• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Mata Kuliah Strategi Maharah Lughawiyah

N/A
N/A
Fauzan Fitra

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas Mata Kuliah Strategi Maharah Lughawiyah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Mata Kuliah Strategi Maharah Lughawiyah

Nama : Fauzan Fitra

NIM : 2220020028

Jurusan : Pascasarjana Pendidikan Bahasa Arab Mata Kuliah : Strategi Maharah Lughawiyah

Dosen : Dr. Zainul Arifin, MA

Istilah-Istilah Kutipan dalam Karya Ilmiyah

A. Footnot

1. Pengertian

Footnote adalah catatan pada kaki halaman untuk menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, buah pikiran, fakta-fakta, atau ikhtisar. Footnote dapat juga berisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks, seperti keterangan wawancara, pidato di televisi, dan yang sejenisnya. Gelar akademik dan gelar kebangsawanan tidak disertakan serta nama pengarang/penulis tidak dibalik.

a. Nomor Footnote

Footnote atau catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor kutipan dengan menggunakan angka Arab kecil (1, 2, 3, dst.) yang diketik naik setengah spasi. Footnote pada tiap bab diberi nomor urut, mulai dari angka 1 sampai dengan selesai dan dimulai dengan nomor satu lagi pada bab-bab berikutnya.

b. Bentuk Footnote

Dalam footnote, urutan penulisannya ada beberapa macam cara. Namun, di sini hanya disebutkan dua macam cara sebagaimana yang sering digunakan di mayoritas perguruan tinggi.

(2)

Cara pertama, urutannya adalah nama pengarang koma (,), nama buku koma (,), nomor jilid buku (jika ada) koma (,), nama kota tempat terbit buku titik dua (:), nama penerbit koma (,), tahun penerbitan koma (,), halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik (.). Contoh:

- David Hopkins, A Teacher’s Guide Classroom Research, (Buckingham Philadelphia: Open University Press, 1993), hlm.36.

- Ana Roggles Care, Writing and Learning, (New York:

Macmilan Publishing Company, 1985), hlm.4

c. Footnote yang Berkaitan dengan Jumlah dan Nama Pengarang

1) Pengarang satu orang (lihat contoh di atas).

2) Pengarang dua atau tiga orang: nama pengarang dicantumkan semua.

Contoh:

Charles W. Bridges dan Ronald F. Lunsford, Writing:

Discovering Form and Meaning (California: Wadsworth, 1984), hlm.7.

3) Jika pengarang lebih dari tiga orang yang dicantumkan hanya nama pengarang pertama dan di belakangnya ditulis et al. atau dkk. et al. asalnya dari et alii ‘dengan orang lain’.

Contoh:

Sabarti Akhadiah, dkk, Menulis (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah bagan Proyek Penataran Guru SLTP Setara D3, 1997/1998), hlm. 8-9.

(3)

B. Bodynote

Bodynote (catatan tubuh) adalah catatan pada bagian tengah tulisan yang menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, pandangan, atau teori mengenai masalah tertentu yang dijelaskan dalam teks.

Pada teknik ini, sumber kutipan ditulis atau diletakkan sebelum bunyi kutipan atau diletakkan dalam narasi atau kalimat sehingga menjadi bagian dari narasi atau kalimat. Pada bodynote, ketentuannya adalah sebagai berikut:

a. Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan.

b. Menulis nama akhir pengarang.

c. Mencantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung.

d. Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung.

Contoh:

Meresensi buku merupakan kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk memberikan tanggapan dan penilian terhadap isi sebuah buku. Menurut Keraf (2001: 247), resensi adalah pertimbangan buku, pembicaraan buku, atau ulasan buku atau dengan bahasa yang agak mentereng, berarti membedah, menganalisis, dan mencari roh/inti buku.

Pada contoh di atas, notasi ilmiahnya mencakup: Keraf 2001:247.

