Nama : Raisa Nurul Noviana NPM : 222007446120 Tugas 1 Pengantar Linguistik
1. Apa yang dimaksud hakekat bahasa
Hakekat bahasa adalah dasar (intisari) atau kenyataan yang sebenarnya dari sistem lambang bunyi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah sebuah sistem yang diatur oleh pola-pola yang sistematis dan sistemis, tersusun dari sistem fonologi, gramatika, dan leksikon. Bahasa juga berupa bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bersifat arbitrer sehingga tidak ada hubungan antara lambang bahasa dengan yang dilambangkan, maka dari itu lahirlah bermacam-macam bahasa. Bahasa mengandung makna dan bersifat konvensional yaitu berdasarkan kesepakatan masyarakat penuturnya. Bahasa juga bersifat produktif dan universal. Selain itu bahasa juga bersifat unik dan universal yang menyebabkan adanya ciri khas juga terdapat ciri yang sama di tiap bahasa. Bersifat dinamis, dapat berubah seiring perkembangan zaman. Berfungsi sebagai alat interaksi sosial dan merupakan identitas penuturnya. Terakhir, bahasa berwujud lambang.
2. Jelaskan perbedaan dua fungsi utama bahasa dilihat dari sudut komunikasi dengan mengacu pada:
a. Konsep dasar fungsi bahasa b. Sistem bahasa dan komunikasi
Dilihat dari segi komunikasi, bahasa memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi struktural dan fungsi pragmatis. Fungsi struktural terkait dengan sistem bahasa, yaitu struktur suatu bahasa dan semua unsur yang membentuk struktur tersebut. Struktur ini dibentuk berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam suatu bahasa dan pokok dan latar komunikasi tertentu (fungsi pragmatis). Sebagai contoh kalimat imperatif akan muncul jika penutur memerintahkan atau melarang petutur, sedangkan kalimat deklaratif muncul jika pesan yang disampaikan menyatakan atau memberitahukan sesuatu. Sistem di sini diartikan sebagai susunan teratur yang berpola dan membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem terbentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang saling berhubunngan secara fungsional. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus sistematis dan sistemis Sistematis artinya bahasa tersusun menurut suatu pola yang teratur; tidak tersusun acak secara sembarangan. Sistemis artinya bahasa itu terdiri atas subsistem-subsistem lain yaitu sistem bawahan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Subsistem morfologi dibangun dari unsur-unsur fonologi, subsistem sintaksis dibangun dari unsur-unsur morfologi.
3. Jelaskan konsep-konsep fungsi pragmatis bahasa menurut Karl Buehler dan menurut Jakobson dengan mengacu pada:
a. Pengertian fungsi representatif, fungsi ekspresif, dan fungsi apelatif
b. Pengertian fungsi referensial, fungsi emotif, fungsi puitis, fungsi fatis, fungsi konatif, dan fungsi metalingual
Konsep fungsi pragmatis bahasa menurut Karl Buehler terdiri dari fungsi representatif, fungsi ekspresif dan fungsi apelatif. Penutur mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan bahasa yang berbentuk lambang-lambang bahasa (fungsi ekspresif), sesuatu yang diungkapkan ini diwakili oleh lambang bahasa yang digunakan (fungsi representatif). Dengan demikian lambang bahasa ini merupakan ungkapan penutur yang menimbulkan reaksi tertentu pada petutur (fungsi apelatif).
Seperti contoh, pada iklan layanan masyarakat tentang elpiji di mana fungsi ekspresifnya adalah himbauan yang diungkapkan dengan kata-kata “Gunakan elpiji dengan baik dan benar”. Kalima ini menyandang fungsi representatif pesan yang disampaikan. Ungkapan ini menimabulkan reaksi tertentu pada petutur, yaitu agar petutur memasang tabung gas elpiji 3 kg dengan baik dan benar (fungsi apelatif).
