TUGAS MATA PELAJARAN FIQIH KHOTBAH IDUL ADHA
KEUTAMAAN IBADAH HAJI
Nasrul Fajri Oktavian Kelas : IX A
No : 27
SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KHOTBAH TENTANG KEUTAMAAN IBADAH HAJI
×) ُرَبْكَأ ُا
×) ُرَبْكَأ ُا (٣
×) ُرَبْكَأ ُا (٣
٣ )
دمحلا لو ربككككا ا ،ربككككأ ا وكككه ا لا هكككلا ل ليكككصاو ةرككككب ا ناحبكككسو اريكككثك ل دكككمحلاو اريكككبك ربككككأ ا.
،ُهككَل َكْيِر َككش َل ُهَدككْحَو ُا للِإ َهككَلِإ َل ْنَأ ُدَه ْككشَأ ،ةككجحلا ىذ رككشع نم مويلاذه يلا انغلبو ،ةيحض لا حبذب انرما ْيِذللا ِل ُدْمَحْلَا
َنْيِلَس ْرُمْلاَو ِءاَيِبْنَ ْلا ِفَرْشَأ ىَلَع ْمِلَسَو ِلَص لمُهلللَا .ُهَدْعَب ليِبَن َل ْنَم ُهُلْوُسَرَو ُهُدْبَع اًدلمَحُم لنَأ ُدَهْشَأَو ،ا للِإ َشْخَي ْمَل ٍدْبَع َةَداَهَش
ُدكككككككككْعَب اكككككككككّمَأ ،نيدكككككككككلا موكككككككككي يلا مظعو ملكككككككككسو نيرهاكككككككككطلا نيبكككككككككيطلا راركككككككككبلا ِهكككككككككِلآ ىَلَعَو
ِمْيِحلرككلا ِنَم ْحلرككلا ِا ِم ْككسِب ،مْيِرككَكْلا ِهككِباَتِك ْيِف ىَلاككَعَت ُا َلاككَق . َن ْوككُقلتُمْلا َزاككَف ْدككَقَف ،ا ىَوككْقَتِب ي ِككسْفَنَو ْمُكْي ِككصْوُا ،ا َداَبِع اَيَف.َ . رتبلا وه كئن اش نا ،رحناو كبرل لصف ،رثوكلا كنيطعا انأ
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dirahmati Allah
Pertama saya ingin menyampaikan wasiat khususnya untuk pribadi saya sendiri dan umumnya untuk segenap jamaah Sholat Idul Adha yang hadir di sini, marilah kita semua senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah Swt dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang diharamkan. Karena itulah hakikat taqwa kepada Allah yang sesungguhnya.
Semoga kita semua tergolong orang-orang yang beriman, bertakwa dan sekaligus berakhlaqul karimah agar kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia maupun di akhirat nanti.
Saat ini kita memasuki tanggal 10 bulan Dzulhijjah 1444 H. Mayoritas umat Islam yang mengikuti ketetapan pemerintah dalam menetapkan 10 Dzulhijjah 1444 H. Hari ini bersama- sama melaksanakan sholat Idul Adha. Pada bulan Dzulhijjah ini sebagian saudara kita yang seiman, seakidah, sebangsa dan setanah air sedang berada di tanah suci untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima yakni menunaikan Ibadah Haji.
Ibadah haji adalah sebuah ritual keagamaan yang bersifat wajib bagi setiap orang yang telah mampu dan memenuhi syarat dan ketentuan yang ada. Ibadah haji adalah ibadah yang sebangsa fisik (badan), butuh persiapan kesehatan badan dan tenaga yang prima, karena di dalam ibadah haji ada Thowaf, Sa’i, Jumroh dan lainnya. Dan tentunya persiapan finansial yang mencukupi untuk bayar ONH, uang saku selama di perjalanan menuju tanah suci, dan juga biaya hidup keluarganya yang ditinggalkan di tanah air selama menunaikan ibadah haji.
Namun tidak kalah penting, di saat seseorang akan menunaikan ibadah haji, disamping menyiapkan ongkos, kesehatan fisik adalah membersihkan hatinya dari sifat takabbur, riya’ dan sum’ah, juga meluruskan niatnya dalam melaksanakan ibadah haji, jangan sampai perjuangan kita sekian puluh tahun lamanya, menabung sedikit demi sedikit mengumpulkan rupiah demi untuk bisa menunaikan ibadah haji namun setelah tiba kesempatan pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji, pulang dari tanah suci bukan predikat haji mabrur yang didapat, bukan pahala yang yang diraih tapi justru tanpa disadari malah terjerumus dalam dosa dan kemaksiatan karena hatinya terjangkit penyakit riya’, takabbur, sum’ah, dan atau karena kesalahan niatnya saat menunaikan ibadah haji yang hanya sekedar mencari popularitas dan status sosial.
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dirahmati Allah.
Ketika Iblis tidak mampu lagi menghalang-halangi anak cucu Adam agar tidak melakukan sholat lima waktu, maka dibiarkanlah anak/cucu Adam untuk melaksanakan sholat, namun di saat mereka mengerjakan sholat Iblis tidak tinggal diam, dia ambil cara yang kedua untuk menggoda anak/cucu Adam agar sholatnya tidak khusu’, hatinya, pikiranya melayang kemana-mana, atau mengerjakan sholat dalam hatinya dihinggapi sifat riya’, mengerjakan sholat hanya sekedar ingin viral, syarat/rukunya sholat banyak yang ditinggalkan, thuma’ninahnya, bacaan fatihahnya asal-asalan yang terpenting terkenal di mana-mana sebagai Imam Sholat tercepat di dunia, akhirnya bukan pahala yang didapat, tapi tak terasa mereka terjerumus dalam dosa dan kemaksiatan karena mengerjakan sholat
mengabaikan rukun-rukunya, inilah salah satu contoh orang yang tertipu oleh amal ibadahnya.
