i
PENANAMAN NILAI AKHLAK MELALUI PEMBIASAAN SHOLAT DHUHA BERJAMAAH
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI LUMAJANG
SKRIPSI
Oleh Irodatul Aisyah NIM T20181082
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JUNI 2022
ii
ENANAMANILAI AKHLAK MELALUI PEMBIASAAN SHOLAT DHUHA BERJAMAAH
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI LUMAJANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh
Irodatul Aisyah NIM : T20181082
Disetujui pembimbing :
Dr. Mukaffan M. Pd. I NIP. 19780420
iii
PENANAMAN NILAI AKHLAK MELALUI PEMBIASAAN SHOLAT DHUHA BERJAMAAH
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI LUMAJANG SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk salah satu
Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Hari : Senin
Tanggal : 27 Juni 2022
Tim Penguji Ketua Sidang
Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag NIP. 197508082003122003
Sekretaris
Evi Resti Dianita, M.Pd.I NIP. 198905242022032004
Anggota :
1. Drs. Sarwan, M.Pd ( )
2. Dr. Mukaffan, M.Pd.I ( ) Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001
iv MOTTO
ِءۤاَش ْحَفْلا ِنَع ى ٰهْنَت َةوٰلَّصلا َّنِا ََۗةوٰلَّصلا ِمِقَا َو ِبٰتِكْلا َنِم َكْيَلِا َي ِح ْوُا ٓاَم ُلْتُا اَم ُمَلْعَي ُ هاللّٰ َوَۗ ُرَبْكَا ِ هاللّٰ ُرْكِذَل َوَۗ ِرَكْنُمْلا َو َن ْوُعَنْصَت
Artinya :
“Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Ankabut (29) 45).1
PERSEMBAHAN
1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung : PT SyaamilCipta Media, 1987), 401.
v
Segala puji dan rasa syukur yang sangat mendalam kepada Allah SWT.
Dengan segala keridhoan-Nya yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah saya. Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya Ayah (Yon Kuswoyo) dan Ibu (Nur Fadila) yang dengan sepenuh hati dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya, yang mendo’akan, dan selalu memberikan dukungan kepada setiap perjuangan saya dalam menempuh pendidikan. Terimakasih atas segala keridhoan dan pengorbanan yang selalu mengiringi langkah saya.
2. Alm. Kakek (Supriadi) dan Nenek (Buati) dengan segala kasih sayangnya yang merawat saya dari kecil, yang selalu mendo’akan dan selalu memberikan dukungan dalam perjuangan saya menempuh pendidikan.
3. Adik kandung saya yang pertama (Muhammad Hilmy Abu Quraisy) yang kedua (Hamada Syahrullah) yang ketiga (Kaila Bilqis Aafaren) dan yang terakhir (Muhammad Azka Raihan Syakil) yang selalu ada dalam susah senangnya saya, selalu mendo’akan serta memberikan semangat sampai selesai skripsi saya.
4. Seluruh keluarga besar saya, (abah, ummi tua, budhe, pak dhe, mbak carina, dan keluarga lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu) yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan pendidikan di tempat mulia ini (UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember)
KATA PENGANTAR
vi
مي ِح هرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب
Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah karena atas rahmat dan karuniannya perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat penulis selesaikan dengan lancar dengan mengangkat judul “Penanaman Nilai Akhlak Mulalui Pembiasaan Sholat Dhuha Berjamaah Di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang.”
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak.
Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang memberikan fasilitas dan pelayanan pendidikan dengan baik bagi penulis.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M. Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang memberikan fasilitas dan pelayanan pendidikan dengan baik bagi penulis.
3. Bapak Dr. Rif’an Humaidi, M. Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang memberikan fasilitas kepada penulis dalam menyusun skripsi.
4. Ibu Dr. Hj. Fathityaturrahmah, M.Ag selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi.
vii
vii
5. Bapak Dr. Mukaffan M.Pd.I selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan perhatiannya untuk memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
6. Bapak Edi Nanang Sofyan Hadi S.Ag., M.Pd selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Lumajang yang telah berkenan memberikan izinuntuk melaksanakan kegiatan penelitian.
7. Segenap dewan guru Madrasah Aliyah Negeri Lumajang yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Teman-teman seperjuangan kelas A2 PAI 2018 terimakasih atas dukungan yang selalu diberikan dan saling membantu satu sama lain.
9. Teman-teman seperjuangan saya di kost Al-Busyra yang telah banyak memberikan pengalaman hidup dari awal hingga tahap ini.
Tiada balasan yang dapat penulis ungkapkan selain do’a dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa mempermudah dan membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada saya.
Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, sehingga peneliti mengharap kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberi manfaat pada para pembaca. Amin Jember, 15 Juni 2022
Penulis ABSTRAK
viii
Irodatul Aisyah, 2022 : Penanaman Nilai Akhlak Melalui Pembiasaan Sholat Dhuha Secara Berjamaah Di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang.
Kata Kunci : Penanaman nilai akhlak, Sholat dhuha
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dihadapkan dengan permaslaahan moral yang cukup serius. Banyak sekali menjumpai kerusakan- kerusakan, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat maupun negara.
yang sangat berbahaya, berbagai perilaku yang tidak mencerminkan akhlak yang mulia, justru dilakukan oleh generasi muda. Jika perilaku tersebut dibiarkan begitu saja, maka akan banyak sekali kerusakan-kerusakan di negara ini.
Fokus penelitian ini yaitu 1) bagaimana penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang., 2) bagaimana faktor pendukung dan penghambat penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang. Tujuan penelitian ini yaitu 1) mendeskripsikan pelaksanaan pembiasaan sholat dhuha di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang., 2) mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian ini yaitu Madrasah Aliyah Negeri Lumajang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kondensasi data, penyajian data dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa 1) penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang ini dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu membuat program perencanaan sholat dhuha berjamaah, melaksanakan program sholat dhuha berjamaah dapat menumbuhkan sikap disiplin, tanggung jawab dan kerja keras, 2) faktor pendukung penanaman nilai akhlak melalui pembiasan sholat dhuha di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang yaitu tingginya antusias guru, tingginya kesadaran dan antusias siswa siswi, sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan untuk faktor penghambat penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang yaitu minimnya dukungan dari keluarga, terdapat beberapa siswa siswi yang kurang disiplin dan keterbatasan aliran air.
