PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
Kedudukan dan fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia dan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat juga disebut sebagai ideologi bangsa (nasional). Pengertian ideologi yaitu suatu gagasan, ide, pandangan hidup suatu bangsa yang disusun secara sistematis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia Pancasila berbeda dengan ideologi bangsa-bangsa lain di dunia. Hal tersebut dikarenakan terbentunya Pancasila melalui proses sejarah yang panjang, tidak terbentuk secara instan begitu saja. Secara kausalitas nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada sejak bangsa Indonesia lahir serta nilai-nilai tersebut digali dari pandangan hidup bangsa Indonesia sendiri. Kemudian nilai-nilai tersebut dirumuskan berdasarkan moral dalam sidang-sidang diantaranya sidang BPUPKI, panitia sembilan, PPKI sehingga Pancasila telah resmi menjadi dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945.
Pancasila terwujud dalam tiga asas atau yang lebih dikenal sebagai “Tri Prakara”. Ketiga asas ialah asas kebudayaan, religius, dan kenegaraan. Ketiga asas tersebut tidak dapat dipisahkan karena terjalin dalam suatu proses kausalitas. Pada hakikatnya, ketiga asas merupakan unsur-unsur yang membentuk Pancasila (Notonagoro, 1975 : 16,17). Asas yang membentuk Pancasila harus diterapkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga asas-asas tersebut dapat diaplikasikan setiap harinya. Ideologi Pancasila merupakan ideologi terbuka, dikarenakan diambil dan digali dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia. Berdasarkan Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka diantaranya :
a. Nilai Dasar, merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal yang mengandung cita-cita, tujuan serta nilai yang benar. Nilai dasar inilah yang bersifat tetap tidak dapat dirubah oleh siapapun.
b. Nilai Instrumental, merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar. Misalnya kebijakan pembangunan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pada aspek ini dapat dilakukan perubahan (reformatif).
c. Nilai Praktis, merupakan realisasi dari nilai-nilai instrumental dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ideologi bangsa tercermin dalam sikap dan tingkah laku warga Indonesia. Sehingga Pancasila mencerminkan karakteristik dan kepribadian bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila bukan hanya untuk suatu golongan tertentu, namun juga berlaku untuk seluruh lapisan dan unsur-unsur masyarakat Indonesia. Ideologi Pancasila sebagai gagasan, ide, cita-cita, dan harapan bangsa untuk hidup bernegara. Ideologi membimbing bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan negara. Ideologi menentukan eksistensi suatu bangsa. Ideologi juga dapat memberikan motivasi sebuah bangsa untuk berkompetisi di dunia internasional. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus berpedoman sesuai ideologi Pancasila dalam kehidupannya. Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat hidup sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan tidak akan menyimpang dari nilai-nilai tersebut.
Sumber : Kaelan Ms.( 2004). Pendidikan Pancasila. Jakarta: Paradigma offset.
Nama : Rafika Nurrahmi NIM : 13108241163
Prodi : PGSD (1D)