• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dengan peningkatan prestasi belajar siswa kelas III di SDN 109 TUARA kabupaten Enrekang. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekng secara kualitatif berkategori cukup baik dengan rata-rata 67,16 dan prestasi belajar secara kuantitatif berkategori cukup baik dengan rata-rata dari 78,63.

Rumusan Masalah

Namun kenyataannya, tingkat kemandirian siswa di sekolah berbeda-beda pada setiap siswa, hal ini disebabkan siswa kurang mandiri dalam belajar.

Tujuan Penelitan

Manfaat Penelitian 1.Manfaat teoretis1.Manfaat teoretis

Kajian Pustaka

Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran, prestasi belajar dalam bidang pendidikan merupakan hasil pengukuran siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur. Oleh karena itu prestasi adalah hasil pengukuran dan penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk lambang, huruf atau kalimat yang menceritakan hasil yang dicapai setiap anak dalam kurun waktu tertentu.Berikut pengertian prestasi menurut para ahli. Sumardi (2006: 297), kinerja dapat diartikan sebagai nilai rumusan akhir yang dapat diberikan guru mengenai kemajuan/kinerja belajar siswa selama periode tertentu. Kebutuhan akan prestasi adalah mengatasi rintangan, mengerahkan kekuatan, berusaha mengerjakan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.

Nana (2009) menyatakan bahwa suatu kegiatan dapat dikatakan atau dikategorikan sebagai prestasi atau hasil belajar apabila memenuhi unsur-unsur, 1. adanya perubahan tingkah laku 2. perubahan itu terjadi dari latihan atau pengalaman 3. perubahan itu berkaitan dengan beberapa hal aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Sugihartono (2007), prestasi adalah suatu pengukuran yang berupa angka atau pernyataan yang mencerminkan penguasaan siswa terhadap materi. Prestasi belajar Qory (2010) adalah tingkat prestasi yang dicapai oleh berbagai pelajaran yang telah diikuti.Menurut Arikunto (2002) prestasi belajar adalah tingkat prestasi yang dicapai siswa dalam ujian yang ditentukan oleh masing-masing bidang studi setelahnya. telah berpartisipasi dalam kurikulum pada waktu yang ditentukan.

Winkel menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai seseorang, yaitu prestasi belajar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Minat belajar yang dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Motivasi dalam belajar merupakan faktor yang penting karena merupakan suatu kondisi yang mendorong siswa untuk belajar. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang berada di luar diri siswa, yaitu pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan, dan sebagainya.

Menurut Slameto (2013:60), faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembelajaran adalah “hubungan keluarga, hubungan sekolah dan lingkungan masyarakat”. .. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Hubungan kekeluargaan. Hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar anak adalah suasana rumah yang sibuk dan bising atau suasana tegang karena orang selalu berselisih paham sehingga dapat mengganggu konsentrasi anak ketika belajar. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik disebabkan oleh pengalaman, hubungan antara siswa dan guru tidak nyaman, tujuan pembelajaran yang ditetapkan berada di luar kemampuan siswa sehingga dapat mempengaruhi pembelajaran dan hasil belajar siswa, selain itu guru yang kurang atau kurang tidak menyadari perannya dalam membantu proses pembelajaran siswanya.

Di antara berbagai faktor yang disebutkan di atas yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, faktor keterampilan siswa mempunyai pengaruh yang besar sehingga mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai.

Hubungan antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Kemandirian belajar adalah suatu sikap yang didorong oleh niat untuk mengetahui suatu pelajaran dan menguasainya dengan baik serta tidak bergantung pada orang lain, karena siswa diharapkan mempunyai keaktifan dan prakarsa sendiri dalam bidang pembelajaran, sikap, bangsa dan negara. Dan siswa menjadi semangat dalam belajar karena siswa tidak minder dengan gurunya. Jika kemandirian belajar ditanamkan pada setiap siswa maka akan menjadikan dirinya lebih aktif dan kreatif dalam belajar.

Tanpa kedisiplinan dalam belajar, siswa akan menjadi kurang semangat dalam belajar. Dan tanpa kemandirian dalam belajar, siswa pasti akan kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Sedangkan siswa yang kurang mandiri dalam belajar cenderung memiliki prestasi akademik yang kurang atau lebih rendah dibandingkan siswa yang mempunyai kemandirian belajar.

