• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS INDIVIDU HAMBATAN PERKEMBANGAN PADA MASA BALITA

N/A
N/A
Israk

Academic year: 2024

Membagikan " TUGAS INDIVIDU HAMBATAN PERKEMBANGAN PADA MASA BALITA "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS INDIVIDU

HAMBATAN PERKEMBANGAN PADA MASA BALITA

DITA PUTRI REGINA 200701500038

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023

(2)

HAMBATAN PERKEMBANGAN BALITA

Attachment disorder disebut juga dengan gangguan kelekatan. Attachment disoder adalah masalah keterikatan emosional yang membuat seseorang sulit akrab dengan orang lain. Setiap orang membutuhkan proses kelekatan yang baik dan normal, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Ketika orang dewasa menanggapi tangisan bayi dengan cepat, baik dengan menyuapi atau menggendongnya, maka bayi akan belajar mempercayai orang tersebut. Hal ini dapat membentuk ikatan emosional yang baik antara anak dengan orang lain.

Anak yang memiliki kelekatan yang baik biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mudah akrab dengan orang lain

2. Dapat menyelesaikan masalah dengan lebih mudah 3. Berani mencoba hal-hal baru secara mandiri 4. Mudah mengendalikan emosi saat stress

Lain halnya dengan itu, anak yang mengalami attachment disorder cenderung merasa tidak aman alias insecure. Mereka menganggap orang dewasa tidak bisa dipercaya maupun diandalkan. Anak dengan gangguan kelekatan biasanya gampang marah, takut, dan cemas. Pada akhirnya, mereka memilih untuk menghindari orang lain supaya lebih aman. Attachment disorder alias gangguan kelekatan umumnya mulai muncul saat anak berusia 9 bulan sampai 5 tahun.

Kondisi ini juga dapat dialami oleh orang dewasa, meskipun jarang terjadi.

Kesulitan keterikatan terjadi ketika seorang anak tidak dapat terhubung secara konsisten dengan orang tua atau pengasuh utamanya. Jika seorang anak berulang

(3)

kali merasa ditinggalkan, terisolasi, tidak berdaya, atau tidak diperhatikan—apa pun alasannya—mereka akan belajar bahwa mereka tidak dapat bergantung pada orang lain dan bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya dan menakutkan.

Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan :

1. Seorang bayi menangis dan tidak ada yang merespons atau memberikan kenyamanan.

2. Seorang bayi lapar atau basah, dan mereka tidak dilayani selama berjam- jam.

3. Tidak ada yang memandang, berbicara, atau tersenyum pada bayi, sehingga bayi merasa sendirian.

4. Seorang anak kecil mendapat perhatian hanya dengan bertingkah atau menunjukkan perilaku ekstrem lainnya.

5. Seorang bayi atau anak kecil dianiaya, mengalami trauma, atau dianiaya.

6. Terkadang kebutuhan anak terpenuhi, terkadang tidak. Anak itu tidak pernah tahu apa yang diharapkan.

7. Seorang bayi atau anak kecil dirawat di rumah sakit atau dipisahkan dari orang tuanya.

8. Seorang bayi atau anak berpindah dari satu pengasuh ke pengasuh lainnya (akibat adopsi, pengasuhan, atau kehilangan orang tua, misalnya).

9. Orang tua tidak tersedia secara emosional karena depresi , penyakit, atau penyalahgunaan zat.

Terkadang keadaan yang menyebabkan masalah keterikatan tidak dapat dihindari, namun anak masih terlalu kecil untuk memahami apa yang terjadi dan alasannya.

(4)

Bagi seorang anak kecil, rasanya seperti tidak ada seorang pun yang peduli.

Mereka mungkin kehilangan kepercayaan pada orang lain dan memandang dunia sebagai tempat yang tidak aman.

A. JENIS HAMBATAN YANG SERING TERJADI PADA MASYARAKAT

Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan, subjek cenderung terlihat menjauhi orang lain. Subjek terlihat sering menghampiri orang tuanya setiap kali ada yang mencoba untuk mendekati subjek. Subjek terlihat beberapa kali melihat orang lain dengan tatapan sinis setiap kali saya mencoba untuk tersenyum kepada subjek. Setiap kali saya mencoba untuk berbicara atau mencoba untuk mendekati, subjek selalu menghempaskan tangannya dan menjauh, dan berdasarkan informasi yang saya dapatkan melalui orang tua nya subjek juga tidak menyukai di foto ataupun video.

Berdasarkan hasil wawancara bersama orang tua subjek, beliau menjelaskan bahwa subjek cenderung menghindari kontak mata dan sentuhan fisik selain dari orang tua subjek. Subjek sering menunjukkan ekspresi marah ataupun takut dengan membuat ulah pada saat ada yang berusaha mendekatinya. Subjek kurang tertarik untuk bermain dan lebih banyak menonton, subjek cenderung terlihat lesu dan tidak menunjukkan emosi yang positif.

B. PENYEBAB

Menurut orang tua subjek kondisi ini disebabkan apabila kebutuhan dasar emosional dan fisik anak tidak terpenuhi secara stabil dan konsisten. Dengan

(5)

demikian apabila bayi menangis, orang tua ataupun pengasuh harus memenuhi kebutuhannya. Sementara itu, menurut orang tua kondisi ini juga bisa disebabkan karena anak dibesarkan dalam lingkungan yang sangat membatasi, pengasuhan yang tidak konsisten yakni kebutuhan anak hanya terpenuhi beberapa waktu, dan juga bisa disebabkan karena kurangnya kasih sayang ataupun kehangatan emosional secara terus-menerus dari orang tua.

C. INTERVENSI

Intervensi yang diberikan keluarga berupa kerja sama dengan untuk mengembangkan cara sehat dalam berinteraksi, orang tua juga Membekali diri sendiri sebagai orang tua dengan teori terkait perkembangan anak. Selain itu memberikan perhatian positif, misalnya mengajak anak bermain, bernyanyi, berpelukan, atau membacakan buku. Menurut orang tua subjek, cara ini adalah cara yng paling mudah untuk mereka lakukan dan bisa dengan nyaman juga dilakukan oleh subjek.

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi kekeliruan wicara karena kilir lidah semakin meluas apa bila apa yang dikemukakan lingkungan (lawan bicara, seperti orang tua, pengasuh atau yang lainnya) membuat anak

Permasalahan yang ditemukan dalam Perkembangan Bahasa Anak kelompok A di TK Aisyiyah Keprabon Surakarta, disebabkan dari Lingkungan Keluarga (Orang tua) yaitu dari sebagian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecemasan orang tua terhadap orientasi masa depan anak yang mengalami tunarungu ditinjau dari tugas perkembangan masa

Konsep Penataan Jalan Lingkungan sebagai Tempat Bermain Anak Dari data kondisi eksisting serta hasil analisa kebutuhan ruang jalan terhadap persepsi orang tua yang telah disebutkan