i SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Manajamen Pendidikan Islam
Oleh :
Aminuliya Octa Yumanzah NIM: T20173005
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MEI 2022
ii SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Manajamen Pendidikan Islam
Oleh :
Aminuliya Octa Yumanzah NIM: T20173005
Persetujuan Pembimbing
Dr. Abd Wahib, M.Pd.I NIP. 19620915 99303 1 002
iii
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Hari : Kamis Tanggal : 19 Mei 2022
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Dr. H. Moh. Anwar, M.Pd. Ri’ayatul Husnan, M.Pd.
NIP. 19680225 198703 1 002 NUP. 201907181
Anggota :
1. Dr. Moh. Dasuki, S.Pd.I., M.Pd.I. ( )
2. Dr. Abdul Wahib, M. Pd.I. ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I.
NIP. 19640511 199903 2 001
iv
Artinya: “Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami” (QS.As-Sajadah:24)1
1 Kementrian Agama RI, Ar-Rahim Al-Qur ’an dan Terjemahan (Bandung: CV. Mikraj Khazanah
Ilmu, 2013), 417.
v
dalam menyelesaikan karya sederhana ini yang masih terdapat kekurangan dan atas takdir Ridlo Allah SWT, saya bisa menjadi pribadi yang berfikir dan berilmu insyaallah. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk meraih masa depan yang baik.
Dengan ini saya mempersembahkan skripsi ini teruntuk :
1. Kedua orang tua tercinta Bapak Sulaiman dan Ibu Muzayyana yang selama ini memberikan kasih sayang dan dukungan penuh untuk pendidikan saya hingga sampai saat ini dan untuk kedepannya. Terimakasih untuk segalanya yang telah diupayakan dan saya memohon maaf atas semua kesalahan. Semoga Bapak dan Ibu selalu dalam lindungan Allah SWT.
2. Kakak kandung saya anak pertama dari dua bersaudara Alifia Ramadhan yang telah memberikan dukungan dan mendoakan sehingga tugas akhir ini dapat selesai.
vi
Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW sebagai tokoh revolusioner dunia, sehingga dengan uswahnya kita dapat merasakan kehidupan yang penuh dengan nuansa islami, ilmiah, dan berperadaban.
Skripsi dengan judul “Strategi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Budaya Disiplin Peserta Didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso” telah selesai.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari penyusunan, penulisan, oleh karena itu, saran dan kritik untuk menuju perbaikan sengan penulis harapkan.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya serta penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN Khas Jember) yang telah memberikan dukungan fasilitas yang memadai.
2. Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan dukungan fasilitas yang memadai.
3. Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam dan Bahasa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN Khas Jember) yang telah memberikan motivasi dan kemudahan pelayanan selama studi.
vii menggali pengalaman dan pengetahuan.
5. Dr. Abd Wahib, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa sabar dan ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelaian skripsi ini.
6. Nuruddin, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan arahan dan bimbingan selama proses perkuliahan.
7. Seluruh dosen UIN Khas Jember yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama proses perkuliahan.
8. Ibrahim, S.Ag, M.Pd.I selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso yang telah berkenan menerima dan memberi izin penulis untuk melakukan penelitian skripsi dilembaganya.
8. Segenap dewan guru dan karyawan Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.
Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin aamiin Yaa Robbal ‘alamiin.
Jember, 19 Mei 2022
Penulis
viii
Kata Kunci: Strategi Kepala Madrasah, Budaya Disiplin.
Keberadaan Kepala Madrasah di lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan dan memimpin lembaga pendidikan yang berkualitas. Karena Kepala Madrasah merupakan salah satu kunci keberhasilan lembaga pendidikan yang disiplin baik dalam proses kegiatan Madrasah maupun mengelola lembaga pendidikan yang bernuansa disiplin.
Fokus dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana strategi Kepala Madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso (2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat Kepala Madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso (3) Bagaimana dampak keberhasilan budaya disiplin di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan strategi Kepala Madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso (2) Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat kepala madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso (3) Untuk mendeskripsikan dampak keberhasilan budaya disiplin di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian naratif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, adalah: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu: Pengumpulan Data, Kondensasi Data, Penyajian Data, Penarikan Simpulan.
Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedisiplinan peserta didik Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso perlu dtingkatkan lagi karena masih ada peserta didik kurang disiplin. Maka strategi kepala madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik tertuang dalam beberapa hal, yaitu memberikan keteladanan kepada peserta didik. Kedua, dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan peserta didik untuk selalu mematuhi tata tertib madrasah yang berlaku. Ketiga, memberikan kegiatan tambahan seperti bengkel sholat dan tadarus Al-Qur’an. Adapun faktor pendukung strategi kepala madrasah untuk meningkatkan budaya disiplin adalah tersedianya tenaga pengajar yang memadai.
Kedua, lingkungan pendidikan yang nyaman. Faktor penghambat karena latar pelajar yang berbeda-beda dan kurangnya kesadaran siswa dalam mematuhi tata tertib madrasah. Dampak dampaknya terhadap peserta didik yaitu menjadi lebih disiplin dalam melaksanakan ibadah, serta bisa memperbaiki ibadahnya sesuai dengan ajaran agama. Terhadap guru dan karyawan yaitu kedisiplinan yang semakin meningkat, baik dalam hal ibadah maupun dalam melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
ix
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Istilah ... 9
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 12
A. Penelitian Terdahulu ... 12
B. Kajian Teori ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 40
B. Lokasi Penelitian ... 41
x
F. Keabsahan Data ... 49
G. Tahap-tahap Penelitian ... 49
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 51
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 51
B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 62
C. Pembahasan Temuan ... 92
BAB V PENUTUP ... 99
A. Kesimpulan ... 99
B. Saran ... 100
DATAR PUSTAKA ... 102 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
2.1 Penelitian terdahulu ... 15
4.1 Data Kepegawaian Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso ... 58
4.2 Data Tenaga Pendidik Madsarash Aliyah Negeri Bondowoso ... 59
4.3 Data Peserta Didik Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso ... 61
4.4 Data Sarana dan Prasarana MAN Bondowoso ... 62
xii
4.3 Kegiatan memberikan keteladanan ... 66 4.4 Ruang bengkel sholatdan kegiatan sholat berjama’ah ... 70
xiii
1. Pernyataan Keaslian Tulisan ... 105
2. Matrik Penelitian ... 106
3. Instrumen penelitian ... 107
4. Dokumentasi ... 109
5. Denah ... 113
6. Surat permohonan izin penelitian ... 114
7. Surat selesai penelitian ... 115
8. Jurnal penelitian ... 116
9. Biodata penulis ... 117
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Madrasah merupakan sebuah lembaga yang aktifitas utamanya adalah memberikan pendidikan kepada peserta didik. Di lembaga madrasah inilah guru memberikan ilmu dan juga memberikan berbagai macam pengalamannya kepada peserta didik. Tidak hanya itu, madrasah adalah tempat pembentukan kepribadian dan juga karakter dari peserta didik, karena di dalam sekolah peserta didik bertemu dengan orang yang berbeda-beda karakter dan kepribadian, yang pada akhirnya akan sedikit banyak mempengaruhi kepribadian dan karakter.2
Dalam sebuah organisasi, pasti memiliki seorang pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Begitu juga di lembaga pendidikan yang dipimpin oleh kepala madrasah untuk dapat memimpin dan juga mengharapkan anggotanya agar dapat mewujudkan visi dan misi yang telah dibuat. Selain itu, kepala madrasah juga bertugas untuk mengelola proses belajar mengajar agar berjalan efektif. Untuk mengelola lembaga pendidikan yang bernuansa disiplin, maka dibutuhkan strategi profesional yang dikelola oleh tenaga-tenaga yang kompoten, bertanggung jawab, didukung oleh sarana prasarana.
