• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS DASAR AQUACULTURE

N/A
N/A
TARMAN I1A121008

Academic year: 2025

Membagikan "TUGAS DASAR AQUACULTURE"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuakultur (budidaya perikanan) merupakan salah satu subsektor kelembagaan kelautan dan perikanan yang berkontribusi terhadap kesejahteraan pembudidayaan ikan dalam menjamin ketersediaan pangan rumah tangga, gizi dan kesehatan, penyedia lapangan pekerjaan dan juga sebagai pendapatan ekonomi. Akuakultur adalah kegiatan budidaya untuk memproduksi biota akuatik dalam lingkungan terkendali dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Salah satu komponen pendukung budidaya perikanan adalah air. Kehidupan organisme perairan berkaitan dengan kondisi air, dimana air berfungsi untuk keseimbangan cairan tubuh, kebutuhan respirasi, ruang gerak, serta proses fisiologi. Kualitas air yang buruk pada media budidaya dapat mengakibatkan tingkat pertumbuhan, proses metabolisme serta sintasan organisme akuatik menjadi terganggu.

Usaha pembudidayaan ikan di perairan umum sangat diperlukan sebagai penyeimbang dan pembantu pemenuhan produksi ikan yang selama ini diperoleh dari hasil penangkapan yang cenderung semakin menurun. Seiring dengan berkembangnya zaman dan meningkatnya pertambahan penduduk yang diiringi dengan semakin meningkatnya kebutuhan protein hewani oleh manusia setiap tahunnya, maka perlu adanya peningkatan produksi ikan sebagai salah satu sumber pangan dan sumber protein. Peningkatan produksi perikanan dapat dilakukan dengan kegiatan pembudidayaan ikan.

Salah satu cara menambah pendapatan petani di sektor perikanan, yakni dengan pengenalan teknologi baru dibidang budidaya ikan air tawar. Teknologi yang dimaksud adalah budidaya ikan dengan sistem bioflok, dimana teknologi ini efektif dan efisien termasuk dalam penggunaan sumberdaya air, lahan dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim. Tekonologi lainnya adalah teknologi kincir air dimana teknologi ini mengarahkan kotoran dasar kolam ke pembuangan pusat, sehingga mempermudah pembuangan pusat, sehingga mempermudah pembersihan dasar kolam. Dengan teknologi budidaya ikan ini akan memberikan peluang yang lebih luas bagi petani ikan dalam usahanya untuk meningkatkan produksi perikanan. Upaya pengenalan teknologi budi daya ikan bertujuan untuk peningkatan produksi ikan, salah satu diantaranya melalui penerapan teknologi budidaya ikan air tawar di perairan umum khususnya kolam atau waduk.

(2)

B. Tujuan & Manfaat

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaiaman tahapan proses suatu usaha budidaya perairan. Manfaan dari makalah ini mahasiswa mendapatkan wawasan mengenai tahapan proses suatu usaha budidaya perairan.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi menjadi langkah awal yang krusial. Kualitas lokasi akan berpengaruh langsung terhadap keberhasilan produksi dan keberlanjutan lingkungan dalam budidaya perairan. Faktor utama yang memerlukan perhatian mendalam adalah kualitas air, di mana suhu, pH, kadar oksigen, dan nutrien perlu dievaluasi dengan seksama. Selain itu, aksesibilitas dan infrastruktur juga menjadi pertimbangan serius, termasuk ketersediaan sumber listrik dan jaringan transportasi yang memadai.

Ketersediaan lahan, yang menjadi wadah bagi budidaya perairan, juga menjadi fokus dalam pemilihan lokasi. Pertimbangan meliputi kemiringan dan tekstur tanah yang sesuai dengan jenis budidaya yang direncanakan. Air, sebagai elemen utama dalam budidaya perairan, harus tersedia dalam jumlah cukup dan berkualitas baik. Kondisi lingkungan sekitar, termasuk potensi risiko polusi dan gangguan dari kegiatan manusia atau industri di sekitarnya, perlu dievaluasi untuk menjaga keberlanjutan ekosistem.

