TUGAS MAKALAH
ALIRAN LINGUISTIK STRUKTURAL
Dosen Pembimbing: Drs.Ramlan Damanik,M.Hum
DISUSUN OLEH:
FEBRI OLA HUTAURUK (220703001)
PRODI SASTRA BATAK FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan nikmat sehat- Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggah saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dialektologi tentang menganalisis perbedaan dialek.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Pembimbing,bapak Ramlan damanik yang telah membimbing saya Demikian, semogah makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN ...i
KATA PENGANTAR ...ii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Pengertian ...1
1.2 Sejarah Perkembangan Linguistik ...2
BAB II PEMBAHASAN ...5
2.1 Aliran Glosematik ...5
2.2 Leonard Bloomfield ( Ahli Bahasa Amerika) ...6
2.3 Aliran Firthian ...15
2.4 Linguistik Sistemik ...16
2.5Aliran Tagmemik ...17
BAB III PENUTUP ...18
Kesimpulan ...18 DAFTAR PUSTAKA ...19
BAB I PENDAHULUAN
Pengertian
Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata linguistik berasal dari kata latin lingua ‘bahasa’.
Ferdinand de Saussure dalam bukunya Cours de Linguistique Generale, membedakan kata dalam bahasa Prancis: langue, langage, dan parole. Bagi Ferdinand de Saussure, langue adalah satu jenis bahasa sebagai suatu sistem. Langage sebagai bahasa sebagai sifat khas manusia. Sedangkan, parole ‘tuturan’ adalah bahasa yang digunakan secara kongkret seperti: logat, ucapan, dan perkataan (Verhaar, 2008:3).
Struktural adalah berkenaan dengan struktur, sedangkan struktur merupakan pengaturan pola dalam bahasa secara sintagmatis (hubungan linier antara unsur-unsur bahasa dalam tataran tertentu). Dalam hal ini dapat disimpulkan, Linguistik struktural sebagai kajian linguistik yang membahas bahasa menggunakan pendekatan pada bahasa itu sendiri.
Dalam pembidangan linguistik, dikenal istilah linguistik struktural. Berbicara tentang linguistik struktural tentunya tak bisa terlepas dari sejarah perkembangannya. Dalam kamus linguistik, Linguistik struktural adalah pendekatan dalam penyelidikan bahasa yang menganggap bahasa sebagai sistem yang bebas (Harimurti, 20011:146). Jika kita cermati dari definisi ini, Linguistik struktural melakukan pendekatan dan penyelidikan bahasa fokus kepada bahasa sebagai objek.
Sejarah dan Perkembangan linguistik
Tata bahasa tradisional sering dipertentangkan dengan tata bahasa struktural. Hal ini terjadi karena perbedaan objek analisisnya. Linguistik tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik, sedangkan linguistik struktural menganalisis bahasa berdasarkan struktur struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam bahasa.
Pada zaman Yunani, Linguis mempertentangkan fisis dan nomos, analogi dan anomali. Fisis (alami) memiliki prinsip abadi dan tidak dapat diubah dan ditolak. Nomos (konvensi) diperoleh dari hasil tradisi atau kebiasaan dan mungkin bisa diubah. Analogi adalah proses atau hasil pembentukan unsur bahasa karena pengaruh pola lain dalam bahasa.
Anomali adalah penyimpangan atau kelainan dipandang dari sudut konvensi gramatikal atau semantis suatu bahasa. Kaum Sophis, mereka melakukan kerja empiris, mengunakan ukuran tertentu, mementingkan retorika dalam studi, dan membedakan kalimat berdasarkan isi dan makna. Tokoh kaum ini, Protogaros membagi kalimat menjadi: kalimat tanya, kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, kalimat doa, dan kalimat undangan. Plato (429-347 SM), seorang filsuf dalam studinya: memperdebatkan analogi dan anamali, membuat batasan bahasa bahwa bahasa adalah pernyataan pikiran manusia dengan perantara onomata (nomina)
dan rhemata (predikat). Aristoteles (384-322 SM), membagi tiga macam kelas kata: onoma, rhema, dan syndesmoy (preposisi dan konjungsi). Kaum Staik membedakan studi bahasa secara logika dan tata bahasa, menciptakan istilah khusus dalam tata bahasa, membagi tiga komponen bahasa: tanda, makna, dan hal-hal lain di luar bahasa (benda, situasi), membagi legein (bunyi fonologi yang bermakna) dan propheral (bunyi bahasa yang bermakna), membagi kelas kata: benda, kerja (komplet, tak komplet, aktif, dan pasif), syndesmoy, dan arthoron. Kaum Alexandrian, mereka menciptakan buku Dionysius Thrax yang menjadi cikal bakal tata bahasa tradisional. Sezaman dengan zaman Alexandrian, di India hidup seorang sarjana hindu yang bernama Panini, telah menyusun sekitar 4.000 pemerian tentang struktur bahasa sansekerta dengan prinsip-prinsip dan gagasan yang masih dipakai linguistik modern.