Oleh karena itu, setiap siswa harus mandiri dalam belajar agar dapat berprestasi dengan baik.

Kerangka Pikir

Dengan kemandirian tersebut biasanya akan membawa keberhasilan dan keberhasilan bagi siswanya, sehingga siswa tersebut dapat menunjukkan prestasi yang baik dan memuaskan. Sementara itu, siswa yang bukan pembelajar mandiri cenderung memperlambat pemahamannya terhadap perjalanan belajar. Dengan demikian, keadaan ini akan mengakibatkan prestasi belajar menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.

Jadi dapat dikatakan siswa yang mempunyai kemandirian dalam belajar cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan hasil belajar, yaitu perubahan yang mengakibatkan berubahnya sikap dan perilaku masyarakat. Kemandirian belajar adalah keterlibatan penuh siswa dalam segala aktivitas mental dengan penuh perhatian untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mencapai pemahaman ilmu pengetahuan yang ditetapkannya di sekolah mandiri yang mempunyai dampak besar terhadap kegiatan belajar.

Pentingnya kemandirian dalam kaitannya dengan prestasi belajar adalah kemandirian memudahkan terciptanya konsentrasi, mencegah gangguan dari luar, mempererat keterhubungan materi pembelajaran dalam ingatan, mengurangi rasa bosan dalam belajar, belajar mandiri sehingga hasil belajar baik. .

Hipotesis

Variabel Penelitian

Pendekatan penelitian ini merupakan pendekatan ex post facto dengan jenis penelitian yaitu penelitian korelasional yang mengungkapkan hubungan antara variabel Kemandirian Belajar dengan prestasi belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Enrekang kabupaten Enrekang. Menurut Budiyono, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh adanya variabel bebas.

Desain Penelitian

Definisi Operasional

Populasi terdiri atas objek/objek yang mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat tertentu yang telah ditetapkan peneliti untuk dipelajari. Dalam penelitian ini Sugiyono (2006:117) adalah siswa III. kelas di SDN 109 TUARA Enrekang Kabupaten Enrekang. Teknik “probability sampling” yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan mengidentifikasi sampel yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan dan penentuan sampel berdasarkan kelas atau kelompok sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Dari jumlah populasi sebanyak 192 siswa, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN109 TUARA Enrekang tahun ajaran 2016/2017, dimana jumlah kelas yang digunakan peneliti sebanyak 30 siswa. Instrumen angket yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut: Petunjuk penggunaan angket dapat diuraikan sebagai berikut. Jumlah angket yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data disiplin belajar adalah 20 soal.

Tabel 3.1 Keadaan Populasi Penelitian
Tabel 3.1 Keadaan Populasi Penelitian

Teknik Analisi Data

Nilai/laporan prestasi belajar siswa dilihat dari rata-rata nilai belajar selama satu semester pada tahun pelajaran 2017. Pengujian hipotesis mengenai hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa di SDN 109 TUARA Enrekang adalah seperti di bawah ini.

Hasil Penelitian

Hasil Analisis Statistik Deskritif

Oleh karena itu berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Enrekang digolongkan dalam lima kategori yaitu kurang baik, cukup baik, baik dan sangat baik. Berdasarkan Tabel 4.2 distribusi frekuensi kemandirian belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Enrekng menunjukkan bahwa dari 30 siswa kelas III pada penelitian terdapat 0 orang (0%) yang mempunyai disiplin belajar dengan kategori kurang baik, disusul oleh 6 orang dengan kategori kurang baik (20%), serta kategori cukup baik yaitu sebanyak 8 orang (26,67%), kemudian kategori baik sebanyak 12 orang (40%) dan kategori sangat baik sebanyak 4 orang (13,33%) pada kemandirian belajar siswa sehingga dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Enrekang berada pada kategori baik. Hasil analisis deskriptif mengenai skor variabel kinerja pembelajaran disajikan pada Tabel 4.3 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 4.3 menunjukkan rata-rata skor prestasi belajar adalah 78,63 dari total skor yang dapat dicapai yaitu 100 atau secara kualitatif dikategorikan cukup baik dan skor tertinggi yang dicapai adalah 83, skor terendah adalah 76 dengan standar deviasi 1,24 dan rentang skornya adalah 7 (Lampiran). Selain itu, hasil distribusi frekuensi prestasi belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Enrekang diklasifikasikan ke dalam kategori yaitu kurang baik, kurang baik, cukup baik, baik dan sangat baik. Berdasarkan Tabel 4.4 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Enrekang menunjukkan bahwa dari 30 siswa kelas III yang menjadi sampel penelitian tidak ada satupun yang mempunyai prestasi belajar kurang baik, kemudian 2 orang termasuk dalam kategori kurang baik (6,67). %), serta kategori cukup baik yaitu sebanyak 24 orang (80%), kemudian kategori baik sebanyak 3 orang (10%) dan kategori sangat baik sebanyak 1 orang (3,33%) dalam prestasi belajar.