DAFTAR ISI
ix
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Definisi Istilah ... 7
F Sistematika Pembahasan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Penelitian Terdahulu ... 10
B. Kajian Teori ... 17
x
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Pendekatan dan jenis Penelitian ... 40
B. Lokasi Penelitian ... 41
C. Subyek Penelitian ... 42
D. Teknik Pengumpulan Data... 43
E. Analisis Data ... 45
F. Keabsahan Data ... 47
G. Tahap-Tahap Penelitian ... 47
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 49
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 49
B. Penyajian Data dan Analisis ... 55
C. Pembahasan Dan Temuan ... 91
BAB V PENUTUP ... 101
A. Kesimpulan ... 101
B. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104 LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
No. Uraian
2.1 Kajian Terdahulu ... 13
4.1 Data Guru Madrasah Aliyah Negeri Lumajang ... 54
4.2 Data siswa kelas X ... 54
4.3 Data siswa kelas XII ... 54
4.4 Data siswa kelas XIII ... 54
4.5 Data Ruang Madrasah Aliyah Negeri Lumajang ... 55
4.6 Matriks Temuan Penelitian ... 90
xii
DAFTAR GAMBAR No. Uraian
4.1 Peserta Didik Yang Berhalangan ... 64
4.2 Religius Dalam Melaksanakan sholat dhuha... ... 68
4.3 Kedisiplinan Pelaksanaan Sholat Dhuha ... 70
4.4 Tanggung Jawab Peserta Didik Dalam Melaksanakan Sholat Dhuha. ... 73 4.5 Kerja Keras Peserta didik Dalam Mengikuti Kegiatan Sholat Dhuha Berjamaah 76
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
Penanaman nilai akhlak merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh pendidik dalam membentuk dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam bagi peserta didik. Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga akan muncul secara spontan bila diperlakukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar. Dalam Mu’jam al-Wasith disebutkan min ghairi haajah ilaa fikr wa ru’yah (tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan).2
Lembaga pendidikan menjadi peran utama dalam penanaman nilai akhlak kepada peserta didik, mengingat melalui bimbingan dan pengarahan dari pendidiklah peserta didik akan menjadi pribadi yang baik. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi :
Pendidikan Keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agama.
Hal ini juga memiliki keterkaitan dengan pasal 2 ayat 1 dan 2 yang berbunyi
1. Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan
2 Muhammad Hasbi, Akhlak Tasawuf (Yogyakarta : TrustMedia Publishing, 2020), 4.
mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intern dan antar umat beragama.
2. Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaanya dalam ilmu pengetahuan dan teknolgi.3
Menurut Bashori Muchsin dan Moh. Sultthon, tujuan umum pendidikan Islam itu harus sejajar dengan pandangan manusia, yaitu makhluk Allah yang mulia dengan akalnya, perasaannya, ilmunya, dan kebudayaannya.4 Beberapa ahli mengatakan bahwa tujuan akhir dari sebuah pendidikan Islam itu tujuan moral dalam arti sebenarnya bukan hanya sekedar mengajarkan apa yang tidak diketahui mereka namun menanamkan fadhillah kepada peserta didik.
Salah satu sarana yang dapat digunakan dalam penanaman nilai akhlak yaitu melalui program pembiasaan sholat dhuha. Sholat dhuha merupakan salah satu sholat sunnah yang dianjurkan oleh Rosulullah Saw dari beberapa sholat sunnah lainnya. Sholat dhuha ini memiliki banyak sekali keutamaan serta keistimewaan bagi mereka yang melaksanakannya. Sholat dhuha ini merupakan sholat sunnah yang dikerjakan pada saat matahari sudah naik kira- kira sepenggal (setinggi tonggak) dan berakhir saat tergelincirnya matahari di waktu dzuhur.5
3 Sekretariat Negara Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan, pasal 1 ayat (1) dan (2).
4 Imam Syafe’i, “Tujuan Pendidikan Islam,” Al-Tadzkiyah,no.1 (November, 2015) : 6.
5 Muhammad Farhan, “Usaha Meningkatkan Kemampuan Ibadah Sholat Dhuha Anak Menggunakan Metode Pembiasaan di SD Negeri 2 Yogyakarta Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu, (Skripsi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2020), 29.
Dengan menunaikan ibadah sholat dhuha akan dihindarkan dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar sebagaimana dalam firman Allah pada QS.Al-Ankabut ayat 45 :
ُلْتُا ِءۤاَش ْحَفْلا ِنَع ى ٰهْنَت َةوٰلَّصلا َّنِا ََۗةوٰلَّصلا ِمِقَا َو ِبٰتِكْلا َنِم َكْيَلِا َي ِح ْوُا ٓاَم
َن ْوُعَنْصَت اَم ُمَلْعَي ُ هاللّٰ َوَۗ ُرَبْكَا ِ هاللّٰ ُرْكِذَل َوَۗ ِرَكْنُمْلا َو
Artinya :
“Bacalah kitab (Al-Qur’an) apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Ankabut (29) 45).6
Namun, fakta yang diperoleh penulis melalui hasil wawancara dengan Syaikhul Hadi selaku wakil sekretaris LAB Agama dan guru Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Negeri Lumajang hari Selasa, 3 Februari 2021 beliau mengungkapkan :
Di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang ini memiliki 2 permasalahan yang bermuara dari peserta didik. Permasalahan tersebut yaitu :
1) Merosotnya akhlak peserta didik Madrasah Aliyah Negeri Lumajang
2) Turunnya kedisiplinan dan tanggung jawab peserta didik Madrasah Aliyah Negeri Lumajang saat melaksanakan sholat.7
Merosotnya akhlak disini disebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua kepada anak sehingga anak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik.
6 Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahan, (Bandung : PT Syaamil Cipta Media, 1987), 401.
7 Syaikhul Hadi, diwawancara oleh Penulis, Lumajang, 3 Februari 2021.
Selain itu, merosotnya akhlak juga disebabkan pengaruh teman yang membuat anak tersebut mengikuti kegiatan-kegiatan negatif yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadits. Hal ini, menjadi pemicu utama dalam merosotnya akhlak peserta didik Madrasah Aliyah Negeri Lumajang.
Selain itu, peserta didik Madrasah Aliyah Negeri Lumajang juga mengalami penurunan dalam segi kedisiplinan dan tannggung jawab dalam melaksanakan sholat. Hal ini disebabkan oleh rasa malas yang dialami oleh peserta didik Madrasah Aliyah Negeri Lumajang dan pengaruh teman sebaya yang membuat peserta didik Madrasah Aliyah Negeri Lumajang ini tidak melaksanakan sholat. Dari beberapa penjelasan diatas, untuk mengetahui penanaman nilai akhlak di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang dengan judul “Penanaman Nilai Akhlak Melalui Pembiasaan Sholat Dhuha Berjamaah Di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang”
B. Fokus Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian.8
1. Bagaimana penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah di di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang ?
8 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember : IAIN Jember Press, 2020), 45
2. Apa faktor pendukung dan penghambat pembiasaan sholat dhuha berjamaah di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian diatas maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan bagaimana penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang.
