TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN PANCASILA
DISUSUN:
MUH SARNUR BASRA 210701502146 MUH REDHO MAHARDIKA 210701500016 ANDI KHAERATUNNISA AMJADAH 210701501080
NURSANI SIRAJUDDIN 210701502052 A.SITTI NUR FATIMAH 210701502013
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2022
Daftar Isi
DAFTAR ISI ... 1
LATAR BELAKANG ... 2
PEMBAHASAN ... 3
Urgensi Pendidikan Pancasila ... 3
Tujuan Pendidikan Pancasila ... 4
Menggali sumber Historis, Sosiologis, Politis Pendidikan Pancasila ... 6
Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila ... 7
Essensi dan urgensi pendidikan pancasila untuk masa depan ... 9
PENUTUP ... 11
STUDI KASUS ... 12
DAFTAR PUSTAKA ... 13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Di dalam hidup berbangsa dan bernegara terkadang masyarakat merasa binggung di mana yang lebih penting antara bangsa dan Negara dan terkadang malah menyepelekan keduanya. Negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia, sedangkan bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia. Suatu Negara pasti mempunyai identiitas nasional sendiri-sendiri yang berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain karena, identitas nasional suatu bangsa menunjukkan kepribadian suatu bangsa tersebut.
Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia, sebagai filsafah, ideology, dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar Negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dasar ngara kita, Negara republik Indonesia. Nama pancasila itu sendiri sebenarnya tidaklah terdapat baik didalam pembukaan UUD 1945. Namun telah cukup jelas bahwa pancasila yang dimaksud adalah lima dasar Negara Indonesia, sebagaimana yang tercantum didalam pembukaaan UUD1945 alenia keempay yang berbunyi.
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusian yang adil yang beradab 3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pendidikan pancasila termasuk mata kuliah yang banyak terkena imbas proses reformasi. Bukan hanya materinya yang banyak berubah. Proses pendidikan juga seharusnya mengalami perubahan mendasar. Perubahan materi pendidikan pancasila menyangkut amandemen terhadap UUD 1945 tentang ketatanegaran dan hak asasi manusia. Perubahan proses perkuliahan berkaitan dengan kebebasan yang lebih besar kepada mahasiswa untuk
memrefleksikan dan bersikap kritis terhadap implementasi kebijakkan pemerintah. Apabila pembatasan ruang gerak pendidikan pancasila tersebut dilakukan maka pendidikan pancasila perguruan tinggi tidak akan disukai oleh mahasiswa. Bagaimana pun juga, mahasiswa dapat menerima informasi dan mendiskusikan informasi tersebut melalui media pendidikan yang beragam diluar perkuliahan. Jika perkuliahan pendidikan pancasila dilakukan terbatas, maka ia akan berhadapan dengan situasi luar bergerak secara dinamis.
BAB II PEMBAHASAN 1. Urgensi Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk memberikan pemahaman benar akan Pancasila. Tidak disadari, sering Pancasila yang diajarkan akan Pancasila yang tidak benar, yang merupakan bentuk tersamar dari ideology yang justru bertentangan dengan Pancasila.
Oleh sebab itu Pancasila yang diajarkan dalam Pendidikan Pancasila adalah Pancasila yang dapat dipertanggungjawabkan secara juridis-konstitusional dan obyektif-ilmiah. Secara yuridis-konstitusional Pancasila adalah dasar Negara yang merupakan dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara. Secara obyektif-ilmiah Pancasila adalah paham filsafat yang dapat diuraikan dan diterima secara rasional. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang diejawantahkan dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan kurikulum tingkat Satuan Perguruan Tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia serta bahasa Inggris. Pendidikan kewarganegaraan memuat pendidikan Pancasila sebagai landasan pengenalan mahasiswa terhadap ideologi negara.
2. Tujuan Pendidikan Pancasila
Tujuan pendidikan pancasila dapat dilacak keterkaitannya dengan tujuan nasional dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan pancasila adalah agar subjek didik memiliki moral yang sesuai dengan nilai pancasila moralitas itu mampu itu terwujud dalam kehidupan
sehari-hari (UU No.2 Tahun 1989). Perilaku moral adalah perilaki keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai agama, perilau kemanusian yang adil dan beradap, perilaku yang mendukung persatuan bangsa indonesia.
Adapun tujuan pendidikan pancasila diperguruan tinggi adalah agar mahasiswa:
1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan jika pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sebagai warganegara indonesia.
2. Menguasai pengatahuan tentang beragam masalah dasar berkehidupan bermasrakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandasan
Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma pancasila, sehingga mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam rangka keterpaduan iptek dan pembangunan.
3. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan menerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nilai pancasila.
3. Menggali sumber Historis, Sosiologis, Politis Pendidikan Pancasila a. Landasan Historis
Landasan historis adalah landasan-landasan fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan, pengembangan materinya, rancangan modal pembelajaranya, dan evaluasinya.
Formasi pendidikan pancasila tentu saja tidak hanya memiliki prespektif waktu kebelakang yang berisi alasan-alasan historis perlunya perilaku tertentu bagi generasi muda. Pada dasarnya, tujuan pendidikan pancasila memformulasikan apa yang penting dari masa lampau, masalah yang dihadapi pada sekarang, dan cita-cita tentang kehidupan ideal dimasa lampau.
b. Landasan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Didalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat Melalui pendekatan sosiologis
ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara Landasan keberlakuan sosiologis merujuk kepada penerimaan warga masyarakat sebagai sesuatu yang dibutuhkan secara ideology, poltik, ekonomi, social budaya. Pertahanan dan keamanan ( ipoleksosbudhankam ).
c. Politisi Pendidikan Pancasila
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar Anda mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran tentang upaya atau usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi politik, yaitu mengandung nilai-nilai yang menjadi kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Budiardjo (1998:32) sebagai berikut: “Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, idée, norma- norma, kepercayaan dan keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki seseorang atau sekelompok oran, atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya.” Melalui pendekatan politik diharapkan mampu menafsirkan fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat moral yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan kehidupan politik yang sehat. Pada gilirannya, Anda akan mampu memberikan kontribusi konstruktif dalam menciptakan struktur politik yang stabil dan dinamis.
4. Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
Dengan sejarah perjuangan pancasila dari awal dibentuknya seperti disebutkan di atas, pancasila membuktikan diri sebagai cara pandang dan metode ampuh bagi seluruh bangsa Indonesia untuk membendung trend negatif perusak asas berkehidupan bangsa.
Tantangan yang dahulu dihadapi oleh Pancasila sebagai dasar negara, jenis dan bentuknya sekarang dipastikan akan semakin kompleks dikarenakan efek globalisasi.
Globalisasi menurut Ahmad, M. (2006) adalah perkembangan di segala jenis kehidupan dimana batasanbatasan antar negara menjadi pudar dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Berkembangnya arus informasi menjadi sebuah ciri spesifik dari terminologi globalisasi. Setiap warga negara akan semakin mudah dan bebas untuk mengakses berbagai jenis informasi dari berbagai belahan dunia manapun dalam waktu yang sangat singkat.
Prof. Dr. B.J. Habibie menuturkan bahwa lenyapnya Pancasila dari kehidupan terkait beberapa hal. Pertama, situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di tingkat domestik, regional maupun global. Perubahan tersebut telah mendorong terjadinya pergeseran nilai yang dialami bangsa Indonesia termasuk dalam corak perilaku kehidupan politik dan ekonomi yang terjadi saat ini. Kedua, alasan selanjutnya mengapa Pancasila sudah mulai dilupakan adalah terjadinya euforia reformasi sebagai akibat traumatik masyarakat terhadap penyalahgunaan kekuasaan di masa lalu yang mengatasnamakan Pancasila. Trauma atas gerakan G30S/PKI yang selanjutnya di lakukan rezim orde baru yaitu menjadikan Pancasila sebagai alat untuk mempropaganda masyarakat, juga menjadi salah satu alasan mengapa pancasila sudah mulai dilupakan.
5. Essensi dan urgensi pendidikan pancasila untuk masa depan
Generasi penerus melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkanakan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dalam hubungan internasional serta memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu
diperlakukan demi tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.Tujuan utama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri warga negara Republik Indonesia. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku yang :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai–nilai falsafah bangsa
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar akanhak dan kewajiban sebagai warga negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.
Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu “memahami, menganalisa, dan menjawab masalah–
masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan dengan cita–cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945 “. Dalam perjuangan non fisik, harus tetap memegang teguh nilai–nilai ini disemua aspek kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, korupsi, kolusi, dan nepotisme; menguasai IPTEK, meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki daya saing; memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; dan berpikir obyektif rasional serta mandiri.
