Penelitian ini menguji pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa Kelas V SDN 131 Buntu Tangla Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 131 Buntu Tangla mengalami peningkatan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hasil mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bisa dikatakan aneh dan ajaib karena mata pelajaran yang dianggap mudah justru mempunyai nilai yang rendah. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (SSI), guru kurang memperhatikan kecenderungan yang dimiliki dan dialami siswa.
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.
Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka
- Belajar
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
- Metode Resitasi
34; Djamarah, dkk (Supriadi mengemukakan bahwa metode resitasi (pemberian perintah) adalah suatu cara penyajian materi dimana guru memberikan perintah agar siswa melaksanakan kegiatan belajar. Penugasan yang dilakukan siswa dapat dilaksanakan di dalam kelas, di dalam kelas. di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah siswa atau dimanapun tugas itu dilaksanakan.” Ada berbagai jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa, tergantung pada tujuan yang ingin dicapai;
Kerangka Pikir
Salah satu dampak yang sering kita lihat dari penggunaan metode yang tidak tepat adalah; Setelah mengikuti tes, sebagian besar anak atau siswa tidak dapat menjawab setiap soal dengan baik dan benar. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 131 Buntu Tangla Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Untuk mengetahui hal tersebut maka penelitian ini dirancang berdasarkan penelitian Non-Experimental Designs (Nondesigns), dengan menggunakan desain penelitian “one-group pre-test-post-test”.
Hipotesis
Jenis Penelitian
Desain Penelitian
Sugiyono mengatakan populasi adalah wilayah umum yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan penelitian, jumlah siswa SDN 131 Buntu Tangla Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang berjumlah 101 orang, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut. Dalam teknik ini siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpulan data yang menurutnya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
Jadi pengumpulan data yang sudah dijelaskan peneliti akan mengambil siapa saja yang menurut pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitiannya (Indranata. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode resitasi dalam Ilmu Pengetahuan Sosial ( Mata pelajaran IPS) Siswa kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi variabel bebas Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Masalle , Kabupaten Enrekang.
Instrumen Penelitian
- Lembar Observasi
- Lembar Tes
Teknik Pengumpulan Data
- Observasi
- Dokumentasi
Studi dokumentasi didasarkan pada pendapat Arikunto yang mengatakan bahwa “Studi dokumentasi mencari data mengenai suatu hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat dinas, jurnal, prasasti, notulen, rapat, agenda dan lain sebagainya”. Menelusuri materi pembelajaran IPS kelas V di SDN 131 Buntu Tangla Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Membuat skenario pembelajaran di kelas, dalam hal ini membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (LPP) sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Memberikan penjelasan singkat dan lengkap kepada siswa kelas V SDN 131 Buntu Tangla Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Memberikan tes awal dengan menggunakan instrumen tes (pretest) untuk mengetahui hasil belajar sebelum menerapkan metode Resitasi b. Setelah melakukan serangkaian kegiatan penelitian, peneliti akan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk menganalisis data sesuai prosedur.
Teknik Analisis Data
- Analisis Data Statistik Deskriptif
- Teknik Analisis DataStatistik Inferensial
- Deskripsi Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada Siswa Kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang
- Deskripsi Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V SDN 131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang
Membuat kesimpulan apakah penggunaan Metode Resitasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 131 Buntu Tangla Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Deskripsi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang Metode Pra Pengajian (Pretest). Deskripsi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang 131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.
Berdasarkan skor yang diperoleh dan frekuensinya, maka tingkat hasil belajar IPS siswa Kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang dapat dilihat dengan melihat Tabel 4.4 di bawah ini. Analisis Data Pretest dan Posttest Pengaruh Penggunaan Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang. Pada bagian ini dijelaskan pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.
Mendeskripsikan Pengaruh Penggunaan Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang dalam Pembelajaran IPS. Dengan demikian penggunaan media pembelajaran power point memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.
Pembahasan Hasil Penelitian
- Hasil Penelitian Sebelum Menggunakan Metode Resitasi
- Hasil Penelitian Setelah Menggunakan Metode Resitasi
Metode resitasi berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Moncobalang 2 Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima karena hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Moncobalang 2 Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Terlihat jelas bahwa frekuensi dan persentase hasil belajar siswa Kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang pada pre-test kurang memadai.
