ANALISIS ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus malabaricus)
PROPOSAL
Oleh Jefrianus Bria NIM 2013020014
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN FAKULTAS PETERNAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG FEBRUARI 2023
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu ikan demersal yang memiliki arti penting dalam perikanan trawl dan “drop” line di Indonesia. Ikan ini merupakan salah satu komoditas ekspor.
Perikanan kakap merah juga merupakan sumber utama pemanfaatan tenaga kerja, pemenuhan kebutuhan sumber protein hewani dan sebagai sumber devisa negara. Menurut Suboko (1997) total ekspor ikan kakap merah di Indonesia menurun dari 53.000 ton pada tahun 1995 menjadi 6.000 ton pada tahun 1994. Lutjanus malabaricus termasuk salah satu dari kelompok ikan kakap merah yang ada di perairan Indonesia. Daerah persebaran ikan kakap mencapai seluruh tropis, seperti di sebelah barat Samudera Pasifik, sebelah barat Samudera Hindia, Caledonia Baru dan Pulau Gilbert hingga ke selatan India dan perairan Jepang (Andreson & Allen 2001).
Ikan kakap menjadi salah satu ikan komersial paling penting di laut tropis dan subtropis (Randall 1995), termasuk di teluk Kupang. Harga jual ikan kakap di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Oeba cukup tinggi, bisa mencapai 30.00,00-50.000,00 kg-1. Operasi penangkapan ikan dilakukan harian dengan alat tangkap yang beragam, seperti pancing rawai, pancing ulur, jariang insang atau trawl dasar. Permintaan pasar yang tinggi dengan nilai jual yang relatif besar mendorong nelayan untuk melakukan penangkapan ikan kakap secara intensif, sehingga dapat mengancam kelestarian sumberdaya ikan tersebut. Upaya pengelolaan sumberdaya ikan kakap dapat diketahui melalui berbagai kajian penelitian, salah satunya adalah penelitian aspek reproduksinya. Penelitian mengenai hal tersebut telah banyak dilakukan di berbagai negara, seperti di perairan Australia Barat (Davis &
West 1992, Davis & West 1993), Karang Penghalang Besar (Great Barriet Reef), Australia (Newman et al. 2000) dan India (Ramachandran et al. 2013). Namun di Indonesia, khususnya di teluk kupang dan sekitarnya, informasi tersebut masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan agar diperoleh informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemanfaatan dan pengelolaan ikan kakap yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai aspek reproduksi ikan kakap, meliputi sebaran frekuensi panjang, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan
Aspek Biologi Reproduksi Ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus)
Aspek Biologi
Kondisi Biologi Reproduksi
produktifitas dan potensi produksi Perkembangan Gonad & Fekunditas
gonad (IKG), ukuran ikan kali pertama matang gonad (Lm), dan rata-rata panjang ikan tertangkap (Lc)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pengkajian aspek reproduksi ikan kakap merah dari perairan teluk kupang yang meliputi rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, fekunditas, musim pemijahan, waktu penangkapan yang tepat terkait dengan aspek reproduksi dan perkembangan gonad.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengkaji aspek reproduksi ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) meliputi rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, fekunditas, musim pemijahan, waktu penangkapan yang tepat terkait dengan aspek reproduksi dan perkembangan gonad, serta untuk menduga produktifitas dan potensi produksi dari ikan.
D. Kerangka Pikir
Pengertian Ikan Kakap Merah
BAB II. TINJAUAN PUJSTAKA
A. Pengertian Ikan Kakap Merah 1. Morfologi Ikan Kakap Merah
Ikan Kakap Merah merupakan ikan yang termasuk ke dalam Ordo Perciformes, Family Laboridae, dan genud Lutainus dan Spesies Lutianus erythropterus.Ikan ini merupakan ikan air laut yang mempunyai sirip punggung yang sempurnayang terletak di depan sirip perut atau di belakang kepala bagian anterior badan pada ikan tersebut.Sirip dada pada ikan merah oblique dan terletak di bawah linea literalis di bawah sudut operculum.Sirip perut ikan ini berbentuk thorcic,sedangkan sirip anus terpisah dengan sirip ekor dan bagian pangkalnya diliputi oleh sisik. Bentuk ekor ikan ini adalah berlekuk tunggal. Ikan merah (Lutjanus malabaricus) adalah ikan yang berada di perairan luat.bentuk tubuh bilateral simetris dengan klasifikasinya adalah Ordo Percomorphi, Famili Lucanidae, Genus lutjanus, Spesies Lutjanus malabaricus. Pada ikan merah mulutnya besar, dapat disembulkan kedepan, ujung belakang dari rahang atas terletak dibawah sudut dari depan bola mata. Ikan merah ini mempunyai empat buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan ekor. Warna sirip tersebut bewarna merah kelam (Djuhanda, 1981).