Pemilihan lokasi budidaya ikan merupakan langkah krusial dalam merencanakan usaha budidaya. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan secara lengkap:

1. Ketersediaan Air Bersih

Pastikan lokasi memiliki pasokan air yang memadai untuk kebutuhan budidaya ikan.

Air bersih penting untuk menjaga kualitas hidup ikan.

2. Kualitas Air

Periksa kualitas air, termasuk tingkat keasaman (pH), kandungan oksigen, dan tingkat polusi. Ikan memerlukan lingkungan air yang stabil dan bersih.

3. Suhu

Pilih lokasi yang memiliki suhu air yang sesuai dengan jenis ikan yang akan dibudidayakan. Setiap jenis ikan memiliki rentang suhu optimal untuk pertumbuhan dan kesehatannya.

(4)

4. Infrastruktur Pendukung

Pastikan akses mudah ke lokasi, termasuk jalan, transportasi, dan ketersediaan listrik.

Infrastruktur yang baik akan mendukung operasional harian dan distribusi produk.

5. Izin Lingkungan

Pastikan memahami peraturan dan persyaratan izin lingkungan yang berlaku di wilayah tersebut. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan budidaya dan menghindari masalah hukum.

6. Potensi Pasar

Lakukan studi pasar untuk memahami permintaan dan potensi pasar ikan di daerah tersebut. Faktor ini dapat mempengaruhi keberlanjutan usaha budidaya.

7. Topografi dan Geologi

Perhatikan topografi dan geologi lokasi. Beberapa jenis tanah mungkin lebih cocok untuk pembangunan kolam atau sistem budidaya tertentu.

8. Keamanan

Pertimbangkan aspek keamanan, termasuk risiko banjir, longsor, atau faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi keberlanjutan budidaya.

9. Ketersediaan Pakan

Pastikan akses mudah ke pasokan pakan ikan berkualitas. Ketersediaan pakan yang baik akan mendukung pertumbuhan dan kesehatan ikan.

B. Pengenalan Benih

Benih ikan merujuk pada stadium awal kehidupan ikan, yaitu ketika mereka masih dalam bentuk larva atau ukuran yang sangat kecil. Pengenalan benih ikan penting dalam budidaya perikanan. Benih ikan adalah individu ikan dalam tahap awal kehidupan mereka setelah menetas dari telur. Mereka umumnya memerlukan perawatan khusus sebelum dapat dipindahkan ke wadah budidaya yang lebih besar.

Benih ikan menjadi dasar bagi budidaya ikan. Kualitas benih sangat mempengaruhi kesuksesan produksi, dan pemilihan benih yang baik merupakan

(5)

langkah awal untuk memastikan pertumbuhan yang sehat. Pembenihan ikan melibatkan serangkaian tahapan, termasuk penetasan telur, perkembangan larva, dan persiapan untuk pemindahan ke lingkungan budidaya yang lebih besar. Proses ini memerlukan pemantauan dan perawatan yang cermat.

Berbagai jenis ikan memiliki karakteristik pembenihan yang berbeda. Beberapa ikan membutuhkan kondisi lingkungan tertentu, seperti suhu air atau jenis pakan tertentu, untuk tumbuh dengan baik.Benih ikan memerlukan perawatan khusus, termasuk pemantauan suhu air, pemberian pakan yang sesuai, dan pengelolaan kondisi air agar mereka dapat tumbuh dengan baik.

Benih ikan dapat diperoleh dari hatchery (pembenihan) yang khusus memproduksi benih ikan berkualitas. Pemilihan hatchery yang baik menjadi kunci untuk mendapatkan benih yang sehat dan unggul.Pemindahan benih ikan dari hatchery ke lokasi budidaya memerlukan perhatian khusus terhadap faktor-faktor seperti suhu dan kondisi transportasi agar benih tetap sehat.

