• Tidak ada hasil yang ditemukan

uji cemaran bakteri yang terdapat pada bawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "uji cemaran bakteri yang terdapat pada bawang"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Bawang Putih

Bawang putih (Allium sativum) merupakan tanaman umbi-umbian dan salah satu spesies dari genus Allium sp. Bawang putih merupakan tanaman asli dari Asia Tengah dan merupakan bahan makanan pokok di wilayah Mediterania, Afrika dan Eropa serta merupakan bumbu masakan di wilayah Asia.Orang Mesir kuno menggunakan bawang putih sebagai bahan obat dan masakan (Bayan, 2014). Bawang putih mempunyai bunga hermafrodit dengan batang panjang tegak, mempunyai tiga cara perkembangbiakan, umbi berlapis yang menjadi akar bunga (cengkeh), umbi kecil yang secara botani disebut umbi, berasal dari bunga dan dari biji.

Di bidang pertanian, bawang putih diperbanyak secara aseksual dengan menanam umbi langsung di tanah karena cara ini lebih mudah. Sebagai tanaman herbal, bawang putih memiliki potensi klinis yang besar dari studi eksperimental, mengandung 33 senyawa sulfur, 17 asam amino, beberapa enzim dan mineral. Senyawa belerang yang membuat bawang putih memiliki efek klinis (Kemper, 2005) Terdapat banyak bukti epidemiologis mengenai efek terapeutik dan preventif bawang putih, yaitu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, mengurangi risiko kanker, antioksidan, antimikroba (Bayan, 2014 ).

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bawang putih giling yang dijual di pasar tradisional Kecamatan Galang, Media Plate Counting Agar, aquabeads dan reaksi biokimia yang terdiri dari media IMVIC (Indole, Methyl Red, Voges proskauer, Simon citrate), Uji Motilitas dan TSI (Triple Sugar). Besi Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan sampel berupa bawang putih cincang yang dijual di pasar tradisional daerah Galang untuk mengetahui karakteristik bakteri yang terdapat pada bawang putih cincang.Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah koloni dan jenisnya. bakteri yang mencemari gilingan bumbu bawang putih.

Sedangkan pengambilan sampel dilakukan mulai pukul WIB, sampel bawang putih giling dimasukkan ke dalam plastik klip steril bervolume 250 gram dan dikirim ke laboratorium menggunakan cold box untuk mencegah kontaminasi. Sampel yang telah diambil ditimbang sebanyak 25 gram menggunakan timbangan dan ditambah dengan 225 ml larutan BPW (Buffer Peptone Water), diaduk dengan cara dikocok rata kemudian disiapkan 6 tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 9 ml NaCl (garam fisiologis). ). ditambah 1 ml larutan bawang putih, dipipet ke dalam tabung berlabel. Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah jumlah koloni dengan karakteristik bakteri yang terdapat pada bawang putih giling di pasar tradisional kecamatan Galang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 8 sampel bawang putih giling yang dijual di Pasar Tradisional Galang terdapat 2 sampel terkontaminasi bakteri Klebsiella oxytoca dan 6 sampel terkontaminasi Enterobacter aerogenosa dengan jumlah koloni dibawah ambang batas atau masih memenuhi persyaratan higienitas sehingga bawang putih cincang yang dijual di pasar tradisional layak untuk dikonsumsi. Dengan adanya penelitian ini disarankan kepada para penjual bumbu halus untuk menjaga sanitasi dan higiene tempat penjualan, peralatan yang digunakan, bahan baku yang baik, air yang digunakan untuk merawat alat dan bahan bawang putih giling, serta kebersihan dan kesehatan tempat penjualan. penjualan. Dampak penelitian ini terhadap konsumen memberikan informasi ilmiah tentang kontaminasi bakteri yang terdapat pada bawang putih cincang. Hasil uji kontaminasi bakteri pada Bawang Putih yang dijual di Pasar Kecamatan Galang No. Contoh Kode Lokasi Pengambilan Sampel Jumlah Koloni.

Mikroba Pencernaan Bahan Makanan

  • Staphylococus aureus
  • Salmonella
  • Escherichia coli
  • Enterobacter

Pertumbuhan Bakteri Pada Bahan Makanan

Nutrisi yang dibutuhkan bakteri tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga untuk pembuatan protoplasma dan bahan struktural tubuhnya. Nutrisi yang penting bagi pertumbuhan bakteri adalah asam amino yang diperlukan untuk sintesis protein, purin dan pirimidin yang diperlukan untuk sintesis asam nukleat yaitu DNA dan RNA, vitamin seperti tiamin, plavin, ribosom dan asam nukleat yang diperlukan untuk sintesis enzim (Forsyth, 1998). ). Bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak pada suhu dibawah 100 C, sedangkan pada suhu diatas 600 C bakteri tidak dapat tumbuh, tetapi bakteri mulai mati.Untuk mencegah tumbuhnya bakteri maka suhu harus dibawah 100 C atau diatas 600 C (Forsythe, 1998).

Setiap bakteri mempunyai suhu optimum dimana ia dapat tumbuh dengan sangat cepat dan mempunyai kisaran suhu yang sensitif untuk pembelahan sel sehingga bentuk dan ukuran sel dapat diamati selama pertumbuhannya. Bakteri akan tumbuh subur pada kondisi yang kadar aw (aktivitas air) tinggi yaitu pada suhu 0,9 aw, bahan makanan basah lebih disukai bakteri dibandingkan makanan kering, sifat ini dihitung dari aw atau air bebas yang terkandung dalam bahan makanan tersebut. Air bebas adalah air yang terdapat pada bahan makanan dan bersifat bebas serta tidak terikat pada molekul makanan.