Konsep fungsi pragmatis menurut Jakobson, dapat dijabarkan dalam fungsi dalam fungsi referensial, fungsi konatif, fungsi puitis, fungsi emotif, fungsi fatis dan fungsi metalingual. Sebagai contoh fungsi pragmatis bahasa sebagai berikut, dalam suatu komunikasi dengan pokok dan latar komunikasi tertentu seorang penutur mengungkapkan suatu pesan secara verbal dengan makna tertentu (fungsi referensial), ungkapan ini menimbulkan reaksi tertentu kepada petutur, mungkin merupakan himbauan, ajakan, perintah, pernyataan dsb (fungsi konatif), cara penyampaian suatu pesan sering memanfaatkan bahasa yang digunakan untuk menciptakan suatu emosi tertentu kepada petutur (fungsi puitis dan fungsi emotif). Guna mempertahankan komunikasi sering dipilih kata, ungkapan, kalimat tertentu sehingga hubungan antara penutur dengan petutur tidak terputus (fungsi fatis). Di samping fungsi-fungsi yang telah disebutkan masih ada fungsi metalingual yang terkait dengan komunikasi tentang bahasa dengan menggunakan bahasa yang kita bicarakan. Jika fungsi pragmatis bahasa menurut Jakobson diterapkan pada iklan layanan masyarakat gas elpiji, maka fungsi referensial terkait dengan pesan agar pengguna gas elpiji menggunakan tabung gas dengan benar. Fungsi konatif terkait dengan himbauan yang diungkapkan melalui iklan. Cara penyampaian pesan merupakan fungsi puitis dalam kalimat “Gunakan elpiji dengan baik dan benar” terutama dimunculkan oleh kata-kata
‘baik dan benar’, yang biasanya digunakan untuk himbauan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kata-kata baik dan benar menimbulkan emosi untuk melakukan sesuatu dengan tepat (fungsi emotif), sedangkan fungsi fatis dalam iklan ini lebih didukung oleh gambar tabung elpiji dan tulisan 3 kg karena pada saat iklan tersebut muncul banyak terjadi ledakan tabung gas elpiji 3 kg, sehingga orang ingin membaca lebih lanjut apa yang terjadi dengan tabung gas 3 kg.
4. Jelaskan bahwa morfologi itu merupakan bagian dari struktur bahasa
Morfologi merupakan bagian dari tata bahasa, yang membahas tentang bentuk-bentuk kata. Sedangkan morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna, secara relatif stabil dan tidak dibagi atas bagian bermakna lebih kecil. Sederhananya, morfologi adalah bidang ilmu bahasa yang mengkaji struktur kata, bentuk kata dan penggolongan kata. Struktur kata merujuk kepada susunan bentuk bunyi bahasa atau lambang (dalam tulisan) yang menjadi unit bahasa yang bermakna.
5. Jelaskan makna leksikal dan makna gramatikal dengan contoh
Makna leksikal merupakan makna yang tidak berubah atau makna asli. Makna leksikal memiliki sifat konsisten, sementara makna gramatikal dapat berganti berdasarkan cara gramatikalnya. Contoh: Dhani mencium bau sampah busuk di dekat tempat pembuangan sampah. (leksikal).
Makna gramatikal adalah makna yang berubah berdasarkan konteks. Makna gramatikal berhubungan dengan kata yang mengikuti, sementara makna leksikal independen atau berdiri sendiri. Contoh: wanita yang berpapasan denganku di gerbang sekolah tadi pagi ternyata ibu guru baru kami (makna gramatikal)
6. Di mana letak perbedaan morfem dengan kata. Jelaskan dengan contoh.
Kata adalah unsur bahasa lisan atau tulisan yang merupakan perwujudan dari kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa. Misalnya: pulang, dibawa, kenalan, lempar lembing, mereka, dari, dan sebagainya.
Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai arti relatif stabil dan tidak dapat dibagi menjadi bagian-bagian penting yang lebih kecil.
