dengan sekarang. Kegiatan pengusahaan lainnya, seperti restoran, toko, bank dan money changer tentu harus berkoordinasi dan dibawah pengawasan PT Angkasa Pura I dalam menjalankan kegiatan usahanya di Bandara Adi Soemarmo.

(38)

37 2) Badan Usaha Angkutan Udara

Badan Usaha Angkutan Udara adalah badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas atau koperasi, yang kegiatan utamanya mengoperasikan pesawat udara untuk digunakan mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos dengan memungut pembayaran.

Di Bandara Internasional Adi Soemarmo terdapat beberapa maskapai yang bertugas mengoperasikan pesawat udara. Perusahaan Maskapai penerbangan yang dilayani seperti Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Wings Air, Batik Air dan Indonesia Air Asia dengan rute penerbangan Jakarta Soekarno Hatta; Jakarta Halim Perdana Kusuma, Denpasar, Kupang, Bandung, dan Surabaya. Selain itu juga Solo dijadikan Embarkasi Haji untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Gambar 30. Air Asia sebagai salah satu Maskapai Penerbangan di Bandara Adi Soemarmo

(39)

38 B. Jenis, Penggunaan, dan Hierarki Bandara

4. Jenis Bandara

a. Pengertian Jenis Bandara

Jenis bandara menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Bandar Udara Pasal 192 terbagi menjadi 2 yakni :

1) Bandar Udara Umum

Bandara udara umum adalah bandar udara yang digunakan untuk melayani kepentingan umum.

2) Bandar Udara Khusus

Bandara udara khusus adalah bandar udara yang hanya digunakan untuk melayani kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya.

b. Kondisi Eksisting Jenis Bandara

Berdasarkan jenisnya, Bandara Internasional Adi Soemarmo tergolong ke dalam jenis Bandar Udara Umum, dikarenakan fungsi bandara tersebut diperuntukkan untuk kepentingan umum, seperti penerbangan yang bersifat komersil.

5. Penggunaan Bandara

a. Pengertian Penggunaan Bandara

Penggunaan bandara menurut Menteri Perhubungan Republik Indonesia (2013) terdiri dari bandara internasional dan bandara domestik.

Adapun pengertiannya sebagai berikut : 1) Bandara Internasional

Bandara Internasional ditetapkan sebagai bandara yang melayani rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri.

Bandara internasional, dibedakan atas:

a) bandara utama internasional b) bandara regional internasional

c) bandara penerbangan haji internasional

(40)

39

d) bandara pengangkutan kargo internasional 2) Bandara Domestik

Bandara Domestik ditetapkan sebagai bandara yang melayani penerbangan dalam negeri. Untuk kegiatan-kegiatan tertentu yang bersifat nasional dan internasional, bandara domestik dapat digunakan untuk melayani penerbangan dari dan keluar negeri setelah mendapat persetujuan Menteri.

Bandara domestik, dibedakan atas:

a) bandara kolektor (hub) b) bandara feeder (spokes)

b. Kondisi Eksisting Penggunaan Bandara

Berdasarkan penggunaannya, Bandara Internasional Adi Soemarmo tergolong ke dalam Bandara Internasional, dikarenakan bandara tersebut melayani rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri, salah satunya merupakan bandara yang diperuntukkan untuk penerbangan haji internasional.

6. Kode Bandara Organisasi Penerbangan Sipil Internasional

Kode bandara dan maskapai penerbangan merujuk pada kode unik yang dimiliki oleh tiap-tiap bandara dan maskapai penerbangan yang beroperasi. Terdapat tiga jenis kode maskapai penerbangan yang umum ada di dunia, yaitu kode maskapai penerbangan IATA, ICAO, dan kode panggil.

ICAO dan IATA adalah oraganisasi yang bergerak di dunia penerbangan dan mengurus tentang berbagai peraturan penerbangan. Kedua organisasi tersebut berperan sangat pending di dunia penerbangan.

a. Pengertian Kode Bandara Organisasi Penerbangan Internasional 1) ICAO (International Civil Aviation Organization)

ICAO (International Civil Aviation Organization) adalah sebuah lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan menurut Konvensi Chicago 1944 tentang Penerbangan Sipil Internasional. Lembaga ini mengembangkan teknik dan prinsip-prinsip navigasi udara internasional

(41)

40

serta membantu perkembangan perencanaan dan pengembangan angkutan udara internasional untuk memastikan pertumbuhannya terencana dan aman.

