• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uk/rl /

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Uk/rl /"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

KISAH RATU SABA' DAN SAUDARA SAUDARA NABI YUSUF DALAM AL QURAN (Perspektif Teori Psikologis-Komunikasi) Miftahul Jannah, S.Th.l. KISAH RATU SABA' DAN SAUDARA NABI DALAM AL-Qur'an (Perspektif Teori Psikologi-Komunikasi). Al-Quran tidak hanya berisi petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya (hubungan vertikal), tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya atau lingkungannya (hubungan horizontal).

Konsep musyawarah – sebagai salah satu jenis komunikasi – telah dipikirkan dengan baik di dalam Al-Qur'an, demikian pula penerapannya digambarkan dalam kisah-kisah. 1), kedua kisah ini merupakan kisah dengan satu kesatuan, tidak tersebar pada surah-surah lain dalam Al-Qur'an; 2), dari aspek komunikasi, kedua cerita ini sama-sama termasuk dalam kategori komunikasi kelompok, untuk memudahkan dalam proses analisis. 3), kedua cerita ini cukup mewakili dua contoh musyawarah yang berlawanan, yaitu dengan tujuan positif dan negatif. Di sini penulis mencoba mengintegrasikan-interkoneksi kajian cerita Al-Qur'an ini dengan perspektif psikologi-komunikasi, yang menekankan bagaimana perilaku komunikator dan keadaan psikologis pelaku, lebih khusus aktor yang bermusyawarah dalam cerita, secara alamiah. dalam konteks al-Quran.

Metode yang digunakan adalah metode konseptual tematik (maud}u>'i>), yang diawali dengan membahas secara tematik ayat-ayat kisah Al-Qur'an didalamnya, yang mengandung gagasan atau konsep yang berkaitan dengan musyawarah.

Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap

ةدّدعتم ةّدع

ةهع ةمارك

ةبكزرطفنا

فَمفَعفَ

بُ فَذرفَ

Vokal Panjang 1

ةّيهذبج

يسىفَت

رك

ضور

Vokal Rangkap 1 Fath}ah + ya‟ mati

كىيب

لوق

Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof

توأأ ّدعأ

هئن تركش

Kata Sandang Alif + Lam

نارقنا سبيقنا

Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya

ىوذضورفنا

مذاةىسنا

Latar Belakang Masalah

Al-Qur'an tidak hanya memuat petunjuk tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan (hubungan vertikal), tetapi juga mengatur antara manusia dengan sesamanya (hubungan horizontal) dan antara manusia dengan lingkungannya.2 Hubungan antara manusia dengan lingkungannya itulah yang disebut dengan komunikasi. 1 Said Agil Husein al-Munawwar, Al-Qur'an Membangun Tradisi Kesalehan Esensial (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. Rohman, Komunikasi dalam Al-Qur'an: Hubungan Ilahi dan Insaniyah (Pres UIN Malang: Malang, 2007), hlm.

Kata al-baya>n merupakan kata kunci yang digunakan al-Qur'an untuk sarana komunikasi. Kata al-baya>n merupakan tanda dalam Al-Qur'an tentang komunikasi, dan juga relevan dengan teori komunikasi yang berkembang saat ini. Tanda-tanda yang berkaitan dengan komunikasi ini hanyalah sebagian kecil dari isi Al-Qur'an, karena kitab suci ini memuat segala aspek urusan kehidupan manusia, atau yang biasa disebut dengan universalitas Al-Qur'an.

Akan sangat mungkin ketika Al-Qur'an dikaji dalam perspektif keilmuan yang berbeda, seperti perspektif komunikasi, politik atau dalam konsep lain, misalnya filsafat. Pertimbangan ini juga merupakan salah satu warisan dari Al-Qur'an, karena di dalamnya konsep pertimbangan dipikirkan dengan baik. Selain itu, narasi berfungsi sebagai salah satu metode Al-Qur'an untuk menjelaskan ajarannya16, termasuk tema kontemplasi, yang secara teknis ditunjukkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an, salah satu kegunaannya tercermin dalam kisah-kisah ini. ..

16 Baca Muhammad Chirzin, Al-Qur'an dan Ulumul Qur'an (Yogyakarta: Dhana Bhakti Prima Yasa, 2003), hal. dia. Sebagaimana diketahui bahwa pengisahan kisah-kisah dalam Al-Qur'an secara alamiah berbeda dengan kisah-kisah biasa atau dongeng pada umumnya, maka terdapat ciri-ciri yang sangat khas.

