SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Manajemn Pendidikan Islam
Oleh:
IRVAN NAUFAL NIM: T20183148
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
2021
PERAN KEPALA MADRASAH
DALAM PEMASARAN JASA PENDIDIKAN
DI MADRASAH TSANAWIYAH ROUDLOTUL MUTA’ALLIMIN SIMBAR CLURING BANYUWANGI
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Manajemn Pendidikan Islam
Oleh Irvan Naufal NIM : T20183148
Disetujui Pembimbing;
Dr. H. Abd Muhith, S.Ag, M.Pd NIP. 197903042007101002
SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Hari : Jum’at
Tanggal : 07 Januari 2022 Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Nuruddin, M.Pd.I Bambang Eko Aditia, M.Pd.
NIP.197903042007101002 NUP.201907178
Anggota:
1. Dr. H. Mustajab, S.Ag, M.Pd.I ( )
2. Dr. H. Abd Muhith, M.Pd.I ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.
NIP : 19640511 199903 2 001
MOTTO
Artinya : Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.
(Q.S An Nisa’ 58).1
1 Tim Penyusun Al-qur’an Terjemah,QS Ar Ro’du : 11,( Bandung:CV.Penerbit J-ART,2004)250.
PERSEMBAHAN Skripsi ini, dipersembahkan kepada;
1. Kedua orang tuaku Bapak Mohammad Jarkoni dan Almarhumah Ibu Sulis Wati yang selalu mendo’akan, membimbingku serta memberikan motivasi untuk terus semangat dan maju dalam mengejar cita-cita dan masa depan dunia maupun akhirat.
2. Kakak dan adek saya tercinta edy wahyudi dan mohammad nailurrohman, yang senantiasa telah memberikan semangat dan motivasi untuk saya dalam menggapai masa depan dan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Seluruh saudara dan kerabatku yang senantiasa selalu memberikan motivasi dan semangat untuk saya.
4. Seluruh sahabat-sahabat saya khususnya rafiq, ghovin, risma, huriyatul hukama yang memberikan informasi,semangat dan dorongan kepada saya agar cepat segera menyelesaikan tugas akhir saya.
5. Orang spesial selama 2 tahun terahir ini annisa inna fadilah yang selalu menemani dan mensuport bahkan memotivasi saya supaya cepat untuk menyelesaikan tugas akhir saya.
6. Seluruh guru dan dosen, yang selama ini telah ikhlas membimbing dan mendidik saya dengan ilmu yang luar biasa sampai saya berada di jenjang pendidikan saat ini.
KATA PENGANTAR
ُهُتاَكَرَبَو ِالله ُةَم ْحَرَو ْمُكْيَلَع ُمَلاَّسلا
Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat teselesaikan dengan lancar.
Kesuksesan dalam menyelesaikan skripsi ini dapat diperoleh karena dukungan, bantuan dan bimbingan banyak pihak. Untuk itu disampaikan teimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya dengan ucapan jazakumullah ahsanul jaza’ kepada;
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM. Selaku Rektor UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah mendukung dan memfasilitasi kami selama kegiatan belajar di kampus ini.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian
3. Bapak Nuruddin, M.Pd.I selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Agama Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember yang selalu memberikan arahan dalam program kuliah yang kami tempuh.
4. Bapak Dr.H. Abd Muhith, S,Ag, M.Pd.I selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan skripsi dengan sabar.
5. Ibu Yunanik Hardani, M.Pd.I selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin, dewan guru dan seluruh staff yang telah memberikan waktunya untuk penulis melakukan penelitian di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin simbar, cluring, banyuwangi.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini baik moral maupun mateial sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis memohon taufiq dan hidayah-Nya, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan penulis selanjutnya yang memiliki judul skripsi serupa, aamiin, aamiin ya Rabbal’alamin.