2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat pembiasaan sholat dhuha berjamaah di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini mampu memberikan wawasan keilmuan keagamaan megenai penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha. Diharapkan juga dapat memberikan masukan kepada pembaca khususnya peneliti guna meningkatkan kualitas akhlak yang baik dengan menerapkan metode pembiasaan yang menuntut agar peserta didik mampu menjadi genarasi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Pembaca
Penelitian ini mampu dijadikan sebagai rujukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir serta bekal untuk mengembangkan
wawasan bagi para pembaca yang membahas mengenai pembelajaran pendidikan agama islam.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi serta inovasi kegiatan pembiasaan ibadah sunnah yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang, agar pelaksanaan kegiatan pembiasaan sholat sunnah dhuha di masa yang akan datang bisa lebih baik lagi.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman baru, menambah wawasan dan mampu memberikan inspirasi dalam pelaksanaan pendidikan agama islam sehingga peneliti mampu mempersiapkan hal-hal yang diperlukan saat melaksanakan kegiatan dalam hal ibadah.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya serta mampu mengembangkan kembali menjadi lebih sempurna khususnya mengenai penanaman nilai akahlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah.
e. Bagi UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi lembaga UIN KH Achmad Siddiq Jember sebagai penambah literasi kepustakaan,
khususnya bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi Pendidikan Agama Islam.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah berisi tentang istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Bertujuan agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.
Hal-hal yang perlu didefinisikan antara lain, yaitu : 1. Penanaman Nilai Akhlak
Penanaman nilai akhlak merupakan penanaman yang dilakukan terhadap sikap atau perilaku yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa adanya suatu pertimbangan dan pemikiran terlebih dahulu.
Dalam menanamkan nilai akhlak membutuhkan suatu rangsangan yang tepat agar dapat membentuk suatu penerapan serta perkembangan yang baik.
2. Pembiasaan sholat Dhuha
Sholat sunnah memiliki arti pagi hari. Sholat sunnah dhuha ini merupakan sholat sunnah yang pelaksanaannya dilakukan ketika matahari naik setinggi tombak dan berakhir pada saat sebelum maahari tergelincir.
Pembiasaan sholat sunnah dhuha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah langkah-langkah pendidik dalam menanamkan nilai-nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah, dengan harapan agar peserta didik memiliki akhlak baik, yang nantinya dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
F. Sistematika Pembahasan
Penulis membuat rincian secara singkat sistematika pembahasan dari penelitian ini supaya para pembaca mampu memahami konsep pembahasan yang tertera pada skripsi ini yang di dalamnya terdiri dari :
Bab satu merupakan merupakan bab yang menjelaskan mengenai pendahuluan dari penelitian ini yang di dalamnya memuat konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan mengenai penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah.
Bab dua menjelaskan mengenai kajian kepustakaan yang di dalamnya memuat tentang penelitian terdahulu dan kajian teori. Hal ini dilakukan oleh penulis dengan tujuan sebagai aspek penguat dan sumber rujukan tentang teori- teori penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah.
Bab ketiga menjelaskan mengenai metodologi penelitian yang di dalamnya memuat aspek-aspek penting penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berdasarkan dari referensi yang digunakan. Aspek-aspek penting penelitian ini diantaranya pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
Bab keempat menjelaskan mengenai penyajian dan hasil analisis data penelitian yang telah diperoleh oleh penulis melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang di dalamnya terdiri dari gambaran objek penelitian, penyajian data penelitian dan pembahasan temuan penelitian tentang
penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang.
Bab kelima menjelaskan hasil simpulan penelitian penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang, yang telah dilakukan penulis dan saran-saran penulis kepada kepala, WAKA, guru Akidah Akhlak, ketua panitia kegiatan sholat dhuha dan peserta didik Madrasah Aliyah Negeri Lumajang.
Bab akhir berisikan tentang bagian-bagian akhir dar penyusunan skripsi ini yang di dalamnya memuat tentang daftar pustaka, pernyataan keaslian tulisan, matriks penelitian, jurnal penelitian, formulir pengumpulan data, foto penulis saat melaksanakan penelitian, surat keterangan izin penelitian, surat keterangan telah melaksanakan penelitian, dan biodata penulis.
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau yang belum terpublikasikan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang terkait dengan penelitian ini sebagai berikut :
1. Fitria Ayu, 2019 “Pengaruh Pelaksanaan Sholat Dhuha Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Siswa SMPN 06 Kota Bengkulu.” Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitaif, dengan menggunakan metode korelasional sehingga memperoleh hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini seluruh siswa SMPN 06 Kota Bengkulu yang menjadi subyek penelitian. Untuk menghitung seberapa besar pengaruh pelaksanaan sholat dhuha ini peneliti menggunakan angket yang di dalamnya terdapat instrumen penelitian sebagai alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data sehingga data yang diperoleh lebih mudah. 9
2. Hasnan Amin Nawary, 2015 “Kebiasaan Sholat Dhuha dan Peranannya terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Pakem.”
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metode wawancara, observasi, serta dokumentasi. Hasil dari peneltian ini
9 Fitria Ayu, “Pengaruh Plaksanaan Sholat Dhuha Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Siswa SMPN 06 Kota Bengkulu”, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2019),
menunjukkan bahwa pelaksanaan sholat di SMP Muhammadiyah Pakem sudah berjalan cukup baik, para siswa mengikuti kegiatan sholat dhuha dengan tertib dan disiplin di sekolah. Dan peranan sholat dhuha bagi para siswa SMP Muhammadiyah Pakem yaitu dengan meningkatnya minat dan prestasi belajar, sehingga tingkat pemahaman siswa dalam pelajaran agama lebih mendalam.10
3. Desriyani, 2019 “Pengaruh Sholat Dhuha terhadap Pembentukan Karakter Siswa di Madrasah Ibtidaiyah 1 Kendari.” Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif (mix methods) maksudnya penelitian analisis datanya menggunakan statistik serta pengumpulan datanya dilakukan dengan teknik angket, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 130 orang dan populasinya sebanyak 98 orang dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Hasil penelitian di Madrasah Ibtidaiyah 1 Kendari dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa melaksanakannya sholat dhuha berada pada kategori sangat baik.11
4. Khilyah Shofiati, 2019 “Penanaman Nilai Agama dan Moral Melalui Pembiasaan Sholat Dhuha Kelompok B RA Al-Junaidiyah 2 Papringan Kaliwungu Kudus”. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan. Dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan
10 Hasnan Amin Hawary, “Kebiasaan Sholat Dhuha Dan Peranannya Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Pakem” (Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015),
11 Desriyani, “Pengaruh Sholat Dhuha Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kendari”(Skripsi Institut Agama Islam Negeri Kendari, 2019),
pembiasaan sholat dhuha ini anak mampu bekerja dengan temannya, menaati peraturan yang ada di sekolah, saling membantu dengan temannya, dan sabar antri dalam berwudhu, dan dapat membedakan mana yang baik dan buruk.12
5. Moh Sholeh, 2013 “Pembiasaan Sholat Dhuha dalam Pembinaan Akhlak Siswa Kelas 4 di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Candran Yogyakarta.”