Berdasarkan pasal 6 nomor 1 Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 24 Tahun 2018, ditegaskan bahwa persyaratan calon Kepala
2 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2014), 10.
Madrasah (KAMAD) sebagaimana terdapat dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 58 tahun 2017 diubah, yakni sebagai berikut :3
1. beragama islam;
2. memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an;
3. berpendidikan paling rendah sarjana atau diploma empat kependidikan atau bukan kependidikan dari perguruan tinggi yang terakreditasi;
4. memiliki pengalaman manajerial di Madrasah;
5. memiliki sertifikat pendidik;
6. berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat diangkat;
7. memiliki pengalaman mengajar paling singkat 9 (sembilan) tahun pada Madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan 6 (enam) tahun pada Madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat;
8. memiliki golongan ruang paling rendah III/c bagi guru pegawai negeri sipil dan memiliki golongan ruang atau pangkat yang disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh Yayasan atau lembaga yang berwenang dibuktikan dengan keputusan inpasing bagi guru bukan pegawai negeri sipil;
9. sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan sehat dari rumah sakit Pemerintah;
10. tidak sedang dikenakan sanksi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Kepala Madrasah
11. memiliki nilai prestasi kerja dan nilai kinerja guru paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
12. diutamakan memiliki sertifikat kepala madrasah sesuai dengan jenjangnya untuk Madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
Kepala madrasah yang baik adalah kepala madrasah yang bisa memberikan teladan yang baik kepada masyarakat madrasah yang dipimpinnya. Itu sebabnya kepala madrasah harus dipilih berdasarkan kompotensi dan integritasnya. Kepala madrasah adalah guru terbaik dari guru-guru yang baik di madrasah. Kepala madrasah memiliki peran yang strategis untuk menginspirasi baik guru, staf, dan juga para peserta didik agar mereka dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh kepala madrasah.
Seorang kepala madrasah tidak hanya dituntut untuk menciptakan suasana belajar mengajar dan sekolah yang nyaman. Tetapi juga seorang kepala madrasah harus membuat sebuah budaya didalam madrasah tersebut agar memiliki suatu keunikan dan identitas yang melekat pada madrasahnya.
Dalam menciptakan sebuah budaya, kepala madrasah harus memiliki strategi yang jitu agar budaya dalam madrasah tersebut bisa dilakukan secara continue oleh semua masyarakat di dalam madrasah.4
Di era modern seperti sekarang ini, dimana perkembangan tekhnologi semakin pesat, tugas dari kepala madrasah untuk membentuk kepribadian dan karakter peserta didik yang baik semakin berat. Hampir seluruh peserta didik yang ada di Indonesia pasti memiliki gadget. Tanpa mengenal waktu dan
4 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan dan Praktik (Jakarta:Prenadamedia Group, 2015), 49.
tempat, mereka menggunakan gadget, bahkan di kelas dan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu isu-isu moral peserta didik yang belum bisa diatasi yaitu perilaku menyimpang peserta didik yang masih sering sering terjadi, seperti tawuran, memakai narkoba, membolos, tidak mengerjakan pr, dan lain-lain yang menjadikan kepala sekolah harus memutar otak untuk mengatasinya.5
Untuk menjawab tantangan dan permasalahan yang timbul seperti yang terjadi pada saat sekarang ini, kepala madrasah sebagai pimpinan lembaga pendidikan dituntut kreatif dalam membuat peraturan dan pembiasaan hal-hal yang baik kepada para peserta didik. Tidak hanya untuk peserta didik, kepala madrasah juga harus berani membuat peraturan yang tegas bagi para guru di madrasah, karena guru merupakan tolak ukur dan role mode bagi para peserta didik. Intinya, setiap warga harus terintegrasi dengan semua peraturan dan tata tertib, agar tujuan dari pada pendidikan dapat terwujud secara sempurna.
Sejak awal, para peserta didik harus dikenalkan dengan lingkungan madrasah yang menghargai dan menjunjung tinggi kedisiplinan. Madrasah harus bisa meyakinkan para peserta didik bahwa perilaku baik dan prestasi cemerlang hanya bisa diraih dengan kedisiplinan tinggi para peserta didik.
Tanpa kedisiplinan, fungsi madrasah akan mandul dan prestasi peserta didik akan terkubur, bahkan banyak peserta didik yang terlibat masalah.
5 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Belajar), 55.
Anak didik merupakan generasi penerus bangsa yang sejak dini harus dikenalkan dengan nilai-nilai yang mengatur kehidupan manusia, yang berguna bagi dirinya sendiri agar berlangsung tertib, efektif, dan efisien.