Jember, 30 Oktober 2021
Penulis
ABSTRAK
Irvan Naufal, 2021 : “Peran Kepala Madrasah Dalam Pemasaran Jasa Pendidikan Di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin“
Kata kunci : Peran Kepala Madrasah, Pemasaran Jasa Pendidikan
Kepala madrasah sebagai orang yang mempunyai wewenang dan kekuasaan sudah selayaknya mempunyai gaya kepemimpinan yang efektif untuk mengatur dan mengembangkan jabatan yang diembannya. Kepala madrasah dalam mengembangkan tugasnya hendaknya didasari dengan sikap sungguh-sungguh dan etos kerja yang tinggi.
Kepala madrasah yang mempunyai kesungguhan dan etos kerja yang tinggi akan mampu melaksanakan inovasi pendidikan dengan baik, disamping itu juga hendaknya ditunjang dengan kemampuan manajer yang handal sehingga mampu mewujudkan madrasah yang efektif, kondusif dan dinamis. Kehadiran kepala madrasah sangat penting karena merupakan motor penggerak bagi sumber daya madrasah terutama guru, karyawan, dan siswa.
Fokus penelitian ini adalah : 1). Bagaiamana Peran Kepala Madrasah Sebagai Manajer dalam Pemasaran Jasa Pendidikan Di Madrsah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin ? 2). Bagaiaman Peran Kepala Madrasah sebagai leader dalam Pemasaran Jasa Pendidikan Di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin ?
Tujuan penelitian ini adalah : 1). Mendeskripsikan peran kepala Madrasah sebagai manajer dalam pemasaran jasa pendidikan di Madrsah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin. 2). Untuk mendeskripsikan peran kepala Madrasah sebagai leader dalam pemasaran jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Dilihat dari jenisnya, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Adapun tehnik pengumpulan data skripsi ini menggunakan observasi parisipatif, wawancara atau interview dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan model Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dengan model analisis interaktif Miles, Huberman dan Saldana kemudian keabsahan datanya menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi tehnik.
Peneliti ini memperoleh kesimpulan bahwa : (1). Peran kepala madrasah sebagai manajer dalam pemasaran jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi adalah dengan a) Perencanaan yang meliputi segmentasi pasar, target pasar dan penetapan program, b) Pengorganisasian dengan pembagian tugas sesuai jadwal yang disepakati, c) Pelaksanaan, pemasaran yang dilakukan secara langsung. d) Pengawasan dengan evaluasi capaian,memberi arahan, dorongan, penyadaran kepada guru yang bertugas dan menunjukan hasil yang dicapai sesuai keinginan atau tujuan utama madrasah. (2) Peran kepala madrasah sebagai leader dalam pemasaran jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi ialah dengan menerapkan strategi bauran pemasaran, 4P : a) Produk : program non akademik seperti pramuka,jurnalistik,tari dan pendidikan atau mata pelajaran umum khususnya matematika dan ipa b) Harga : biaya yang sangat terjangkau c) Tempat : asri, sejuk , terhindar dari keramaian d) Promosi : penyebaran brosur, pemasangan baliho, presentasi ke lembaga-lembaga dan mengunjungi tokoh-tokoh.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ... i
PERSETUJUAN PEBIMBING ... ii
HALAMAN PENGASAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I : PENDAHULUAN... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Istilah ... 10
F. Sistematika Penelitian ... 16
BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 18
A. Penelitian Terdahulu ... 18
B. Kajian Teori ... 22
1. Kepala Madrasah ... 22
2. Peran ... 63
3. Pemasaran Jasa Pendidikan ... 72
4. Peran kepala madrasah dalam pemasaran jasa pendidikan ... 91
BAB III : METODE PENELITIAN ... 96
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 96
B. Lokasi Penelitian ... 97
C. Kehadiran Peneliti ... 98
D. Subjek Penelitian ... 98
E. Sumber Data ... 100
F. Teknik Pengumpulan Data ... 100
G. Teknik Analisis Data ... 103
H. Keabsahan Data ... 107
I. Tahap-tahap Penelitian ... 108
BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 111