Salah satu keunikan Al-Qur’an adalah sebagai pedoman bagi umat, yang ajarannya disampaikan dengan berbagai cara, dan dikemas sedemikian rupa, dan juga berupa uraian dalam kisah-kisah yang bersifat kasih sayang bagi umat. mengandung. Berangkat dari alasan tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat tema musyawarah dalam kisah al-Qur'an, namun mencoba mengintegrasikannya.

Rumusan Masalah

Kajian Pustaka

Tidak jauh berbeda dengan apa yang dijelaskan Endrizal dalam "Syura dan Demokrasi dalam Pemikiran Politik Muhammad 'Abiri>". Menurut al-Ja>biri>, syura berbeda dengan demokrasi, baik dalam sejarah maupun pelaksanaannya. Tesis lain berjudul "Studi Perbandingan Muh}ammad 'Abiri> dan Tafsir Syura Muh}ammad Syahru>r" yang mencoba membuat perbandingan.

22 Nur Rochmah, "Muhammad Syahrur's Thought Analysis on Shura and Democracy", speciale for Syari'ah-fakultetet UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, s. 23 Endrizal, "Syura and Democracy in Muh}ammad's Political Thought 'Abiri>", afhandling for Ushuluddin-fakultetet ved UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006, s. 24 Irkham Humaidi, "Comparative Study of Interpretation of Muh}ammad 'Abiri> and Muh}ammad Syahru>r on Shura", Afhandling fra Fakultetet for Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006, s.

25 Toha Amar, “Asas-asas Syura Dalam Proses Seleksi Khulafa>’ al-Ra>syid>n”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, hal.77. 26 Achmad Syahrul, “Tafsir Syura Hamka dalam Tafsi>r al-Azha>r”, Skripsi Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, hlm. 27 Achmad Fathoni, “Konsep Syura menurut Yu>suf al-Karad}a>wi>”, Skripsi Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, hal.

28 Ahmad Nursalim “Syura pada masa Nabi Muhammad di Madinah tahun 622-632 M dan aktualisasinya pada masa modern”, Skripsi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, hal. 30 Suprianto “Syura dan Demokrasi Dalam Pandangan Abu Bakar Ba'asyir dan Muhammad Thalib”, Skripsi Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010, hal. Berbeda dengan Abdurrohim dalam “Konsep Syura Menurut Pemikiran Muh}ammad 'Abiri> Tinjauan Fiqh Siyasah”, dalam hal ini Syura berbeda dengan demokrasi.

31 Amin Mustolih, "Hadis-Hadis Tentang Syura (Kajian Hermeneutik Teks Hadis), Tesis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010, hlm. 32 Abdurohim, "Konsep Syura Menurut Pemikiran Muh}ammad 'A< berdoa Al-Ja > biri > Kajian fiqh politik".

Kerangka Teoritik

  • Konsep Musyawarah
  • Teori Psikologi-Komunikasi

Penelitian ini mirip dengan penelitian penulis pada objek material, namun objek formalnya berbeda. Kajian sejarah ini ditelaah dari tinjauan aspek linguistik dan ideologis34, sedangkan penulis mencoba mengkaji kedua sejarah tersebut lebih dalam dengan psikologi-komunikasi sebagai pisau analisis. Pikiran pada dasarnya hanya dapat digunakan untuk hal-hal yang baik, sesuai dengan makna dasarnya, yaitu pengambilan madu.

Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Yu>suf al-Qarad}a>wi>, bahwa musyawarah berlangsung setidaknya dalam tiga ranah, yaitu dalam kehidupan individu atau keluarga, dalam masyarakat dan juga dalam negara. Teori lain yang tidak dapat dipisahkan dari pembahasan musyawarah adalah teori komunikasi, yang dalam kajian ini diramu dengan psikologi sehingga menjadi cabang ilmu dengan cara pandang baru yaitu psikologi-komunikasi, dan terintegrasi-terkait dengan kajian tentang Kisah-kisah Al-Qur'an, khususnya diskusi musyawarah. Menurut Morrisan, psikologi komunikasi mempelajari bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain berdasarkan penilaian psikologis.