Dengan adanya norma-norma tersebut, maka peserta didik harus mematuhi setiap aturan yang berlaku di dalam madrasah. Apabila peserta didik berdisiplin untuk dirinya sendiri tanpa ada rasa keterpaksaan bisa dipastikan peserta didik mampu mentaati segala tata tertib yang berlaku di dalam madrasah. Kedisiplinan bisa kita ketahui dalam bentuk datangnya peserta didik ke sekolah, mengikuti upacara bendera, mengikuti pelajaran dengan tertib dan tidak melanggar aturan-aturan dari madrasah. Displin peserta didik tersebut mampu menumbuhkan semangat belajar peserta didik dalam madrasah demi meningkatkan prestasi belajar sehingga terwujudunya suatu tujuan pendidikan.6
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2013 pasal 1 bahwa Madrasah adalah satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan dengan kekhasan agama Islam yang mencakup Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan.7
Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso adalah sebuah lembaga pendidikan yang sangat mengedepankan nilai-nilai karakter keislaman bagi para peserta didik. Madrasah ini memiliki beberapa peraturan yang menuntut
6 Ainurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2014), hal 34.
7 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
para peserta didik untuk mengikuti setiap tata tertib peraturan dari madrasah tersebut. Tata tertib peraturan di madrasah ini disosialisasikan dengan membagikan buku pedoman, lalu pihak madrasah menjelaskan peraturan- peraturan yang berlaku di madrasah tersebut.
Menurut observasi yang peneliti temukan dilapangan masih ada dari beberapa peserta didik yang tidak melaksanakan sholat dengan benar atau tidak sesuai dengan madzhab yang ada di madrasah, kemudian masih ada peserta didik yang kurang menjaga sikap terhadap guru, serta masih terdapat peserta didik yang kurang menjaga kedisiplinan dalam perprilaku dan berpakaian.10
Dalam hal ini kepala madrasah harus berusaha dan bekerjasama dengan guru dan karyawan lainnya untuk memajukan dan membatasi kebebasan siswa agar kedisplinan terpelihara. Strategi kepala madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik ini diharapkan dapat dipergunakan untuk menyempurnakan proses penerapan strategi kepala madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik.
Berdasarkan fakta dan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso dengan tujuan dapat memberikan kontribusi terhadap alternatif pemecahan permasalahan dalam strategi kepala madrasah khususnya dalam meningkatkan budaya disiplin. Maka judul dari penelitian ini adalah “Strategi Kepala Madrasah Dalam Menungkatkan Budaya Disipin Peserta Didik di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bondowoso”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan di atas, maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana strategi kepala madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso ?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat kepala madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso ?
3. Bagaimana dampak keberhasilan budaya disiplin di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.8 Adapun tujuannya sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan strategi kepala madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso.
2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat kepala madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso.
3. Untuk mendeskripsikan dampak keberhasilan budaya disiplin di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso
8 Tim penyusun, Pedoman Karya Tulis Ilmiah (Jember: IAIN Press, 2019) 45.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan bersifat praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan.9
Manfaat dengan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak dan memperluas wawasan bagi kajian manajemen pendidikan tentang strategi kepala madrasah dan budaya disiplin yang baik serta memberikan manfaat bagi dunia pendidikan terutama pada ruang lingkup manajemen bagi madrasah tentang kedisiplinan terhadap peserta didiknya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang berguna untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Biasanya manfaat praktis tidak hanya untuk satu obyek tetapi berguna untuk lebih dari satu obyek.
a. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan sebagai dasar ilmu pengetahuan yang patut diterapkan dalam pelaksanaan praktek untuk mengembangkan manajemen pendidikan dalam membentuk karakter yang berdisiplin. Dan sebagai bekal dan menjadi nilai tambah bagi
9 Tim penyusun, Pedoman Karya Ilmiah IAIN JEMBER, 39
wawasan keilmuan. Dan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam program studi Pendidikan Manajemen Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah dan Universitas Islam Negeri Jember
b. Bagi Peserta Didik
Memberikan motivasi dan informasi tentang belajar secara langsung serta dapat memecahkan permasalahan sehingga dapat mengamalkan apa yang telah mereka pelajari dalam kehidupan sehari.
b. Bagi UIN Khas Jember
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai bagaimana cara atau strategi kepala madrasah dalam meningkatkan budaya disiplin peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso serta dapat memberikan perubahan yang baik bagi pemikiran pendidikan yang dapat dijadikan sebagai bahan penambah referensi kepustakaan yang dapat digunakan sebagai bahan informasi.
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat diharapkan bisa memberikan perubahan yang baik terhadap peserta didik, guru, dan masyarakat lainnya.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian.Tujuannya agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh
peneliti. Maka dari itu penulis terlebih dahulu akan menjelaskan arti dari masing-masing kata yang mendukung judul tulisan ini. Adapun masing- masing tersebut yaitu:
1. Strategi Kepala Madrasah
Dalam menjalankan sebuah program, dibutuhkan strategi yang tepat untuk menjalankannya. Dengan adanya strategi yang tepat, program yang sedang dijalankan akan berjalan dengan efektif dan efisien. Selain itu, dengan strategi yang tepat pula, tujuan dari program tersebut akan tercapai sesuai dengan harapan.
Strategi merupakan tindakan yang bersifat senantiasa meningkat.
Terus-menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan di masa depan. Jadi dapat penulis simpulkan bahwa strategi yaitu suatu rencana atau tindakan untuk mengarahkan dan mengelola sebuah kegiatan agar kegiatan tersebut dapat mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Strategi bisa terinspirasi lewat adanya permasalahan yang timbul. Maka dari itu, di dalam setiap pelaksanaan kegiatan, sebaiknya dilakukan evaluasi agar dapat diketahui kelemahan atau permasalahan yang timbul selama kegiatan itu berlangsung. Sehingga dapat disusun strategi untuk mengatasi kelemahan dan juga masalah pada kegiatan selanjutnya.
Kata kepala madrasah memiliki dua kata yaitu kepala dan madrasah. Kata kepala daapat diartikan sebagai pemimpin. Sedangkan madrasah adalah bangunan atau lembaga di mana menjadi tempat
menerima dan memberi pelajaran. Jika penulis gabungkan kedua pengertian kepala madrasah, maka merupakan seseorang yang memimpin madrasah atau lembaga pendidikan.
2. Budaya Disiplin
Madrasah dan disiplin, dua kata yang tidak daat dipisahkan, seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Dalam penyelenggara kegiatan belajar mengajar di madrasah sudah pasti ada unsur di dalamnya.