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pelaksanaan pembiasaan sholat dhuha dalam pembinaan akhlak siswa kelas 4 di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Candran Yogyakarta berjalan dengan lancar mesikipun ada beberapa peserta didik yang ramai, serta dampak dari pembiasaan sholat dhuha di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Candran Yogyakarta khususnya kelas 4 ditandai dengan perubahan yang cukup baik yang ditandai dengan peserta didik mulai mengikuti pembiasaan sholat dhuha , dan tingkah laku peserta didik mengarah pada hal yang baik sesuai dengan ajaran islam, yaitu hormat, disiplin, murah hati, dan peduli terhadap sesama.13
6. Rizal Qoirul Zakaria, 2019 “Peningkatan Kedisiplinan Siswa melalui Pembiasaan Sholat Dhuha Berjamaah di SMPN 1 Sumbergempol
12 Khilyah Sofiati, “Penanaman Nilai Agama Dan Moral Melalui Pembiasaan Sholat Dhuha Kelompok B RA Al-Junaidiyah 2 Papringan Kaliwungu Kudus”(Skripsi Institut Agama Islam Negeri Kudus, 2019),
13 Moh. Soleh, “Pembiasaan Sholat Dhuha Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Kelas 4 Di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Candran Yogyakarta”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
Tulungagung.” Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumenasi.
Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan pembiasaan sholat dhuha ini menunjukkan bahwa mampu meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu dengan keteladanan dari para guru, konsisten dalam menerapkan peraturan.14
Adapun penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian tentang “ Penanaman Nilai Akhlak melalui Pembiasaan Sholat Dhuha di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang”. Didalam penelitian ini difokuskan pada penanaman nilai akhlak dan pembiasaan siswa-siswi di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang. Di bawah ini disimpulkan persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti dalam bentuk tabel, agar lebih mudah dipahami pembaca.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Fitri Ayu
Pengaruh Sholat Dhuha Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Siswa SMPN
06 Kota
Bengkulu.
1. Peneliti sama-sama menggunakan peerapan sholat dhuha
1. Jenis penelitian ini
menggunakan kuantitaif, sedangkan peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif.
14 Rizal Qoirul Zakaria, “Peningkatan Kedisiplinan Siswa Melalui Pembiasaan Sholat Dhuha Berjamaah Di SMPN 1 Sumbergempol Tulungagung, Skripsi Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2019.
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian
Persamaan Perbedaan
2. Fokus penelitian tersebut terhadap kedisiplinan sedangkan peneliti fokus penelitiannya terhadap penanaman nilai akhlak.
Penelitian tersebut menggunakan metode korelasional sedangkan peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.
2. Hasnan Amin Nawary
Kebiasaan Sholat Dhuha dan
Peranannya Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiya h Pakem.
1. Menggunakan metode kualitatif.
2. Membahas
tentang kebiasan sholat dhuha.
1. Penelitian ini lebih
menekankan pada prestasi belajar siswa, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti lebih menekankan pada
penanaman nilai akhlak, dan
pembiasaan.
2. Dalam
penelitian ini objek yang digunakan hanya pada
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian
Persamaan Perbedaan
kelas VII SMP Muhammadiyah Pakem
sedangkan peneliti menggunakan objek kepada semua siswa- siswi.
3. Desriyani Pengaruh Sholat Dhuha Dan
Peranannya Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah 1 Kendari
1. penelitian ini membahas tetang pengaruh sholat dhuha.
2. Metode pengumpulan datanya menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi
1. Penelitian ini menggunakan penelitain kuantitaif dan kualitatif (mis methods) 2. Penelitian ini
hanya mengambil sampel
sebanyak 130 pesera didik saja dan populasinya sebanyak 98 orang.
3. Penelitian ini menggunakan teknik stratifed random
sampling 4. Khilyah
Shofiati
Penanaman Nilai Agama dan Moral melalui Pembiasaan Sholat Dhuha Kelompok B RA Al- Junaidiyah 2 Papringan Kaliwungu Kudus
1. Jenis
penelitannya menggunakan pendekatan kualitatif.
1. Tempat yan di teliti yaitu RA
atau T,
Sedangkan penilitian ini meneliti di MAN.
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Moh Sholeh
Pembiasaan Sholat Dhuha dalam
Pembinaan Akhlak Siswa Kelas 4 di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Candran Yogyakarta.
1. Menggunakan metode kualitatif 2. Membahas
tentang pembiasaan sholat dhuha.
3. Membahas tentang pembinaan akhlak.
1. Pada penelitian terdahulu objek penelitiannya hanya pada kelas VIII se dangkan pada penelitian sekarang objek penelitiannya seluruh peserta didik.
6. Anisa Yapono
Pembiasaan Sholat Dhuha dalam
Pembinaan Akhlak Santri Tingkat
Wustha Pondok Pesantren Salafiyah Ishaka Ahuru Kecamatan Sirimau Kota Ambon.
1. Pendekata penelitian menggunaka penelitian kualitatif 2. Penelitian tersebut sama-sama membahas tentang pembiasaan sholat dhuha dan
pembinaan akhlak.
1. Objek penelitian tersebut yaitu terhadap santri sedangkan peneliti
terhadap MAN.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai Penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang tahun ajaran 2021/2022 untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan lebih memfokuskan kepada nilai akhlak yang mencangkup nilai religius, kedisiplinan, sikap tanggung jawab, kerja keras, tanggung jawab, taqdim terhadap guru melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah.
Letak originalitas penelitian ini yaitu terdapat langkah-langkah pada kegiatan pembiasaan sholat dhuha berjamaah di Madrasah Aliyah Negeri Lumajang. Yang menekankan pada kedisiplinan terhadap waktu sholat dhuha yang telah ditentukan, sikap religius peserta didik dengan membacar Al- Qur’an, asmaul husna, sikap tanggung jawab ketika melakukan kesalahan seperti halnya terlambat untuk melaksanakan kegiatan sholat dhuha, dan kerja keras agar dapat melaksanakan sholat dhuha secara berjamaah.
B. Kajian Teori
Pada bagian ini, peneliti membahas teori yang digunakan dalam penelitian secara luas dan mendalam, guna memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang akan dipecahkan sesuai dengan fokus penelitian dan tujuan penelitian.15 Beberapa teori yang akan peneliti bahas yaitu penanaman nilai akhlak, dan sholat dhuha.