Misalnya: ber-, ke, ke-an, dan lain-lain.
7. Buat contoh frasa, kalusa, dan kalimat Bahasa Korea
Contoh frasa bahasa Korea: (1) 예쁜 여자 artinya wanita cantik, (2) 나쁜 남자 artinya pria nakal.
Contoh klausa bahasa Korea: 오늘은 제가 한국에 가러 친구를 만날 거예요. Klausa 1: 오늘은 제가 한국에 가러 “hari ini saya pergi ke Korea”. Klausa 2: 친구를 만날 거 예요 “untuk bertemu dengan teman”
Kalimat bahasa Korea: 저는 라이사입니다 artinya nama saya Raisa.
8. Buatlah contoh kalimat bahasa Korea yang memenuhi semua unsur kalimat (S-P-O- K) !
Contoh kalimat bahasa Korea dengan SPOK: 지금 제가 대학교에서 한국어를 공부하 고 있습니다 artinya “sekarang saya sedang belajar bahasa Korea di kampus”. Subjek:
saya/제가. Predikat: belajar/공부하다. Objek: bahasa Korea/한국어. Keterangan tempat: kampus/대학교
9. Jelaskan perbedaan klausa dengan kalimat!
Kalimat diawali dengan huruf besar/kapital dan diakhiri dengan titik.
Sedangkan klausa tidak selalu diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan titik, sebab kalimat berada pada tataran otografi, sementara klausa berada pada tataran leksikon gramatika. Klausa dipandang sebagai sumber makna dan mampu memberikan makna tersendiri dari sudut pandang yang berbeda. Klausa masuk dalam unsur kalimat. Sebab, sebagian besar kalimat ada yang terdiri dari dua unsur klausa.
Klausa memiliki inti berupa Subjek dan Predikat.
10. Buatlah contoh lain dari:
a. Makna emotif: Aku suka melihatnya tersenyum bahagia (kata suka memiliki emosi)
b. Makna konotatif: Kemenangan tim garuda menjadi buah bibir di berbagai media. (Buah bibir bermakna bahan pembicaraan).
c. Makna kognitif: Anjing adalah hewan peliharaan. (makna kognitifnya adalah pemahaman bahwa anjing adalah jenis hewan yang biasanya dijadikan peliharaan oleh manusia).
d. Makna referensial: Mobil hitam itu melaju dengan cepat. (frasa "mobil hitam"
merujuk pada kendaraan berwarna hitam yang sedang dijelaskan)
e. Makna piktoral: Matahari terbenam di balik gunung, menyisakan langit berwarna oranye dan merah seperti lukisan. (Dalam kalimat ini, deskripsi visual tentang matahari terbenam dan warna langit yang menciptakan gambaran seolah-olah kita sedang melihat lukisan alam)
11. Perbedaan homonimi, homofoni, dan homografi
Homonimi, homofoni, dan homografi adalah konsep linguistik yang berkaitan dengan kata-kata dalam bahasa yang memiliki kemiripan bunyi atau penulisan, tetapi memiliki makna yang berbeda. Berikut perbedaan antara ketiganya:
a. Homonim
Homonim adalah kata-kata yang memiliki penulisan atau bunyi yang sama tetapi memiliki makna yang berbeda. Contoh homonim adalah "bank" yang dapat merujuk pada bank finansial atau tepi sungai. Homonim bisa memiliki makna yang sangat berbeda atau makna yang sedikit berbeda, tergantung pada konteks penggunaannya.
b. Homofon
Homofon adalah kata-kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi penulisan dan maknanya berbeda. Contoh homofon adalah "kuda" dan "kuda" yang memiliki bunyi yang sama tetapi merujuk pada binatang yang berbeda (satu adalah hewan, yang lain adalah sepatu roda). Homofon sering kali menciptakan kesalahan dalam pengejaan dan pemahaman kata-kata dalam bahasa lisan.
c. Homograf
Homograf adalah kata-kata yang memiliki penulisan yang sama tetapi makna dan kadang-kadang pelafalannya (bunyi) berbeda. Contoh homograf adalah "lead"
yang bisa merujuk pada memimpin (sebagai kata kerja) atau logam timbal (sebagai kata benda), dengan pelafalan yang berbeda (led vs. led). Homograf seringkali dapat membingungkan pembaca atau pendengar jika konteksnya tidak jelas.