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 111
B. Penyajian Data dan Analisis ... 120
C. Pembahasan Temuan ... 148
BAB V : PENUTUP ... 158
A. Kesimpulan ... 158
B. Saran ... 159
DAFTAR PUSTAKA ... 161 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pernyataan Keaslian Tulisan Pedoman Wawancara Jurnal Penelitian Surat Izin Penelitian Surat Selesai Penelitian Dokumentasi wawancara Biodata Penulis
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 MTs Roudlotul Muta'allimin ... 114
Gambar 4.1 Kegiatan Pramuka MTs Roudlotul Muta’allimin ... 123
Gambar 4. 2 Kegiatan Jalan Sehat dan Diesmaulidiyah MTs Roudlotul Muta’allimin ... 126
Gambar 4. 4Kegiatan Jalan Sehat dan Diesmaulidiyah MTs Roudlotul Muta’allimin ... 128
Gambar 4. 3 Brosur MTs Roudlotul Muta'allimin ... 130
Gambar 4.6 Baliho MTs Roudlotul Muta’allimin ... 131
Gambar 4.4 Ekstra Tari MTs Roudlotul Muta’allmin ... 137
Gambar 4.5 DrumBand MTs Roudlotul Muta'a’allimin ... 138
Gambar 4.6 MTs Roudlotul Muta’allimin ... 143
Gambar 4.7 Perkemahan Tingkat Nasional ... 145
Gambar 4.8 Jalan Sehat SD/MI di MTs Roudlotul Muta’allimin ... 147
Madrasah yang berkualitas maka peran pemimpin di madrasah adalah hal yang signifikan dalam menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan pendidikan. Keberhasilan kepemimpinan kepala madrasah sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan. Kepemimpinan merupakan proses seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Seorang kepala madrasah harus dapat mempengaruhi seluruh warga madrasah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di madrasah. Bentuk-bentuk inovasi pendidikan yang dilaksanakan kepala madrasah adalah inovasi non fisik seperti inovasi bidang pembelajaran, pemasaran jasa pendidikan dan fisik seperti inovasi di bidang sarana prasarana.2
Kepala madrasah sebagai orang yang mempunyai wewenang dan kekuasaan sudah selayaknya mempunyai gaya kepemimpinan yang efektif untuk mengatur dan mengembangkan jabatan yang diembannya. Kepala madrasah dalam mengembangkan tugasnya hendaknya didasari dengan sikap sungguh-sungguh dan etos kerja yang tinggi. Kepala madrasah yang mempunyai kesungguhan dan etos kerja yang tinggi akan mampu melaksanakan inovasi pendidikan dengan baik, disamping itu juga hendaknya ditunjang dengan kemampuan manajer yang handal sehingga mampu
2 A. M.Jailani, Kepemimpinan dan Etos Kerja di Lembaga Pendidikan Islam Konsep dan Implementasi (Pamekasan: DutaMedia. 2019), 96.
mewujudkan madrasah yang efektif, kondusif dan dinamis. Kehadiran kepala madrasah sangat penting karena merupakan motor penggerak bagi sumber daya madrasah terutama guru, karyawan, dan siswa.3
Kemudian peran kepala madrasah ini harus mampu menunjukan yang terbaik agar bisa besaing dengan sekolah lain, lebih-lebih sekolah yang berdekatan. Agar sekolah tidak di tinggal oleh masyarakat, maka ia harus memiliki ciri khas tersendiri, karena masyarakat sekarang sudah bisa memberi penilaian terhadap sekolah yang sesuai untuk putra-putrinya, tidak lagi memandang itu sekolah negeri atau swasta, berbasis umum ataupun agama.
Masyarakat memilih sekolah untuk putra-putri mereka tentu tidak lepas dari harapan yang kelak akan di peroleh oleh puta-putri sebagaimana tujuan pendidikan.
Salah satu tujuan pendidikan yang harus dihasilkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk karakter sesorang untuk beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Inti dari tujuan pendidikan ini sangatlah butuh terhadap peran kepala madrasah selaku pemimpin tertinggi madrasah, sekaligus pemegang peranan penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan tersebut.
Kepala madrasah adalah salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.4 Dengan ini berarti, visi dan misi, serta strategi pemasaran harus dimiliki oleh kepala madrasah. Sebab strategi ini menjadi usaha sistematis untuk senantiasa memperbaiki kualitas
3 Martin dan Nurhayati F, Manajemen Sarana dan Prasaran Pendidikan Konsep dan Aplikasinya (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2016), 56.