Oleh karena itu, Panini dianggap sebagai one man of greatest monuments of the human intelegence oleh Leonard Bloomfield.
Pada zaman Romawi, Varro dalam bukunya De Lingua Lantina, membicarakan:
pertama, etimologi (mempelajari asal usul kata beserta artinya). Contoh: perubahan bunyi duellum’perang’ menjadi belum ‘masih dalam keadaan tidak’. Kedua, morfologi (mempelajari kata dan pembentukannya). Varro membagi kelas kata dalam bahasa latin: kata benda dan kata sifat, kata kerja, partisipel, aduerbium (pendukung). Pada masa ini, ada sebuah buku yang paling lengkap Institutiones Grammaticae (tata bahasa Priscia). Buku ini menjadi tonggak pembicaraan tata bahasa tradisional. Dalam buku ini dibahas: fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Pada zaman pertengahan (Kaum Modistae) berkembang istilah etimologi. Tata bahasa spekulativa, menurut tata bahasa ini kata tidak secara langsung mewakili alam dan benda yang ditunjuk, tetapi hanya mewakili dalam pelbagai cara modus, substansi, aksi, dan kualitas. Petrus Hispanus, dalam bukunya Summutae Logicales: memasukkan psikologi dalam bahasa, membedakan nomen menjadi substantivum dan adjectivum dan membedakan partes orations menjadi categorimatek (semua bentuk yang dapat menjadikan subjek atau predikat) dan syntategorematik (semua bentuk tutur lainnya).
Pada Zaman Renaisans, dianggap sebagai abad pembukaan pemikiran abad modern.
Masa ini, berkembang bahasa Ibrani, bahasa arab, bahasa Bangsa Eropa, bahasa di luar Eropa yang menjadi lingua franca dan digunakan untuk kegiatan politik, perdagangan, dan sebagainya. Perkembangan studi linguistik bandingan atau linguistik historis komparatif serta studi mengenai hakikat bahasa secara linguistik, maka dimulailah babak baru dalam sejarah linguistik.
Linguistik struktural disebut juga sebagai linguistik modern. Linguistik modern tidak terlepas dari peranan Ferdinand de Saussure yang dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern. Dalam bukunya Course de Linguistique Generate, memuat: Linguistik sinkronik dan diakronik, langue, langage, parole, signifiant, singnifie, hubungan sintagmatik, hubungan paradigmatik.
Linguistik struktural pun mengalami perkembangan. Berbagai aliran linguistic pun bermunculan. Aliran Praha dengan tokohnya Vilem Mathesius, Nikolai S. Trubetskoy, Roman Jakobson, dan Morris Halle. Aliran ini membedakan fonologi (mempelajari bunyi dalam suatu sistem) dan fonetik (mempelajari bunyi itu sendiri). Aliran ini mengembangkan istilah morfonologi (meneliti perubahan fonologis yang terjadi akibat hubungan morfem dengan morfem). Aliran Glosematik, aliran ini lahir di Denmark dengan tokohnya, Louis Hjemslev menganggap bahasa mengandung segi ekspresi (signifiant) dan segi isi (signifie).
Masing-masing segi mengandung formal dan substansi. Aliran Fhirtian, dengan tokohnya Joh R. Firth (London, 1890-1960). Dikenal dengan teori fonologi prosodi (menentukan arti pada tataran fonetis). Ada tiga macam pokok prosodi: menyangkut gabungan fonem, struktur kata, suku kata, gabungan konsonan, dan gabungan vocal; prosodi dari sandi atau jeda; prosodi yang realisasi fonetisnya lebih besar daripada fonem-fonem suprasegmental.
Lahir pula, linguistik sistemik, kelompok ini berpandangan: memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa, terutama pada fungsi dan penerapan dalam berbahasa; memandang bahasa sebagai pelaksana, contoh: pembedaan langue (jajaran pikiran bergantung penutur bahasa) dan parole (perilaku kebahasaan sebenarnya); mengutamakan ciri bahasa tertentu dan variasinya; mengenal gradasi atau kontinum; menggambarkan tiga tataran utama bahasa: substansi, forma, dan situasi. Leonard Bloomfield dengan aliran strukturalis Amerika. Ada beberapa faktor yang menyebabkan aliran ini berkembang: mereka memerikan bahasa Indian dengan cara sinkronik; Bloomfield memerikan bahasa aliran strukturalisme berdasarkan fakta objektive sesuai dengan kenyataan yang diamati;hubungan baik antar linguis, sehingga menerbitkan majalah Language, sebagai wadah untuk melaporkan hasil karya mereka. Aliran ini sering disebut Aliran Taksonomi, karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.
Aliran Linguistik Tagmemik, dipelopori oleh Kenneth L. Pike. Aliran tagmemik tidak membatasi minatnya pada bahasa, tetapi harus memandang bahasa sebagai konteks yang lebih luas, yaitu mempelajari perilaku nonverbal biasa dari orang awam, dan juga dalam konteks perilaku pengamat bahasa yang khusus (linguis). Teori tagmemik merupakan teori
dari pelbagai teori yang menyatakan bagaimana pengamat secara universal mempengaruhi data dan menjadi bagian dari data tersebut (Pike, 1992: 2).