ICAO berbeda dari organisasi transportasi udara internasional lainnya, terutama karena ICAO sendiri berada di tangan otoritas internasional (di antara negara-negara penandatangan): organisasi lain termasuk International Air Transport Association (IATA), sebuah asosiasi perdagangan yang mewakili maskapai penerbangan; Organisasi Layanan Navigasi Udara Sipil (CANSO), sebuah organisasi penyedia layanan navigasi udara (ANSP); dan Airports Council International, asosiasi perdagangan otoritas bandara.

Kode bandar udara ICAO adalah kode yang terdiri dari empat digit alfanumerik yang diberikan kepada setiap bandar udara di seluruh dunia. Kode ICAO digunakan oleh pengatur lalu-lintas udara (air traffic control) dan maskapai penerbangan. Kode ini tidak sama dengan kode bandar udara IATA yang digunakan di reservasi dan penanganan bagasi.

Kode ICAO juga digunakan untuk mengidentifikasi lokasi lain seperti stasiun cuaca.

Tidak seperti kode IATA, kode ICAO memiliki struktur regional sehingga tidak akan saling duplikasi dan lebih teratur. Secara umum, digit pertama untuk mengidentifikasi benua, sebuah negara atau sekelompok negara di dalam benua tersebut. Digit kedua digunakan untuk mengidentifikasi negara di dalam benua tersebut. Dua digit terakhir adalah untuk mewakili setiap bandar udara.

2) IATA (International Air Transport Association)

IATA (International Air Transport Association) adalah suatu organisasi dari berbagai negara yang mengurusi pelayanan penerbangan, beranggotakan maskapai penerbangan dan pihak terkait di setiap negara yang menyediakan jasa penerbangan. IATA berpusat di Geneva, Swiss.

Maskapai-maskapai penerbangan anggotanya diberikan kelonggaran khusus sehingga dapat mengkonsultasikan harga antara

(42)

41

sesama anggota melalui organisasi ini. IATA juga bertugas menjalankan peraturan dalam pengiriman barang-barang berbahaya dan menerbitkan panduan Peraturan Barang-barang Berbahaya IATA (IATA Dangerous Goods Regulations). Saat didirikan, IATA beranggotakan 57 anggota dari 31 negara, sebagian besar di Eropa dan Amerika Utara. IATA kini mempunyai lebih dari 270 anggota dari lebih dari 140 negara di dunia.

Kode maskapai IATA, kadang-kadang disebut kode reservasi IATA, adalah kode dua-karakter yang diberikan oleh International Air Transport Association (IATA) untuk maskapai penerbangan di dunia.

Meskipun standar IATA menyediakan tiga karakter kode maskapai, IATA belum menggunakan karakter ketiga opsional dalam kode yang ditetapkan. Ada tiga jenis kode: unik, numerik/alpha dan controlled duplicate.

Kode maskapai IATA digunakan untuk mengidentifikasi sebuah maskapai penerbangan untuk tujuan komersial dalam pemesanan, tabel waktu, tiket, tarif, airwaybill, dan telekomunikasi. Sebuah kode penerbangan adalah gabungan dari kode maskapai, xx(a), dan nomor penerbangan numerik.

Contoh kode IATA:

GA – Garuda Indonesia (contoh kode penerbangan: GA 168, GA 200, dsb.)

SQ – Singapore Airlines (contoh kode penerbangan: SQ 07, SQ 099, dsb.)

(43)

42

Tabel 2. Perbedaan Kode ICAO dan IATA

ICAO IATA

Jumlah Digit 4 digit 3 digit

Kegunaan dipakai oleh ATC (Air Traffic Control), stasiun cuaca dan maskapai penerbangan.

dipakai untuk pemesanan tiket, tarif, interline, pengiriman kargo dan bagasi oleh maskapai penerbangan Sistem

penamaan

Kode ICAO satu digit

pertama untuk

mengidentifikasian benua.

Digit kedua untuk mengidentifikasikan suatu negara, dan digit terakhir atau ketiga sebagai kode bandara.

IATA memberikan kode bukan hanya berdasarkan lokasi atau kota semisal Yogyakarta (JOG), nama negara seperti Singapore (SIN) atau nama bandara misalnya Juanda International Airport (SUB) untuk kota Surabaya.

