• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT HIDUP BANGSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT HIDUP BANGSA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT HIDUP

BANGSA

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan pada Semester II

Tahun Akademik 2013-2014

oleh

Angela Sarasati 17512025

Irfan Fauzan 17512040

M Pandu Hutagalung 17512006 Mira Rizki Kurnia 17012012 Tatjacana Dabita 17012002 Yani Mustikawati 17512013

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

(2)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa, Allah SWT karena berkat karunia dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam keadaan sehat. Penulis membuat makalah tentang Pancasila sebagai Filsafat dengan judul Pancasila sebagai Filsafat Hidup Bangsa. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan pada Semester II Tahun Akademik 2013-2014 dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana arti Pancasila sebagai system Filsafat sehingga kita perlu untuk belajar filsafat

Penulis membuat makalah ini memiliki tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik ideology Pancasila sehingga kita bangga dan merasa sangat perlu belajar filsafat Pancasila.

Besar harapan penulis dengan makalah ini dapat memberi pengetahuan serta acuan untuk para penulis lainnya dalam menganalisis lebih lanjut makalah ini. Penulis mengetahui makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kelebihan dari makalah ini dapat dilihat dari segi pemaparannya, sedangkan kekurangannya adalah hanya ditinjau secara global dan penulis berharap para penulis lain dapat mengembangkannya.

Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.

Bandung, 1 Februari 2014

(3)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

nikmat, karunia dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul Pancasila Sebagai Filsafat Hidup Bangsa.

Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam

penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, sebagai wujud rasa hormat, penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Agus , dosen pembimbing sekaligus penguji yang telah

memberikan arahan, saran, dan bimbingan dalam penyusunan

makalah ini.

2. Semua keluarga dari tim penulis yang telah memberikan dukungan

doa demi kelancaran perkuliahan.

3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan saran mengenai

topik terhangat yang bagus untuk dibahas.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membuat semua ini bisa terwujud.

Semoga bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan mendapat

balasan kebaikan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih

jauh dari sempurna, namun Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat

(4)

DAFTAR ISI

PRAKATA iii

SANWACANA v

DAFTAR ISI vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1

1.1.1 Latar belakang 1

1.1.2 Rumusan masalah 2

1.2 Ruang Lingkup Kajian 2

1.3 Tujuan Penulisan 3

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3

1.4.1 Metode 3

1.4.2 Teknik pengumpulan data 4

1.5 Sistematika Penulisan 4

BAB II 6

2.1 Pengertian Filsafat 6

2.2 Arti Pancasila sebagai Filsafat 7

2.3 Arti Pancasila dengan ideologi 8

2.4 Persamaan Pancasila sebagai ideologi dengan Filsafat 11 2.5 Karakteristik Pancasila sehingga kita bangga 11

2.6 Pentingnya belajar filsafat Pancasila dalam kehidupan Bangsa

12

BAB III PENUTUP

4.1 Simpulan

DAFTAR PUSTAKA

(5)

BIODATA PENULIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang

(6)

batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar Negara seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa serta mampu menjadi sebagai pedoman untuk melaksanakan pendidikan nasional. Pembelajaran pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat pancasila merupakan jiwa dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa di dalam pancasila mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan sarat dengan ajaran moralitas.

Atas dasar realita inilah penulis merasa tertarik untuk membahasnya dalam bentuk makalah dengan judul “ PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT HIDUP BANGSA “

1.1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :

- Apa arti filsafat dan Mengapa Pancasila bisa disebut sebagai Filsafat ? - Apakah bisa Pancasila dikatakan sebagai Ideologi ?

- Bagaimana persamaan antara Pancasila sebagai Ideologi dan Pancasila sebagai Filsafat ?

- Apa karakteristik Ideologi Pancasila sehingga kita bangga ? - Mengapa kita perlu belajar Filsafat Pancasila ?

- Apa urgensi yang ada dalam Filsafat Pancasila ?

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah diatas, akan penulis kaji beberapa hal penting yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas yaitu :

a. Pengertian filsafat

b. Pengertian Pancasila sebagai Filsafat c. Penjelasan Pancasila sebagai Ideologi

d. Persamaan Pancasila sebagai ideology dengan Pancasila sebagai filsafat e. Karakteristik Ideologi Pancasila

(7)

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik ideologi Pancasila sehingga kita bangga dan merasa sangat perlu belajar filsafat Pancasila.