Klasifikasi mikan kakp merah (Lutjanus sanguineus menurut Saanin (1984) dalam (2008) adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub class : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea Family : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
Spesies : Lutjanus malabaricus
Ciri-ciri kakap merah (Lutjanus sp.) mempunyai tubuh yang memanjang dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak menjorok ke muka, gigi konikel pada taring-taringnya tersusun dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi caninnya yang berada pada bagian depan. Ikan ini mengalami pembesaran dengan bentuk segitiga maupun bentuk V dengan atau tanpa penambahan pada bagian ujung maupun penajaman. Bagia bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung berbentuk tonjolan yang tajam.
Sirip punggung dan sirip duburnya terdiri dari jari-jari keras dan jari-jari lunak.
Sirip punggung umumnya berkesinambungan dan berlekuk pada bagian antara yang berduri keras dan bagian yang berduri lunak. Batas belakang ekornya agak cekung dengan kedua ujung sedikit tumpul. Warna sangat bervariasi, mulai dari yang kemerahan, kekuningan, kelabu hingga kecoklatan. Ada yang mempunyai garis-garis berwarna gelap dan terkadang dijumpai adanya bercak kehitaman pada sisi tubuh sebelah atas tepat di bawah awal sirip punggung berjari lunak. Pada umumnya berukuran panjang antara 25 – 50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm (Gunarso, 1995). Ikan kakap merah menerima berbagai informasi mengenai keadaan sekelilingnya melalui beberapa inderanya, seperti melalui indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, peraba, linea lateralis dan sebagainya.
Jenis kakap merah berukuran besar umumnya membentuk gerombolan yang tidak begitu besar dan beruaya ke dasar perairan menempati bagian yang lebih dalam daripada jenis yang berukuran kecil. Selain itu biasanya kakap merah tertangkap pada kedalaman dasar antara 40–50 meter dengan substrat sedikit karang dan salinitas 30–33 ppt serta suhu antara 5-32ºC.
Secara morfologi, bentuk badan ikan kakap merah memanjang sampaiagak pipih.
Mulutnya terletak pada bagian ujung kepala (terminal), biasanya terdapat gigi taring (canine) pada rahangnya. Bagian pinggir operculum biasanya bergerigi dan sisiknya ctenoid. Bagian depan dari kepala tak bersisik atau pada bagian depan dari tutup insang terdapat beberapa baris sisik. Sering terdapat bintik atau noda kehitaman (blotches). Sirip punggung tunggal dengan jari-jari 9-12 jarijari sirip keras dan 9-17 jari-jari sirip lemah yang bercabang. Sirip dubur dengan 3 sirip keras dan 7-14 sirip lemah bercabang. Sirip ekor mulai dari yang berbentuk truncate sampai berbentuk cagak yang dalam (deeply forked).
Kakap merah adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang cukup banyak tertangkap di perairan Indonesia. Jenis ikan tersebut biasanya tertangkap di
perairan paparan (continental shelf). Beberapa Jenis diantaranya berada pada habitat perairan yang sedikit berkarang. Adapun ciri – ciri Ikan kakap merah sebagai berikut :
1. Badan memanjang melebar, gepeng kepala cembung, bagian bawah penutup insang bergerigi.
2. Gigi-gigi pada rahang tersusun dalam ban-ban, ada gigi taring pada bagian terluar rahang atas, sirip punggung berjari-jari keras 11 dan lemah 14, sirip dubur berjari-jari keras 3 lemah 8-9, termasuk ikan buas, makannya ikan kecil dan invertebrata dasar laut.
3. Hidup menyendiri di daerah pantai sampai kedalaman 60 m. Dapat mencapai panjang 45-50 Cm.
4. Warna bagian atas kemerahan/merah kekuningan, di bagian bawah merah keputihan.
Garis-garis kuning kecil diselingi warna merah pada bagian punggung di atas garis rusuk.