Sebagai contonhnya bandara PEKING di China. Kode ICAO-nya adalah ZBAA jika diuraikan Z untuk China dan BAA untuk bandara Peking. Untuk kode IATA-nya Adalah PEK

b. Kondisi Eksisting Kode Bandara Organisasi Penerbangan Internasional

Bandara Internasional Adi Soemarmo memiliki kode (IATA: SOC, ICAO: WAHQ). Berdasarkan pengertian dan penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kode ICAO-nya adalah WAHQ, jika diuraikan W untuk negara Indonesia (Wilayah Maritim Asia Tenggara) dan AHQ untuk Bandara Adi Soemarmo. Untuk kode IATA-nya adalah SOC, merupakan kode khusus nama bandara.

Baik kode ICAO maupun kode IATA sangat diperlukan. Kode ICAO digunakan oleh pengatur lalu-lintas udara (air traffic control), maskapai penerbangan, dan stasiun cuaca. Sedangkan kode IATA dipakai untuk pemesanan tiket, tarif, interline, pengiriman kargo dan bagasi oleh maskapai penerbangan.

(44)

43 7. Hierarki Bandara

a. Pengertian Hierarki Bandara

Hierarki bandara menurut Menteri Perhubungan Republik Indonesia (2013) dibagi menjadi bandara pengumpul (hub) dan bandara pengumpan (spoke). Adapun pengertiannya sebagai berikut :

1) Bandar Udara Pengumpul (Hub)

Bandar Udara Pengumpul (Hub), bandara yang mempunyai cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar udara yang melayani penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi.

Hirarki bandar udara pengumpul (hub):

a) Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan primer;

prasarana penunjang pelayanan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang melayani penumpang ≥ 5.000.000 orang/tahun;

b) Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder;

prasarana penunjang pelayanan PKN yang melayani penumpang dengan jumlah 1.000.000 - 5.000.000 orang/tahun;

c) Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier;

prasarana penunjang pelayanan PKN dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdekat yang melayani penumpang dengan jumlah 500.000 - 1.000.000 orang/tahun.

2) Bandar Udara Pengumpan (Spoke)

Bandara pengumpan (spoke) merupakan bandara yang mempunyai cakupan pelayanan dan mempengaruhi perkembangan ekonomi lokal.

Bandar udara pengumpan digunakan sebagai salah satu prasarana penunjang pelayanan kegiatan lokal dan sebagai bandara tujuan atau penunjang dari bandar udara pengumpul.

(45)

44 b. Kondisi Eksisting Hierarki Bandara

Berdasarkan hierarkinya, Bandara Internasional Adi Soemarmo tergolong ke dalam Bandar udara pengumpul (Hub) sekunder, dikarenakan bandara tersebut mempunyai cakupan pelayanan yang luas yang melayani penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi.

Berdasarkan skala pelayanannya, Bandara Internasional Adi Soemarmo tergolong ke dalam bandar udara pengumpul sekunder dikarenakan mampu melayani penumpang dengan jumlah 1.525.013 penumpang per tahun.

(46)

45 C. Sisi Udara Bandara

Berikut merupakan sketsa sederhana dari Bandara Adi Soemarmo, yang menunjukkan :

8. Landacan Pacu (Runway) 9. Landacan Hubung (Taxiway) 10. Apron

11. Terminal

12. Tempat Parkir Kendaraan 13. Jaringan Jalan di Bandara

(47)

46 REFERENSI

Bahan Ajar Perkuliahan SIB-314 Rekayasa Bandara Barkah Wahyu Widianto, S.T., M.T. – ITENAS

Sukirman, Silvia. 2024. Rekayasa Bandar Udara. Bandung: Penerbit Itenas

1. https://adisumarmo-airport.com/id

2. https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Adi_Sumarmo

Gambar

Gambar 1. Gambar Konseptual Bandara Internasional Adi Soemarmo
Gambar 2. Bagian-bagian dari Sistem Bandara  Sumber: PT. Angkasa Pura
Gambar 3. Layout Bandara Internasional Adi Soemarmo  Sumber: PT. Angkasa Pura
Gambar 4. Panjang Runaway Bandara
+7

Referensi

Dokumen terkait