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Metode

Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis karena makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari berbagi rujukan atau referensi dan kemudian dianalisis.

1.4.2 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam makalah ini adalah studi pustaka dan browsing dimana penulis mengambil beberapa sumber (sebagaian besar dari buku dan internet ) .

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini terbagi atas 4 bab yaitu pendahuluan, teori dasar hak asasi manusia dan perlindungan anak, analisis penegakan hak asasi manusia terhadap perlindungan anak di Indonesia, dan simpulan dan saran.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari 5 subbab yaitu latar belakang dan rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penulisan, metode dan teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan bab teori dasar filsafat yang terdiri dari 4 subbab yaitu pengertian filsafat,Pancasila sebagai filsafat , Pancasila sebagai Ideologi, Persamaan Pancasila sebagai ideology dan Pancasila sebagai Filsafat

Bab III merupakan bab analisis pentingnya filsafat Pancasila yang terdiri dari 3 subbab yaitu karakteristik ideologi Pancasila, Mengapa perlu belajar filsafat Pancasila dan Pentingnya filsafat Pancasila di kehidupan bangsa.

(8)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dasar Filsafat

Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya “philosophi” adalah berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata philosophia tersebut berakar pada kata “philos” (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos.

2.2 Arti Pancasila sebagai Filsafat

(9)

UUD 1945, dundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama dengan UUD 1945.

Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan filosofis yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :

1. Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia. 2. Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak sekedar mencari kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life / weltanschaung) agar mencapai kebahagiaan lahir dan bathin (Pancasilais).

2.3 Arti Pancasila sebagai Ideologi

Ideologi menurut KBBI adalah kumpulan konsep bersistem yg dijadikan asas pendapat (kejadian) yg memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Secara politik ideology berarti sistem kepercayaan yg menerangkan dan membenarkan suatu tataan politik yg ada atau yg dicita-citakan atau himpunan nilai, ide, norma, kepercayaan, dan keyakinan yg dimiliki yg menjadi dasar dalam menentukan sikap.

Pancasila adalah ideologi, Secara etimologis, Pancasila diambil dari kata sanksekerta pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila terdiri dari nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. Disitu sudah menunjukkan bahwa Pancasila adalah kumpulan/himpunan nilai/prinsip.

Dan, sebagai syarat lain untuk bisa dikatakan ‘Ideologi’ hal tersebut harus pula berperan sebagai pemberi arah, acuan dan tujuan. 5 sendi utama penyusunan Pancasila itu digunakan sebagai acuan/dasar dalam membangun negara Indonesia juga sebagai tujuan dalam pembuatan hukum – UU

2.4 Persamaan Pancasila sebagai ideologi dengan Filsafat

(10)

seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila dibandingkan dengan ideologi besar lain di dunia mempunyai suatu perbedaan.

Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalahan yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga bersifat praktis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit bagaimana manusia harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak hanya menuntun misalnya agar setiap warga negara bertindak adil, saling tolong menolong, saling menghormati antar sesama manusia, lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau kepentingan golongan dan sebagainya, melainkan juga ideologi Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit, harus melaksanakan ini dan itu, dan bahkan seringkali menuntut dengan mutlak orang harus bersikap dan bertindak tertentu.

Persamaannya sama” ilmu yang lahir secara logis dan dari gaasan atau ide dasar yang kuat. Karena mimiliki tujuan memecahkan masalah utama yaitu bagaimana mendapatkan kesejahteraan dengan memiliki prinsip kebijaksanaan yang adil atas dasar cinta.

BAB III

ANALISIS PENTINGNYA FILSAFAT PANCASILA

3.1Karakteristik Pancasila

Pancasila memiliki karakteristik sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Karakteristik ini berhubungan dengan sikap positif bangsa Indonesia yang memiliki Pancasila. Pancasila dirumuskan untuk kepentingan membangun negara serta bangsa Indonesia. Pancasila merupakan cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Karena hal inilah sepatutnya bangsa Indonesia ini seharusnya bangga karena memiliki ideologi yang baik untuk mencapai tujuan yang baik. Menurut Soekarno, Pancasila lebih baik (sempurna) dari Declaration of Independence dan Manifesto Komunis Karena di dalamnya terdapat pokok – pokok pikiran yang merupakan penggambaran karakteristik dari ideologi Pancasila ini sendiri, yaitu:

(11)

Bangsa Indonesia mengakui akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya. Manusia - manusia Indonesia menganut berbagai agama, ada kebebasan untuk beragama dan tidak beragama, serta untuk berpindah agama (keyakinan)nya. Bahkan yang tidak percaya kepada Tuhan-pun, karena toleransinya yang sudah menjadi sifat bangsa Indonesia, mengakui kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan karakteristik dari bangsanya, sehingga mereka menerima sila pertama ini. Maka dari itu sebagai umat yang berTuhan, bangsa Indonesia dengan sendirinya harus taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 Kedua: Penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan bahasanya.