1. Penanaman Nilai Akhlak
a. Pengertian Penanaman Nilai Akhlak
Kata penanaman dapat diartikan sebagai internalisasi yaitu sebuah proses pemantapan atau penanaman keyakinan, sikap, nilai pada diri individu sehingga nilai-nilai tersebut menjadi perilakunya (moral behavior). Ketika perilaku moral seseorang telah berubah, maka bisa dikatakan nilai-nilai itu sudah tertanamkan dalam dirinya. 16
Chabib Thoha menjelaskan, penanaman nilai merupakan suatu tindakan, perilaku atau proses menanamkan suatu tipe kepercayaan
15 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Kayra Ilmiah (Jember : UIN Jember, 2021), 46.
16 Abdul Rohman, “Pembiasaan Sebagai Basis Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Remaja”, Jurnal Nadwa, Vol. 6, No. 1, 2012).
yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan di mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, mengenai seseuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.17
Jadi, menanamkan nilai-nilai akhlak adalah menanamkan sikap atau perilaku yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan dan pemikiran. Dalam menanamkan nilai-nilai akhlak membutuhkan stimulus yang tepat sehingga mampu terbentuk secara baik dalam penerapan dan perkembangannya, di mana ada beberapa faktor internal maupun ekternal yang berpengaruh dalam mendorong terbentuknya akhlak baik, terutama akhlak terhadap diri sendiri. 18
Menurut Mulyana, nilai merupakan rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Nilai merupakan sesuatu yang diinginkan sehingga melahirkan tindakan pada diri seseorang. Sedangkan menurut Frankel, nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan kebenaran, dan efesiensi yang mengikat manusia untuk menjalankan dan dipertahankan.19
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sering terdengar ungkapan tentang nilai-nilai serta norma-norma, contohnya nilai-nilai agama atau norma-norma masyarakat. Nilai menrupakan suatu harapan yang
17 Muhammad Ardiansyah Sulthon Nabawi, “Penanaman Nilai-Nilai Peserta Didik Melalui Kegiatan Literasi Kitab Kuning Al-Akhlaqli Al-Banin Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Jakarta, 2020.
18 Etik Kurniawati, “Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Pada Anak Tunagrahita Dalam Pendidikan Vaksional”(Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, 2017).
19 Tri Sukitman, “Internalisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran Upaya Menciptakan Sumber Daya Manusia Yang Berkarakter”(Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Vol. 2, No. 2, 2016).
baik dan buruk, sedangkan norma adalah suatu hal yang terkait benar dan salah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang disebut nilai ini merupakan suatu rujukan dan keyakinan seseorang dalam menentukan pilihannya sebagai hal yang abstrak yang harganya mensifati pada sesuatu hal dan ciri-cirinya dapat dilihat dari tingkah laku.
Akhlak merupakan kehendak “Khaliq” kepada “Makhluk”
dalam menjalani aktivitas kehidupan.20 Para ulama Ilmu Akhlak merumuskan definisinya dengan berbeda-beda. Menurut Al-Qurtuby menjelaskan bahwa akhak merupakan bagian dari kejadian manusia.
Sedangkan Muhammad bin Ilan Al-Sadiqy, Ibnu Maskawih dan Abu Bakar Jabir Al-Jaziri menenkankan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa yang selalu menimbulkan perbuatan yang gampang dilakukan.
Imam Al-Ghazali menekankan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat dinilai baik atau buruk dengan menggunakan ukuran ilmu pengetahuan dan norma agama.21 Sedangkan menurut Ibnu Miskiwah akhlak merupakan keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan terlebih dahulu.22Akhlak bersumber dari apa yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.
Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak merupakan Al-
20 Muhammad Shalaeh Assingkly, and Miswar, “ Urgensitas Pendidikan Akhlak Bagi Anak Usia Dasar (Studi Era Darurat Covid) (Jurnal Tazkia, Vol. IX No. 2, 2020.
21 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Kalam Mulia, 2009), 5.
22 Ikhwan Sawaty, dan Krstina Tandirerung, “Strategi Pembinaan Akhlak Santri Di Pondok Pesantren”, (Jurnal Al-Mauizah, Vol. 1 No. 1, 2018), 36.
Qur’an dan Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana konsep etika dan moral.
Sebagaiamana definisi yang telah dijelaskan, maksud dari akhlak itu mengajarkan bagaimana manusia itu berhungan dengan penciptanya, dan bagaimana manusia tersebut berhubungan dengan sesama manusia. Jadi inti dari ajaran akhlak ini merupakan niat untuk berbuat atau tidak berbuat seseuatu dengan ridha Allah SWT. Akhlak ini merupakan suatu realisasi dari kepribadian bukan dari hasil perkembangan pemikiran semata, melainkan tindakan atau tingkah laku dari seseorang, dan akhlak itu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan beragama.
Akhlak juga merupakan sebuah alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat. Perilaku yang termasuk pada akhlak merupakan perbuatan yang memiliki nilai. Akhlak juga merupakan sikap atau tingkah laku yang ada pada diri seseorang yang dilakukan tanpa memerlukan pertimbangan.
b. Perencanaan dan Pelaksanaan Penanaman Nilai Akhlak
Perencanaan merupakan hasil pengambilan keputusan dari pemikiran yang mendalam mengenai prediksi hal-hal yang akan terjadi pada saat pelaksanaan suatu kegiatan dengan mencari alternativ penyelesaian masalah yang efektif da efisien. Perencanaan merupakan awal dari suatu pelaksanaan kegiatan yang merupakan pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan.23
23 Mukni’ah, Perencanaan Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2016), 6.
Sedangkan pelaksanaan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indoesia merupakan proses, cara, perbuatan, melaksanakan suatu rancangan, keputusan dan sebagainya. Pelaksanaan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap.24 Pada bagian pelaksanaan penanaman nilai akhlak melalui pembiasaan sholat dhuha berjamaah disini dilakukan melalui beberapa metode. Ditinjau dari metode penanaman nilai akhlak terdapat beberapa pendekatan dianataranya :
1) Dengan Pengalaman
Proses pengalaman ini merupakan proses penanaman nilai-nilai kepada siswa melalui pemberian pengalaman langsung.
Dengan adanya pendekatan ini peserta didik itu diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman spiritual baik secara individual maupun kelompok.
2) Dengan pendekatan pembiasaan.
Pendekatan pembiasaan ini merupakan suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi dengan pembiasaan pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan konsep ajaran nilai-nilai
24 Siti Hertanti, “Pelaksanaan Program Karang Taruna Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran”, Vol 5 No. 3 : 2019, 307.
universal, baik secara individual maupun secara berkelompok dalam kehidupan sehari-hari.
3) Dengan pendekatan emosional
Pendekatan emosional ini merupakan upaya untuk mengunggah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini konsep ajaran nilai-nilai universal serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.