C. Musim Pemeliharaan

Pada saat proses budidaya ikan sudah pasti terjadi perubahan musim dari musim kemarau ke musim penghujan. Perubahan musim sering kali berpengaruh terhadap kegiatan budidaya ikan, terutama budidaya ikan dikolam. Ada beberapa hal yang dapat memicu ikan mati saat peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Di antaranya perubahan kualitas air kolam, ataupun munculnya banyak hama penyakit.

Perubahan kualitas air kolam biasanya diakibatkan oleh air hujan yang turun dan biasanya memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga berpengaruh pada kondisi air kolam. Selain itu oksigen dalam air kolam biasannya berkurang lantaran paparan sinar matahari yang kurang karena lebih sering mendung.

Perubahan musim juga berpengaruh terhadap fluktuasi suhu air. Suhu air memiliki dampak signifikan pada aktivitas metabolisme ikan. Beberapa jenis ikan memerlukan suhu air tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Pemilihan musim yang tepat untuk pemeliharaan dapat dipengaruhi oleh preferensi suhu ikan tersebut

(6)

D. Persiapan Media Budidaya

Media budidaya ikan merupakan suatu tempat hidup bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang yaitu air. Air yang dapat digunakan sebagai budidaya ikan harus mempunyai standar kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan.

Air yang dapat digunakan sebagai media hidup ikan harus dipelajari agar ikan sebagai organisme air dapat dibudidayakan sesuai kebutuhan manusia sebagai sumber bahan pangan yang bergizi dan relative harganya murah.

Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan media budidaya:

1. Pengolahan Tanah

Pengeringan kolam tanah harus dilakukan setiap kali budidaya ikan dimulai.

Caranya dengan mengosongkan isi kolam dan menjemur dasar kolam. Penjemuran berlangsung selama 3-7 hari tergantung cuaca dan jenis tanah.

Sebagai patokan, penjemuran sudah selesai apabila tanah terlihat retak-retak.

Penjemuran yang terlalu lama akan menyebabkan tanah membatu. Sebaiknya jangan sampai seperti itu.  Untuk mengukurnya, injak dasar kolam. Bila telapak kaki kita hanya meninggalkan jejak sedalam kuranglebih 1 cm, pengeringan sudah dianggap cukup. Bila jejak yang ditinggalkan masih dalam, penjemuran belum maksimal. Pengeringan dasar kolam tanah dilakukan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya.

Sebagian besar mikroorganisme pathogen akan mati dengan sinar matahari. Selain itu, penjemuran juga membantu menghilangkan gas-gas beracun yang terperangkap di dasar kolam.

Dasar kolam yang telah dikeringkan dan dijemur, selanjutnya diolah dengan cara dibajak atau dicangkul. Kedalaman pembajakan sekitar 10 cm. Pembajakan tanah berfungsi untuk membalik tanah agar tanah menjadi gembur. Bersamaan dengan pembajakan, angkat lumpur hitam yang biasanya tersisa di dasar kolam.

Lumpur hitam tersebut terbentuk dari sisa pakan yang tidak habis dimakan ikan.

Lumpur hitam biasanya menimbulkan aroma busuk dan mengandung gas beracun seperti hydrogen sulfida (H2S), nitrit (NO2) dan amoniak (NH3). Disamping itu, lakukan pemeriksaan terhadap pematang atau tanggul-tanggul. Bila ada kebocoran atau rusak segera ditambal. Bersihkan juga dasar kolam dari kerikil dan sampah anorganik.

(7)

2. Pemberantasan Hama

Pencegahan merupakan langkah yang paling efektif untuk menekan resiko hama dan penyakit ikan, karena bila hama dan penyakit sudah menyerang, biaya penanggulangannya akan lebih besar. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit ikan, diantaranya :

Pengolahan dasar kolam, yaitu pengeringan, pengapuran dan pemupukan.

Pengeringan dilakukan dengan menjemur dasar kolam setiap kali hendak memulai budidaya. Sinar matahari bisa membunuh sebagian besar hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya. Pengapuran dasar kolam juga membantu mematikan sebagian penyakit.