Sebagai umat manusia kita adalah sama dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap bangsa mempunyai kedudukan yang sederajat, setiap bangsa menghargai dan menjaga hak-hak semua bangsa. Hal ini sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan beradab. Adil adalah perlakuan yang sama terhadap sesama manusia, dan beradab berarti perlakuan yang sama itu sesuai dengan derajat kemanusiaan. maka dari itu kita harus menghargai hak-hak asasi manusia dengan mengimbangi kewajiban-kewajibannya. Dengan demikian harmoni antara hak dan kewajiban adalah penjelmaan dari kemanusaiaan yang adil dan beradab. Adil dalam hal ini adalah seimbang antara hak dan kewajiban. Dapat dikatakan hak timbul karena adanya kewajiban.

 Ketiga: Bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa.

Di dalam persatuan bangsa dapat dibina kerja sama yang harmonis. Persatuan Indonesia kita tempatkan di atas kepentingan sendiri. Pengorbanan untuk kepentingan bangsa, lebih diprioritaskan daripada pengorbanan kepentingan pribadi. Tapi bukan berarti kehidupan pribadi itu diingkari. Sebagai umat yang takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka kehidupan pribadi adalah hal yang utama. Namun kepentingan bangsa tetap menjadi prioritas utama dibandingkan kepentingan pribadi. Dalam hal ini ditekankan juga bahwa nasionalisme Indonesia bukanlah chauvinisme. Bangsa Indonesia tidak menganggap dirinya lebih unggul dari bangsa lain. Bangsa Indonesia berusaha untuk tidak memaksakan kehendaknya kepada bangsa-bangsa lain.

 Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.

Kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi. Demokrasi yang dianut adalah demokrasi Pancasila. Demokrasi telah ada sejak dahulu di bumi Indonesia meskipun bentuknya bedadengan demokrasi yang ada di Barat. Demokrasi di Indonesia mengenal tiga prinsip: mufakat, perwakilan, dan musyawarah.

(12)

Keadilan dalam kemakmuran adalah cita-cita bangsa Indonesia sejak masa lampau. Sistem pemerintahan yang dianut bertujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Demi tercapainya tujuan tersebut, maka seluruh masyarakat kita harus memiliki sebuah pandangan bahwa bekerja keras dan menghargai prestasi kerja adalah suatu sikap hidup yang diutamakan. Pada sila ini terkandung maksud untuk keadilan dan kemakmuran sosial, jadi bukan keadilan dankemakmuran individu. Hanya dalam suatu masyarakat yang makmur berlangsung keadilan sosial

Pancasila memiliki beberapa karakteristik. Satu sama lain karakteristik tersebut tak bisa dipisahkan, karena Pancasila itu merupakan suatu kesatuan,keutuhan yang saling berkaitan.

3.2 Mengapa perlu belajar filsafat Pancasila

Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.

Semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum bangsa dan negara republik indonesia.

Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak meremehkan terhadap orang yang lebih rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, dan selalu berfikiran positif, kritis, dan berdifat arif bijaksana, universal dan selalu optimis.

CONTOH.

Seorang ilmuan tidak puas mengenal ilmu hanya dari segi/sudut pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dari konstelasi lainnya.

 Sumber pengetahuan pancasila pada dasarnya adalah bangsa indonesia itu sendiri yang memiliki nilai adat istiadat serta kebudayaan dan nilai religius.

(13)

dalam diri manusia untuk mendapatkan kebenaran dalam kaitannya dengan pengetahuan positif. Pancasia juga mengakui kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi/perasaan.

Manusia pada hakikatnya kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk tuhan yang maha esa, maka sesuai dengan sila pertama pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak sebagai tingkatan kebenaran yang tertinggi.

Selain itu dalam sila ke 3, ke 2, ke 4, dan ke 5, maka epistimologis ( hakikat dan sistem pengetahuan ) pancasila juga mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya dengan hakikat sifat kodrat manusia makhluk individu dan sosial.