Tabel 4.2 dan Tabel 4.4 diatas menunjukkan hasil kemajuan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Enrekang. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu: “Koefisien Product Moment”.

Tabel 4.1: Statistik Deskriptif Skor Kemandirian Belajar Statistik Nilai Statistik
Tabel 4.1: Statistik Deskriptif Skor Kemandirian Belajar Statistik Nilai Statistik

Pengujian Hipotesis

Dari tabel 4.5 dapat ditindaklanjuti untuk mencari koefisien korelasi antara kemandirian belajar sebagai variabel. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari 30 siswa yang menjadi sampel penelitian diperoleh skor sebesar 0,860.

Nilai r yang digunakan sebagai pembanding diketahui dengan mencari nilai yang berada pada titik pertemuan antara kepercayaan 5% dan N:30. Setelah dipadankan nilai-nilainya berdasarkan analisis data di atas maka terlihat bahwa nilai hasil olahan data kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Enrekang adalah sebesar 0,860 karena tidak ada N=30 pada Pada tabel dengan nilai r-product moment maka diambil N yang mendekati nilai signifikan 5% yaitu 0,361. Hal ini membuktikan bahwa nilai analisis data lebih tinggi atau lebih besar dari nilai r maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima dan terdapat hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa kelas III pembelajaran SDN 109 TUARA Enrekang dengan hasil pengolahan data hubungan kemandirian belajar dengan kinerja belajar, dengan nilai sebesar 0,860 lebih besar dari nilai product moment sebesar 0,361.

Tabel  4.6  :  Analisis  Deskriptif  Data  Hasil  Penelitian  Kemandirian Belajar  dan  Prestasi  Belajar  siswa  kelas  III  SDN  109 TUARA Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.
Tabel 4.6 : Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.

Pembahasan Hasil Penelitian

Publikasi hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Enrekang belum mencapai kategori sangat baik. Pada dasarnya hal ini disebabkan karena kemandirian belajar siswa tidak dikembangkan sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya. . Setelah nilai-nilai tersebut dihubungkan berdasarkan analisis data di atas, maka terlihat bahwa nilai analisis data lebih tinggi atau lebih besar dari nilai tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima dan terdapat hubungan antara kemandirian belajar dengan belajar. Prestasi belajar siswa kelas III SDN 109 TUARA Enrekang dengan Hasil pengolahan data nilai kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa dengan nilai 0,860 lebih besar dari nilai tabel product moment yaitu 0,361.

KESIMPULAN

KESIMPULAN

SARAN

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa harus dilakukan dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga muncul kemandirian dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, serta keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat. Pembaca yang budiman, agar kita dapat melakukan penelitian yang lebih baik lagi mulai saat ini dan juga dengan hasil penelitian ini, kita dapat membantu para peneliti selanjutnya untuk selalu mencari hal-hal baru untuk diteliti dan untuk pengembangan pribadi, kelompok dan diri untuk kedepannya.

Tabel Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar
Tabel Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
Tabel 3.1 Keadaan Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Keadaan Sampel
Tabel 4.1: Statistik Deskriptif Skor Kemandirian Belajar Statistik Nilai Statistik
+7

Referensi

Dokumen terkait

berjumlah 16 orang 40% Untuk keperluan itu data dalam tabel 4 dimasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.\ Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Meringkas Teks Laporan

The politics of Space: Refugees, Displaced and Stranded Amena Mohsin My first encounter with the notion of space was in the concentration camps of Pakistan from early 1972 to December