BAB II PEMBAHASAN
1.ALIRAN GLOSEMATIK Aliran Glosemantik
· Lahir di Denmark
· Tokoh : Louis Hjemslev ( 1899-1965), dan Ferdinand de Saussure.
· Analisi bahasa dimulai dari wacana, kemudian ujaran itu dianalisis atas konsituen yang mempunyai hubungan paradigmatis dalam rangka forma ( hub. Gramatikal intern ), substansi (kategori ekstern dari objek material), ungkapan (medium verbal atau grafis ), dan isi
(makna).
· Menurut aliran ini, bahasa haruslah bersifat sembarang artinya merupakan suatu sistem deduktif yang semata mata.
· Aliran ini menegaskan bahwa teori harus bebas, namun juga harus tepat dan memenuhi syarat untuk diterapkan pada empiris tertentu.
· Bahasa mengandung dua segi, yaitu ekpresi (signifiant), dan isi (siginifie). Bahasa sebagai suatu sistem hubungan dan mengakui adanya hubungan sintagmatik dan
paradigmatik
2.ALIRAN LEONARD BLOOMFIELD (AHLI BAHASA AMERIKA)
Dalam sejarah perkembangan linguistik modern, kita dapat melihat beberapa orang tokoh yang menyumbang kepada pemodernan ilmu linguistik pada masa itu. Selain
Ferdinand de Saussure dan Edward Sapir, seorang lagi ahli linguistik Amerika yang menyumbang dalam pemodernan ini, yaitu Leonard Bloomfield.
Leonard Bloomfield (1887 – 1949) merupakan salah seorang ahli linguistik struktural yang terkenal di Amerika Serikat. Pengaruhnya sangat kuat dan masih terasa sampai kini.
Karyanya meliputi bahasa-bahasa India, Bahasa Tagalog, Linguistik Umum dan
Kesusastraan. Bukunya yang paling berpengaruh adalah Language (1933). Banyak murid dan pengikutnya. Beberapa karyanya dikumpulkan oleh C.F. Hockett dalam A. Leonard Bloomfield Anthology. Dalam pengkajian bahasa, Bloomfiled menggunakan konsep Ferdinand de Saussure sebagai asas pengkajian, yaitu dalam struktur bahasa. Beliau turut meneliti dua kejadian sejarah di Amerika, sehingga mencetuskan pemesatan perkembangan aliran struktural. Hashim Hj. Musa (1994) menyatakan, kajian sejarah yang dilakukan oleh Bloomfield ialah berkenaan wujud bahasa-bahasa orang asli di Amerika Serikat yang begitu banyak dari pelbagai serta kegiatan penaklukan dan peperangan yang mengakibatkan kehilangan bahasa-bahasa tersebut karena kematian penutur-penutur dari bahasa itu.
Selain menjadi seorang ahli linguistik, Bloomfield juga terkenal dengan teori behaviorisme yang berakar dari pemikiran Plato yang percaya bahwa proses bahasa ini berpuncak dari proses peniruan atau mimetic. Setiap perkataan yang dilafalkan pasti mempunyai struktur. Sebagai contoh, sekiranya seseorang individu itu menyebut rumah, strukturnya mesti rumah, bukan hamur atau maruh. Beliau lebih mengutamakan bahasa lisan sebagai objek kajian dan menyebabkan wujudnya Linguistik Deskriptif. Berkenaan bahasa dan struktur, Bloomfield mengetengahkan kaidah penganalisisan struktur yaitu kaidah pemenggalan. Sebelum mengikuti aliran behaviorisme dari Watson dan Weiss, Bloomfield menganut paham mentalisme yang sejalan dengan teori psikologi Wundt. Kemudian beliau menentang mentalisme dan mengikuti aliran perilaku atau behaviorisme. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan Linguistik Amerika. Bloomfield menerangkan makna semantik dengan rumus-rumus behaviorisme. Akibatnya makna tidak dikaji oleh linguis- linguis lain yang menjadi pengikutnya. Unsur-unsur linguistik diterangkan berdasarkan distribusi unsur- unsur tersebut di dalam lingkungan (environment) di mana unsur-unsur itu berada.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran ini. Di antaranya pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian yang belum diperikan. Mereka ingin memerikan bahasa-bahasa Indian itu dengan baru, yaitu secara sinkronik. Cara lama yaitu secara historis atau diakronik kurang bermanfaat
dan diragukan keberhasilannya karena sejarah bahasa-bahasa Indian sedikit sekali diketahui, bahkan banyak yang hampir sama sekali tidak diketahui (Chaer, 2003:359).
Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme. Oleh karena itu, dalam memberikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu berdasarkan diri pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati. Juga tidak
mengherankan kalau masalah makna atau arti kurang mendapat perhatian. Malah ada linguis Amerika yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bertindak lebih jauh lagi dengan
meninggalkan makna sama sekali. Misalnya, Zellig S. Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Ketidakpedulian kelompok strukturalis Amerika terhadap makna ini adalah berdasar pada cara kerjanya yang sangat bersandar pada data empirik. Makna tidak dapat diamati secara empirik. Berbeda dengan fonem, morfem, dan kalimat yang bisa diamati, dan bisa disegmentasikan (Chaer, 2003:359).
CIRI-CIRI ALIRAN STRUKTURAL BLOOMFIELD
Menurut Bloomfield, bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Dengan demikian yang menjadi objek kajian adalah bahasa-bahasa yang masih ada masyarakat pemakainya, dan bukan bahasa yang mati.
Iklan
Bahasa adalah sekumpulan data. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri dari potongan–potongan perilaku yang disusun secara linear. Bloomfield menganggap tidak mungkin menemukan pola-pola dalam beberapa bahasa yang berlaku pula dalam bahasa lain.
Dalam hubungannya dengan teori bahasa, Bloomfield memandang bahwa bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai bentuk- bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem- fonem (Abdul Chaer 2003:71). Contoh pukul adalah bentuk, pemukul bentuk ujaran, pe adalah bentuk bukan ujaran. Pukul terdiri atas empat fonem yaitu [ p ] [ u ] [ k ] [ u ] [ l ].
Ada dua macam bentuk yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat. Bentuk bebas (free Form) adalah bentuk yang dapat diujarkan sendiri, sedangkan bentuk terikat (bound form) adalah bentuk llinguistik yang tidak dapat diujarkan sendirian seperti bentuk pe- pada kata pemukul dan bentuk -an pada pukulan.
Selain mengenal bentuk bebas dan terikat, dikenal pula istilah seperti: morfem, kata , dan kalimat.
Morfem adalah satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna dari bentuk leksikon. Contoh dalam kalimat Amat menerima hadiah , terdapat morfem amat , me- ,terima , hadiah.
Frase adalah unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau lebih. Contoh dalam kalimat Adik saya sudah mandi, terdapat dua buah frase , yaitu frase adik saya dan frase sudah mandi.
Kata adalah bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk bebas ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebas. Misalnya pukul , pemukul ,dan pukulan adalah kata, sedangkan pe- dan –an bukan kata. Tetapi semuanya pe- , -an dan pukul adalah morfem.
Kalimat adalah ujaran yang tidak merupakan bagian dari ujaran lain dan merupakan satu ujaran yang maksimum. Misanya Amat duduk di kursi, Amat melihat gambar, dan ibu dosen itu cantik.
Dalam analisisnya, Bloomfield berusaha memenggal-menggal bagian bahasa itu serta menjelaskan hakikat hubungan di antara bagian-bagian itu. Jadi, kita akan melihat bagian- bagian itu mulai dari fonem, morfem, kata, frase, kalimat. Mari kita lihat contoh kalimat, dan bagaimana Bloomfield memenggal bagian- bagian itu.
Nene k
Membaca buku humor di kamar tidur
membaca
Buku humor di kamar tidur Buku humor Di kamar tidur Buku humor di Kamar tidur
kamar Tidur
Selain pemenggalan bagian-bagian seperti contoh di atas, Bloomfield mengemukakan istilah distribusi yang memiliki dua pengertian. Pengertian pertama distribusi diartikan sebagai sifat segmen atau konstituen di dalam struktur tertentu ( J.W.M. Verhar.2012:371). Contoh Si Amin tidak mengenal putri yang berani itu. Masing-masing segmen dapat dianalisis
menurut distribusi –nya di dalam kalimat atau di dalam segmen yang lebih pendek. Misalnya distribusi frasa si Amin adalah subjek pada predikat mengenal (mendahului subjek ,
mendahului juga penegas tidak). Distribusi kata tidak adalah penegas pada verba mengenal (mendahului verba tersebut dan mengikuti subjek . Distribusi kata berani tidak langsung termasuk seluruh klausa tetapi merupakan atribut pada konstituen induknya putri, sebagai
bagian frasa Putri yang berani . dan seterusnya,cara analisis ini menurut distribusi struktural.
Ciri predikat yaitu kata yang dapat berdistribusi dengan frase dengan…. Pada kata mengenal dapat dijelaskan dengan mengenal dengan baik.
Pengertian kedua dari istilah distribusi adalah pengertian sistemik, yaitu mungkin tidaknya salah satu konstituen struktural diganti oleh unsur lain . Misalnya ‘dalam’, frasa si amin dapat diganti oleh nomina lain , misalnya bapak atau temanmu. Demikian pula putrid dapat diganti oleh nomina lain yang sesuai; misalnya anak saya, atau majikan, atau orang Jepang.
Pronomina itu dapat diganti oleh pronominal ini dsb. Bila dua unsur dapat saling mengganti dalam struktur tertentu, maka distribusi kedua unsur itu bersifat parallel. Apabila tidak dapat saling menggantikan dalam struktur tertentu maka distribusi itu
sifatnya komplementer (Verhar: 2012: 372).