4 E. Mulyasa, menjadi kepala sekolah profesional, ( bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018 ), 24
layanan, sehingga peserta didik, orang tua peserta didik, pemakai lulusan, guru, karyawa, pemerintahan serta masyarakat akan merasa puas.
Kepala madrasah sebagai seorang pemimpin harus mampu mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing, dan memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi madrasah dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, kepemimpinan kepala madrasah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong madrasah untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan dan sasarans madrasahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, kepala madrasah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk meningkatkan perbaikan madrasah.
Berkenaan dengan tanggung jawab kepala madrasah sebagai pemimpin ini, Allah Azza wa Jalla menegaskan dalam firman-Nya surah al-Baqarah ayat 30:5
5 At-Tabrani, Al-Mu’jam al-Ausat (Beirut: Dar al-Kutub Al-Ilmiyah, 1420), 260.
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata,
“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al- Baqarah/2:30) ةفيلخلا merupakan jenis lain dari makhluk sebelumnya (malaikat).
Khalifah bisa juga diartikan sebagai pengganti Allah untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya terhadap umat manusia. Al-Qurthubi menukil dari Zaid bin Ali bahwa yang dimaksud dengan khalifah dalam ayat ini bukanlah Nabi Adam saja. Al-Qurthubi menisbatkan pendapat ini kepada Ibnu Abbas, Ibnu Mas‟ud dan semua ahli takwil.6
Berdasarkan ayat di atas dapat diketahui bahwa manusia memiliki tugas sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Tugas kepemimpinan ini tidak hanya ditujukan kepada Nabi Adam saja, melainkan juga untuk manusia pada umumnya. Tugas manusia adalah mengelola bumi dengan sebaik- baiknya dari segala aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan.
Dengan demikian, dalam konteks pendidikan, kepala sekolah sebagai pemimpin yang meneruskan risalah kenabian mengemban dua misi penting;
(1) menjaga agama dalam bentuk mengajarkan materi agama dan mengadakan pembiasaan pengamalan ajaran agama, serta (2) mengatur dunia dengan cara mengelola lembaga untuk menjadi sekolah bermutu yang diminati masyarakat.
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa masyarakat adalah kelompok warga negara
6 Abu al-Fida‟ al-Hafizh Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir (Beirut: Dar al-Kutub alIlmiyah, 1971), 70.
indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.7 Untuk tujuan pemberdayaan masyarakat, kepala madrasah penentu keberhasilan untuk memberi perhatian kepada peserta didik tentang apa yang terjadi di madrasah, juga kepada orang tua dan masyarakat apa yang dipikirkan dari persoalan pendidikan. Disini kepala madrasah seharusnya mampu mewujudkan pendidikan yang efektif dan efisien dengan cara membina dan mengembangkan hubungan kerja antara sekolah dengan masyarakat.
Hubungan yang harmonis ini akan membentuk; (1) saling pengertian antara madrasah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat; (2) saling membantu antara madrasah dan masyarakat karena mengetahu manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing; (3) kerja sama yang erat antara madrasah dengan pihak yang ada di masyarakat dan meraka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di madrasah.8
Oleh karena itu, kepala madrasah sebagai pemimpin lembaga pendidikan berfungsi mewujudkan hubungan manusiawi ( human relationship ) yang harmonis dalam rangka membina dan mengembangkan kerja sama antara pihak madrasah dengan masyarakat, agar secara serempak bergerak ke arah pencapaian tujuan pendidikan melalui kesediaan menjalankan tugas masing-masing secara profesional dan tanggung jawab.