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk memberikan pemahaman benar akan Pancasila. Tidak disadari, sering Pancasila yang diajarkan akan Pancasila yang tidak benar, yang merupakan bentuk tersamar dari ideology yang justru bertentangan dengan Pancasila. Oleh sebab itu Pancasila yang diajarkan dalam Pendidikan Pancasila adalah Pancasila yang dapat dipertanggungjawabkan secara juridis-konstitusional dan obyektif- ilmiah.Secara yuridis-konstitusional Pancasila adalah dasar Negara yang merupakan dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara. Secara obyektif-ilmiah Pancasila adalah paham filsafat yang dapat diuraikan dan diterima secara rasional.
STUDI KASUS 1. Esensi pancasila sebagai dasar negara
Esensi yang berasal dari kata essence yang menurut kamus Longman berarti the most basic and important quality of something, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) esensi adalah kata benda yang artinya hakikat; inti; hal yang pokok. Contoh penggunaannya adalah: Esensi pertikaian atara kedua tokoh itu ialah pertentangan ideologi. Jadi segala sesuatu yang merupakan Hakikat, dasar, inti, sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala sesuatu disebut esensi tergantung dalam konteks dan penggunaannya.
Dalam sila-sila pancasila terdapat patologi budaya pancasila, yang bisa menghancurkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila. Fenomena yang terjadi pada masa Indonesia saat ini seperti korupsi, kerusuhan, dan moral yang bertentangan dengan nilai pancasila. Jika dasar pancasila itu tidak tertanam kuat pada diri rakyat Indonesia maka negara ini akan berantakan. Dengan berkembangnya dunia dan segala masukan berbagai macam dari luar negeri ke dalam negara, pancasila sebagai konsep dasar kehidupan rakyat Indonesia harus diperkuat serta ditanamkan agar kita
tidak dijajah oleh bangsa lain. Memang tidak dijajah dalam hal fisik tetapi dijajah dalam hal pemikiran yang secara perlahan-lahan membuat berubah rakyat Indonesia dari sila-sila pancasila itu sendiri.
Beberapa contoh penerapan esensi pancasila sebagai dasar negara : 1. Sila pertama
Ketuhanan yang Maha Esa, artinya sesuai dengan agama dan keyakinan yang sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan beradap. Contoh kasus Penyimpangan pada sila pertama, ketuhanan yang maha Esa sendiri mengandung arti keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai sang pencipta. Bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius, setiap individu berhak memeluk agama sesuai keyakinan masing-masing tetapi tetap saling menghormati dan tidak ada diskriminatif anatar umat agama. Masyarakat Indonesia sempat dihebohkan dengan terjadinya bom bunuh diri di Surabaya Jawa timur pada tahun 2018.
Ledakan terjadi di tiga Gereja dan beberapa hari kemudian ledakan kembali terjadi di area kantor polisi yang menyebabkan beberapa korban. Perlakuan terorisme sendiri jelas sangat menyimpang beberapa nilai-nilai pancasila, salah satunya sila pertama yang berbunyi ‘ketuhanan yang maha Esa’. Selain sila pertama, terorisme tersebut juga menyimpang pada sila ke dua dan tiga. Terorisme di Indonesia sendiri dapat disebabkan karena kurangnya akan pemahaman nilai- nilai Pancasila yang sesungguhnya. Dari kasus bom bunuh diri tersebut dikatakan bahwa alasan pelaku melakukan bom bunuh diri yaitu jihad, hal tersebut sangat menyimpang nilai sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa yang mana menghilangkan nyawa seseorang walau alasannya adalah berjihad dan membela agama. Menurut kami tindakan dari pemerintah sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya tindakan provokasi terhadap kerukunan umat agama. Selain itu, rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih agama yang akan ia anut dan jalani tanpa ada unsur paksaan, bebas melaksanakan kegiatan agama dengan syarat tidak melanggar norma-norma di Indonesia dan saling menghormati dengan agama lain.
2. Sila kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab, artinya setiap warga negara telah mengakui persamaan derajat, kewajiban antara sesama manusia sebagai asas kebersamaan bangsaIndonesia, dan hak. Contoh penyimpangan pada sila kedua yaitu perbudakan, mempekerjakan anak dibawah umur. Contoh nyata dari penyimpangan nilai sila kedua yaitu melakukan penggusuran rumah warga miskin di Surabaya, dan tidak adanya tindak lanjut dari pemerintah seperti memberi bantuan atau jaminan kepada rakyat miskin beberapa tahun silam. Hal ini termasuk ketidakadilan pemerintah kepada rakyat miskin yang menyimpang nilai sila ke dua.