Contoh dapat dilihat pada bagan berikut S
I S T E M
yan g Si Pak
akan Ami n Ali
tidak mema ng sudah
pengena l
mengen al melihat
putri wanit a
Ap a yan g
Bera ni muda
It u In i S t r u k t u r
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirinci ciri-ciri aliran Struktural Bloomfield sebagai berikut.
1. Objek kajian bahasanya adalah bahasa yang masih hidup di masyarakat, bukan bahasa yang sudah mati.
2. Cara kerja sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memerikan suatu bahasa.
3. Dalam menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.
4. Menganggap setiap bahasa memiliki pola tertentu yang berbeda dengan bahasa yang lain.
5. Membagi kata menjadi dua bentuk, yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat.
6. Memandang bahasa terdiri atas sejumlah isyarat atau tanda.
7. Dalam menganalisis berusaha memenggal menjadi dua konstituen.
8. Distribusi dapat bersifat komplementer dan paralel.
9. Sudah mengenal subjek dan predikat.
TOKOH-TOKOH ALIRAN STRUKTURAL BLOOMFIELD
Di samping Leonard Bloomfield sendiri, tokoh- tokoh lain dalam aliran struktural Bloomfield adalah Zellig S. Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Seorang linguis Amerika yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bahkan bertindak lebih jauh lagi dengan meninggalkan makna sama sekali.
C. Hull seorang pencetus teori mediasi (mediational theory); Kemudian dilanjutkan oleh C.
Osgood seorang murid Hull yang telah memperluas teori mediasi dalam rangka untuk menjelaskan gejala bahasa. Perbedaan antara teori S – R yang murni dengan teori mediasi;
Teori mediasi membahas variabel perantara (intervening variables) yang terjadi antara S dan R. pendekatan nonbehavioris ini mempertanyakan proses mental dan proses berpikir dalam menganalisis tingkah laku manusia sehingga ia menyimpulkan bahwa tingkah laku manusia dalam berbahasa, menitikberatkan pada “meaning” atau makna. Menurut teori ini “meaning”
dari suatu kata atau kalimat adalah mediator antara stimulus luar (eksternal) dan tingkah laku eksternal (yang tampak). Meskipun hubungan antara stimulus dengan respon bersifat tidak langsung, “meaning” itu tidak terjadi begitu saja, melainkan diperoleh melalui conditioning atau kondisi seperti halnya proses belajar yang lain.
Osgood memperdalam kajiannya dengan mencoba mengkombinasikan kedua teori dari Watson dan Skinner. Watson mengeluarkan teori yang disebut Conditioning Klasik.
Kesimpulan dari teori ini adalah sebagai berikut: Sepotong daging adalah sebuah stimulus yang dapat mengundang selera; Lonceng juga bila dibunyikan berulang- ulang dapat mengundang selera; Selera yang muncul itu merupakan respon. Dalam teori Skinner dinyatakan bahwa suatu stimulus dapat menimbulkan bermacam- macam respon. Apabila salah satu respon diberi penguat (reinforcement) maka kemungkinan terjadi reaksi yang sama atau meningkat.
ANALISIS KALIMAT
A. Saya membuka pintu.
( S ) ( P ) (atribut) Saya // membuka pintu.
membuka// pintu
Secara sistemik kalimat Saya membuka pintu memiliki konstituen saya, membuka, pintu.
semua konstituen dalam kalimat tersebut bersifat paralel karena dapat diganti oleh konstituen lain. Konstituen saya, dapat diganti dengan ia, dia, Nisa, Bapak. Konstituen membuka dapat diganti oleh konstituen membaca, menutup. Konstituen pintu dapat diganti dengan majalah, surat kabar, novel.
1. Ibu membuat bolu.
( S ) ( P ) ( atribut) Ibu // membuat bolu.
Membuat // bolu
Pada kalimat Ibu membuat bolu. Memiliki konstituen ibu, membuat, bolu. Semua konstituen bersifat paralel.
1. Saya menyampaikan pesan kepada adik.
( S ) ( P ) ( atribut) (F. Nominal) Saya // menyampaikan pesan kepada adik.
menyampaikan pesan // kepada adik menyampaikan/ /pesan kepada// adik Kalimat Saya menyampaikan pesan kepada adik. Kalimat tersebut memiliki konstituen saya, menyampaikan , pesan, kepada, adik. Semua konstituen pada kalimat tersebut bersifat paralel karena dapat saling menggantikan.
1. Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi.
( S ) ( P ) ( F. adverbial) ( atribut ) Kita // kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi.
Kuliah // dalam rangka meningkatkan kompetensi
dalam rangka // meningkatkan kompetensi dalam// rangka meningkatkan// kompetensi
Kalimat Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi. Memiliki konstituen kita, kuliah, dalam, rangka, meningkatkan, kompetensi. Hanya konstituen rangka yang bersifat komplementer,sedangkan yang lainnya bersifat paralel.