Demikian pula, ketika Iblis tidak mampu lagi menghalang-halangi anak/cucu Adam agar tidak menunaikan Ibadah haji, maka dibiarkanlah mereka berbondong-bondong ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji, namun ketika anak/cucu Adam menunaikan Ibadah haji Iblis tidak tinggal diam, dia ambil cara yang kedua untuk menggoda, menjerumuskan anak/cucu Adam agar saat menunaikan ibadah haji dalam hatinya ada sifat riya’, sifat sum’ah, takabur dan penyakit-penyakit hati lainnya, sehingga anak/cucu Adam dalam menjalankan ibadah haji jangankan akan mendapatkan predikat mabrur, jangankan akan mendapatkan pahala namun justru tanpa disadari mereka terjerumus dalam kemaksiatan dan dosa karena salah niatnya dalam menunaikan ibadah haji.
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dirahmati Allah.
Dalam Kitab Mauidzotul Mukminin Karya Al-Alamah Asy-syeh Jamaluddin Al- Qosimi dijelaskan bahwa:
“Barang siapa yang menunaikan Ibadah haji dengan tujuan ingin cari popularitas supaya dipanggil bapak haji, ibu haji, supaya dibilang orang kaya yang banyak duitnya, menunaikan ibadah haji dalam hatinya ada sifat riya’ / shum’ah, maka kata Asy-syeh Jamaluddin Al- Qosimi orang seperti itu sejak dia melangkahkan kaki keluar dari pintu rumahnya menuju tanah suci, sampai kemudian dia melangkahkan kaki pulang ketanah air, masuk lagi ke dalam rumahnya dia dalam keadaan maksiat kepada Allah SWT.” Naudzu billah min dzalik.
Dengan demikian, seseorang yang menunaikan ibadah haji apabila ingin menggapai predikat haji yang mabrur kuncinya adalah bersihkan hatinya dari segala macam penyakit hati, luruskan niatnya dari segala urusan duniawi ataupun dari niat yang tidak terpuji. Jangan sampai ibadah haji yang kita kerjakan hanyalah sebuah pepesan kosong tidak punya nilai ibadah sama sekali karena niatnya yang salah.
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dirahmati Allah.
Ibadah haji adalah sebuah perjalanan spiritual seorang hamba menuju baitullah untuk menyempurnakan rukun Islam yang ke lima. Karenanya, sebelum kita mengerjakan rukun Islam yang ke lima sudahkan rukun Islam yang pertama, kedua, ketiga dan keempat dilaksnakan dengan baik? Adalah sangat ironis sekali bila kita hanya mengutamakan melaksanakan rukun Islam yang ke lima sementara rukun Islam yang lain seperti sholat, puasa Ramadhan dan zakat masih sering diabaikan.
Ibarat sebuah bangunan rumah, haji hanyalah sebuah pelengkap, variasi agar rumah kelihatan indah dan mewah. Yang terpenting dari sebuah bangunan rumah adalah pondasinya, tembok dan atapnya yang kokoh dan kuat sekalipun rumah tersebut tidak ada variasinya. Demikian pula kita dalam menjalankan rukun Islam yang terpenting kewajiban Sholat, zakat, dan puasa dilaksanakan dengan baik sekalipun kita belum punya kesempatan untuk bisa menunaikan ibadah haji. Jangan sampai kita hanya mendahulukan ibadah haji, sementara kewajiban sholat, zakat dan puasa masih sering ditinggalkan.
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dirahmati Allah.
Dibalik perintah kewajiban menunaikan ibadah haji setidaknya ada dua hikmah yang tersembunyi. Pertama, sebagai manifestasi penghambaan seorang manusia di hadapan Allah SWT. Mereka merasa rendah, hina tidak punya nilai apa-apa yang harus disombongkan. Hal ini digambarkan ketika mereka wuquf di padang Arafah semuanya lesehan memakai kain ihram, tidak ada pejabat tinggi negara, tidak ada orang kaya, tidak ada rakyat jelata semuanya sama memakai kain ihram berbaur menjadi satu tidak ada yang merasa paling terhormat, paling istimewa, inilah gamabaran kecil di akhirat nanti saat kita dikumpulkan di padang mahsyar, saat itu kekayaan dan jabatan duniawi yang dibangga-banggakan oleh banyak orang
tidak punya arti apa-apa, yang bisa kita bangga-banggakan saat itu hanyalah keimanan/ketaqwaan dan amal sholeh kita masing-masing.
Yang kedua, hikmah dari perintah ibadah haji adalah sebagai bentuk syukur seorang hamba kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan terutama kenikmatan kekayaan berupa duniawi, setelah dia diberi kelapangan rezeki oleh Allah dengan harta yang melimpah, maukah dia mengorbankan hartanya untuk membayar ongkos ibadah haji, atau justru sebaliknya dia menjadi orang yang bakhil tidak mau mengorbankan hartanya sekadar untuk menunaikan kewajiban kepada Allah Swt.
Semoga kita semua oleh Allah Swt. Senantiasa diberi kesehatan, panjang usianya serta rizki yang melimpah agar bisa memenuhi pangggilan Allah untuk pergi ke tanah suci menunaikan ibadah haji. Amin.