Badan memanjang melebar, gepeng, kepala cembung, bagian bawah penutup, insang bergerigi, gigi-gigi pada rahang tersusun dalam ban-ban, ada gigi taring pada bagian terluar rahang atas. Mata berwarna merah cemerlang. Mulut lebar, sedikit serong dengan geligi halus. Sirip punggung berjari-jari keras 11 dan lemah 14, Sirip dubur berjari-jari keras 3, lemah 8-9 termasuk ikan buas, makannya ikan kecil dan invetebrata dasar. Hidup menyendiri didaerah pantai sampai kedalaman 60 m. Panjang tubuh mencapai 45 - 60 cm.
Warna bagian atas kemerahan/merah kuningan, bagian bawah merah keputihan. Ban-ban kuning kecil diselingi warna merah pada bagian punggung diatas garis rusuk. Pada waktu masih burayak (umur 1 - 3 bulan) warnanya gelap dan setelah menjadi gelondongan (umur 3 - 5 bulan) warnanya terang dengan bagian punggung berwarna coklat kebiru-biruan yang selanjutnya berubah menjadi keabu-abuan dengan sirip berwarna abu-abu gelap.
B. Aspek Reproduksi Ikan Kakap Merah
Reproduksi merupakan kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya ataupun kelompoknya (Fujaya, 2004). Menurut Royce (1972) sebagian besar organisme akuatik menghabiskan sebagian besar hidup dan energinya untuk bereproduksi. Reproduksi merupakan makanan dalam siklus hidup yang berhubungan dengan mata rantai yang lain untuk menjamin keberlanjutan spesies (Nikolsky, 1963). Selama proses reproduksi bagian besar hasil metabolisme tubuh akan tertuju kepada perkembangan gonad ikan. Hal ini akan menyebabkan perubahan kepada gonad ikan itu sendiri. Umumnya pertambahan bobot gonad pada ikan betina ialah 10-
2596 dan pada ikan jantan 5-1096 dari bobot tubuh (Effendie, 1997). Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama kali matang gonad tidak memiliki ukuran yang sama. Begitupun ikan yang spesiesnya sama.
Organ reproduksi ikan terdiri atas dua yaitu sel kelamin jantan yang biasa disebut testes dan sel kelamin betina yang biasa disebut ovari. Testes merupakan sepasang organ memanjang yang terletak pada dinding dorsal. Dari testes akan keluar satu pembuluh sperma (vas differens) pada bagian permukaan mesodorsal yang bermuara diantara anus dan pembuluh urinari. Adapun organ reproduksi betina ialah ovari dimana ovari ini merupakan sepasang organ yang terletak di rongga tubuh. Secara umum, proses reproduksi ikan dibagi menjadi tiga periode yaitu periode pre-spawning, periode spawning dan periode post-spawning.
Pada proses pengamatan reproduksi ikan meliputi proses pengamatan Tingkat Kematangan Gonad (TKG). Tahapan TKG merupakan proses penting dalam proses reproduksi. Pencatatan tahap-tahap perkembangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dengan yang tidak. Dari pengamatan ini juga akan diketahui kapan ikan akan memijah, baru memijah atau sudah memijah. Penentuan TKG dapat dilakukan berdasarkan struktur anatomi dan histologi.
Untuk penentuan secara anatomi dapat dilihat dari bentuk, panjang, berat dan warna serta perkembangan isi gonad sedangkan histologis dapat dilihat dari struktur gonadnya. Tingkat kematangan gonad setiap spesies ikan yang berbeda dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal meliputi curah hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan, ketersediaan makanan dan adanya ikan jantan. Faktor lingkungan yang dominan mempengaruhi perkembangan gonad adalah suhu dan makanan, selain itu periode a dan musim (Rasyid er al., 2016).
BAB III. METODE PENELITIAN A.
DAFTAR PUSTAKA
`2222222222222`Fachrudin, Ali. (2006). Analisis mikroplastik pada ikan kakap merah (lutjanus malabaricus, Bloch & Schneider, 1801) dan ikan Baronang (Siganus javus, Linnaeus, 1766) di TPI sekitar teluk Jakarta. Skripsi. ResearchGate. Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.