1. Kami mengerjakan tugas linguistik.
( S ) ( P ) ( atribut ) Kami // mengerjakan tugas linguistic mengerjakan // tugas linguistik
tugas // linguistik
Kalimat Kami mengerjakan tugas
linguitik memiliki konstituen kami ,mengerjakan, tugas, linguistik. Semua konstituen bersifat parallel.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BERDASARKAN ANALISISNYA Kelebihan
1. Aliran ini sudah memerikan bahasa dengan cara yang baru yaitu secara sinkronis.
2. Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem.
3. Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan 4. Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyarakat awam.
5. Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
6. Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.
Kekurangan
1. Analisis berdasarkan Bloomfield kelihatan mudah, tetapi tidak jelas mengapa setiap langkah harus terdiri atas dua konstituen, tidak lebih.
2. Analisis pembagian langsung tidak selalu memadai, karena kadang dapat menimbulkan ambigu dalam kalimat tertentu.
3. Penganalisisan dipaksa harus lebih eksplisit dalam menganalisis segala data, tidak memperhatikan makna, tidak serampangan mana suka dengan pemusatan perhatian kepada terminologi jenis kata seperti tata bahasa tradisional.
4. Karena penganalisisan berdasarkan dua konstituen, akan mengalami kesulitan jika diterapkan pada kalimat majemuk.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa aliran strukturalisme Bloomfield muncul sebagai penolakan atas telaah bahasa yang bersifat diakronis. Aliran strukturalisme Bloomfield memilih menggunakan telaah sinkronis. Telaah sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa dalam kurun waktu tertentu. Salah satu ciri aliran Struktural Bloomfield menganggap bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Dengan demikian yang menjadi objek kajian adalah bahasa-bahasa yang masih ada masyarakat pemakainya, bukan bahasa yang mati. Aliran ini menggunakan pembagian langsung untuk menganalisis kalimat.
Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Nama Leonard Bloomfield (1877-1949) sangat terkenal karena bukunya yang berjudul language (terbit pertama kali tahun 1933), dan selalu dikaitkan dengan aliran struktural Amerika. Istilah Strukturalis sebenarnya dapat dikenakan kepada semua aliran linguistik, sebab semua aliran linguistik pasti berusaha menjelaskan seluk beluk bahasa berdasarkan strukturnya. Namun, nama strukturalisme lebih dikenal dan menyatu kepada nama aliran linguistik yang dikembangkan oleh Bloomfield dan kawan-kawannya di Amerika. Aliran ini berkembang pesat di Amerika pada tahun tiga puluhan sampai akhir tahun lima puluhan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran ini, antara lain:
1. Pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diberikan. Mereka ingin memberikan bahasa-bahasa Indian dengan cara baru, yaitu secara sinkronik. Cara lama yaitu secara historis atau diakronik kurang bermanfaat dan diragukan keberhasilannya karena sejarah bahasa-bahasa Indian itu sedikit sekali diketahui. Malah banyak yang hampir sama sekali tidak diketahui.
1. Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme. Oleh karena itu, dalam memberikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu berdasarkan diri pada fakta- fakta objektif yang dapat dicocokan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati.
Juga tidak mengherankan kalau masalah makna atau arti kurang mendapat perhatian.
Malah ada linguis Amerika yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bertindak lebih jauh lagi dengan meninggalkan makna sama sekali. Misalnya, Zellig S. Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Ketidakpedulian kelompok strukturalis Amerika terhadap makna ini adalah berdasar pada cara kerjanya yang sangat bersandar pada data empirik. Makna tidak dapat diamati secara empirik. Berbeda dengan fonem, morfem, dan kalimat yang bisa diamati, dan bisa disegmentasikan.
2. diantara linguis-linguis itu ada hubungan yang baik, karena adanya The Linguistics Society of Amerika, yang menerbitkan majalah Language; wadah tempat melaporkan hasil kerja mereka.
Satu hal yang menarik dan merupakan ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memberikan suatu bahasa. Pendekatannya bersifat empirik. Data dikumpulkan secara cermat, setapak demi setapak. Bentuk-bentuk satuan bahasa (fonologi, morfologi, dan sintaksis) diklasifikasikan berdasarkan distribusinya. Oleh karena itu, mereka sering juga disebut kaum distribusionalis.
Sebagai contoh penerapan distribusi dalam klasifikasi bentuk-bentuk bahasa, misalnya dalam menentukan kelas kata. Kata kerja adalah kata yang dapat diikuti oleh frase “dengan…..”, dan kata sifat adalah kata yang dapat didahului oleh kata “sangat” atau kata “paling”. Maka, dengan dasar itu dapat dikatakan bahwa kata mati adalah kata kerja, sebab dapat menjadi frase mati dengan tenang. Sedangkan kata lincah adalah kata sifat, karena dapat menjadi frase sangat lincah atau paling lincah. Padahal menurut pengertian kata mati tidak menyatakan suatu kegiatan, melainkan menyatakan suatu keadaan. Sebaliknya kata lincah tidak menunjukkan keadaan, melainkan suatu kegiatan.