Dalam konteks bahasa, pemahaman perbedaan antara homonim, homofon, dan homograf adalah penting karena mereka dapat mempengaruhi komunikasi dan pemahaman teks. Konteks yang tepat seringkali diperlukan untuk memahami makna kata dalam kalimat yang mengandung kata-kata semacam ini.
12. Buatlah contoh kalimat bermakna etimologis
Kalimat bermakna etimologis adalah kalimat yang mengaitkan makna sebuah kata dengan asal-usul atau etimologi kata tersebut. Berikut adalah contoh kalimat bermakna etimologis:
1. "Ketika kita bicara tentang 'telepon,' kata ini berasal dari bahasa Yunani 'tele,' yang berarti 'jauh,' dan 'phone,' yang berarti 'suara.' Jadi, 'telepon' adalah alat yang memungkinkan kita berbicara dengan suara jauh."
2. "Kata 'astronomi' memiliki akar kata dalam bahasa Yunani 'astron,' yang berarti 'bintang,' dan 'nomos,' yang berarti 'hukum.' Oleh karena itu, astronomi adalah studi tentang hukum-hukum dan gerakan bintang dan planet."
3. "Ketika kita mendengar kata 'automobil,' kita bisa merunutnya ke 'auto,' yang berarti 'sendiri,' dan 'mobilis,' yang berarti 'bergerak.' Dengan demikian, 'automobil' adalah kendaraan yang dapat bergerak sendiri."
4. "Kata 'demokrasi' bersumber dari bahasa Yunani 'demos,' yang berarti 'rakyat,' dan 'kratos,' yang berarti 'kekuasaan.' Oleh karena itu, demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan berada dalam tangan rakyat."
5. "Kata 'bibliografi' adalah gabungan dari 'biblion,' yang berarti 'buku,' dan 'grapho,' yang berarti 'menulis.' Jadi, bibliografi adalah seni atau ilmu penulisan dan penyusunan daftar referensi atau sumber-sumber dalam buku."
Kalimat-kalimat ini membantu menjelaskan asal-usul atau etimologi kata-kata tertentu dan mengaitkannya dengan makna yang terkandung dalam kata-kata tersebut. Ini membantu dalam memahami kata-kata secara lebih mendalam dan bagaimana mereka berkembang dalam bahasa.
13. Buatlah wacana jenis narasi 1 paragraf yang bersumber dari pengembangan imajinasi anda.
Gadis itu bermuka muram. Tampak kerutan menghias dahinya. Bulir-bulir keringat bercucuran menghapus bedak yang ada di pipinya. Kakinya bergoyang- goyang tiada henti dan matanya beberapa kali menatap ke arah jam dinding. Ia sedang diburu oleh waktu karena hari ini ada ujian matematika. Matematika, pelajaran yang sangat tidak disukainya. Tak lama, bel sekolah berbunyi. Seluruh siswa diharapkan segera masuk ke kelas karena ujian akan dimulai. Gadis itu menengok ke langit sebelum masuk kelas, seakan pasrah kepada Tuhan akan takdirnya hari ini.
14. Buatlah wacana jenis eksposisi satu paragraph yang bersumber dari pengetahuan ilmu Bahasa yang anda ketahui.
Berdasarkan penelitian tersebut, dalam memahami sebuah teks ekspositori berhubungan dengan kemampuan berpikir deduktif dan induktif. Kemampuan berpikir deduktif diketahui lebih berperan daripada kemampuan berpikir induktif dalam hubungannya dengan pemahaman teks ekspositori. Dengan demikian, para siswa dapat menarik kesimpulan logis, menganalisis, dan mengaitkan sejumlah elemen.