Peserta didik diwajibkan untuk disiplin terhadap tata tertib dan peraturan yang berlaku di madrasah itu.
Disiplin menurut peneliti yaitu suatu hal yang mengajarkan seorang peserta didik agar dapat mengikuti peraturan yang berlaku, dan apabila mereka melakukan tindakan insipliner maka mereka akan mendapatkan hukuman.
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini membantu peneliti untuk menemukan inspirasi serta dapat menjamin orisinilitas dan posisi peneliti yang akan dilakukan. Dalam hal ini peneliti mengambil beberapa skripsi yang telah disetujui dan dipublikasikan. Skripsi tersebut memiliki ruang lingkup yang sama dengan penelitian ini.
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya).
Berdasarkan tinjauan terhadap penelitian terdahulu ada beberapa hasil penelitian yang dianggap relevan dengan peneliti yang akan dilakukannya yaitu:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Rezki Nurma Fitria, pada tahun 2011 yang berjudul “ Strategi Kepala Sekolah Dalam Membangun Budaya Disiplin Siswa Berbasis Militer Pada Yayasan Kartika Jaya Surabaya”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi kepala sekolah dalam membangun budaya disiplin sangat bergantung pada kemampuan kepala sekolah dalam menciptakan suasa belajar yang kondusif. Kepala sekolah diharapkan mampu membuat strategi dalam memberikan inovasi
untuk mendukung pembelajarang yang efektif. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah dengan membangun budaya disiplin siswa di sekolah. Disiplin sangat penting untuk membentuk karakter siswa di sekolahnya. Budaya disiplin akan menjadi siswa berperilaku tertib untuk memahami hak dan kewajiban sebagai seorang pelajar dan membiasakan diri siswa untuk lebih mandiri.
Perbedaan dalam penelitian ini yaitu penelitian terdahulu berfokus pada membangun karakter peserta didik yang islami dan penelitian ini memakai studi multi kasus. Adapun persamaannya yaitu sama-sama membahas mengenai strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam membangun budaya disiplin disekolah, serta sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Arifah Ahsanti, pada tahun 2017 yang berjudul “Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Guru dan Siswa di SMP Muhammadiyah 17 Prambanan Klaten Jawa Tengah”.
Peneliti ini berusaha untuk mengetahui strategi kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa melalui pemberian teguran kepada siswa yang melanggar aturan, memberi saksi, memotivasi kepada semua peserta didik, hal ini menurut Reisman and Payne Assertive Discipline dan Communication Skills, dalam teori ini berusaha mengendalikan, mengembangkan, dan mempetahankan peraturan dan tata tertib madrasah,
dan kepala madrasah berusaha melakukan komunikasi yang baik dengan peserta didik untuk mencari sebuah solusi.
Perbedaan dalam penelitian ini yaitu menggunakan bentuk deskriptif analitik dan dengan hasil yang berbeda. Adapun persamaannya yaitu sama-sama membahas mengenai strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan budaya disiplin, serta sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan Ari Wandio, pada tahun 2013 yang berjudul “Strategi Kepala Sekolah Dalam Pembentukan Disiplin Siswa di SD Negeri Balas Klumprik 1 Surabaya”.
Peneliti ini berusaha untuk memahami, menganalisis, dan mendeskripsikan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengawasan dalam pembentukan karakter disiplin siswa di SD Negeri Balas Klumprik 1 Surabaya.Peneliti menunjukkan pertama pada perenavanaan melalui visi dan misi sekolah dibuat fenomena sesuai dengan keadaan serta kebutuhan sekolah dan dirumuskan oleh kepala sekolah, guru,, komite, dan pengawas sekolah.
Perbedaan dalam penelitian ini yaitu penelitian terdahulu berfokus pada pembentukan karakter disiplin peserta didik. Adapun persamaannya yaitu sama-sama membahas mengenai strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam membentuk karakter disiplin siswa disekolah, serta sama- sama menggunakan metode penelitian kualitatif.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama, Tahun, Judul Persamaan Perbedaan 1. Rezki Nurma Fitria, 2011.
“Strategi Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Disiplin Siswa Berbasis Militer”
Sama-sama membahas mengenai strategi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam membangun budaya disiplin di sekolah dan menggunakan metode kualitatif
Cara yang dilakukan lebih kepada membangun karakter islami dan memakai jenis penelitian studi multi kasus
2. Arifah Ahsanti, 2017.
“Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Guru dan Siswa di SMP Muhammadiyah 17 Prambanan Klaten Jawa Tengah”
Pemilihan objek yang sama tentang meningkatkan kedisiplinan dan sama- sama membahas mengenai strategi kepala sekolah untuk meningkatkan budaya disiplin serta
Peneliti ini menggunakan deskriptif analitik dan lebih fokus pada Penilaian Sikap
Kedisiplinan Siswa dengan hasil yang berbeda
sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.
3. Ramadhan Arli Wandio, 2013. “Strategi Kepala Sekolah Dalam
Pembentukan Karakter Disiplin Siswa di SD Negeri Balas Klumprik 1 Surabaya”
Pemilihan objek tentang disiplin peserta didik Sama-sama membahas mengenai strategi kepala sekolah dalam pembentukan karakter disiplin siswa
Peneliti ini lebih fokus pada
pembentukan karakter disiplin siswa
B. Kajian Teori
1. Strategi Kepala Madrasah
a. Pengertian Strategi Kepala Madrasah
Strategi merupakan sekumpulan cara secara keseluruhan yang berkaitan dengan gagasan, sebuah perencanaan dalam kisaran waktu tertentu. Pada mulanya istilah strategi ini digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang
bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai sutu tujuan tertentu. Ada dua hal yang perlu dicermati dari pengertian diatas, yaitu :
1). Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan. Hal ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai tindakan.
2). Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah, pemanfaatan berbagai macam fasilitas dan sumber belajr semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.10
Mungkin setiap sekolah bisa mencetak peserta didik yang memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas. Tetapi banyak sekolah yang lupa, bahwa mencetak peserta didik yang memiliki
10 Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: Refika Aditama, 2008), 66.
jiwa disiplin sangat penting. Hal ini tercermin dari perilaku orang Indonesia yang masih banyak melakukan sesuatu yang kurang disiplin seperti membuang sampah di sungai, terlambat datang ke kantor dan lain-lain. Ketika peserta didik itu sudah keluar dari sekolah, mereka akan lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat luas, kedisiplinan akan menjadikan mereka memiliki nilai plus dimata masyarakat. Dan secara langsung maupun tidak langsung pamor dari sekolah tersebut akan terangkat, seiring dengan keberhasilannya mencetak peserta didik yang memiliki jiwa disiplin.
