TUGAS PENENTUAN KADAR ABU
NAMA : FADHLI ARBI ARGIYATAMA KELAS : C
NRP : 203020159
MATKUL : ANALISIS PANGAN
SOAL & JAWABAN
1. Jelaskan pengertian dari kadar abu
Jawab : Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan makanan olahan.
2. Jelaskan pengertian kadar mineral dan kaitannya dengan sejumlah komponen an organik spesifik yang ada dalam bahan makanan?
Jawab : Kadar mineral adalah sejumlah komponen anorganik spesifik yang ada dalam bahan makanan, seperti P, Fe, Mn, Mg, Ca, Na, K, dan Cl. Kaitannya mineral adalah garam anorganik yang ada dalam bahan pangan adalah fosfat, klorida, sulfat dan Bentuk elemen mineral yang ada dalam bahan makanan dapat berupa senyawa, kompleks, garam atau ion bebas.
3. Mengapa jika kadar abu dalam suatu bahan dan produk pangan tinggi biasanya dilanjutkan dengan penentuan mineral?
Jawab : Penentuan kadar mineral bahan secara asli sangatlah sulit sehingga perlu
dilakukan dengan menentukan sisa hasil pembakaran atas garam mineral bahan tersebut.
Selain itu Beberapa bahan pangan/makanan memerlukan jumlah atau batas maksimum atau minimum kadar mineral yang harus ada.
4. Metode analisis apa saja yang dapat digunakan pada penentuan kadar abu dari suatu bahan ataupun produk pangan?
Jawab : Penentuan secara kering (Dry Ashing), penentuan secara basah (Wet Ashing), penentuan secara microwave, dan modifikasi Dry Wet.
5. Jika sampel bahan atau produk pangan yang akan dianalisis mengandung lemak dan atau gula tinggi, apakah dapat dianalisis menggunakan metode thermogravimetri? Berikan penjelasannya.
Jawab : Dapat dianalisis menggunakan thermogravimetri karena minyak dan gula juga ikut menguap sehingga lebih mudah untuk melakukan penentuan kadar abu
6. Bagaimana cara penentuan analisis kadar abu dengan metode dry ashing? Jelaskan prinsipnya! Apa keuntungan dan kerugian dari metode diatas?
Jawab :
• Penentuan kadar abu cara Dry Ashing (secara langsung) adalah dengan mengoksidasikan semua bahan organic pada suhu yang tinggi
(pada 525 oC ≤T).
• Pengabuan dianggap selesai apabila diperoleh sisa pengabuan berwarna putih abu-abu dan memiliki berat konstan.
• Biasa digunakan pembakar Tanur atau Muffle furnaces.
• Bahan crucible porcelain seperti halnya quarz banyak dipakai walau mudah pecah pada perubahan temperature yang terlalu cepat. Bahan ini penggunaannya luas karena dapat mencapai berat konstan yang cepat dan murah.
- Keuntungan metoda pengabuan konvensional dry ashing (cara kering) ini adalah aman, sederhana, mudah.
- Kekurangan waktu yang lama sekitar 12-18 jam atau semalaman Bahan volatile yang bisa jadi hilang / ikut terbang selama pengabuan atau karena interaksinya dengan wadah pengabu adalah As, B, Cd, Cr, Cu, Fe, Pb, Hg, Ni, P, V, and Zn.
7. Bagaimana cara penentuan analisis kadar abu dengan metode pengabuan basah? Jelaskan prinsipnya! Apa keuntungan dan kerugian dari metode diatas?
Jawab :
• Metoda basah adalah metoda secara tidak langsung, dimana cara ini digunakan untuk digesti (penghancuran) sampel dalam penentuan trace elemen dan logam-logam beracun.
• Melihat kelemahan cara kering dengan waktu yang lama dan suhu yang tinggi, maka upaya lain adalah dengan cara basah.
• Prinsipnya adalah memberikan reagen kimia tertentu ke dalam bahan sebelum dilakukan penghancuran senyawa organik dan pengabuan.
- Keuntungannya adalah mineral-mineral umumnya akan tinggal dalam larutan dan sedikit sekali atau tidak ada kehilangan saat volatilisasi (kehilangan zat volatile) karena penggunaan temperaturnya yang rendah. Waktu oksidasi adalah cepat - Kekurangannya adalah perlu perhatian operator yang konsisten dan tetap, gunakan
reagen yang korosif secukupnya dan
• hanya sejumlah kecil sampel dapat ditangani dalam waktu yang bersamaan.
• Semua pekerjaan harus dikerjakan di ruang asam (fume hood) yang dapat dicuci.
Ruangan sering disebut sebagai ruang asam perklorat (perchloric acid hoods).
8. Jelaskan mengenai metode analisis penentuan kadar abu modified dry-wet.
Jawab : Modifikasi dry-wet prosedur oksidasi pengabuan boleh digunakan contoh pada AOAC Method 985.35 untuk susu formula (minerals in Ready to Feed Milk based infant formula), sebagai beikut:
1. Uapkan kadar air sampel (25-50 ml) pada 100 oC selama 1 malam dalam oven microwave .
2. Panaskan di atas plat panas sampai keluar asap 3. Abukan pada 525 oC selama 3-5 jam
4. Dinginkan dan basahkan dengan air destilat deionisasi dan ditambah 0.5-3 ml HNO3.
5. Keringkan pada plat panas lagi atau di ruang panas dan abukan pada 525 oC selama 1-2 jam.
6. Timbang sampel setelah didinginkan dalam desikator.
7. Ulangi tahap 4 dan 5 sampai karbon hilang (hati-hati beberapa Potasium (K) bisa hilang karena pengulangan pengabuan).
9. Sampel produk pangan ditimbang 4,2500 g (kadar air 18,5%) dimasukkan ke dalam cawan porselen yang beratnya 14,2150 g, dilakukan pemanasan lalu dipijarkan dalam tungku pada suhu 600oC sampai terbentuk abu. Lalu ditimbang sampai berat cawan dan abu konstan sebesar 14,2780 g. Hitung kadar abu (basis kering dan basah)
Jawab :
10. Bagaimana menentukan kadar abu yang larut dan tidak larut air dalam bahan atau produk pangan
Jawab : Bisa menggunakan metoda microwave (microwave instrumentation).
Dik :
- Sampel produk pangan ditimbang 4,2500 g (kadar air 18,5%) - berat cawan dan abu konstan sebesar 14,2780 g
Dit : Hitung kadar abu (basis kering dan basah) ? Kadar Bahan = 100 %- 18,5 %
= 81, 5 %
= 0,815
% Kadar Abu (Basis Kering) = 14,2780−14,2150
4,2500 𝑋 0,815 X 100 %
= 0,063
3,4637 x 100 %
= 0,0181 x 100 %
= 1,818 % = 1,82 %
% Kadar Abu (Basis Basah) = 14,2780−14,2150
4,2500 x 100 %
= 0,063
4,2500 x 100 %
= 0,0148 % = 1,48 %