15. Buatlah wacana jenis argumentasi satu paragraph yang bersumber dari pendapat anda tentang perpolitikan tanah air akhir-akhir ini.
Di Indonesia sedang marak isu dinasti politik. Isu ini muncul ketika Gibran, putra sulung Jokowi, mencalonkan diri sebagai bakal calon wakil presiden Prabowo pada pemilu tahun 2024 nanti. Hal ini menuai banyak kritik dari berbagai kalangan masyarakat, salah satunya “munculnya dinasti politik Jokowi”.
Buatlah tulisan tentang aliran linguistik yang memuat: tokoh, ciri, kelebihan dan kekurangan Glossematika adalah teori linguistik strukturalis yang dikemukakan oleh Louis Hjelmslev dan Hans Jorgen Uldall, meskipun pada akhirnya keduanya berpisah (masing- masing dengan pendekatannya sendiri). Teori Hjelmslev adalah metodologi matematika awal untuk analisis bahasa yang kemudian dimasukkan ke dalam landasan analitis tata bahasa fungsional-struktural masa sekarang, antara lain Tata Bahasa Fungsional Denmark, Tata Bahasa Wacana Fungsional, dan Linguistik Fungsional Sistemik. Teori Hjelmslev juga menjadi dasar semiotika modern.
Teori ini merupakan perluasan dari konsep Ferdinand de Saussure, bahwa bahasa sebagai sistem ganda makna dan bentuk. Berbeda dari ahli bahasa Amerika dan Eropa, Hjelmslev menganggap bahasa bukan sebagai fakta sosial, akan tetapi sebagai sistem komputasi yang mendasari semua ilmu pengetahuan. Hjelmslev menganggap fonologi, morfologi, sintaksis, leksikologi, dan semantik sebagai bagian dari perangkat yang sama.
Menurut Louis Hjelmslev “linguistik kemudian harus melihat tugas utamanya dalam membangun ilmu ekspresi dan ilmu isi secara internal dan fungsional… [harus menjadi suatu disiplin ilmu] yang ilmu ekspresinya bukan fonetik dan yang ilmu isinya tidak fonetik, tetapi semantik. Ilmu seperti itu adalah aljabar bahasa.”
Menurut Hjemslev, teori bahasa bersifat sembarang, artinya bahasa merupakan suatu sistem deduktif semata. Sebuah teori harus dipakai secara terpisah (sendiri) untuk dapat memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang timbul dari premis-premisnya.
Sederhananya, suatu teori harus bebas dari pengalaman apapun, tetapi teori itu harus tepat sehingga memenuhi syarat untuk diterapkan pada data emipiris tertentu, yaitu bahasa.
Hjemslev menganggap bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek ekspresi (yang menurut Saussure adalah significant) dan aspek isi (yang menurut Saussure adalah signifie).
Glosematika memahami glosem sebagai satuan atau komponen bahasa yang paling dasar.
Glosem didefinisikan sebagai unit terkecil yang tidak dapat direduksi baik dari isi maupun aspek ekspresi bahasa; dalam aspek ekspresi, glosem hampir identik dengan fonem. Dalam aspek isi, glosem adalah satuan makna terkecil yang mendasari suatu konsep. Misalnya, seekor domba betina, terdiri dari taksem domba dan betina yang akhirnya dibagi menjadi unit makna yang lebih kecil, glosem. Analisis ini secara bertahap diperluas pada kajian fungsi-fungsi yang dikenal dengan istilah ketergantungan, antara unsur-unsur pada tataran wacana (yang disebut proses), dan antara makna dan bentuk dalam sistem linguistik.