Keraf adalah pengarang buku yang dikutip, 2001 adalah tahun terbit buku yang dikutip, dan 247 adalah halaman tempat teks yang dikutip.

C. Endnote

Endnote (catatan akhir) adalah catatan referensi yang diletakkan di akhir suatu karya tulis ilmiah, sebelum daftar pustaka.

Pada teknik endnote, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan atau dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan.

(4)

b. Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung.

c. Menulis nama akhir pengarang, tanda koma, tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, dan akhirnya diberi titik.

Contoh:

Plagiat merupakan pengambikan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri.

(Soelistyo, 2011:19)

Pada contoh di atas, notasi ilmiahnya meliputi: Soelistyo, 2011:19.

Soelistyo adalah nama akhir pengarang buku yang dikutip, 2011 adalah tahun terbit buku yang dikutip, dan 19 adalah halaman teks yang dikutip.

D. Ibid

Ibid merupakan kependekan dari ibidem : “pada tempat yang sama”, digunakan saat suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang kutipan sebelumnya tanpa diselingi oleh sumber lain. Dalam hal yang demikian boleh dipakai ibid, walaupun di antara kedua kutipan terdapat beberapa halaman.

Contoh:

- Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta: 1985, hlm. 33.

Ibid.

Ibid. hlm. 34.

E. Op. Cit

Op.cit merupakan singkatan dari Opera Citato yang artinya “dalam karangan yang telah disebut”. Dipakai untuk menunjukan pada suatu buku yang telah disebutkan sebelumnya dengan lengkap pada halaman lain dan telah diselingi oleh sumber lain. Dengan demikian yang dicantumkan adalah menyebut nama pengarang/narasumber, dua atau tiga kata awal judul buku dan berikutnya diberikan tanda titik-titik sebanyak kurang lebih

(5)

tiga titik, dilanjutkan dengan penyebutan Op.cit., hlm.... dan tulis nomor halaman. Bila ada dari seorang pengarang ada dua macam buku, maka harus ditambah nama buku untuk menghindarkan kekeliruan.

Contoh:

-Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta: 1985, hlm. 33.

-Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Kencana, Jakarta, hlm. 61. Andi Hamzah, Op.cit, hlm. 40.

F. Loc. cit

Loc.cit, merupakan singkatan dari loco citato yang artinya “pada tempat yang telah disebut”. Digunakan untuk mengutip halaman yang sama dari sumber yang telah disebut. Jadi yang dicantumkan nama akhir pengarang, loc.cit (cetak miring). Nomor halaman tidak perlu dicantumkan, sebab istilah ini menunjukan samanya halaman sesuatu yang dikutip dengan halaman buku yang telah disebutkan sebelumnya.

Contoh:

- Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta: 1985, hlm. 33.

- Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Kencana, Jakarta, hlm. 61. Andi Hamzah, Loc.cit

Referensi

Dokumen terkait

Ukuran huruf judul buku lebih dominan (dibandingkan dengan nama pengarang, penerbit dan logo).. Warna judul buku kontras daripada warna

 Tata cara penulisan daftar pustaka pada makalah ditulis dengan format sebagai berikut: nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku/artikel, kota.

Bibliografi adalah sebuah daftar pustaka yang mencakup isi dan deskripsi sebuah buku, hal tersebut meliputi judul, pengarang, edisi, cetakan, kota terbit, nama penerbit, tahun

Misalnya: Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950)., hlm. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan

Teks kutipan langsung yang kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip (“……”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dimana nama pengarang, tahun terbit buku, dan

3) Sesudah kutipan itu, diberi nomor urut catatan kaki atau ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit buku, serta halaman tempat terdapatnya kutipan

▪Pengatalogan adalah proses pembuatan sarana temu kembali informasi yang merupakan kegiatan merekan data bibliografi pengarang, judul, tempat terbit, nama penerbit, jumlah halaman, dan

Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis, tahun, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit... Tanda titik dipakai