Memasang filter atau saringan pada pintu pemasukan air untuk mencegah sebagian hama dan vektor pembawa penyakit masuk ke dalam kolam. Lakukan secara rutin pemberantasan hama secara mekanis (diambil atau dibunuh) dan pemberantasan hama secara biologis (mempertahankan predator alami hama).

Apabila hama tetap membandel bisa dipertimbangkan menggunakan obat-obatan kimia. Gunakan bibit ikan nila unggul yang tahan terhadap penyakit.Mengurangi kepadatan ikan agar tidak terjadi kontak antar ikan secara langsung. Dengan jarangnya populasi, kadar oksigen terlarut dalam air kolam akan lebih banyak.

Berikan pakan dengan takaran yang tepat untuk menghindari terjadinya penumpukan sisa pakan dalam kolam. Sisa pakan akan membusuk sehingga menurunkan kualitas lingkungan kolam dan menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit.

3. Pengapuran dan Pemupukan

Pengapuran. Kolam tanah yang telah dipakai budidaya ikan biasanya keasaman tanahnya meningkat (pH-nya turun). Oleh karena itu perlu dinetralkan dengan memberikan kapur pertanian atau dolomit. Derajat keasaman ideal bagi perkembangan ikan biasanya berkisar pH 7-8. Bila derajat keasaman tanah kurang dari itu perlu pengapuran. Jumlah kapur yang diberikan untuk menetralkan pH sekitar 2 ton/ha. Pengapuran diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah.

(8)

Kapur diaduk dengan tanah yang telah dibajak hingga merata. Usahakan agar kapur tercampur hingga kedalaman 10 cm. Setelah itu, kolam didiamkan selama 2-3 hari.

Pemupukan. Setelah proses pengapuran selesai, langkah selanjutnya adalah pemupukan. Sebaiknya gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Apabila dirasa kurang, bias ditambahkan pupuk kimia atau penyubur tanah lainnya. Pupuk organic mutlak diperlukan untuk mengembalikan kesuburan tanah. Pupuk organic akan merangsang aktivitas kehidupan dalam tanah. Tanah yang kaya bahan organik merupakan surga bagi berbagai macam organisme untuk berkembang biak.

Organisme tersebut nantinya sangat bermanfaat sebagai pakan alami ikan. Jenis pupuk organik yang digunakan bias pupuk kompos atau pupuk kandang. Dosisnya sekitar 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebarkan secara merata di permukaan dasar kolam. Bila dirasa kurang, bias ditambahkan pupuk kimia. Pupuk kimia yang sering dipakai untuk dasar kolam adalah urea dan TSP. Setelah dipupuk, kolam dibiarkan selama 1-2 minggu. Selanjutnya, kolam siap untuk diisi air.

E. Masa Pemeliharaan Dan Perawatan 1. Penanganan Benih

Transportasi dilakukan dalam kegiatan usaha benih ikan sebagai proses pendistristibusian. Metode transportasi terbagi menjadi dua, yaitu transportasi sistem kering dan transportasi system basah. Transportasi sistem basah lebih menguntungkan karena pemanfaatan tempat lebih maksimal, dapat mengangkut ikan dalam jumlah yang lebih banyak dan jarak tempuh transportasi lebih jauh.

Kendala yang dihadapi dalam kegiatan transportasi adalah stres dan kematian ikan sehingga perlu penanganan yang lebih baik agar ikan dapat tetaphidup dan sehat ketika sampai pada pembudidaya (Pellu et al., 2018).

Aklimatisasi adalah salah satu yang dipelajari pada unit kompetensi menebar ikan. Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian pada kondisi lingkungan yang berbeda (dari daerah asal benih ke kolam budidaya yang baru) sehingga kondisi tersebut tidak menimbulkan stress bagi benih mengingat terjadi perbedaan kondisi lingkungan (terutama suhu dan pH) antara daerah asal benih dengan lingkungan di kolam budidaya. Ikan yang stres berpeluang menjadi lemah, terkena penyakit dan bahkan mati, sehingga perlu dilakukan aklimatisasi. Proses penebaran dilakukan

(9)

dengan cara aklimatisasi, dengan kata lain adaptasi lingkungan dimana ikan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, hal ini sangat terkait dengan suhu lingkungan (Hasrah et al., 2022).