3.3 Pentingnya filsafat Pancasila di kehidupan bangsa

Pada dasarnya manusia (warga negara) senang hidup berkelompok (zoon politicon). Beberapa di antaranya tentu memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Oleh karenanya diperlukan penyesuaian pandangan hidup, sehingga terbentuk pandangan hidup kelompok yang dapat mengakomodasi berbagai kepentingan. Terutama kepentingan yang bertujuan mencapai kesejahteraan bersama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Di dalam kehidupan berkelompok, pandangan hidup tersebut kemudian meningkat menjadi falsafah negara, atau biasa disebut dengan filosofische groundslag.Filosofische groundslag adalah suatu paham yang sesuai dan disetujui bersama. Di dalamnya terdapat tata nilai yang dicita-citakan bersama, yang akan membentuk ide-ide dasar dari segala aspek kehidupan manusia. Ide-ide dasar tersebut kemudian disebut juga dengan istilah ideologi.

Terdapat beberapa kenyataan bahwasannya kita perlu untuk belajar Filsafat Pancasila, diantaranya yaitu:

 Ideologi mengandung gagasan, keyakinan, atau nilai-nilai mendasar dan

mendalam.

 Gagasan, keyakinan, dan nilai-nilai tersebut tersusun secara sistematis

(14)

 Ideologi ini akan mendasari kehidupan bersama bagi suatu kelompok,

golongan masyarakat, atau bangsa.

 Nilai, gagasan, sikap dalam ideologi itu bersifat khas.

Di beberapa negara, ideologi menjadi landasan bagi terbentuknya negara yang kokoh, yang mengetahui dengan jelas tentang tujuan yang ingin dicapai serta ke arah mana bangsa dan negara akan dibawa. Melalui ideologi, suatu bangsa akan memandang segala macam persoalan yang dihadapinya dan sekaligus memecahkannya secara tepat. Sebaliknya tanpa ideologi, suatu bangsa akan sulit menentukan kebijakan dalam menghadapi bermacam persoalan. Terutama persoalan yang berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan, maupun persoalan yang berkaitan dengan pergaulan internasional.

Berdasarkan pengalaman, negara yang tidak memiliki ideologi, umumnya sangat sulit untuk bersatu padu secara kokoh. Selain itu, ideologi yang tidak mengakomodir berbagai kepentingan masyarakat, juga sangat rentan terhadap timbulnya perpecahan dalam suatu negara. Misalnya negara Uni Soviet yang terpecah belah menjadi beberapa negara-negara kecil, termasuk Rusia.

Negara ini pada awalnya merupakan salah satu negara super power. Namun karena ideologinya dianggap tidak mampu menyejahterakan rakyat secara optimal, akhirnya ideologi itu pun secara perlahan mulai ditinggalkan. Satu persatu negara bagian mulai memisahkan diri, sehingga menyeret negara ini pada perpecahan. Akibat dari perpecahan tersebut, Uni Soviet akhirnya bubar, dan status sebagai negara super power pun mulai hilang.

(15)

Jadi pada intinya, ideologi merupakan pedoman bagi kehidupan suatu kelompok masyarakat, sekaligus sebagai sebuah pondasi bagi terciptanya suatu negara. Dengan adanya ideologi, tata kehidupan suatu kelompok masyarakat, bangsa, dan negara akan lebih terarah dan terkendali.

Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia

Keberadaan Pancasila telah terbukti mampu mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari perpecahan. Dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila menjadi nilai rujukan kebersamaan atas beragam budaya dan etnis dari Sabang sampai Merauke. Dari kenyataan inilah maka fungsi dan peranan Pancasila meliputi:

a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia c. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

d. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia e. Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia

f. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia g. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

h. Pancasila sebagai moral pembangunan

i. Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila

Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya menjadi negara yang sejahtera (Wellfare State).

2. Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur

pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah serta pemerintahan negara.

3. Pancasila Sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Menurut Dewan Perancang Nasional : kepribadian Indonesia ialah :

(16)

adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Terbukti, Pancasila merupakan suatu filsafat kenegaraan yang luar biasa baik, dan

itu adalah milik Negara kita, Indonesia, tidak semua Negara mempunyai filsafat

seperti yang dimiliki Indonesia. Pancasila dibentuk melewati proses yang panjang

(17)

Indonesia yang sangat beragam dan di sintesa menjadi satu nilai dasar, acuan

Negara kita agar persatuan dalam keberagaman kita tetap terjaga. Pancasila

memiliki karakteristik sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Karakteristik ini

berhubungan dengan sikap positif bangsa Indonesia yang memiliki Pancasila.