7 Undang-undang RI Nomor 30 Tahun 2003, tentang sistem penddikan nasioanal. 6
8 E. Mulyasa, menjadi kepala sekolah profesional..., 187
Sebagai lembaga pendidikan, madrasah mempunyai sifat kompleks dan unik. Dikatakan kompleks sebab di dalam madrasah ada beberapa komponen yang antara satu dengan lainya saling berkaitan dan aling melengkapi. Dikatakan unik karena organisasi yang ada di dalam madrasah memiliki ciri-ciri khusus yang tida dimiliki oleh organusasi lainya. Karena sifat nya yang kompleks dan unik tersebut, ,madrasah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Dan keberhasilan madrasah adalah keberhasilan kepala madrasah.9 Dengan ini berarti, kepala madrasah dikatakan berhasil jika mampu memahami bahwa madrasah adalah organisasi yang kompleks dan unik, serta bisa berperan sebagai pemimpin yang baik dan bertanggung jawab.
Dari hasil pengamatan pra lapangan, peneliti menemukan keunikan dalam kegiatan yang di lakukan oleh kepala madrasah untuk memasarkan jasa pendidikan madrasah tsanawiyah roudlotul muta’allimin simbar cluring banyuwangi agar dikenal oleh khalayak umum. Teknik promosi dalam menjalankan strategi pemasaran jasa pendidikan juga variatif, yaitu mendelegasikan siswa-siswi yang terjun lapangan di SD/MI untuk mengajar pramuka dan di kegiatan terjun lapangan tersebut kita selipkan untuk mempromosikan sekolah kita, mengajak dewan guru untuk pemasangan spanduk dan baliho di tempat strategi, presentasi ke lembaga SD/MI di sekitar
9 Wahjosumidjo, kepemimpinan kepala sekolah : tinjauan teoritik dan permasalahanya, ( jakarta : rajawali pers, 2018 ),81.
kecamatan cluring dan purwoharjo, penyebaran brosur, kalender serta memanfaatkan media sosial.10
Oleh sebab itu, tersebarnya lembaga pendidikan dengan beraneka kelebihan, serta hadirnya lembaga pendidikan swasta yang menawarkan beragam fasilitas, hingga dengan biaya bersaing makin menambah maraknya daya saing pendidikan, maka strategi pemasaran jasa pendidikan penting dilaksanakan oleh kepala madrsah demi meningkatkan kualitas serta minat masyarakat terhadap lembaga.
Berdsarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam terkait peran kepala madrasah dalam pelaksanaan pemasaran jasa pendidikan. Oleh karena itu. Sehubungan dengan itu, peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian dengan judul “Peran Kepala Madrasah Dalam Pemasaran Jasa Pendidikan”.
B. Fokus penelitian :
1. Bagaiamana peran kepala madrasah sebagai manajer pemasaran jasa pendidikan di Madrsah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin ?
2. Bagaiamana peran kepala madrasah sebagai leader dalam pemasaran jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan deskripsi dan fokus penelitian diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
10Observasi, 16 Agustus 2021
1. Mendeskripsikan peran kepala Madrasah sebagai manajer pemasaran jasa pendidikan di Madrsah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin.
2. Mendeskripsikan peran kepala Madrasah sebagai leader dalam pemasaran jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan.11
Manfaat penelitian yang membahas tentang peran kepala madrasah dalam jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi. sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian diharapkan bisa bermanfaatuntuk menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan tentang peran kepala madrasah dalam jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
1) Dapat memberikan pengetahuan dan memperluas pemahaman tentang peran kepala madrasah dalam jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi,
11 Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Imiah ,45.
sehingga dapat dijadikan dasar kebijakan untuk peningkatkan manajemen pemasaran.
2) Memberikan sebuah aktualisasi diri dalam mengembangkan keilmuan peneliti di bidang manajemen pemasaran khususnya dalam hal peran kepala madrasah dalam jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi.
b. Bagi Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin terhadap peran kepala madrasah dalam jasa pendidikan, karena dengan adanya penjabaran dalam bentuk observasi diharapkan dapat diketahui segala bentuk kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tehadap peran kepala madrasah dalam jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi. Sehingga dapat menjadi bahan masukan dalam merencanakan, pengorganisasian dan mengendalikan terhadap jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi selanjutnya.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi yang aktual dan dapat menambah wawasan mengenai manajemen pemasaran madrasah.
d. Bagi Lembaga Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember 1) Memperkaya referensi bagi peneliti selanjutya yang relevan di
Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember.
