• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Asesmen dalam Pendidikan dan Pembelajaran Disesuaikan dengan Kemampuan abad 21

LALU ASSHIDDIQI ASSAUFI

Academic year: 2023

Membagikan "Peran Asesmen dalam Pendidikan dan Pembelajaran Disesuaikan dengan Kemampuan abad 21 "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Asesmen dalam Pendidikan dan Pembelajaran Disesuaikan dengan Kemampuan abad 21

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Metode Penelitian I

Oleh :

Hajar Ahmad Santoso 190311767258

Kelas/Offering E

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA PASCASARJANA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Agustus 2019

(2)

Peran Asesmen dalam Pendidikan dan Pembelajaran Disesuaikan dengan Kemampuan abad 21

Asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik.

Chittenden mengemukakan bahwa peran asesmen adalah sebagai “keeping track, checking-up, finding-out, dan summing-up”.

1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai.

3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.

4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.

Dalam hal ini hasil dari summing-up akan memberikan gambaran bagi pihak orang tua khususnya, untuk mengevaluasi diri misalnya mengenai hal apa yang membuat anak kurang berprestasi dikelas, adakah hal-hal yang membebani pikiran siswa sehingga kurang mampu mengikuti pembelajaran dikelas dengan baik dan lain sebagainya. Sehingga orang tua turut aktif dalam mendidik anak-anak mereka.

(3)

Pendidikan dan proses pembelajaran didalam kelas semakin berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di seluru dunia. Hal ini menyebabkan munculnya pemikiran kritis yang ditujukan kepada para pendidik di Indonesia untuk lebih jeli dan teliti dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi perubahan zaman ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah asesmen atau sistem penilaian yang ada di Indonesia. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis aktivitas.

Hal tersebut harus seimbang dengan penilaian yang dilakukan agar terjadi evaluasi berlanjut untuk meningkatkan keterampilan siswa. Dalam hal ini penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk memeroleh data dan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian juga digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaanya, kegiatan penilaian proses (formatif) dan hasil belajar (sumatif) berdasarkan Kurikulum 2013, sebagian pendidik (guru) merasakan penilaian sebagai beban terutama dalam hal melakukan teknik dan prosedur, pengolahan dan pelaporan hasil penilaian. Pendidik mengharapkan penilaian hasil belajar dalam Kurikulum 2013 sederhana dan mudah dilaksanakan.

Penilaian dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Belajar Tuntas 2. Otentik

3. Berkesinambungan

4. Menggunakan bentuk dan teknik penilaian yang bervariasi 5. Berdasarkan Acuan Kriteria

Karakteristik penilaian diatas harus disesuaikan dengan kemampuan pendidik yang ada di Indonesia. Penyesuaian ini bukan berarti menurunkan kualitas penilaian yang telah ditentukan, akan tetapi meningkatkan kemampuan guru dalam menilai peserta didik. Selain itu peran orang tua dalam mengkritisi penilaian guru juga perlu dilakukan. Hal ini akan mengakibatkan adanya evaluasi intrinsik pada pendidik untuk melakukan perbaikan kedepannya.

Sedangkan kompetensi yang dinilai mencangkup, sebagai berikut : 1. Penilaian Sikap

(4)

2. Peneliaian Pengetahuan 3. Peneliaian Keterampilan.

Jika dipandang melalui kacamata keterampilan abad 21, tedapat kesenjangan dan perbedaan antara penilaian yang ada di Indonesia dan penilaian abad 21. Dalam artikel Defining 21st century skill, terdapat 10 aspek kemampuan siswa yang perlu dinilai dan ditingkatkan. Aspek tersebut di kelompokan sebagai berikut.

 Cara Berpikir

1. Kreativitas dan inovasi

2. Pemikiran kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan 3. Belajar belajar, Metakognisi

 Cara kerja 4. Komunikasi

5. Kolaborasi (kerja tim)

 Alat untuk Bekerja 6. Literasi informasi 7. Literasi TIK

 Hidup di Dunia

8. Kewarganegaraan - lokal dan global 9. Hidup dan karier

10. Tanggung jawab pribadi & sosial - termasuk kesadaran dan kompetensi budaya

10 Aspek diatas menunjukan hal yang perlu diperhatikan dan disesuaikan untuk mempersiapkan peserta didik pada abad 21. Berikut dipaparkan perbedaan antara penilaian yang ada di Indonesia dengan kemampuan pada abad 21.