Pancasila dirumuskan untuk kepentingan membangun negara serta bangsa

Indonesia. Pancasila merupakan cara pandang dan metode bagi seluruh

bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan

makmur. Karena hal inilah sepatutnya bangsa Indonesia bangga karena memiliki

ideologi yang baik untuk mencapai tujuan yang baik. Dan kita sebagai warga

Negara, pelaku utama dalam Negara harus bangga dan menjiwai pancasila dalam

setiap apa yang kita lakukan. Bukan hanya percaya pada teori atau tulisannya saja

melainkan dalam bentuk praktiknya juga.

DAFTAR PUSTAKA

www.wordpress.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

http://www.pusakaindonesia.org/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/

http://hukmyauliyahc.blogspot.com/2011/06/karakteristik-ideologi-pancasila.html http://www.scribd.com/doc/89324962/Kelebihan-Ideologi-Pancasila-Di-Banding-Ideologi-Lain

http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

(18)

http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2013/01/ideologi-terbuka-dan

ideologi-tertutup.html

http://guraru.org/guru-berbagi/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/

http://guraru.org/guru-berbagi/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f4545a9b77df/bolehkah-menjadi-ateis-di-indonesia

LAMPIRAN

Perbandingan Ideologi Pancasila Secara Praktek dan Teori

Pancasila dengan sila-silanya yang mengandung nilai-nilai luhur dan universal adalah dasar landasan yang ideal karena mampu menampung segala macam aspirasi nilai yang ada dan beragam di Indonesia.

(19)

persatuan tersebut rakyat Indonesia bermusyawarah dengan cara perwakilan melalui wakilnya yang memiliki hikmah kebijaksanaan untuk memperjuangkan rakyat, seperti dalam sila keempat. Dan sebagai tujuan terakhir yakni keadilan sosial bagi sebesar-besarnya kepentingan seluruh rakyat Indonesia, dalam sila kelima. Disini nampak oleh kita betapa hebatnya urutan-urutan yang disusun oleh para pendiri bangsa dan negara ini dalam menentukan dasar negara hingga tujuan akhirnya.

Apa yang disebutkan diatas itu hanyalah teori. Semuanya berbeda ketika dilihat dari segi praktek di kehidupan nyata. Padahal praktek adalah hal yang terpenting. Namun pada kenyataannya nilai – nilai luhur tersebut banyak yang terabaikan. Malah kita lebih banyak yang terpengaruh oleh ideologi lain seperti ideology kapitalisme dan liberalisme, padahal kedua ideologi itu sebenarnya tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Seharusnya seluruh system yang ada di negara kita mengikuti Pancasila, bukan mengikuti ideology lain yang belum tentu cocok, mulai dari system yang pali tinggi sampai ke system turunan – turunannya.

Oleh karena itu bukan teori-teori dan pemahaman tentang pancasila itu yang perlu dikembangkan, karena kita pada umumnya sudah tahu dan paham dengan dasar negara kita itu, yang perlu adalah bagaimana agar pancasila atau nilai-nilai yang ada didalamnya itu teradaptasi dalam sistem yang ada di negara kita sampai kepada sistem yang terendah sekalipun.

Pancasila sebagai penuntun kehidupan berbangsa dan bernegara belum mampu diimplementasikan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya, ideologi Pancasila saat ini tidak membumi, sehingga masyarakat justru lebih banyak mengadopsi nilai-nilai dari luar. Saat ini terjadi kesenjangan nilai dalam pemahaman perspektif pancasila terutama dalam kaitannya dengan budaya masyarakat. Seharusnya unsur nilai Pancasila merupakan rasa kesatuan yang memiliki tujuan kedepan untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. Pancasila tidak akan membumi jika tidak ada realisasinya di dalam kehidupan sehari hari.

Bisa tidaknya Pancasila disebut sebagai ideologi

Ideologi Tertutup (mutlak):

-Bukan cita-cita masyarakat bersama, melainkan cita-cita suatu kelompok -Bersifat totaliter, menguasai semua bidang kehidupan & diktator

-Pluralisme pandangan & kebudayaan ditiadakan

- Merupakan tuntutan konkret & operasional yang keras dan total

Ideologi Terbuka:

- Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat (filsafat). Bukan merupakan cita-cita atau keyakinan sekelompok orang.