4) Pendekatan rasional
Pendekatan rasional ini merupakan suatu pendekatan yang mempergunakan akal dalam memahami dan menerima kebenaran nilai-nilai universal yang diajarkan.
5) Pendekatan fungsional
Pendekatan fungsional ini merupakan usaha yang menanamkan nilai-nilai yang menekankan kepada segi kemanfaatan bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
6) Pendekatan keteladanan
Pendekatan keteladanan ini merupakan pendekatan yang memperlihatkan baik yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, perilaku pendidik dan tenaga kependidikan lain yang mencerminkan sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai universal, maupun
yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.25
Dalam pendidikan keteladanan merupakan suatu metode yang berpengaruh dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos social. Pendidikan tidak akn sukses jika tidak disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. Oleh karena itu faktor keteladanan menjadi sangat penting dalam menentukan baik dan buruknya seseorang. Teladan yang baik akan sangat berpengaruh terhadap jiwa dan akan meninggalkan bekas yang baik dalam membentuk kepribadian peserta didik.
c. Tujuan penanaman nilai akhlak
Melihat dari segi tujuan akhir setip ibadah adalah meningkatnya ketakwaan seseorang. Bertakwa memiliki arti melaksanakan segala perintah Allah dan ajaran islam, serta mengindari atau menjauhkan larangannya. Yang berarti menjauhi perbuatan-perbuatan jahat dan melakukan perbuatan-perbuatan baik (akhlakul karimah). Perintah Allah ini ditujukan kepada perbuatan- perbuatan baik dan larangan berbuat jahat (akhlakul madzmumah).
Orang yang bertakwa berarti orang yang berakhlak mulia, berbuat baik dan berbudi luhur.
25 Ali Muhtadi, “Teknik Dan Pendekatan Penanaman Nilai Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah” (Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran. Vol.3 No. 1. ), 67-68
Pendidikan akhlak dalam islam ini merupakan pendidikan yang mengakui bahwa dalam kehidupan, manusia menghadapi hal baik dan buruk, kebenaran dan kebatilan, keadilan dan kedhaliman, serta perdamaian dan peperangan. Untuk menghadapi hal tersebut islam telah menetapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang membuat manusia mampu hidup di dunia. Dengan demikian manusia mampu mewujudkan kebaikan di dunia maupun di akhirat, serta mampu berinteraksi dengan orang-orang yang baik dan jahat.26
Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan islam. Akhlak seseorang mampu dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. dengan penanaman nilai akhlak diharapkan mampu mewujudkan masyarakat beriman yang senantiasa berjalan diatas kebenaran dan konsistensi dengan nilai-nilai keadilan, kebaikan dan musyawarah serta menciptakan masyarakat yang berwawasan demi tercapainya kehidupan manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai humanisme yang mulia.
d. Nilai-Nilai Akhlak
Didalam suatu pendidikan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, terutama untuk meningkatkan kecerdasan peerta didik. Yang menjadi acuan berhasil atau tidaknya suatu pendidikan yaitu nilai dalam pendidikan akhlak itu sendiri. Jika
26 Khaidir et al, “Pendidikan Anak Usia Dini”, (Aceh : Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021), hal, 6.
peserta didik memiliki sudah memiliki nilai yang sudah dianggap telah memenuhi syarat kriteria maka pendidikan tersebut dapat dikatakan berhasil.
Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan akhlak di Indonesia berasal dari empat sumber yaitu agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), dari empat sumber tersebut terdapat beberapa nilai dalam pendidikan akhlak di antaranya:
1) Religius, merupakan nilai akhlak yang berhubungan dengan Tuhannya. Bahwa segala perbuatan dan tindakan seseorang selalu berdasarkan kepada nilai-nilai ketuhanan.27
2) Jujur, yaitu perilaku yang dilakukan oleh seseorang dengan menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya baik dari tindakan, perkataan, pekerjaan yang ditujukan untuk diri sendiri maupun orang lain.28
3) Disiplin, yaitu suatu tindakan yang menunjukkan sikap tertib atau taat terhadap segala peraturan.
4) Kerja keras, adalah sebuah tindakan yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar tugas serta menyelesaikan segala urusan dengan sebaik-baiknya.
27Mohammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), 1.
28 Mohammad, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), 11.
5) Cinta tanah air, yaitu bagaimana cara berfikir bersikap serta berbuat yang menujukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan, budaya dan politik bangsa.
6) Demokrasi, yaitu bagaimana cara berfikir, bersikapdan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
7) Toleransi, yaitu suatu sikap atau tindakan yang mampu menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, perlakuan orang lain yang berbeda dari dirinya.29
8) Tanggung jawab, merupakan sikap dan tindakan seseorang melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi karakter, akhlak, moral, budi pekerti dan etika manusia. Dari sekian banyak faktor tersebut pra ahli menggolongkannya kedalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1) Faktor Intern
a) Insting atau Naluri
Insting merupakan sifat yang menumbuhkan suatu perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir
29 Aminatun Niswah, “Penanaman ilai-Nilai Karakter Siswa Melalui Sholat Dhuha berjamaah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Malang”(Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim, 2020), 34.
lebih dahulu ke arah tujuan dan tidak memerlukan latihan sebelumnya.
b) Adat atau kebiasaan
Faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah sebuah kebiasaan, karena perilaku yang menjadi akhlak sangat erat dengan kebiasaan. Maksudnya kebiasaan itu merupakan suatu perbuatan yan selalu dilakukan secara berulang-ulang sehingga mudah untuk dikerjakan.
c) Kehendak atau kemauan.
Kemauan merupakan sesuatu yang dilakukan untuk melangusungkan segala ide meskipun disertai dengan segala rintangan dan kesukaran-kesukaran. Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku yaitu kehendak atau kemauan, sebab dari kehendak itu mampu menjelma suatu niat yang baik dan buruk serta tanpa adanya kemauan maka semua ide, keyakinan dan kepercayaan pengetahuan menjadi pasif dan tidak ada artinya.
d) Suara batin dan hati
Di dalam diri manusia terdapat kekuatan yang mampu memberikan suatu isyarat jika hal itu terjadi akibat tingkah laku manusia yang berada di ambang bahaya dan keburukan, kekuatan itu merupakan suara batin atau suara hati yang
berfungsi memberikan peringatan bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk.
e) Keturunan
Keturunan merupakan faktor yang mampu mempengaruhi perbuatan manusia. Dalam kehidupan sehari- hari tentunya sering melihat anak-anak yang memiliki perilaku menyerupai orang tuanya bahkan leluhurnya. Sifat yang diturunkan ini terdapat dua macam yaitu sifat jasmaniyah dan sifat ruhaniyah.