Aliran strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi, dan aliran Bloomfieldian dan post-Bloomfieldian. Karena bermula atau bersumber pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran ini
menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.
Dalam menganalisis kalimat, misalnya, digunakan teknik Immediate Constituents Analysis (IC Analysis) untuk melihat unsur-unsur langsung yang membangun kalimat
tersebut. Contoh kalimat Ayah meminum kopi pahit disajikan dalam bentuk kotak dengan tata urut sebagai berikut :
Ayah Meminum Kopi Pahit
Meminum Kopi Pahit
Kopi Pahit
3.ALIRAN FIRTHIAN Aliran Firthian
Tokoh: John R. Firth (1890-1960).
Aliran yang memperkenalkan fonologi prosodi.
Tiga macam pokok prosodi :
1 Prosodi yang menyangkut gabungan fonem: struktur kata, struktur suku kata, gabungan konsonan, gabungan vokal.
2. Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda.
3. Prosodi yang realisasi fonetisnya melampaui satuan yang lebih besar daripada fonem fonem suprasegmental.
Pandangan bahasa aliran ini dapat dijumpai dalam buku The Tougues of Man and Speech (1934) dan Papers in Linguistics (1951).
Menurut Firth bahasa harus memperhatikan komponen sosiologis. Tiap tutur kata harus dikaji dalam konteks situasinya, yaitu orang orang yang berperan dalam masyarakat, kata kata mereka ungkapan, dan hal lain yang berhubungan.
4.LINGUISTIK SISTEMIK
Linguistik Sistemik Fungsional Nama aliran linguistik sistemik tidak dapat dilepaskan dari nama M.A.K. Halliday, yaitu salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth mengenai bahasa, khususnya yang berkenaan dengan segi kemasyarakatan bahasa. Sebagai penerus Firth dan berdasarkan karangannya Categories of the Theory of Grammar, maka teori
yang dikembangkan oleh Halliday dikenal dengan nama NeoFirthian Linguistics atau Scale and Category Linguistics. Namun, kemudian ada nama baru, yaitu Systemic Linguistics.
Dalam bahasa Indonesia nama yang tepat adalah Linguistik Sistemik (Chaer, 2007:356).
Halliday berpendapat (1994: xvii) bahwa tidak ada kajian bahasa yang bebas dari nilai atau anggapan dasar. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa dalam pesrpektif linguistik
fungsional sistemik (LSF), bahasa merupakan sistem arti dan sistem lainnya yaitu sistem bentuk dan ekspresi. Menurutnya teks adalah sebagai kumpulan makna yang diungkapkan atau dikodekan dalam kata- kata dan struktur. 8 Pada dasarnya, bahasa memiliki tiga metafungsi yang menentukan struktur bahasa. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi, para pemakai bahasa selalu menggunakan bahasa antar sesamanya guna untuk memaparkan, mempertukarkan dan merangkai pengalaman. Alasan dari pernyataan di atas adalah karena dalam kehidupan manusia, bahasa berfungsi untuk memaparkan pengalaman (ideational function), mempertukarkan pengalaman (interpersonal function) dan terakhir untuk merangkai pengalaman (textual function) (Ria, 2014:20).
Penjelasan lebih lanjut tentang metafungsi bahasa tersebut adalah sebagai berikut:
A. Fungsi Ideasional Fungsi ideasional adalah suatu bentuk refleksi atau perepresentasian bahasa yang digunakan oleh penuturnya, dimana penuturnya tersebut berfungsi sebagai pemerhati realitas dan menerangkan sifat realitas. Hal ini terjadi pada tingkat klausa guna merepresentasikan pengalaman manusia baik dari luar maupun dari dalam diri manusia tersebut. Fungsi ini mencakup fungsi eksperensial dan fungsi logis (Ria, 2014:20).
B. Fungsi Interpersona Fungsi interpersonal adalah sebuah fungsi dimana bahasa digunakan sebagai alat untuk memberi dan menerima perintah ataupun kegiatan sedangkan penuturnya menyelinapkan realita tetapi menerangkan tentang tafsiran intersubjektif realita. Fungsi ini juga mempunyai makna antar persona yang menunjukkan tindakan yang dilakukan terhadap pengalaman dalam interaksi sosial (Ria, 2014:21). 9
C. Fungsi Tekstual Bahasa adalah alat untuk menyampaikan pesan. Penyampaian itu dilakukan secara berpola dan harus disusun dengan baik. Jadi, penggunaan bahasa ini berfungsi untuk merangkai pengalaman. Fungsi ini merupakan interpretasi bahasa yang berfungsi sebagai pesan dalam proses pembentukan teks dalam bahasa (Ria, 2014:22-23)
5.ALIRAN TAGMEMIK
Pengertian Teori Tagmemik Tagmemik adalah sebuah teori linguistik yang pertama kali dikembangkan oleh Kenneth L. Pike di dalam bukunya yang berjudul Language in Relation to Unified Theory of the Structure of Human Bahavior (1961). Di dalam buku ini, istilah tagmem digambarkan sebagai suatu kesatuan dasar bahasa yang terdiri dari jalur fungsional dan suatu daftar butirbutir yang saling dapat ditukarkan yang dapat mengisi lajur itu. Tagmem adalah suatu kesatuan, sejajar dengan fonem dan morfem dalam tri-hirarki ketatabahasaan seperti fonologi, leksikon, dan tata bahasa. Ketiga kesatuan dasar itu diperlihatkan sebagai struktur tritunggal dalam karyanya yang berjudul “Language as Particle, Wave, and Field” (1959).