(20)

- Isi bukan merupakan perintah operasional, namun merupakan filsafat yang dapat dan harus digali lebih dalam lagi oleh setiap generasi baru sehingga dapat diterapkan atau disesuaikan oleh keadaan masyarakat generasinya

Luwes, namun memungkinkan pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan sesuai zaman tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat dan jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya

-Tidak menghilangkan hak dan tanggung jawab setiap individu

- Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

Syarat utama untuk disebut sebagai ‘ideologi’ hanyalah jika hal tersebut merupakan kumpulan nilai dan yang menjadi acuan dan tujuan dalam bermasyarakat dan bernegara. Pancasila memenuhi syarat-syarat tersebut, khususnya sebagai ideologi terbuka.

Bolehkah Menjadi Ateis di Indonesia?

Teman saya "menganut" ateisme. Apakah hal ini diperbolehkan di

Indonesia? Apabila boleh, apakah dia boleh menyebarkan kepercayaannya itu? Lalu bagaimana dengan agnostisisme? Mohon pencerahannya. Terima kasih.

Atheisme itu sebuah paham filosofi yang tidak percaya pada keberadaan Tuhan.

Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi[1] ataupun penolakan terhadap teisme.[2] [3] Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada

keberadaan dewa atau Tuhan.[4][5]

Bagaimana sikap Indonesia terhadap atheisme ini?

(21)

ateis (orang yang memiliki paham ateisme) dan melantarkannya. Bagaimanapun Indonesia bertanggung jawab atas rakyatnya, dan dalam menyikapi ateisme ini Indonesia (menurut saya) harus membina mereka agar mereka tetap berperilaku baik, menjunjung tinggi toleransi dan rasa persatuan agar tidak menjadi pemecah kerukunan dalam berbangsa ini.

Sumber

Istilah ateisme berasal dari Bahasa Yunani ἄθεος (átheos), yang

secara peyoratif digunakan untuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan agama/kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya. Dengan menyebarnya pemikiran bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada mereka yang tidak percaya kepada tuhan. Banyak ateis bersikap skeptis kepada keberadaan fenomena paranormal karena kurangnya bukti empiris. Yang lain memberikan argumen dengan dasar filosofis, sosial, atau sejarah.

1. Menurut buku “Ensiklopedi Umum” yang ditulis mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Prof. Abdul Gafar Pringgodigdo (hlm. 102), Ateisme atau biasa disebut juga Atheisme berasal dari bahasa Yunani.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa A berarti tidak ada, dantheos berarti Tuhan. Ateisme ini diartikan sebagai ajaran yang meyakini bahwa tidak ada wujud gaib (supernatural). Sehingga, seorang ateis tidak mengakui adanya Tuhan.

Di Indonesia, Pancasila sebagai landasan ideologis negara pada sila pertama telah menentukan bahwa Negara Indonesia adalah berlandaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Selanjutnya, dalam butir pertama sila pertama Pancasila dinyatakan:Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, memang secara ideologi, setiap warga negara Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan YME dan memeluk suatu agama.

(22)

Misalnya, kesulitan dalam pengurusan dokumen-dokumen kependudukan seperti Kartu Tanda Penduduk ataupun Kartu Keluarga yang mengharuskan adanya pencantuman agama (lihatPasal 61 dan 64 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan). Meskipun ada juga seorang ateis yang kemudian tetap mencantumkan agama tertentu dalam dokumen kependudukannya, hanya untuk memenuhi persyaratan administratif.

Juga ketika seseorang hendak melangsungkan perkawinan, perkawinan hanya sah bila dilakukan menurut hukum dari masing-masing agama yang dianutnya (lihat Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinandan penjelasannya). Lebih jauh simak artikel Bagaimana Menikah Jika Calon Suami Tak Punya Agama?

Jadi, secara hukum, tidak ada peraturan perundang-undangan yang secara tegas melarang seseorang menganut paham ateisme. Di sisi lain, konsekuensi hukum dari paham ateisme yang dianutnya, orang yang bersangkutan boleh jadi tidak dapat menikmati hak-hak yang pada umumnya bisa dinikmati mereka yang menganut agama tertentu di Indonesia.

2. Seorang ateis dilarang menyebarkan ateisme di Indonesia. Penyebar ajaran ateisme dapat dikenai sanksi pidana Pasal 156aKitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang menyebutkan:

“ Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:

a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;

b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.”