Dapat dikatakan frekuensi dan persentase hasil belajar siswa kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang pada pretest yaitu 1 siswa (7,4%) mendapat nilai diatas 70 dari jumlah sampel, sedangkan siswa yang mendapat skor dibawah 70 menjadi 22 orang (95,46%) dari total sampel. Fenomena yang dialami siswa dalam hasil belajar setelah menggunakan Metode Resitasi tentunya berdampak positif terhadap nilai akhir yang diperoleh. Dapat dikatakan frekuensi dan persentase hasil belajar siswa kelas V SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang setelah menggunakan Metode Resitasi yaitu sebanyak 20 siswa (90,8%) yang memperoleh nilai diatas 70 (90,8%) dari Pada sampel umum terdapat siswa yang memperoleh hasil dibawah 70 menjadi 2 orang (9,08%) dari sampel umum.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Jadi, Metode Resitasi cocok diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN131 Buntu Tangla Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang. Setelah menggunakan metode resitasi, hasil belajar IPS berkategori cukup dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang mampu memperoleh nilai diatas 70 (90,8%).
Saran
2004. Penggunaan Metode Resitasi atau Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas V di SD Negeri Baros Kota Cimahi.
LAMPIRA N
Konsep * semua benar
Sejak zaman dahulu, terdapat banyak kerajaan di Nusantara. Corak budaya yang berbeza mewarnai kerajaan. Ada yang Hindu, Buddha atau Islam. Kerajaan-kerajaan itu mempunyai tinggalan sejarah mereka sendiri.
Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu di Indonesia
- Kerajaan Kutai
- Kerajaan Tarumanegara
- Kerajaan Mataram
- Kerajaan Kediri
- Kerajaan Singasari
- Kerajaan Majapahit dan Peranan Gajah Mada
Purnawarman nyembah ka Dewa Wisnu, ku kituna anjeunna ngagem agama Hindu. Peninggalan sejarah berupa tujuh prasasti yang ditulis dalam bahasa Sansekerta dengan menggunakan aksara Pallawa, di antaranya Prasasti Ciaruteun (yang mempunyai jejak Purnawarman), Prasasti Kebun Kopi, Prasasti Jambu Batu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Bambu. jeung Prasasti. Titinggal sajarah séjénna nyaéta irigasi ti walungan Gomati, arca Wisnu Cibuaya Idan II jeung arca Rajarsi. Carita lalakon hirup nu katulis ku Mpu Darmaja dina buku Smaradahana.Kediri nepi ka puncak kajayaan dina jaman Jayabaya nu kasohor ku ramalanna.
Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri antara lain Prasasti Pandeglang, Prasasti Penumbangan, Prasasti Hantang, Prasasti Talan, Prasasti Jepang, Prasasti. Selain itu terdapat juga KitabSmaradahana, Bharatayudha, Hariwangsa, Gatotkacasraya dan Sumanasantaka.Raja terakhir Kediri ialah Kertajaya yang memerintah. Singasari mencapai kemuncak kejayaan pada zaman Kertanegara.Beliau pernah menghantar tentera ke Tanah Melayu dalam usaha meluaskan wilayah.
Pengiriman pasukan tersebut dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu. Pada masa pemerintahannya, Raja Kublai Khan dari Tiongkok menyerang Kerajaan Singasari. Kertanegara tewas dalam penyerangan Jayakatwang dari Kediri. Peninggalan sejarah Kerajaan Singasari antara lain Candi Singasari (makam Kertanegara), Candi Kidal (makam Anusapati), Candi Jago, Candi Kangenan (makam Ken Arok) dan Candi Katang Lumbang (Makam Tohjaya).
