ARAH KEBIJAKAN DALAM NAWACITA/RPJMN: Konsisten menerapkan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara untuk mewujudkan aparatur sipil negara.
PENGELOLAAN SDM APARATUR
SISTEM MERIT ”
PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN
PENGADAAN
Dilaksanakan oleh Pansel Nasional yang diketuai oleh Kepala BKN dan Pansel Badan dipimpin oleh pejabat yang berwenang. Alat Seleksi : Administrasi, Tes TKD, TKB, dapat melakukan tes kesehatan fisik, psikis dan/atau mental. Pelamar yang lolos ditetapkan oleh PPK setelah melalui pertimbangan teknis dan NIP oleh BKN.
Memiliki pengalaman pada jabatan pengawas minimal 3 (tiga) tahun atau JF setingkat dengan jabatan pengawas sesuai dengan bidang tugas jabatan yang akan diisi; Memiliki kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial budaya sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi tim penilaian kinerja PNS di instansinya; Dan.
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH
JABATAN FUNGSIONAL
PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL
Memiliki pengalaman melaksanakan tugas di lingkungan JF yang akan dijabat paling sedikit 2 (dua) tahun; Setiap pejabat yang diangkat sebagai pejabat fungsional diangkat dan diambil sumpah/janjinya sesuai dengan agama atau kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi manajemen dan kompetensi Sosiokultural sesuai standar kompetensi yang disusun oleh Badan Pembangunan Swedia;
RANGKAP JABATAN
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN
MUTASI
PENGEMBANGAN KARIER
POLA KARIER
KEWENANGAN MUTASI
PROMOSI
TIM PENILAI KINERJA PNS
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PNS YANG DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA DAN PIMPINAN ATAU ANGGOTA LEMBAGA
NONSTRUKTURAL
PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN
Kenaikan pangkat khusus diberikan kepada pegawai negeri berdasarkan penilaian terhadap kinerja dan keahliannya yang luar biasa dalam melaksanakan tugasnya. Peluang prioritas pengembangan kompetensi diberikan kepada PNS yang memiliki prestasi kerja prima, berdedikasi tinggi, dan loyal terhadap organisasi.
PENGHARGAAN
PEMBERHENTIAN
Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia atau meninggal dunia, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan perolehan hak ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pegawai Negeri Sipil yang hilang dianggap meninggal dunia dan dapat diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil setelah lewat waktu 12 (dua belas) bulan sejak ia dinyatakan hilang. Dalam hal pegawai negeri yang hilang itu ditemukan dan masih hidup, ia dapat diangkat kembali menjadi pegawai negeri sampai yang bersangkutan mencapai BUP.
Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan terbukti orang tersebut hilang karena kemauan dan kemampuan yang bersangkutan, maka pegawai negeri sipil yang bersangkutan dikenai hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. peraturan hukum. Dalam hal PNS yang hilang ditemukan kembali dan telah sampai di BUP, PNS tersebut diberhentikan dengan hormat dan diberikan hak kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pegawai Negeri Sipil yang dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana tanpa perencanaan, tidak diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil apabila.
Pegawai Negeri Sipil yang dipidana dengan pidana penjara kurang dari 2 (dua) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang tidak direncanakan, tidak diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil jika terjadi lowongan. Apabila dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun tidak terdapat lowongan, maka PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat. Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalani pidana penjara dan telah berumur 58 (lima puluh delapan) tahun, dibebaskan dengan hormat.
Pegawai Negeri Sipil yang dipidana dengan pidana penjara kurang dari 2 (dua) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan terencana, diberhentikan dengan hormat bukan atas permintaannya sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentian dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil berlaku mulai akhir bulan setelah pegawai negeri sipil yang bersangkutan diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil. Pegawai Negeri Sipil yang mengundurkan diri diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil terhitung sejak akhir bulan pengunduran diri Pegawai Negeri Sipil tersebut.
Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota dan/atau pengurus Partai Politik diberhentikan dengan tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil terhitung sejak akhir bulan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menjadi anggota dan/atau Pengurus Partai Politik. Pejabat yang tidak melaporkan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat Pegawai Negeri Sipil yang tidak dapat didistribusikan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat karena ketidaksanggupannya diberikan hak kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal PNS tidak melapor kepada PPK, PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat tanpa dimintanya dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA
DIANGKAT MENJADI
KOMISIONER/ANGGOTA LNS
DITAHAN KARENA MENJADI TERSANGKA TINDAK PIDANA
Pegawai negeri sipil yang menjadi pejabat negara, komisaris, atau anggota lembaga tidak didirikan wajib melaporkan kepada PPK paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya masa jabatannya. PNS yang diberhentikan sementara sebagai pejabat negara, komisaris, atau anggota lembaga nonstruktural tidak diakui sebagai penghasilan PNS pada bulan setelah diangkat menjadi pejabat negara, komisaris, atau anggota lembaga nonstruktural. Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, wajib melaporkan kepada PPK paling lambat 1 (satu) bulan setelah putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pegawai yang diberhentikan sementara akan diberikan uang pesangon sementara sebesar 50% (lima puluh persen) dari gaji terakhirnya sebagai PNS sebelum diberhentikan sementara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Uang pesangon diberikan mulai dan termasuk bulan berikutnya, terhitung sejak tanggal pejabat yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya. Pegawai yang menerima upah tunggu, namun menolak dipekerjakan kembali pada jabatannya, tidak boleh diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri pada akhir bulan yang bersangkutan menolak untuk dipekerjakan kembali.