(23)

3. Menurut Ensiklopedi Umum (hlm. 22), “agnostisisme merupakan bentuk skeptisisme yang berpendapat bahwa akal budi tidak dapat melebihi pengalaman dan bahwa karena itu ilmu metafisika tidak mempunyai bukti yang nyata. Kant, seorang agnostisisme berpendapat, bahwa kepercayaan akan ke-Tuhanan hanya berdasarkan kepercayaan. Istilah itu kerap kali dipakai berkenaan dengan keragu-raguan tentang adanya Tuhan dan adanya kemungkinan hal yang kekal. Sikap aliran agnostisisme menentang definisi yang mewujudkan pengetahuan tanpa bukti.”

Jadi, penganut agnostisisme pada dasarnya meragukan adanya Tuhan. Berbeda halnya dengan ateis yang benar-benar tidak mempercayai keberadaan Tuhan.

Namun terhadap keduanya, baik penganut ateisme maupun penganut agnostisisme, pada akhirnya untuk dapat menikmati semua haknya sebagai warga negara harus menundukkan diri pada suatu agama atau kepercayaan yang diakui di Indonesia. Meskipun, pada praktiknya penundukkan diri tersebut hanyalah sebagai penyelundupan hukum yaitu para penganut ateisme atau agnostisisme tidak benar-benar menganut agama atau kepercayaan yang dicantumkan dalam identitas kewarganegaraannya (Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, dll.).

4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

BIODATA PENULIS

A. Nama Lengkap : Angela Sarasati

NIM : 175 12 025

Jurusan/Fakultas : Desain Produk/FSRD Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 22 September 1994

Asal SMA : SMA N 1 Pati

(24)

B. Nama Lengkap : Irfan Fauzan

NIM : 175 12 040

Jurusan/Fakultas : Desain Produk/FSRD Tempat, Tanggal Lahir : Bandung

Asal SMA : SMA NEGERI 2 BANDUNG

Alamat Bandung : Jl. Omega, Cigadung, Bandung

C. Nama Lengkap : M Pandu Prakasa Hutagalung

NIM : 175 12 006

Jurusan/Fakultas : Desain Produk/FSRD Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 2 februari 1994

Asal SMA : SMA NEGERI 3 BOGOR

Alamat Bandung : Jl. Topografi No. 101 KPAD, Gegerkalong, Bandung

D. Nama Lengkap : Mira Rizki Kurnia

NIM : 170 12 012

Jurusan/Fakultas : SENI MURNI Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 5 mei 1994

Asal SMA : SMA NEGERI 1 BANDUNG

Alamat Bandung : Jl. Cikutra baru 2, no. 11

E. Nama Lengkap : Tatjana Dabita Aryo Putri

NIM : 170 12 002

Jurusan/Fakultas : SENI MURNI

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 april 1994 Asal SMA : SMA Gonzaga Jakarta Alamat Bandung : Jl. Tubagus ismal 6 no. 20

F. Nama Lengkap : Yani mustikawati

NIM : 175 12 013

(25)

Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan,23 Oktber 1994

Asal SMA : SMA N 1 WIROSARI

Referensi

Dokumen terkait

Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan,... etika dalam berperilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai guru agama melihat tugas-tugasnya memang berat, karena diberi

Hal lain yang berhasil dilakukan oleh Khalifah Ustman dan sangat bermanfaat bagi Umat sepanjang masa adalah menyusun Mushaf al-Quran yang dikumpulkannya dari istri Nabi Muhammad

Pemilu merupakan syarat mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat karena dengan banyaknya jumlah penduduk demi seorang dalam menentukan

lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses mengonstruksi yang dilakukan..

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “ Pengetahuan dan Sikap ibu Hamil Trimester III terhadap Pencegahan Anemia Defisinesi Zat Besi di Klinik Cahaya Kecamatan

Jika guru mengajar dengan metode ceramah dengan menggunakan media pembelajaran berupa presentasi power point, maka siswa yang akan cocok adalah siswa dengan gaya

Kelompok anemia yang tidak diberikan perlakuan mengalami peningkatan walau tidak diberikan susu kacang kuda berdasarkan wawancara dengan responden kelompok

untuk melakukan keputusan pembelian di FABRIK Eatery & Bar Bandung. Beberapa strategi yang digunakan dan yang sedang digalakan untuk. meningkatkan keputusan pembelian