Langkah-langkah aklimatisasi benih adalah sebagai berikut:

Rendam/apungkan plastik yang berisi ikan selama 15-20 menit untuk menyamakan suhu air di dalam kantong plastik dan suhu air di dalam kolam. Buka plastik dan campurkan air dari kolam ke dalam plastik untuk menyamakan kualitas air secara perlahan. Biarkan ikan keluar dengan sendirinya dari plastic. Jangan lupa menerapkan sikap kerja hati-hati pada saat melakukan aklimatisasi dan penebaran benih. Perhatikan juga waktu tebarnya, jangan dilakukan pada saat suhu tinggi sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.

2. Pengipukan/Peneneran

Sebelum tahun 1990, benih ikan banyak berasal dari alam. Benih tersebut dikumpulkan oleh para penyeser (penangkap nener) dari pantai (laut). Hal itu karena belum banyak, bahkan kemungkinan belum ada pihak yang mampu memproduksi nener sendiri. Nener alam memiliki keunggulan, yaitu lebih tahan terhadap perubahan lingkungan (vitalitas tinggi). Akan tetapi, nener alam memiliki kekurangan, yaitu tidak selalu tersedia sesuai dengan jumlah yang dikehendaki sehingga kadang menjadi hambatan. Selain itu, nener ikan hasil tangkapan terkadang tidak seragam.

Setelah tahun 1990, benih ikan seperti bandeng telah berhasil diproduksi sendiri oleh hatchery. Dengan demikian, nener sudah dapat disuplai tanpa harus mengandalkan alam. Oleh karena itu, saat ini nener yang masih berasal dari alam biasanya hanya terdapat di daerah-daerah terpencil saja.

Nener yang bersumber dari hatchery memiliki vitalitas lebih rendah dibandingkan dengan nener alam. Hal itu karena selama di hatchery, nener dipelihara pada media atau lingkungan terkontrol. Akan tetapi, nener yang berasal dari hatchery memiliki keunggulan, yaitu selalu tersedia dalam jumlah yang dikehendaki sehingga sesuai dengan produksi yang diinginkan. Selain itu, nener yang dihasilkan tidak akan tercampur dengan ikan lainnya (Sudrajat, 2011)

(10)

3. Pembuyaran/Penggelondongan

Kegiatan Pendederan ikan adalah proses pembesaran benih sampai ukuran yang aman untuk dibudidayakan di media pembesaran. Dengan tujuan adalah agar larva atau benih Ikan yang akan dibudidayakan nantinya mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Kolam yang digunakan untuk pendederan benih ikan berbeda dengan kolam untuk pembesaran atau pembenihan. Pemisahan ini dilakukan agar benih terlindung dari serangan hama, penyakit, dan perubahan lingkungan yang ekstrem.

Kolam untuk pendederan bisa berupa kolam tanah, kolam semen, atau kolam terpal. Tidak ada patokan ukuran kolam yang harus diikuti, tapi sebaiknya kolam tidak terlalu besar ataupun terlalu dalam supaya benih mudah dicek. Membuat kolam berukuran 2×3 atau 3×4 dengan kedalaman 0,75-1 meter. Sebaiknya kolam juga ditambahkan penutup atau peneduh agar benih tidak mati karena panas matahari di musim kemarau.

4. Pembesaran

Usaha pembesaran adalah kegiatan akuakultur yang bertujuan untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi (ukuran panen) dari ukuran benih (ukuran tebar). Kesuksesan usaha pembesaran diukur dari produksi (hasil) dan harga produk di satu sisi dan biaya produksi di sisi lain. Pada kegiatan ini, ikan didorong untuk secara maksimal dapat mencapai ukuran panen dengan mengutamakan kualitas dan kuantitas melalui penyedian lingkungan media hidup ikan yang optimal, pemberian pakan yang tepat, serta pengendalian hama dan penyakit.