Dengan menjadi salah satu ilmu yang diajarkan dalam Islam.
Disiplin juga sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari, apalagi sikap disiplin sangat berpengaruh pada kesuksesan kita di masa depan. Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan tapi juga kedisiplinan. Sebagai contoh, waktu sholat fardhu yang mempunyai batasan waktu sebagai awal dan akhir sehingga setiap muslim harus sholat tepat di waktu sholat yang telah ditentukan, jika tidak maka sholatnya dianggap tidak sah. Disiplin juga merupakan sifat orang yang bertakwa. Ada banyak keutamaan disiplin dalam Islam, diantaranya adalah disiplin adalah bentuk kekuatan ketaatan kepada Allah SWT dengan dalil berikut :
ن اَف ْ ُكُنِم ِرْمَلأا ِلِ ْوُأَو َلو ُسَّرلا ْاوُعيِطَأَو َ هللّا ْاوُعيِطَأ ْاوُنَم أ َنيِ َّلَّا اَ هيََأ َيَ ِ ْ َش ِفِ ْ ُتُْعَزاَنَت
ِ هللّا َ
ِ ا ُإوهوهُرَف َءٍ ف
لايِوْأَت ُن َسْحَأَو ٌ ْيَْخ َ ِلَِذ ِرِخ لأا ِمْوَيْلاَو ِ هللّ ِبِ َنوُنِمْؤُت ْ ُتُنُك ن ا ِلو ُسَّرلاَو ِ -
٩٥
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar- benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa:59).
Allah telah menyuruh kita untuk taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Disiplin adalah salah satu bentuk taat pada peraturan, terutama aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Jadi disiplin disini sangat penting untuk kehidupan sehari-hari dan penting untuk umat muslim karena disiplin adalah bentuk taatnya umat muslim kepada Allah SWT.
Penjelasan yang telah diuraikan diatas mengenai budaya disiplin, memberikan gambaran kepada penulis untuk mengambil kesimpulan. Jadi, budaya disiplin peserta didik adalah membiasakan peserta didik untuk mengikuti tata tertib peraturan dan memberikan hukuman kepada peserta didik jika melanggar, dengan tujuan mendidik.
Strategi adalah ilmu dan seni yang menggunakan semua sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kata Strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategos” artinya memimpin. Strategi dalam konteks awalnya ini diartikan sebagai
Strategi merupakan sekumpulan cara secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelayanan gagasan, sebuah perencanaan
dalam kisaran waktu tertentu. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.11
Kepala Madrasah termasuk pemimpin formal dalam lembaga pendidikan. Diartikan sebagai kepala, karena kepala Madrasah adalah pejabat tertinggi di madrasah, kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan dilihat dari status dan cara pengangkatan tergolog resmi “formal leader atau operasional leader” tergantung kepada prestasi dan kemampuannya di dalam memainkan peran sebagai pemimpin pendidikan di sekolah yang telah diserahkan tanggung jawab kepadanya. Jadi, tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan adalah untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang baik, sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik.12
Kepala madrasah berasal dari dua kata yaitu “kepala” dan
“madrasah”. Kata ‘kepala’ dapat diartikan ‘ketua’ atau ‘pemimpin’
dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang ‘madrasah’
adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kepala madrasah didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan
11 Abdurrahman, Pendidikn BagiAnak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 32.
12 Wahjusumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, 84.
proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi mata pelajaran dan murid menerima pelajaran.
Kepala madrasah termasuk pemimpin formal dalam lembaga pendidikan. Diartikan sebagai kepala karena kepala madrasah adalah pejabat tertinggi di madrasah Kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan dilihat dari status dan cara pengangkatan tergolong resmi yang tergantung kepada prestasi dan kemampuannya di dalam memainkan peran sebagai pemimpin pendidikan pada madrasah yang telah diserahkan tanggung jawab kepadanya. Berdasarkan kutipan diatas, maka tanggung jawab kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan adalah untuk menciptakan situasi belajar yang baik, sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik.13
b. Peran Kepala Madrasah
Kepala madrasah yang efektif dalam mengelola program dan kegiatan pendidikan adalah yang mampu memberdayakan seluruh potensi kelembagaan dalam menentukan kebijakan.
Pengadministrasian dan inovasi kurikulum di madrasah yang dipimpinnya. Memberdayakan seluruh potensi secara profesional, benar dan jujur atau tidak pilih kasih. Memberikan tugas kepada orang dengan prioritas utama sebagai bidangnya, jika tidak terpenuhi barulah dipertimbangkan yang mendekati bidangnya. Cara kerja
13 Hartanto, Buku Ajar Media Pembelajaran, (Bandung: Pustaka Media, 2011). 71.
yang demikian itu adalah cara kerja yang profesional dan beretika, mengedepankan cara kerja yang objektif meghindari cara kerja yang subjektif.
Kepala madrasah yang berhasil apabila mampu bekerja secara profesional dan memahami keberadaan madrasah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peran kepala madrasah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin kepala madrasah. Kepala madrasah dilukiskan sebagai orang yang memeliki harapan tinggi bagi staf dan peserta didik, kepala madrasah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan mereka yang menentukan irama bagi madrasah mereka.
Berdasarkan urian diatas menunjukkan betapa pentingnya peran kepala madrasah dalam menggerakkan kehidupan madrasah mencapai tujuan Ada dua hal yang diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1). Kepala madrasah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan madrasah
2). Kepala madrasah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan madrasah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan peserta didik..
Kepala madrasah merupaan pemimpin pendidikan yang sangat penting, karena kepala madrasah berhubungan langsung
dengan pelaksanaan program pendidikan di madrasah. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala madrasah sebagai salah satu pemimpin pendidikan. Hal ini karena kepala merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi madrasah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan lembaga pendidikan madrasah disamping diatur oleh pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan oleh aktivitas kepala madrasahnya. Menurut Yamin, kepala madrasah merupakan kunci kunci kesuksesan madrasah dalam mengadakan perubahan. Sehingga kegiatan meningkatkan dan memperbaiki program dan proses pembelajaran di madrasahs ebagian besar terletak pada diri kepala madrasah itu sendiri.14
Menurut Kompri, menyatakan bahwa peran kepala madrasah meliputi manajer pendidikan, pemimpin pendidikan, supervisor pendidikan dan administrasi pendidikan.