Pegawai yang menerima uang tunggu dan dipekerjakan kembali pada jabatannya, gaji tunggunya dipotong sejak tanggal bekerja dan yang bersangkutan akan menerima seluruh penghasilannya sebagai pegawai negeri. Pegawai yang tidak dapat ditugaskan ke lembaga pemerintah lain karena pengurangan organisasi atau kebijakan pemerintah diberikan gaji tunggu. Pejabat yang berhenti bekerja berhak mendapatkan jaminan pensiun dan jaminan pegawai negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sumber pendanaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan. Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat atas permohonannya apabila telah berumur 45 (empat puluh lima) tahun dan telah bekerja sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun; Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat karena telah mencapai batas usia pensiun apabila telah bekerja pada masa pensiun sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun;
Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat karena adanya perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini, apabila telah berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun dan telah bekerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun; Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat karena dinyatakan tidak layak bekerja lagi pada jabatan apa pun karena keadaan jasmani dan/atau kejiwaan yang disebabkan oleh dan akibat pelaksanaan tugas jabatan itu tanpa memandang usia dan masa kerja; Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat karena dinyatakan tidak layak bekerja kembali pada jabatan apapun karena keadaan jasmani dan/atau kejiwaan yang bukan disebabkan oleh dan akibat memenuhi kewajiban jabatan tersebut, apabila mempunyai masa kerja hingga pensiun sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
PERLINDUNGAN
CUTI
Pegawai Negeri Sipil dan calon pegawai yang telah bekerja terus menerus minimal 1 (satu) tahun berhak mendapatkan cuti tahunan. Untuk melaksanakan hak cuti tahunan, seorang pegawai negeri atau calon pegawai negeri sipil mengajukan permohonan tertulis kepada PPK atau pejabat yang mendapat kuasa untuk memberikan hak cuti tahunan. Hak cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang mendapat kuasa untuk memberikan hak cuti tahunan.
Dalam hal hak cuti tahunan yang akan digunakan di tempat yang sulit komunikasi, masa cuti tahunan dapat diperpanjang paling lama 12 (dua belas) hari kalendar. Hak cuti tahunan yang tidak digunakan pada tahun berkenaan boleh digunakan pada tahun berikutnya selama maksimum 18 (lapan belas) hari bekerja termasuk cuti tahunan dalam tahun semasa. Hak cuti tahunan yang tidak digunakan selama 2 (dua) tahun berturut-turut atau lebih dapat digunakan pada tahun berikutnya paling lama 24 (dua puluh empat) hari bekerja termasuk hak cuti tahunan pada tahun berjalan.
Penggunaan hak cuti tahunan dapat dihentikan sementara oleh PPK atau pejabat yang telah mendapat pelimpahan wewenang untuk memberikan hak cuti paling lama 1 (satu) tahun, apabila keperluan pelayanan bersifat mendesak. Hak cuti tahunan yang ditangguhkan dapat digunakan selama 24 (dua puluh empat) hari kerja pada tahun berikutnya, termasuk hak cuti tahunan pada tahun berjalan. PNS yang menduduki jabatan pengajar di sekolah dan jabatan dosen di perguruan tinggi yang mendapat libur sesuai peraturan perundang-undangan disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunannya.
CUTI BESAR (1)
CUTI BESAR (2)
CUTI SAKIT (1)
CUTI SAKIT (2)
Sejak kelahiran anak pertama hingga kelahiran anak ketiga selama menjabat sebagai pejabat, Anda berhak mendapatkan cuti hamil.
CUTI KARENA ALASAN PENTING (1)
CUTI KARENA ALASAN PENTING (2)
CUTI BERSAMA
CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA (1)
CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA (2)
KETENTUAN LAIN-LAIN (1)
MASA PERSIAPAN PENSIUN
KETENTUAN PERALIHAN
Pejabat yang telah berumur di atas 60 (enam puluh) tahun dan sedang memegang JF perantara, yang usia pensiunnya ditetapkan 65 (65) tahun sebelum Peraturan Pemerintah ini berlaku, maka usia pensiunnya tetap 65 (65) tahun. Pejabat yang berumur di atas 58 (lima puluh delapan) tahun dan sedang menduduki JF ahli pertama, JF ahli junior dan JF pengawas, sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, usia pensiun ditetapkan 60 (enam puluh) tahun, usia pensiun. masih tetap 60 (enam puluh) tahun. Pejabat yang telah menduduki JPT namun belum memenuhi persyaratan jabatan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini wajib memenuhi persyaratan jabatan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku.
Pada saat Peraturan Negara ini mulai berlaku, PNS yang mengalami PHK sementara yang ditahan karena menjadi tersangka atau terdakwa tetap menerima penghasilan PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sampai masa pemberhentian sementara tersebut selesai. Pegawai Negeri Sipil yang sedang cuti berdasarkan Peraturan Negara Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil, sisa masa cutinya berlaku sesuai dengan ketentuan Peraturan Negara ini.
PERATURAN YANG DICABUT
Peraturan Negara Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003. Peraturan Negara Nomor 99 Tahun 2000 digabung dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 digabung dengan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2OO2 tentang Penempatan Pegawai Negeri Sipil pada Jabatan Struktural.
Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2001 tentang Pengalihan Status Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi Pegawai Negeri Sipil dan menduduki jabatan struktural. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2003 juncto Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2009 tentang Kewenangan Mengangkat, Memindahkan dan Memberhentikan Pegawai Negeri Sipil.
KETENTUAN PENUTUP
Peraturan Kepala BKN (berdasarkan PP 11 2017)
Peruntukan kenaikan pangkat masih berlaku, selagi PP yang mengawal gaji dan elaun belum diwujudkan sebagai pelaksanaan UU 5 Th 2014.
Petunjuk Teknis pemberhentian dan pemberian pensiun kepada PNS dan pensiun kepada janda/janda sebagai pelaksanaan PP 9 Tahun 2003.