Dengan kata lain, ilmu psikologi komunikasi pada hakikatnya dibangun di atas berbagai teori yang berusaha menjelaskan bagaimana individu berinteraksi satu sama lain berdasarkan tinjauan psikologis. Psikologi komunikasi membantu untuk memahami berbagai situasi sosial di mana kepribadian penting di dalamnya, atau bagaimana seseorang dinilai. 36 Yu>suf al-Karad}a>wi>, Sistem Masyarakat Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah trans.

37 Morissan, Psikologi Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. penilaian) bias karena keyakinan dan perasaan dan bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain. Psikologi melihat dan mengamati fenomena perilaku individu ketika berinteraksi dalam peristiwa komunikasi.39 Dalam hal ini ditekankan tiga komponen, yaitu komunikator (pembawa pesan), komunikan (penerima pesan) dan juga pesan yang disampaikan. Untuk memahami masalah yang dibahas, penulis akan menggunakan pendekatan psikologi-komunikasi.41 Penelitian ini pada dasarnya mengkaji pemikiran tentang latar belakang psikologis komunikator (musyawarah), tetapi melalui perspektif cerita dalam Al-Qur'an.

Kelima, menganalisis sejarah pembahasan berdasarkan teori psikologi-komunikasi secara terpisah, didukung dengan penafsiran ayat-ayat agar lebih komprehensif. 41 Psikologi komunikasi merupakan pendekatan yang memadukan komunikasi dengan psikologi, karena salah satu disiplin ilmu yang agak mapan dalam kajian komunikasi adalah psikologi, selain sosiologi dan filsafat.

Sistematika Pembahasan

Sub bab kedua akan fokus pada kisah renungan dalam Al-Qur'an, meliputi batasan-batasan kisah renungan dan contoh-contoh kisah renungan dalam Al-Qur'an. Pembahasan ini penting untuk menjelaskan bagaimana bentuk narasi cerita kontemplasi dikisahkan dalam Al-Qur'an, serta mengenai keterbatasan cerita yang diambil oleh penulis, yang tentunya akan dianalisis kemudian dengan teori pada Bab II.

Kesimpulan

Mereka tidak langsung mengatakannya, tetapi dalam sebuah ayat tertulis bahwa mereka setuju dengan pendapat dan argumen terakhir. Setelah membandingkan kedua cerita tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari aspek karakter komunikator, kedua komunikator cerita ini sama-sama memiliki kredibilitas dan kekuasaan, namun komunikator dalam musyawarah nabi yusuf tidak sekuat komunikator. dari cerita pertama, yaitu Ratu Saba'. Dari segi pesan, cerita musyawarah Ratu Saba lebih terstruktur dibandingkan dengan cerita musyawarah saudara-saudara Yusuf.

Struktur pesan yang terdiri dari pendahuluan, pernyataan, argumentasi dan terakhir ditutup dengan kesimpulan tercermin dalam struktur pesan dalam musyawarah Ratu Saba. Berbeda dengan struktur pesan musyawarah saudara Nabi Yusuf yang dalilnya tidak tercantum dalam ayat tersebut. Dilihat dari tujuan dan efek komunikasi yang dihasilkan, kedua cerita ini masing-masing memiliki keyakinan, yang diartikan sebagai “proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan”, tetapi keyakinan keduanya.

Musyawarah Ratu Sheba lebih kepada mempengaruhi pendapat, karena pada kenyataannya sikap para menteri atau pembesar sudah sangat patuh dan hormat kepada Ratu, menganggap tindakan sebagai bentuk menyimpulkan hasil musyawarah yang diwakili oleh segelintir orang saja. orang. . Ratu Saba' berada di lingkungan pemerintahan atau negara, sedangkan saudara Yusuf berada di lingkungan keluarga atau pribadi. Sedangkan dua cerita ini dalam ilmu komunikasi masih termasuk komunikasi dua arah dan komunikasi kelompok.

Saran-Saran

Ketika melihat cabang-cabang komunikasi, ada banyak perspektif lain selain psikologi, seperti sosiologi, filsafat, pendidikan, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Nilai Pendidikan Kisah Yusuf a.s dalam Al Quran, Skripsi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Salam Alternatif Jawa di Kraton Yogyakarta” dalam Humaniora, Buletin Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, vol.

Referensi

Dokumen terkait

1 Kamis, 22 Sep 2022 17:00 - 19:30 Sejarah dan Perkembangan Teori Akuntansi. TeoriTeori Utama Normatif dan PositifTujuan Teori AkuntansiSejarah Perkembangan