Teori tagmemik merupakan teori linguistik yang secara relatif masih tergolong baru.
Oleh karenanya wajar apabila belum begitu banyak dikenal orang. Sebenarnya teori ini telah disebut-sebut oleh Elson & Pickett (1962), Longacre (1964), dan Cook (1969), namun kelengkapan dan kebulatan teori ini baru terwujud setelah ditekuni oleh Pike & Pike (1977).
Penamaan teori Tagmemik berangkat dari konsep tagmem. Tagmem adalah gatra suatu struktur gramatikal dengan kelengkapan empat penanda umum. Keempat penanda umum tersebut adalah slot, klas, peran, dan kohesi (Pike & Pike: 35).
Slot, Klas, Peran, dan Kohesi Slot adalah suatu penanda tagmem yang merupakan tempat kosong di dalam struktur yang harus diisi oleh fungsi tagmem. Di dalam tataran klausa fungsi tagmem tersebut dapat' berupa subjek, predikat, dan objek. Pada tataran lain fungsi tagmem dapat berupa inti (nucleus) dan luar inti (margin). Teori Tradisional dan Struktural menyebutnya dengan istilah "jahatan kalimat" dan "fungtor" . Klas adalah suatu penanda tagmem yang merupakan wujud nyata dari slot. Wujud nyata tersebut berupa nama- nama satuan lingual dari tataran yang paling rendah (yakni morfem) sampai yang paling tinggi
Di dalam rumus tiap-tiap penanda itu menempati sato sudut. Slot menempati sudut kiri atas, klas menempati sudut kanan atas, peran menempati sudut kiri bawah, dan kohesi menempati sudut kanan bawah. Sebagai contoh klausa "Rakyat mendambakan kesejahteraan material dan spiritual" perumusannya secara tagmemik adalah sebagai berikut: ~~ o IFB KIaT = + Plk . -- . + Prd T + Pdtl Kelerangan : KlaT = Klausa Transitif S = SUbjek P = Predikat 0 = Objek KB
= Kata Benda KK = Kata Kerja FB = Frase Benda Plk = Pelaku Prd Predikatif Pdt = Penderita' T- = Transitif
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik, masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa.
Berdasarkan penjelasan diatas, penyusun mengambil kesimpulan bahwa :
1. Aliran Struktural adalah suatu paham bahasa dimana hakikat bahasa dalam taksonomi gramatikal(ketatabahasaan) disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, kata, frase, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat.
2. Banyak macam-macam dari aliran linguistik strukturalis yang mengungkapkan konse-konsep dan pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa.
Keunggulan aliran struktural yaitu (1) sukses membedakan konsep grafem dan fonem, (2) membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan, (3) kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyrakat awam, (4) level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat, dan (5) berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data. Sedangkan kelemahan aliran struktural yaitu (1) bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas, (2) sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dan sangat menjemukan, (3) proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan mesin, (4) suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum, (5) aktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis
bahasa, dan (6) objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif
DAFTAR PUSTAKA
Blogger.13-desember-2011.linguistik struktural : sejarah dan perkembangannya.diakses pada 27-november-2023.
https://rsbikaltim.blogspot.com/2011/12/linguistik-struktural-sejarah-dan.html?m=1 1.Blogger.10-februari-2019.Sejarah dan aliran-aliran linguistik.diakses pada 27-november- 2023
http://gudangilmuapasaja.blogspot.com/2019/02/sejarah-dan-aliran-aliran-linguistik.html 2.Wordpress.com.13-Maret-2014.Aliran bloomfield .Pelangi Indonesia 2013 –
wordpress.com.diakses pada 27-november-2023
https://pelangiindonesia2013.wordpress.com/2014/03/03/aliran-bloomfield/
3.Blogger.10-februari-2019.Sejarah dan aliran-aliran linguistik.diakses pada 27-november- 2023
http://gudangilmuapasaja.blogspot.com/2019/02/sejarah-dan-aliran-aliran-linguistik.html 4.Universitas negeri makassar.2017.bab ii tinjauan pustaka dan kerangka pikir. Diakses pada 27-november-2023
http://eprints.unm.ac.id/4266/2/BAB%20II.pdf
5.Wordpress. Com. 2014/03/03 Aliran bloomfield -pelangi indonesia 2013 diakses pada 27- november-2023
https://pelangiindonesia2013.wordpress.com/2014/03/03/aliran-tagmemik/