Dan juga salah satu kasus yang pernah terjadi adalah usaha pemerintah untuk memenuhi kewajiban bayar pajak. Hal ini menimbulkan ketidak adilan bagi masyarakat yang berasal dari kalangan bawah karena merasa dipaksa untuk membayar. Itu sama saja seperti membuat rakyat kecil mensubsidi pengusaha kaya yang beberapa diantaranya pati melakukan tindakan yang tidak seharusnya (memakan uang rakyat, dsb). Dan tentu saja hal ini menyimpang sila kedua karena menimbulkan ketidakadilan bagi masyarakat terutama masyarakat yang berada dikalangan bawah.
3. Sila ketiga
Persatuan Indonesia artinya setiap warga negara mengutamakan persatuan, kepentingan, kesatuan, dan juga keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi golongan yang selalu harus diwujudkan, diperjuangkan, dipertahankan, dan diupayakan secara terus- menerus. Salah satu kasus yang menyimpang sila ke tiga adalah Organisasi Papua Merdeka (OPM). OPM adalah sebuah gerakan nasionalis yang sudah berdiri sejak tahun 1965 dan masih berdiri sampai sekarang. Tujuan OPM yaitu untuk memisahkan Papua bagian barat dari wilayah NKRI serta ingin merdeka sendiri. Oranisasi seperti ini sangat menyimpang dan termasuk pelanggaran sila ketiga karena keinginannya berpisah dari bangsa Indonesia.
Contoh kasus lain yang menyimpang sila ke tiga yaitu Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Lepasnya Timor Timur dari NKRI. Republik Demokratik Timor Leste (Timor Lorosa'e) bernama Timor Timur sebelum merdeka, adalah sebuah
negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor. Timor Leste secara resmi merdeka ada tanggal 20 Mei 2002 dan memutuskan memakai nama Portugis ‘Timor Leste’ sebagai nama resmi negara mereka. Tragedi Sampit Dayak VS Madura pada tahun 2001 yang lalu juga merupakan penyimpangan pada sila ke tiga.
4. Sila keempat
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan atau perwakilan artinya bermusyawarah untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi dengan bijaksana, memikirkan kententraman rakyat dan mengambil keputusan juga untuk rakyat dengan mengikutsertakan perwakilan- perwakilan setiap masyarakat. Cotoh penyimpangan dari sila keempat ini yaitu ketidakadilan hukum, ulah wakil rakyat yang memalukan, korupsi, dan masih banyak lagi. Di indonesia sendiri sangat banyak perilaku yang menyimpang sila ke empat tersebut. Sekarang ini tidak ada keadilan hukum antara rakyat miskin dengan orang kaya atau orang yang memiliki kekuasaan, hal ini menunjukkan hukum di Indonesia dapat diperjualbelikan dengan mudah, apalagi bagi mereka yang memiliki kekuasaan.
Hal tersebut terbukti beberapa tahun silam, hanya karena kasus pencuri kakao seharga 2000 rupiah dan pencurian satu buah semangka dua tersangka tersebut ditahan polisi selama dua bulan dan terancam mendekam di penjara hingga 5 tahun. Sedangkan para pejabat yang memakan uang milik negara yanh jumlahnya sampai milyaran rupiah tidak diselidiki sama sekali dan hanya ditahan selama 1-2 tahun. Hal ironis seperti ini kerap terjadi di Indonesia yang notabennya adalah negara hukum, tetapi hukum yang berjalan sangatlah amburadul dan hal ini merupakan pelanggaran berat pancasila.
5. Sila kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menggambarkan dalam bertindak supaya bersikap adil kepada setiap warga negara Indonesia, tanpa membedakan status sosial, suku, ras, dan bahasa sehingga tujuan dari bangsa
Indonesia akan tercapai dengan keikutansertaan semua rakyat Indonesia. Namun sampai saat ini banyak sekali penyimpangan sila kelima tersebut seperti kemiskinan, deskriminasi atau perlakuan tidak adil karena hal tertentu.
Seperti di Rumah Sakit contohnya, diskriminasi di rumah sakit sering kali terjadi, dan sangat mencolok perbedaan mereka memperlakukan antara pasien yang kurang mampu dengan pasien kaya. Bisanya mereka mememperlakukan pasien yang kurang mampu dengan seenaknya dan tanpa rasa hormat sedangkan pasien kaya diperlakukan dengan istimewa
Dari contoh diatas tampak bahwa Pancasila berperan penting sebagai dasar kehidupan bersama di Indonesia. Pancasila menghargai seluruh umat beragama di Indonesia, tanpa mengutamakan atau membeda-bedakan salah satu golongan agama.
Pancasila ini menjadi lebih sesuai bagi Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam agama.
Dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa tidak akan lupa akan Tuhan Yang Maha Esa, yang akan membuat sikap kita menjadi lebih bermartabat dan memiliki nilai moral yang baik, selalu menjunjung tinggi nilai persatuan, selalu berusaha untuk bersikap adil dimanapun, kapanpun, kepada siapapun, memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, gotong royong dan sikap tidak egois serta akan tercipta kehidupan yang aman, damai dan tentram, perpecahan pun tak akan terjadi jika terjadi salah paham.
Pancasila sangatlah penting untuk diakui, dihormati, dihargai keberadaannya dan di amalkan nilai-nilainya karena Pancasila tidaklah lahir begitu saja dengan mudah.
Pancasila lahir dari ide pikiran pemimpin bangsa ditengah kondisi Indonesia yang penuh tekanan, perbedaan, dan himpitan dari para penjajah yang semena mena mengeksploitasi dan memperbudak negara Indonesia seenaknya saja. Pancasila adalah alat pemersatu yang dibuat oleh para pejuang kemerdekaan untuk dijadikan sebagai pijakan, dasar dan pondasi yang biasa dikenal dengan pilar – pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila dibuat berdasarkan nilai – nilai yang ada di Indonesia sehingga sangatlah cocok bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Bukan hanya semata untuk provokasi atau penyemangat saja dalam pengusiran
penjajah, melainkan juga untuk tujuan seumur hidup bangsa Indoenesialah , Pancasila itu dirumuskan.
2. Urgensi pancasila sebagai dasar negara
Ir. Soekarno menggambarkan urgensi pancasila secara ringkas tetapi meyakinkan. Pancasila adalah Weltanschauung, satu dasar falsafah dan juga satu alat pemersatu bangsa yang juga pada hakikatnya satu alat mempersatukan dalam perjuangan melenyapkan segala macam penjajahan terutama imperialisme.Memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, bisa menggunakan dua pendekatan yaiut, Pendekatan institusional dan pendekatan sumber daya manusia, Pendekatan institusional adalah membentuk dan menyelenggarakan negara yang berdasarkan pada nilai- nilai pancasila sehingga negara Indonesia dapat mewujudkan tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional. Sementara itu pendekatan sumber daya manusiaterdapat pada dua aspek, yaitu orang-orang yang menjalankan pemerintahan dengan cara melaksanakan nilai- nilai Pancasila secara murni dan konsekuen di dalam mengemban tugas dan brtanggung jawab. Sehingga kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mengedepankan kepentingan rakyat.
Tetapi melihat kejadian yang jauh dari sikap penerapan nilai-nilai pancasila pada Indonesia seperti, masyarakat yang hanya memeluk agama tertentu karena faktor mayoritas sehingga ia tidak bisa menjalani ajaran agamanya dengan baik, sikap tidak adil terhadap sesama hanya karena perbedaan suatu hal, aksi bentrok antar suku karena rendahnya kesadaran dan rasa persatuan, dan perlakuan tidak adil di beberapa tempat sosial karena faktor perbedaan RAS. Untuk mengatasi beberapa masalah yang ada perlu pemahaman yang mendalam terhadap urgensi pancasila sebagai dasar negara. Dalam pemahaman tersebut ada tahap implementasi juga yaitu tahap yang selalu memperhatikan prinsip-prinsip good governance, antara lain transparan, akuntabel, danfairness sehingga akan terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dan warga negara yang berkiprah dalam bidang bisnis, harus menjadikan Pancasila sebagai sumber nilai-nilai etika bisnis yang menghindarkan warga negara melakukan free fight liberalism, tidak terjadi monopoli dan monopsoni, serta warga negara yang bergerak dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan bidang politik. Maka Indonesia. akan mencapai tujuan
yang di cita-citakan seperti yang diharapan pejuang-pejuang pada masa dulu jika rakyat Indonesia menerapkan nila-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu:
1) agar para pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah,
2) dan agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, pada gilirannya nanti cita-cita dan tujuan negara dapat diwujudkan sehingga secara bertahap dapat diwujudkan masyarakat yang makmur dalam keadilan dan masyarakat yang adil dalam kemakmuran.
DAFTAR PUSTAKA
Juniar, F. Esensi Dan Urgensi Pendidikan Pancasila Untuk Masa Depan.
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana, Deepublish, Yogyakarta, 2015.
Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human Trafficking Di Daerah Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13, Nomor 2, 2016.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara Ekonomi Oleh Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan Perundang- Undangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016.
Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan Ham Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.
https://osf.io/r6xc2/download/?format=pdf, https://osf.io/pt2mr/download