Peninggalan Sejarah Kerajaan Buddha di Indonesia
- Kerajaan Kaling
- Kerajaan Sriwijaya
Karya sastra yang dihasilkannya antara lain kitab Negarakertagama (Mpu Prapanca), kitab Arjunawiwaha (Mpu Kanwa), kitab Sutasoma (Mpu Tantular). Karang Berahi di Jamba (686 M) Jatuhnya Sriwijaya disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Pada tahun 1025, Sriwijaya diserbu oleh raja Colamandala dari India Selatan dan raja Sanggrama Wijayatunggawarman ditangkap. Kemudian pada tahun 1275 M Singasari menyerang Kerajaan Sriwijaya dan pada tahun 1277 M Kerajaan Majapahit juga menyerang Kerajaan Sriwijaya.
Peninggalan Bangunan Bersejarah yang Bercorak Hindu-Buddha
- Candi Borobudur
- Candi Mendut
- Candi Kalasan
- Candi Prambanan
Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
- Samudera Pasai
- Kerajaan Aceh
- Kerajaan Demak
- Kerajaan Banten dan Cirebon
- Kerajaan Ternate – Tidore
- Kerajaan Gowa-Tallo
Penyair terkenal dari Aceh antara lain Hamzah Fausuri, Syamsudin Sumatrani, Nurudin ar Raniri dan Abdurrouf Singkel. Kerajaan Demak terletak di muara Sungai Bintoro, Demak, Jawa Tengah. Didirikan pada abad ke-16 pada masa raja pertama Raden Patah (Panembahan Jimbun atau Pate Radim). Setelah wafat digantikan oleh putranya Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor) yang memerintah pada tahun 1518-1521. Setelah wafat digantikan oleh Sultan Trenggono. Demak mengalami kejayaan pada masa Sultan Trenggono. Akhirnya menantu Sultan Trenggono, Adiwijaya (Jaka Tingkir) berkuasa di Demak.Sejak itu, pusat pemerintahan dipindahkan ke Pajang pada tahun 1568.
Peninggalan sejarah Kerajaan Demak antara lain Masjid Agung Demak yang didirikan oleh Walisongo pada tahun 1478, saka tatal (tiang masjid), kendang dan gong, paleg atau gapura petir buatan Ki Ageng Selo, peredam emas (kursi kerajaan) dan 61 piring Campa, hadiah dari ibu Raden Patah adalah putri Campa. Kerajaan Banten dan Cirebon didirikan oleh Fatahillah atau Syarif Hidayatullah atau SunanGunung Jati, panglima Kesultanan Demak. Pada tahun 1526, Fatahillah berhasil menaklukkan Sunda Kelapa dari Portugis dan pada tanggal 22 Juni 1527 berganti nama menjadi Jayakarta (Jakarta). Pada tahun 1552, Banten diserahkan kepada putranya, Pangeran Hassanuddin, dan Cirebon kepada Pangeran Pasarean. Peninggalan sejarah Kerajaan Banten dan Cirebon antara lain Masjid Agung Banten, Meriam Ki Amok dan gapura sebagai pintu gerbang Kerajaan Banten.
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Sampalu, Ternate dan Pulau Tidore di bagian utara Maluku. Didirikan pada abad ke-16 pada masa raja pertama, Sultan Zainal Abidin. Produk terpenting kerajaan Ternate dan Tidore adalah cengkeh dan pala. Tidore didirikan oleh Sultan Mansur. Raja Tidore yang terkenal adalah Sultan Nuku.
Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Hindu, Buddha, dan Islam Di Indonesia
- Raja Mulawarman
- Raja Purnawarman
- Raja Hayam Wuruk
- Raja Balaputradewa
- Sultan Iskandar Muda
- Sultan Agung Hanyokrokusumo
- Sultan Ageng Tirtayasa
- Sultan Hasanuddin
- Kerajaan-kerajaan di Indonesia yang mendapat pengaruh dari agama Hindu dan Budha adalah
- Agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan dari para pedagang dari
- Kerajaan Pajajaran dari daerah Pakuan Bogor dipindahkan ke daerah
- India dan Mesir 4. kesultanan
- Samudra Pasai, Malaka, Banten, Ternate Tidore dan Gowa Tallo
- Kerajaan tertua di Indonesia ada 3 versi, yaitu pertama, Kutai, kedua Tarumanegara, ketiga Salakanegara
- Kerajaan yang terletak di Bogor adalah Kerajaan Tarumanegara 8. Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa
- Raja yang terkenal di Bali berasal dari Dinasti Warmadewa, yaitu Raja Sri Candrabayasinga (tahun 959 M - 989 M), Raja Udayana, dan
- Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama kalinya, kerajaan ini terletak di daerah Pakuan Bogor kemudian
- Tuliskan 4 prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara!