2) Menambah khazanah ilmiah seluruh civitas Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember terutama tentang peran kepala madrasah dalam jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi.
e. Bagi Pembaca
Dengan adanya penelitian ini maka bisa dijadikan bahan pertimbangan atau masukan yang dapat diambil untuk dijadikan kepemimpinan yang lebih efisien dan efektif khususnya dalam hal peran kepala madrasah dalam jasa pendidikan.
E. Definisi Istilah
Untuk mempermudah dalam pemahaman serta memberikan batasan penelitian, maka definisi istilah dalam judul proposal diperlukan, agar pembahasan penelitian tidak meluas sehingga sesuai dengan focus penelitian Istilah-istilah tersebut anatara lain :
1. Peran kepala madrasah
Kepala madrasah sebagai orang yang mempunyai wewenang dan kekuasaan sudah selayaknya mempunyai gaya kepemimpinan yang efektif untuk mengatur dan mengembangkan jabatan yang diembannya. Kepala madrasah dalam mengembangkan tugasnya hendaknya didasari dengan sikap sungguh-sungguh dan etos kerja yang tinggi. Kepala madrasah yang
mempunyai kesungguhan dan etos kerja yang tinggi akan mampu melaksanakan inovasi pendidikan dengan baik, disamping itu juga hendaknya ditunjang dengan kemampuan manajer yang handal sehingga mampu mewujudkan madrasah yang efektif, kondusif dan dinamis.
Kehadiran kepala madrasah sangat penting karena merupakan motor penggerak bagi sumber daya madrasah terutama guru, karyawan, dan siswa.
Begitu besarnya peranan kepala madrasah dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya inovasi pendidikan dan kegiatan madrasah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala madrasah. Namun, perlu dicatat bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya, tidak hanya ditentukan oleh tingkat keahliannya dibidang konsep dan teknik kepemimpinan semata, melainkan lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam memilih dan menggunakan teknik atau gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dipimpinnya.
Dalam memimpin lembaga pendidikan kepala madrasah mempunyai multi peran yaitu sebagai manajer, pemimpin, administrator dan supervisor. Sebagai manajer pendidikan, kepala sekolah memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan. Sebagai pemimpin sekolah, kepala sekolah bertugas menggerakkan seluruh anggotanya supaya melaksanakan segala tugasnya secara baik untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Sebagai administrator sekolah, kepala sekolah mempunyai tugas dalam mengelola pengajaran, kepegawaian, kesiswaan, sarana dan prasarana, keuangan, dan hubungan sekolah dan masyarakat.
Sebagai supervisor sekolah, kepala sekolah mempunyai tugas dalam mengontrol dan membina lembaga pendidikan supaya berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, dalam peran kepemimpinan kepala sekolah/madrasah ini merupakan keefektifan, kualitas serta integritas pemimpin dalam menentukan keberhasilan lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Peran kepala madrasah sebagai top manager diharapkan dapat memainkan peranannya dalam mempengaruhi bawahannya, khususnya para guru dalam rangka meningkatkan perbaikan pendidikan. Untuk melaksanakan pekerjaan seperti itu tidaklah mudah karena pekerjaan seperti itu menuntut adanya sejumlah hal yang harus dimiliki olehnya.
Mereka tidak hanya dituntut memiliki kemampuan di bidang pengetahuan, tetapi juga harus memiliki keterampilan mengendalikan emosi untuk memahami diri sendiri dan orang lain. Dan yang lebih penting lagi adalah seorang pemimpin adalah bukan permainan ego. Untuk itu di dalam lembaga pendidikan Islam, pemimpin benar-benar harus dipersiapkan dan dipilih secara selektif, mengingat peran yang dimainkan pemimpin dapat mempengaruhi kondisi keseluruhan organisasi. Maju-mundurnya lembaga pendidikan lebih ditentukan oleh faktor pemimpin daripada faktor-faktor lainnya. kepala madrasah sebagai seorang pemimpin harus mampu
mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing- masing, dan memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi madrasah dalam mencapai tujuan.
Dengan demikian, peran kepemimpinan kepala madrasah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong madrasah untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan dan sasarans madrasahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, kepala madrasah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk meningkatkan perbaikan madrasah.