1). Manager Sekolah
Manajer sekolah adalah peran dan tanggung jawab kepala madrasah dalam mengadakan prediksi masa depan madrasah.
Kepala madrasah sebagai manajer di madrasah. Tugas manajer pendidikan adalah merencanakan sesuatu atau mencari strategi
14 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pstaka Belajar, 2011), 43.
yang terbaik, mengorganisasi dan mengkoordinasi sumber- sumber pendidikan menyatu dalam melaksanakan pendidikan, dan mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kepala madrasah memiliki wewenang dalam mengambil keputusan, karena atas perannya sebagai manajer di madrasah dituntut untuk mampu: (a) mengadakan prediksi masa depan madrasah, misalnya tentang kualitas yang diinginkan masyarakat, (b) melakukan inovasi dengan mengambil inisiatif dan kegiatan-kegiatan yang kreatif untuk kemajuan madrasah, (c) menciptakan strategi atau kebijakan untuk mensukseskan pikiran-pikiran yang inovatif tersebut, (d) menyusun perencanaan, baik perencanaan strategi maupun perencanaan operasional, (e) menentukan sumber-sumber pendidikan dan menyediakan fasilitas pendidikan, (f) melakukan pengendalian atau kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan dan hasilnya.
2). Pemimpin Madrasah
Pemimpin madrasah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu madrasah yang diselenggarakan proses belajar-mengajar atau terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepala madrasah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah
dan mendelegasikan tugas. Wandio mengemukakan bahwa kepala madrasah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.
Hal ini senada dengan yang dikatakan Wandio, peran kepala madrasah sebagai pemimpin sekolah memiliki tanggung jawab untuk menggerakan seluruh sumber daya yang ada di madrasah sehingga melahirkan etos kerja dan priduktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan. Untuk menjadi pemimpin madrasah yang baik, maka kepala madrasah harus : a). adil, b).
mampu memberikan sugesti, c). mendukung tercapainya tujuan, d). mampu sebagai katalisator, e). menciptakan rasa aman, f).
dapat menjadi wakil organisasi, g). mampu menjadi sumber inspirasi, h). bersedia menghargai.
Menurut Kompri, mengemukakan dalam mencapai keberhasilan kepemimpinan kepala madrasah maka sangat dipengaruhi hal-hal sebagai sebagai berikut :
a. Kepribadian yang kuat, kepala madrasah harus mengembangkan pribadi agar percaya diri, berani, bersemangat, murah hati, dan memiliki kepekaan sosial.
b. Memahami tujuan pendidikan yang baik, pemahaman yang baik merupakan bekal utama kepala madrasah agar dapat
menjelaskan kepada guru, staf, dan pihak lain serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya.15
c. Pengetahuan yang luas. Kepala madrasah harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait.
d. Ketrampilan profesional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala madrasah, yaitu :
1) Keterampilan teknis, misalnya teknis menyusun jadwal pelajaran, memimpin rapat
2) Keterampilan hubungan kemanusiaan, misalnya bekerja sama dengan orang lain, memotivasi guru, dan staf 3) Keterampilan konseptual, misalnya mengembangkan
konsep pengembangan sekolah, memperkirakan masalah yang akan muncul dan mencari pemecahnya.
3). Administrator Madrasah
Administrator madrasah adalah segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal mapun material, secara efektif dan efeisien. Kepala madrasah sebagai yang bertanggung jawab di madrasah mempunyai kewajiban menjalankan madrasahnya. Ia selalu berusaha agar segala sesuatu di madrasahnya berjalan lancar, misalnya :
a). Murid dapat belajar pada waktunya
15 Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,2015),
b). Guru-guru siap untuk memberikan pelajaran c). Waktu untuk belajar dan belajar agar teratur
d). Fasilitas dan alat-alat lainnya yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar.
e). Keuangan yang diperlukan dalam keseluruhan proses belajar mengajar harus diusahakan dan digunakan sebaik- baiknya.
Kepala madrasah sebagai administrator dalam lembaga pendidikan mempunyai tugas-tugas antara lain : melakukan perencanaa, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan terhadap bidang-bidang seperti : kurikulum, kesiswaan, kantor, kepegawaian, perlengkapan keuangan, dan perpustakaan. Jadi kepala sekolah harus mampu melakukan : 1). Pengelolaan pengajaran
2). Pengelolaan kepegawaian 3). Pengelolaan Kesiswaan
4). Pengeleloaan sarana dan prasarana 5). Pengelolaan keuangan dan
6). Pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat 4). Supervisor Madrasah
Supervisor madrasah adalah kemampuan penyusun dan melaksanakan program pengawasan dalam berlangsungnya kegiatan sekolah. Istilah supervisi telah cukup lama dikenal dan
tidak asing lagi di telinga dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan supervisi sering diidentikkan dengan pengawasan, memang hal ini dapat dimaklumi bila dikaji dari sisi etimologi.
Secara etimologi istilah “supervisi” didefinisikan sebagai pengawasan. Kemudian secara morfologis, “supervisi” terdiri dari dua kata, yaitu “super” yang berarti atas atau lebih dan
“visi” mempunyai arti lihat, pandang, atau awasi. Sedangkan fungsu supervisi yang dikemukakan oleh Wandio, kepemimpinan dan supervisi pendidikan adalah :
a). Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau persoalan dan kebutuhan murid-murid serta membantu guru-guru dalam mengatasi suatu persoalan b). Membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam
mengajar
c). Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan orientasi
d). Membantu guru memperoleh kecakapan yang lebih baik dengan menggunakan berbagai metode mengajar sesuai dengan sifat materinya.16
Supervisi merupakan proses pembingbingan dari pihak atasan kepada guru dan para personaliamadrasah lainnya yang langsung menangani belajar siswa, untuk memperbaiki situasi
16 ibid
belajar mengajar dengan maksud mencapai tujuan yang diinginkan. Supervisi merupakan pengembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang pada akhirnya perkembangan siswa.
c. Tugas dan Fungsi Kepala Madrasah
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala madrasah memiliki gaya kepemimpinan masing-masing yang sangat mempengaruhi kinerja bawahannya di lingkungan kerjanya masing- masing. Kegagalan dan keberhasilan madrasah banyak ditentukan oleh kepala madrasah, karena kepala madrasah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh dalam mencapai tujuan. Keberhasilan madrasah merupakan keberhasilan kepala madrasah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Adapun tugas- tugas sebagai seorang kepala madrasah sebagai berikut :
1) Mengadakan rapat-rapat kelompok untuk membicarakan masalah-masalah umum
2) Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-guru tentang berbagai macam problem yang dihadapi. Memberikan saran-saran atau intruksi tentang bagaimana melaksanakan suatu unit pengajaran.