Produksi bomassa dapat diatur dan ditentukan dengan menggunakan pola tanam dalam suatu wadah produksi. Pengaturan pola tanam yang baik juga dapat memungkinkan pengelolaan kawasan budidaya secara efisien, mengingat keterbatasan sumber daya air yang seringkali menjadi faktor pembatas produksi.

Tahapan-tahapan kegiatan pada pembesaran ikan kakap putih meliputi persiapan wadah, penebaran benih, pemberian pakan, pencegahan hama dan penyakit, pengelolaan kualitas air, sampling, pemanenan, pengepakan dan transportasi (Akmal, 2011).

(11)

F. Panen/Pemungutan Hasil 1. Panen Selektif

Pemanenan selektif artinya, pemanenan hanya dilakukan untuk individu ikan yang telah mencapai bobot sesuai dengan permintaan pasar. Caranya tambak dikeringkan terlebih dahulu kemudian untuk menangkap ikan digunakan jaring arad dan jaring insang. Panen selektif juga dimaksudkan agar ikan yang masih kecil dapat dipelihara kembali dan kesempatannya untuk tumbuh lebih cepat karena pesaingnya berkurang (Handayani et al., 2019).

2. Panen Total

Panen total adalah pemanenan total atau keseluruhan udang dalam tambak di akhir siklus budidaya. Biasanya pemanenan total dilakukan saat DOC 90-120.

Namun, tidak menutup kemungkinan udang dipanen lebih awal atau lebih akhir, bergantung dengan laju pertumbuhan udang, permintaan pasar, dan faktor lainnya.

Cara pemanenan dilakukan dengan cara air tambak di buang melalui pintu air dengan bantuan pompa air sampai pelataran kelihatan (Handayani et al., 2019).

3. Penanganan Pasca Panen

Pada bidang perikanan istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil perikanan setelah panen hingga komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara lebih tepat disebut pasca produksi (postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest)dan pengolahan (processing).Penanganan pasca panen (postharvest)sering disebut juga sebagai pengolahan primer (primary processing)merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditasdapat dikonsumsi “segar”

atau untuk persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi.

Penanganan ikan basah harus dimulai segera setelah ikan diangkat dari air tempat hidupnya, dengan perlakuan suhu rendah dan memperhatikan faktor kesehatan dan kebersihan. Ikan hasil tangkap segera disemprot dengan air laut yang bersih sesaat tiba digladak, kemudian dipisahkan dan dikelompokkan menurut jenis serta ukurannya. Perlakuan yang diaplikasikan harus dapat mencegah timbulnya kerusakan fisik (ikan tidak boleh diinjak atau

(12)

ditumpukterlalu tinggi). Ikan harus dilindungi terhadap terik matahari. Untuk itu,sebaiknya dipasang tenda atau atap yang melindungi tempat kerja dan wadah atau palka pengumpulan (Anggraini, et al., 2021).

G. Manajemen Usaha

Manajemen usaha budidaya perikanan adalah suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka memberdayakan seluruh sumber daya organisasi perusahaan, baik sumberdaya manusia human resource capital, financial capital, maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Usaha dalam kehidupan sehari - hari bisa diartikan sebagai upaya manusia untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu. Usaha atau dapat juga disebut suatu perusahaan adalah suatu bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan hukum yang didirikandan berkedudukan di suatu daerah dalam suatu negara (Harmaizar, 2012)

(13)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam budidaya perairan dibutuhkan beberapa tahapan yang penting untuk kesuksesan usaha tersebut. Persiapan dimulai dari pemilihan lokasi yang dimana merupakan hal yang paling krusial dalam proses budidaya perairan, memilih lokasi dengan mempertimbangkan kualitas air yang baik serta kecocokan untuk spesies yang akan dibudidayakan sangatlah penting.