Air bebas digunakan oleh bakteri untuk hidupnya, sebaliknya air yang terikat pada makanan tidak dapat digunakan oleh bakteri untuk tumbuh seperti garam sehingga makanan dapat bertahan lama (Forsythe, 1998). Makanan yang memiliki pH rendah di bawah 4,5 biasanya tidak dapat ditumbuhi bakteri, namun dapat dirusak oleh pertumbuhan ragi dan kapang. Pangan yang mempunyai PH rendah lebih tahan lama selama penyimpanan dibandingkan dengan pangan yang mempunyai PH rendah atau mendekati netral (Fardiaz.

Mikroorganisme menggunakan oksigen untuk menghasilkan lebih banyak energi dan oksigen (aerob), tetapi ada juga bakteri anaerob fakultatif yang menggunakannya. Bakteri anaerob dapat tumbuh dengan baik pada tekanan oksigen rendah, namun bakteri anaerob obligat dapat langsung mati jika terkena oksigen (Fardiaz, S. 1993). Adanya mikroorganisme pada pangan yang berasal dari pangan sebelum dipanen atau dipotong disebut pencemaran primer (dapat terjadi karena berasal dari orang yang menderita penyakit), dan pencemaran dari luar atau setelah pemanenan biasa disebut pencemaran sekunder. Hal ini dapat terjadi pada beberapa tahap setelah panen atau pemotongan selama pengolahan, pengemasan, penjualan dan penyiapan oleh konsumen.

Pencemaran sekunder berasal dari tumbuhan, hewan, air, tanah, limbah, udara, manusia dan bahan tambahan lainnya pada makanan dan peralatan (Ray.B.2005).

METODE PENELITIAN

  • Alat dan Bahan
  • Sampel
  • Metode Penelitian
  • Prosedur kerja
    • Persiapan dan Pengambilan Sampel
    • Pelaksanaan Uji Cemaran Bakteriologi
    • Perhitungan Koloni (Plate Count)
    • Identifikasi Mikroba
  • Analisis Data

Cara untuk menentukan populasi adalah dengan melakukan survei terhadap jumlah pedagang bumbu halus di dua pasar tradisional yang paling sering dikunjungi masyarakat yaitu Pasar Kota Galang dan Pasar Petumbukan. Penghitungan koloni dilakukan dengan menggunakan instrumen colony counter yaitu dengan meletakkan medium pada instrumen dan mengarahkan cahaya ke instrumen, kemudian instrumen secara otomatis menghitung koloni pada setiap sampel dalam Colony Forming Units Permilliliter (CFU/ml). dilakukan pada cawan petri yang menghasilkan jumlah koloni antara 30 sampai 300. Identifikasi diawali dengan pewarnaan gram, diawali dengan fiksasi yaitu mengambil setengah koloni murni dan diletakkan pada kaca objek pada kaca objek.

Kemudian dimulailah pewarnaan Gram, maka dilakukan preparat pada gelas objek, gentian violet diteteskan selama 5 menit, kemudian dibilas dengan air mengalir, Lugol diteteskan selama 1 menit, kemudian dibilas dengan air, dibilas dengan larutan aseton alkohol 70% dan diteteskan. dengan larutan fuchin. . Apabila bakteri yang ditemukan merupakan kokus Gram positif, subkultur dilanjutkan pada media MSA (Mannitol Salt Agar). Tujuan dari reaksi biokimia adalah untuk mengetahui jenis bakteri yang sedang tumbuh, dimulai dengan pengumpulan koloni dan penempatannya pada setiap tabung reaksi yang diberi media reaksi biokimia.

Reaksi biokimia yang digunakan terdiri dari TSI (Triple Sugar Iron), Methyl red, Voges proskauer, Simon Citrate, urease dan uji mobilitas. Pada saat menanam pada media TSIA, ambil koloni dengan cara melingkar lurus, tusuk media TSIA pada bagian bawah tabung, lalu buat gores pada bagian lerengnya. Badan Standar Nasional 2009. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388, 2009 tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba pada Pangan.

Kontaminasi Bakteri Higiene Makanan Kesehatan Makanan dan Minuman Direktorat Air Minum dan Sanitasi Dirjen PPM & PL Jakarta.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

Mikrobiologi Medis Edisi XX11, diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Air Langga, 205-209 Penerbit Salemba Medika Jakarta. Kemper KJ, 2005. Bawang Putih (Allium sativum) Satgas Herbal Longwood dan Pusat Pendidikan dan Penelitian Holistik Pediatri.

Gambar

Tabel 1 Hasil Perhitungan Jumlah Koloni pada Bawang Putih .......................   22  Tabel 2 Hasil Identifikasi Bakteri yang Mencemari Bawang Putih ................
Gambar A. Hasil Pengamatan Koloni pada Media PCA .................................   23  Gambar B

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan pandangan

pembatasan masalah, karena rumusan masalah langsung dirumuskan sebagai intisari dari masalah yg telah diuraikan dalam latar belakang masalah... Rumusan Masalah

Judul Skripsi : Uji Cemaran Bakteri Salmonella Sp Pada Telur Yang Dijual Di Pasar Tradisional Makassar.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

Telah dilakukan penelitian mengenai cemaran bakteri yang terdapat dalam susu murni, susu pasteurisasi, dan susu UHT dengan metode identifikasi dan isolasi bakteri

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada bagian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu: Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak Valerian ( Valeriana officinalis)

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan fokus permasalahannya dalam penelitian ini adalah: “Apa makna

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan masalah penelitian: “Apakah ada hubungan pengobatan TB dengan tingkat stres pasien

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan apakah terdapat perbedaan signifikan efektivitas pendidikan kesehatan