3) Berwawancara dengan orang tua murid tentang hal-hal mengenai pendidikan
4) Menyusun tes-tes dengan guru-guru. Mengajar guru-guru bagaimana menggunakan audio-visual.17
5) Menyiapkan sumber-sumber atau unit-unit pengajaran bagi keperluan guru-guru
6) Membimbing pelaksanaan program-program testing
7) Berwawancara dengan guru-guru dan pegawai untuk mengetahui bagaimana pandangan atau harapan-harapan mereka.
8) Mendiskusikan bagaimana metode-metode mengajar dengan guru-guru
9) Menghadiri rapat atau pertemuan-pertemuan organisasi profesional.
Menurut Wandio, menyatakan bahwa tugas kepala madrasah itu mencakup tujuh bidang, yaitu :
1) Bidang akademik
2) Bidang ketatausahaan dan keuangan 3) Bidang kesiswaan
4) Bidang personalia atau kepegawaian 5) Bidang gedung dan perlengkapan sekolah 6) Bidang peralatan pelajaran
7) Bidang hubungan sekolah dan masyarakat.
17 ibid
Untuk membing tugas guru dalam mengajar, supervisi kepala madrasah sangat diperlukan. Dalam hal ini, aktifitas supervisi kepala madrasah sangat diperlukan dalam rangka memberikan bimbingan, pelayanan, dan pembinaan. Fungsi dan tugas kepala madrasah sesuai dengan kepemimpinan umum, Ahsanti mengatakan : fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membimbing, membangun, memberi atau membangun motivasi kerja, mengemudikan organisasi menjalin komunikasi yang baik, memberikan supervisi atau pengawasan yang efisien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
d. Strategi Kepala Madrasah Dalam Mendisiplinkan Siswa18
Ada sembilan strategi untuk menerapkan kedisiplinan pada peserta didik menurut pendapat Reisman dan Payne, antara lain :
1) Konsep diri (sel-concept) : strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri masing-masing individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri, guru disarankan bersikap empatik, menerima, hangat, dan terbuka, sehingga peserta didik dapat mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memcahkan masalah
2) Keterampilan berkomunikasi (communication skill) :guru harus memiliki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu
18 ibid
menerima semua perasaan, dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.
3) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical consequences) : perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Hal ini mendorong munculnya perilaku- perilaku salah. Untuk itu, guru disarankan a). Menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah, sehingga membantu peserta didik dalam mengatasi perilakunya, dan b).
Memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah
4) Klasifikasi nilai (values clarification) : strategi ini digunakan untuk membantu peserta didik dalam menjawab sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk system nilainya sendiri.
5) Analisis transaksional (transactional analysis) : disarankan agar guru berperan sebagai orang dewasa, terutama apabila berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah.
6) Terapi realitas (reality therapy) : sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Dalam hal ini guru harus bersikap positif dan bertanggung jawab.
7) Disiplin yang terintegrasi (assertive discipline) : metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan. Prinsip-
prinsip modifikasi yang sistematis diimplementasikan didalam kelas, termasuk pemanfaatan papan tulis untuk menulis nama- nama peserta didik yang berperilaku menyimpang.
8) Modifikasi perilaku (behavior modification) : perilaku salah disebabkan oleh lingkungan, sebagai tindakan remidiasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.
9) Tantangan bagi disiplin (dare to discipline) : guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendaian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peerta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertama di sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.19
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat sembilan strategi kepala madrasah dalam mendisilinkan peserta didik. Penulis akan menggunakan strategi ini untuk mengetahui strategi kepala kepala madrasah dalam mendisiplinkan peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso.
2. Budaya Disiplin
a. Pengertian Budaya Disiplin Peserta Didik
Madrasah dan disiplin, seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa saling dipisahkan. Dalam penyelenggaraan kegiatan
19 Kompri, Peran Kepala Sekolah Dalam Mendisiplinkan Siswa Di Sekolah Menengah Atas Swasta Kuntu Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar, Skripsi: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
belajar mengajar di madrasah sudah pasti ada unsur disiplin di dalamnya. Peserta didik diwajibkan untuk disiplin terhadap tata tertib dan peraturan yang berlaku di dalam sekolah ini.
Kata disiplin berasal dari bahasa latin “discipulus” yang berarti pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan sebuah pembelajaran. Menurut Ariesandi arti disiplin sesungguhnya adalah proses melatih pikiran dan karakter anak secara bertahap, sehingga menjadi seseorang yang memiliki control diri yang dapat berguna bagi masyarakat. Dalam menanamkan kedisiplinan pada peserta didik, guru sebagai pendidik harus bertanggungjawab untuk mengarahkan apa yang baik, menjadi tauladan, sabar dan penuh pengertian. Menurut Musrofi cara yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi akademik peserta didik antara lain meningkatkan kedisiplinan anak.20
Disiplin berasal dari bahasa latin dicipline yang berakar dari kata disciple yang berarti murid, pengikut, penganut atau seseorang yang menerima pengajaran dan menyebarkan ajaran tersebut.
Disiplin dapat berarti peraturan yang harus diikuti, bidang ilmu yang dipelajari, ajaran, hukuman atau etika-norma-tata cara bertingkah laku. Dari dua pengertian diatas, bahwa disiplin merupakan mengajarkan seorang peserta didik agar dapat mengikuti peraturan
20 M. Musrofi, Melestarikan Prestasi Akademik Siswa, Cara Praktis Meningkatkan Prestasi Akademik Siswa Tanpa Kekerasan dan Tanpa Harus Menambah Jam Belajar, (Yogyakarta: PT Pustaka Intan Madani, 2010), 3.
yang berlaku. Dan apabila mereka melakukan tindakan indisipliner, maka akan mendapatkan hukuman
Kedisiplinan atau disiplinan memiliki arti ketaatan, kepatuhan kepada peraturan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kedisiplinan adalah bentuk kepatuhan seseorang kepada peraturan, baik di dalam madrasah maupun di luar madrasah.