Aspek Kemampuan Kompetensi penilaian

di Indonesia Keterangan

Cara Berfikir

Kreativitas dan inovasi

Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan Pemikiran kritis,

pemecahan masalah, pengambilan keputusan Belajar untuk belajar, Metakognisi

Cara Kerja Komunikasi Sikap, Pengetahuan, Kolaborasi (kerja tim)

(5)

dan Keterampilan Alat untuk bekerja Literasi informasi Sikap, Pengetahuan,

dan Keterampilan Literasi TIK

Hidup di dunia global Kewarganegaraan - lokal dan global

Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan Hidup dan karier

Tanggung jawab pribadi

& sosial - termasuk kesadaran dan kompetensi budaya

Selain itu, Proses pendidikan dan pembelajaran kepada anak pastilah dipengaruhi oleh banyak factor dan banyak pihak. Selain guru yang berperan penuh dalam pendidikan dan pembelajaran dikelas, orang tua adalah pihak yang sangat berperan penting dalam pendidikan anak. Para orang tua perlu mengetahui bagaimana putra-putri mereka mengalami perkembangan di sekolah.

Memang merupakan hak orang tua yang telah mengirim putra-putrinya ke suatu sekolah untuk meyakini bahwa sekolah yang dipilihnya benar-benar mendidik mereka. Telah diakui oleh semua pihak bahwa rumah dan sekolah sama-sama membuat anak-anak berkembang. Oleh karena itulah jika para orang tua dan guru memahami bagaimana anak bertindak dan melakukan reaksi dalam berbagai konteks yang berbeda, maka kedua pihak dapat secara bersama-sama mendukung perkembangan mereka.

Terkait dengan komunikasi dengan orang tua, kesadaran akan pentingnya komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua peserta didik itu sendiri berangkat dari tiga keyakinan:

1. Para orang tua memiliki hak untuk mengetahui apa yang berlangsung di sekolah tempat putra-putri mereka belajar.

2. Pengetahuan yang diperoleh dari laporan akan menciptakan hubungan yang baik antara orang tua dan guru.

3. Komunikasi yang baik antara orang tua dan guru akan menghasilkan perbaikan-perbaikan dalam belajar dan sikap.

Sebagai guru yang baik, harus merasa senang dan terpanggil untuk bersikap terbuka dan membuat kesepakatan untuk bertemu dengan para orang tua guna membahas berbagai hal yang

(6)

terjadi di sekolah terkait dengan anak-anak mereka, termasuk kemajuan dan kesulitan belajar yang dihadapi anak-anak mereka di kelas.

Apabila komunikasi antar guru dan orang tua kurang terjalin dengan baik, apalagi tidak adanya laporan mengenai perkembangan perserta didik di kelas sehingga mengakibatkan orang tua tidak tahu perkembangan dan kemampuan anaknya. Hal tersebut dapat mengakibatkan dampak buruk bagi anak-anak mereka.

Daftar Pustaka:

Virnayani,Istri.2014. http://virnayani.blogspot.co.id/2014/01/asesmen-sebagai-media-untuk- mengetahui.html. (online) 7 Februari 2017.

Widodo,Estu.2016. http://kepompong.xyz/mengkomunikasikan-laporan-hasil-asesmen/ (online) 7 Februari 2017.

Wahab,Rochmat.Tanpa Tahun. Peran Orang Tua dan Pendidik dalam Mengoptimalkan Potensi Anak Berbakat Akademik. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/rochmat- wahab-mpd-ma-dr-prof/peranan-orangtua-dan-pendidik-dalam-mengoptimalkan-potensi- anak-berbakat.pdf. (online) 8 Februari 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan Keluarga Perspektif Hadits-Hadits Nabi SAW ini merupakan hasil penelitian kepustakaan yang

Selain kesamaan pendapat tentang setting lingkungan, Ki Hajar Dewantara dan Maria Montessori juga memiliki perbedaan pemikiran tentang setting lingkungan sekolah

Berdasarkan konsep-konsep dasar pendidikan seni sebagaimana diuraikan di atas, maka dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat ditarik benang merahnya bahwa pendidikan kesenian

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Pemikiran pendidikan nasional dari Ki Hajar Dewantara yang berakar pada nasionalisme, sangat sesuai dengan kepribadian

Hajar Dewantara, Penelitian ini merupakan kajian studi pustaka (library research) dengan menggunakan pendekatan content analysis (analisis isi). Pemikiran pendidikan

Berdasarkan konsep pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara dalam proses pembelajaran dimana peserta didik dijadikan pusat pembelajaran sedangkan guru hanya membimbing

Pembentukan karakter merupakan proses yang kompleks dan memerlukan pemikiran yang matang, oleh karena itu, penerapan konsep Tri Pusat Pendidikan Ki Hajar Dewantara sangatlah penting

untuk diri sendiri:  Kegiatan saya harapkan ada dalam topik ini, yaitu kegiatan yang mengimplementasikan pemikiran- pemikiran Ki Hajar Dewantara di masa dulu dan diaplikasikan ke