2) Faktor Ekstern a) Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha dalam meningkatkan diri seseorang dalam segala aspek serta pendidikan ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan akhlak dan etika seseorang sehingga baik dan buruknya akhlak seseorang itu tergantung pada pendidikan. Pendidikan ini memiliki faktor penting karena naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan lebih terarah.
b) Lingkungan
Lingkungan ini merupakan seseuatu yang tidak dapat dipisahkan dengan manusia yang melingkungi sesuatu makhluk yang hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara serta pergaulan manusia agar selalu berhubungan
dengan manusia lainnya atau dengan alam sekitar. Adapun lingkungan itu dibagi menjadi dua bagian yaitu :
(1) Lingkungan yang bersifat kebendaan
Alam yang melingkungi manusia merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi serta menentukan tingkah laku manusia. Lingkungan alam ini mampu mematahkan dan mematangkan pertubuhan seta bakat yang dibaa seseorang.
(2) Lingkungan pergaulan yang bersifat kerohanian.
Dalam suatu lingkungan jika seseorang tersebut berada di lingkungan yang baik ataupun sebaliknya maka hal tersebut mampu mempengaruhi bentuk kepribadiannya menjadi lebih baik dan sebaliknya apabila seseorang yang hidup di lingkungan yang tidak baik maka dalam pembentukan akhlaknya pun akan buruk pula. Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap akhlak seseorang.30
2. Metode Pembiasaan.
a. Pengertian Metode Pembiasaan
Dalam pembelajaran disuatu lembaga pendidikan membutuhkan metode untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tanpa adanya metode suatu materi pendidikan tidak mungkin terserap
30 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter (Bandung : 2017), 19.
secara efektif dan efisien oleh peserta didik. Oleh karena itu metode merupakan syarat agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Pembiasaan merupakan titik tombak dalam mengembangkan disiplin.31 Menurut Sapendi pembiasaan merupakan suatu kegiatan untuk melakukan hal-hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh- sungguh dengan tujuan memperkuat atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi terbiasa, dengan kata lain bahwa pembiasaan ini merupakan cara mendidik anak dengan penanaman proses kebiasaan.
Pembiasaan ini memiliki karakter dengan cara dilakukan berulang kali, hal tersebut dilakukan berulang kali untuk memberikan rangsangan terhadap peserta didik agar apa yang disampaikan atau dicontohkan secara berulang kali itu mampu memberikan daya ingatan yang kuat bagi peserta didik. Dengan adanya pengulangan ini peserta didik mampu mengingat apa yang telah peserta didik lihat dari suatu contoh pembiasaan, sehingga tidak mudah untuk dilupakan.
Pembiasaan ini dikatakan cukup efektif untuk digunakan oleh pendidik sebagai suatu metode yang nantinya mampu memberikan stimulus terhadap peserta didik, dan metode pembiasaan ini juga sangat efektif dalam mengajarkan dan menanamnkan nilai-nilai akhlak terhadap peserta didik.
31 Nurul Ihsan dkk, “Hubungan Metode Pembiasaan Dalam Pemelajaran Dengan Disiplin Anak Usia Dini” (Jurnal Ilmiah Potensia, Vol. 3 (1), 2018), 51.
Pembiasaan ini merupakan tingkah laku, dimana tingkah laku yang sering diulang itu nantinya akan bersifat menetap. Maka dari itu dalam metode pembiasaan ini diharapkan selalu memberi contoh atau perilaku yang baik sehingga nantinya tertanam perilaku yang baik pula di dalam jiwa peserta didik.
Dari definisi yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa pembiasan sholat dhuha ini merupakan kegiatan yang dibiasakan untuk dilakukan secara berulang-ulang yang nantinya akan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan tanpa adanya suatu paksaan.
b. Bentuk-Bentuk Metode Pembiasaan
Pendidikan agama melalui pembiasaan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, diantaranya :
1) Pembiasaan dalam akhlak, berupa pembiasaan ertingkah laku yang baik, baik itu disekolah maupun di luar sekolah seperti : berbicara sopan santun, berpakaian bersih, hormat kepada orang yang lebih tua dan sebagainya.
2) Pembiasaan dalam ibadah, berupa pembiasaan sholat sholat berjamaah, mengucapkan salam sewaktu masuk kelas, serta membaca “bismillah” dan “alhamdulillah” ketika memulai dan mengakhiri pelajaran.
3) Pembiasaan dalam keimanan, berupa pembiasaan agar anak beriman dengan sepenuh jiwa dan hatinya, dengan membawa anak- anak memperhatikan alam semesta, memikirkan dalam
merenungkan ciptaan langit dan bumi dengan berpindah ecara bertahap dari alam natural ke alam spiritual.32
3. Sholat Dhuha
a. Pengertian sholat dhuha
Menurut bahasa sholat berasal dari kata sholla, yusholli, tashliyatan, sholatun, yang berarti rahmat dan do’a. Sedangkan sholat dalam syariat merupakan peribadatan kepada Allah SWT dengan mengucapkan dan perbuatan yang telah diketahui yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.33
Menurut istilah syariat islam sholat merupakan ucapan dan perbuatan khusus, yang diawali dengan takbir dan ditutup dengan salam.34 Sholat ini merupakan tiang agama Islam, dan sholat merupakan suatu amalan yang pertama kali akan dipertanggung jawabkan nanti dihari kiamat. 35
Sholat ini merupakan sutu iabadah yang dianjurkan dan hukumnya wajib dilaksakan bagi semua umat muslim yang sudah mencapai masa pubertas atau baligh dan orang-orang yang masih memiliki akal yang sehat. Sholat ini merupakan suatu cara yang baik dalam berhubungan baik dengan Tuhan Yang Maha Esa.
32 Anisa Putri Ayunda, “Penanaman Nilai Akhlak Melalui Pembiasaan Sholat Dhuha Berjamaah di SD IT Harapan Bunda Purwokerto”(Skripsi IAIN Purwokerto, 2019), 26
33 Sazali, “Signifikasi Ibadah Sholat Dalam Pembentukan Kesehatan Jasmani Dan Rohani”, (Jurnal Ilmu dan Budaya, Vol. 40 No. 52, 2016), 4.
34 Eka Sahputra dkk, “Multimedia Interaktif Pengenalan Tatacara Sholat Berbasis Animasi 3D Untuk Siswa Tingkat Sekolah Dasar”, (Jurnal Media Infotama, Vol. 16 No. 1, 2020), 33.
35 Junaidi Arsyad, “Meningkatkan Keterampilan Sholat Fardhu Dan Baca Al-Qur’an Melalui Metode Tutor Sebaya di SMPN 4 Lima Puluh Kabupaten Batu Bara” (Jurnal Ansiru, Vol. 1 No. 1, 2017), 185.