Jika orang telah bertindak sesuai dengan aturannya, maka ia telah melakukan kedisiplinan. Disiplin juga dapat dimaknai sebagai suatu keadaan dimana sikap, penampilan, dan tingkah laku peserta didik yang sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan ketentuan yang berada di madrasah ataupun dimana mereka berada. Kedisiplinan dalam sebuah lembaga dapat dijabarkan sebagai suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisai tunduk pada peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati. Dari pengertian tersebut jika dirumuskan dalam disiplin kelas atau madrasah yaitu keadaan tertib dimana para guru, staf madrasah dan peserta didik yang tergabung dalam kelas atau madrasah tunduk pada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati.
Setiap peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar di madrasah, tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan madrasah, dan setiap peserta didik dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di madrasahnya. Kepatuhan dan ketaatan peserta didik terhadap
berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin peserta didik21
b. Tujuan Disiplin
Tujuan disiplin adalah untuk melatih kepatuhan sehingga waktu dan efektifitas kerja dapat tercapai. Dengan tercapainya efektifitas kerja dan efisien waktu, berarti disiplin merupakan kunci sukses. Sebab dengan disiplin orang berkeyakinan bahwa disiplin itu membawa manfaat yang dibuktikan dengan kedisiplinan dirinya.
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Ahsanti mengemukakan bahwa tujuan disiplin madrasah adalah :
1) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang
2) Mendorong peserta didik melakukan yang baik dan benar
3) Membantu peserta didik memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yag dilarang oleh madrasah
4) Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.22
Selanjutnya, Wandio mengemukakan pula tentang pentingnya disiplin proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengajarkan hal-hal sebagai berikut :
21 Aelen Riuspika, Budaya Disiplin Sekolah di SMA Al-Islam Krian Kabupaten Sidoarjo, Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol 3.
22 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 34.
1) Rasa hormat terhadap otoritas dan kewenangan, disiplin akan menyadarkan setiap siswa tentang kedudukannya, baik dikelas maupun di luar kelas, misalnya kedudukan sebagai peserta didik yang harus hormat terhadap guru dan kepala madrasah.
2) Upaya untuk menanamkan kerja sama, disiplin dalam proses belajar mengajar dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun peserta didik di lingkungannya.
3) Kebutuhan untuk berorganisasi, disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.
4) Rasa hormat terhadap orang lain, dengan ada dan dijunjung tingginya disiplin dalam proses belajar mengajar, setiap peserta didik akan tahu dan memahami tentang hak dan kewajibannya, serta akan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain.
5) Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan, dalam kehidupan selalui dijumpai hal yangmenyenangkan dan tidak menyenangkan. Melalui disiplin peserta didik dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada khususnya.
6) Memperkenalkan contoh prilaku tidak disiplin, dengan memberikan contoh perilaku yang tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa itu sangat membantu kelancaran proses pendidikan, baik ditinjau dari segi efektifitas dan efisiensi pekerjaan yang dihasilkan maupun segi motivasi yang diberikan kepada peserta didik.23
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Peserta Didik
Perilaku peserta didik terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor lingkungan, keuarga dan madrasah. Tidak dapat dipungkiri bahwa madrasah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di madrasah peserta didik berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap teladan, perbuatan dan perkaitan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh peserta didik dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan peserta didik di madrasah. Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku peserta didik yang indisiplin, sebagai berikut :
23 Wandio, Strategi Kepala Sekolah Dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa di SD Negeri Balas Klumprik 1 Surabaya. Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
1) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
2) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh madrasah kondisi madrasah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain- lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin 3) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh peserta didik,
peserta didik yang berasal dari keluarga broken home.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.24
24 Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 66.
40 BAB III
METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif yaitu pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena lain.53 Penelitian deskriptif memiliki arti penelitian yang mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting sosial yang akan dicurahkan dalam sebuah tulisan yang berbentuk naratif. Penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat.
Sedangkan untuk jenis penelitian yang peneliti pilih adalah jenis penelitian naratif, dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari beberapa sumber data, catatan lapangan merepresentasikan informasi dari sumber data yang berbeda dan dikumpulkan peneliti dalam rangka naratif, seperti mengilustrasikan pengumpulan cerita dengan menggunakan diskusi, perbincangan, ataupun wawancara antara seorang peneliti dengan individu lain. Penelitian naratif merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan studi kepada satu orang individu atau lebih untuk memperoleh data terkait sejarah perjalanan dalam kehidupannya, kemudian data tersebut dususun oleh peneliti menjadi laporan naratif.
Alasan peneliti mengambil pendekatan dan jenis penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan serta menarasikan fenomena atau fakta- fakta yang terjadi dengan mengumpulkan beberapa data dan informasi dari beberapa sumber yang dianggap relevan dengan yang diteliti serta peneliti
berkeinginan untuk memahami makna subyek penelitian secara mendalam lagi. Karena secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami (Understanding) dunia makna yang ditimbulkan dalam perilaku.25
Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) karena peneliti melakukan pengamatan langsung di lapangan serta membuat catatan lapangan yang berisi informasi yang berhubungan dengan penelitian.26
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut akan dilakukan.Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu bertempat di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso Jl. Khairil anwar no. 278, Tegal Batu Utara, Badean, Kec. Bondowoso Kab. Bondowoso. Lokasi ini termasuk lokasi yang strategis dan memiliki udara yang sangat sejuk meskipun berada di dekat kota bondowoso. Lokasi disini juga dikelilingi pesantren serta lokasi ini merupakan lingkungan yang bersih dan nyaman. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso ini karena Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso merupakan salah satu sekolah favorit di Bondowoso, di sekolah ini memiliki visi dan misi yang tidak hanya mengedepankan ilmu dan pengetahuan saja, tetapi juga mengedepankan iman dan taqwa untuk masyarakat sekolah.
25 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2014), 2.
26 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 26.