Selanjutnya, proses yang tidak kalah pentingnya, yaitu proses pembenihan, dibutuhkan bibit yang sehat dan berkualitas untuk proses budidaya yang sukses. Setelah itu, ikan yang telah dibudidaya harus dilakukan perawatan harian seperti pemberian pakan, pemantauan kesehatan, dan kontrol lingkungan untuk pertumbuhan yang optimal.

Tahap akhir yaitu memanen ikan yang telah dibudidaya. Diperlukan strategi yang tepat untuk memastikan hasil yang maksimal dan proses panen yang efisien. Keseluruhan proses ini membutuhkan pengetahuan mendalam, perencanaan yang matang, serta konsistensi dalam pelaksanaan untuk mencapai keberhasilan dalam budidaya perairan.

B. Saran

Aspek lingkungan merupakan kunci dari kesusksesan budidaya perairan, oleh sebab itu sebaiknya dalam proses budidaya sangat penting untuk diperhatikan kondisi kualitas perairan, dengan begitu ikan yang dibudidaya dapat tumbuh cepat dan sehat.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, S.G. (2011). Pembenihan Dan Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer) Di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut, Lampung. Skripsi.

Anggraini, I.K., Mutmainah, D., Sulthoniyah, S.T.M. (2021). Praktik Kerja Lapang

Penanganan Pasca Panendi Unit Pelayanan Teknis Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar. Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan. 3(1), 8-14.

Handayani, R., Rejeki, S., Elfitasari, T. (2019). Evaluasi Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Secara Semi Intensif Di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Jurnal Sains Akuakultur Tropis. 3(1), 9-16.

Harmaizar, R. (2012). Menangkap Peluang Usaha. Bekasi: Dian Anugerah.

Hasrah, Nasir, M., Redha, A.R. (2022). Penerapan Polikultur Ikan Lokal Sebagai Upaya Peningkatan Produksi Bagi Masyarakat Kelurahan Kedamin Hulu, Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Kapuas. 2(1), 29-35.

Pellu, S., Rebung, F., Eoh, C.B. (2018). Transportasi Benih Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Dengan Menggunakan Ekstrak Bunga Kamboja (Plumeria Acuminata) Sebagai Anestesi. Jurnal Akuatik. 1(1), 84-90.

Sudrajat, A. (2011). Panen Bandeng 50 Hari. Jakarta: Penebar Swadaya.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pertumbuhannya, tanaman selain memerlukan faktor-faktor internal untuk tumbuh juga membutuhkan faktor eksternal berupa kecukupan suhu, air, cahaya dan tentunya nutrisi (hal

Pakan alami merupakan makanan yang tumbuh di alam tanpa campur tangan manusia secara langsung, sedangkan pakan buatan merupakan makanan ikan yang dibuat dari

Dalam pertumbuhannya, tanaman selain memerlukan faktor-faktor internal untuk tumbuh juga membutuhkan faktor eksternal berupa kecukupan suhu, air, cahaya dan tentunya nutrisi (hal

Mengingat betapa pentingnya kegunaan dari pakan alami khususnya untuk budidaya ikan pada stadium benih / larva, maka pada saat praktikum, praktikan diharapkan dapat lebih memahami

Pasien sakit kritis membutuhkan pemantauan dan tunjangan hidup khusus yang harus dilakukan oleh suatu tim, termasuk diantaranya dokter yang mempunyai dasar

4.6 Melakukan pemantauan pengelolaan kualitas air, pakan, dan pengendalian penyakit pada pemeliharaan larva komoditas perikanan 3.7 Menerapkan pemanenan hasil.

2017 ‘Rancang Bangun Prototipe Pemantauan Kadar pH dan Kontrol Suhu Serta Pemberian Pakan Otomatis pada Budidaya Ikan Lele Sangkuriang Berbasis IoT’, KITEKTRO: Jurnal Online Teknik

Penanaman durian memerlukan perhatian khusus karena tanaman ini membutuhkan kondisi tertentu untuk tumbuh dengan baik. Berikut adalah empat langkah cara penanaman