Diciptakannya manusia ke bumi ini tidak lain hanya untuk menjadi manusia yang menyembah kepada Allah dengan cara menjalankan apa yang diperintahkanNya serta menjauhi apa yang menjadi laranganNya. Sholat ini adalah ibadah yang dilakukan setiap hari secara berulang-ulang, sehingga tidak mungkin jika seorang hamba mengatakan lupa bagaimana tata cara sholat karena pelaksanaannya setiap hari secara berulang-berulang. Sholat juga merupakan sebuah garis pemisah antara iman dan kufur.
Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan seorang muslim ketika waktu dhuha. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia waktu dhuha adalah waktu menjelang tengah hari, kurang lebih pukul 10.00.36 sholat sunnah dhuha ini merupakan sholat sunnah yang dianjurkan oleh Rosulullah saw karena dalam sholat dhuha ini terdapat keutamaannya. Sholat sunnah ini apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak akan mendapatkan dosa. Dalam pelaksanaannya sholat dhuha ini dilakukan di pagi hari ketika matahari masih merangkak atau setinggi 7 tombak.
b. Tata cara Sholat dhuha
Dalam pelaksanaan sholat dhuha terdapat tata caranya, tata cara sholat dhuha ini tidak jauh berbeda dengan sholat wajib pada umunya, di antaranya yaitu:
1) Berdiri dan berniat untuk melakukan ibadah sholat dhuha
36 Arif Kurniawan, “Dahsyatnya Sholat Sunnah Tahajjud dan Dhuha Perspektif Yusuf Mansyur”, Skripsi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018. Hal 30.
2) Kemudian dilanjutkan dengan membaca surat alfatihah setelah takbiratul ikhram.
3) Setelah membaca surat alfatihah dilanjutkan dengan membaca surat yang ada di dalam Al-Qur’an.
4) Kemudian dilanjutkan dengan gerakan ruku’ dengan membaca tasbih sebanyak tiga kali. Pada gerakan ruku’ ini diwajibkan untuk membungkukkan badan dan posisi tangan berada di lutut dengan pandangan menghadap ke tempat sujud.
5) Setelah itu melakukan gerakan i’tidal, dimana gerakan ini merupakan gerakan yang bangkit dari gerakan ruku’.
6) Gerakan selanjutnya yaitu sujud pertama dan disusul dengan membaca tasbih sebanyak tiga kali.
7) Setelah itu dilanjutkan dengan posisi duduk di antara dua sujud. Sujud ini dilakukan untuk memisahkan antara sujud pertama dengan sujud kedua.
8) Kemudian setelah rakaat pertama selesai dilanjutkan kembali, sebagaimana pada pelaksanaan rakaat pertama yang membedakan yaitu pada rakaat kedua tidak membaca alfatihah, yang kemudian diakhiri dengan tasyahhud dan mengucapkan salam.
9) Setelah selesai melaksanakan sholat sunnah dhuha ini disusul membaca do’a setelah sholat dhuha.
َكُءاَهَب َءاَهَبْلا َو َكُءاَحُض َءآَحُّضلا َّنِا َّمُههلل ْدُق َة َرْدُقْلا َو َكُت َّوُق َة َّوُقْلا َو َكُلاَمَج َلاَمَجْلا َو َةَمْصِعْلا َو َكُت َر
كُتَمْصِع ِض ْرَلاْا ىِف َناَك ْنِا َو ُهْل ِزْنَأَف ِءآَمَّسلا ىِف ىِق ْز ِر َناَك ْنِا َّمُههللَا ْنِا َو ُه ْرِِّهَطَف اًما َرَح َناَك ْنِا َو ُه ْرِِّسَيَف ا ًرَّسَعُم َناَك ْنِا َو ُهْج ِرْخَأَف َكِت َّوُق َو َكِلاَمَج َو َكِءاَهَب َو َكِءاَحُض ِِّقَحِب ُهْب ِِّرَقَف اًدْيِعَب َناَك َنْي ِحِلاَّصلا َكَداَبِع َتْيَتَاآَم ْىِنِتآ َكِت َرْدُق َو
c. Keutamaan sholat dhuha
1) Dicukupi kebutuhan hidupnya.
Orang yang gemar melaksanakan sholat sunnah dhuha ini akan Allah cukupkan hidupnya dengan cara melapangkan rezekinya.
Rosulullah Saw menjelaskan dalam hadist Qudsi dari Abu Darda’
bahwa Allah SWT berfirman “Wahai anak adam, rukuklah (sholatlah) karena aku pada awal siang (sholat dhuha) empat rakaat, maka aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari”. (HR. Tirmidzi)37 2) Sebagai Investasi Amal Cadangan
Salah satu diantara keutamaanya yaitu sebagai investasi amal cadangan, maksudnya sebagai salah satu penyempurnaa terhadap kekurangan sholat wajib yang pernah ditinggalkan. Karena yang banyak dijelaskan di dalam Al-Qur’an maupun Hadist bahwa yang pertama kali akan di hisab adalah amalan sholat yang telah ditunaikan semasa hidup. Jika sholatnya baik maka baiklah semua amalan ibadahnya, begitupun sebaliknya jika sholatnya buruk maka buruklah semua amalan ibadahnya. Jadi allah memberikan banyak sekali
37 Abil Qays Maarif, Dahsyatnya Berkah Bangun Pagi, Tahajjud, Subuh & Dhuha, (Yogyakarta : Fillah Books, 2020), 149.
kemudahan untuk umatya dengan menjadikan keutamaan-keutamaan ynag terdapat di sholat dhuha ini sebgai investasi cadangan.38
3) Sholat Dhuha Sebagai Sedekah
Sholat dhuha merupakan sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia seperti sabda Rosulullah Saw “setiap ruas dari anggota tubuh diantara kalian pada pagi hari, harus dikeluarkan sedekahnya.
Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat disepandankan dengan mengerjakan sholat Dhuha dua rakaat”. (HR. Muslim dan Abu Daud).
4) Mendapatkan Pahala Haji dan Umrah
Orang yang melaksanakan sholat subuh berjamaah kemudian tidak beranjak dari duduknya hingga matahari terbit kemudian sholat dhuha maka pahalanya seperti pahala haji dan umroh dengan sempurna. (HR. Tirmidzi no 586).39
5) Ghanimah atau keuntungan yang besar.
Pada sebuah kisah bahwa Rosulullah saw mengutus pasukan muslim untuk berperang melawan musuh Allah SWT, akhirnya pasukan yang diutus oleh Rosulullah saw itu memperoleh kemenangan yang gemilang serta mendapatkan harta rampasan yang
38 M. Khalilurrahman Al Mahfani, “Berkah Sholat Dhuha”, (Jakarta Selatan : PT WahyuMedia, 2008), hal, 21-25.
39 Abil Qays Maarif, Dahsyatnya Berkah Bangun Pagi, Tahajjud, Subuh & Dhuha, (Yogyakarta : Fillah Books, 2020), 155.