- Sebutkan 2 bagian Kerajaan Medang Kamulan!
- Mengapa Kesultanan Aceh menjadi berkembang dan menjadi pusat penyebaran agama Islam?
- Mengapa Kerajaan Sriwijaya mengadakan perluasan wilayah kekuasaan?
- Tuliskan isi Prasasti Butak!
- Prasasti Telaga Batu merupakan peninggalan Kerajaan ?
- Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain: 1) Prasasti Ciaruteun, 2) Prasasti Pasir Koleangkak, 3) Prasasti Kebon Kopi, 4)
- Kesultanan Aceh mulai berkembang setelah kesultanan Malaka dikuasai oleh bangsa Portugis dan para pedagang Islam tidak
- Kerajaan Sriwijaya mengadakan perluasan wilayah kekuasaan karena untuk menguasai perdangangan
- Prasasti Butak (1294), isinya tentang keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit
- Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain: 1) Prasasti Ciaruteun, 2) Prasasti Pasir Koleangkak, 3) Prasasti Kebon Kopi, 4)
- Kesultanan Aceh mulai berkembang setelah kesultanan Malaka dikuasai oleh bangsa Portugis dan para pedagang Islam tidak
- Kerajaan Sriwijaya mengadakan perluasan wilayah kekuasaan karena untuk menguasai perdangangan
- Prasasti Butak (1294), isinya tentang keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya mendirikan Kerajaan
Banten diperintahkan menyerang Belanda secara gerilya.Pada tahun 1655, dua kapal dagang Belanda dirusak oleh penduduk Banten. Akibatnya, hubungan Banten dengan Belanda yang dibantu Sultan Haxhi menjadi tegang. Pada tahun 1692, Sultan Ageng Tirtayasa meninggal di penjara, jenazahnya dimakamkan di dekat Masjid Agung Banten. Pada tahun 1660 terjadi perang antara Gowa dengan Belanda, akibat pengkhianatan Raja Aru Palaka dari Bone, Sultan Hasanudin kalah dari Belanda.
Kerajaan tertua di Indonesia ada 3 versi, yaitu pertama Kutai, kedua Tarumanegara, ketiga Salakanegara, kedua Tarumanegara, ketiga Salakanegara. Kerajaan yang terletak di Bogor adalah Kerajaan Tarumanegara 8. Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa 8. Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara antara lain: 1) Prasasti Ciaruteun, 2) Prasasti Pasir Koleangkak, 3) Prasasti Kebon Kopi, 4) Prasasti Ciaruteun, 2) Prasasti Pasir Koleangkak, 3) Prasasti Kebon Kopi, 4).
Prasasti Butak (1294), eusina ngeunaan runtuhna Karajaan Singasari jeung perjuangan Radén Wijaya pikeun ngadegkeun Karajaan Majapahit.. jeung perjuangan Radén Wijaya pikeun ngadegkeun Karajaan Majapahit. Titinggal Karajaan Tarumanegara diantarana: 1) Prasasti Ciaruteun, 2) Prasasti Pasir Koleangkak, 3) Prasasti Kebon Kopi, 4) Prasasti Ciaruteun, 2) Prasasti Pasir Koleangkak, 3) Prasasti Kebon Kopi, 4) Prasasti Tugu, 5) Awi. Prasasti Pasir, 6) Prasasti Muara Cianten, 7) Prasasti Cidanghiang.
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
KEGIATAN PEMBUKA)
PROSES BELAJAR MENGAJAR )
MENJELASKAN MATERI)
MENYURUH SISWA MEMBACAKAN MATERI )
PELAKSANAAN PRETEST)
PELAKSANAAN POSTEST)