2. Pemasaran Jasa Pendidikan
Pemasaran jasa pendidikan didefinisikan sebagai suatu cara untuk melakukan suatu hal dimana siswa, orang tua siswa, karyawan sekolah, dan masyarakat memiliki pandangan bahwa sekolah merupakan suatu lembaga pendukung yang berkomitmen untuk melayan kebutuhan jasa pendidikan masyarakat.
Mendengar kata pemasaran atau marketing, pemikiran kita selalu tertuju pada dunia bisnis. Hal ini wajar karena kata atau istilah
“marketing” sering kali muncul dan berkembang dikalangan bisnis, baikbisnis manufaktur maupun jasa.
Menurut indradjaja dan karno, pemasaran jasa pendidikan mutlak diperlukan karena hal-hal berikut :
a. Kita pelu meyakinkan masyarakat dan pelanggan jasa pendidikan ( siswa, orang tua, dan pihak terkait lainya ) bahwa lembaga pendidikan kita kelola masih tetap eksis.
b. Kira perlu meyakinkan masyarakat dan pelanggan jasa pendidikan bahwa jasa pendidikan yang kita lakukan relevan dengan kebutuhan mereka.
c. Kita perlu melakukan pemasaran jasa pendidikan agar jenis jasa pendidikan yang kita lakukan dapat dikenal dan dipahami oleh masyarakat, terutama pelanggan jasa pendidikan.
d. Kita perlu melakukan pemasaran jasa pendidikan agar eksistensi sekolah tidak ditinggalkan oleh masyarakat dan pelanggan jasa pendidikan potensial.
Pemasaran dapat dibedakan antara definisi pemasaran secara sosial dan secara manajer. Definisi sosial menunjukan peran yang dimainkan oleh pemasaran adalah “ menghasilkan standart hidup yang lebih tinggi.
Berikut ini adalah definisi sosial yang sesuai dengan tujuan kita.
Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkanapa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Jadi tujuan pemasaran
jasa pendidikan adalah mengetahui dan memahami pelanggan jasa pendidikan dengan baik sehingga produk pendidikan atau jasa pendidikan itu cocok dengan pelanggan jasa pendidikan dan selanjutnya mapu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran jasa pendidikan harus menghasilkan pelanggan jasa pendidikan yang siap membeli. Yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk pendidikan atau jasa pendidikan itu.
Berdasarkan uraian definisi istilah tersebut yang dimaksud dengan judul secara keseluruhan tentang peran kepala madrasah dalam pemasaran jasa pendidikan ini peran kepala sekolah/madrasah sangatlah dibutuhkan dalam memasarkan jasa pendidikan pada suatu lembaga karena kepala sekolah harus mengetahui apa yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan yang di pasarkan, meyakinkan masyarakat supaya anak-anaknya agar sekolah ke lembaga yang kita pasarkan dengan demikianlah peran kepala madrsah sangat lah penting sebagai inovator, manajerial dan kepemimpinanya untuk mempengaruhi bawahanya agar selalau kreatif dalam pemasaran jasa pendidikan tersebut di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin.
Jadi, peran kepala madrasah dalam pemasaran jasa pendidikan ini untuk mencapai target yang diinginkan berupa meningkatkan minat masyarakat atas layanan jasa pendidikan yang disediakan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan merupakan gambaran singkat skripsi tentang Peran Kepala Madrasah Dalam Pemasaran Jasa Pendidikan Di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi yang dikemukakan secara beraturan dari bab per bab dengan sistematis, dengan tujuan agar pembaca dapat dengan mudah mengetahui gambaran isi skripsi secara global.
Skripsi yang akan peneliti tulis terdiri dari lima bab, secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
Bab satu pendahuluan merupakan pengantar tentang topik dan garis besar.12 Bab ini yang terdiri dari latar belakang masalah, kemudian dilanjutkan dengan fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.
Bab dua kajian kepustakaan merupakan tinjauan tentang literatur yang relevan,13 bab ini terdiri dari kajian terdahulu yang memuat penelitian- penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan kajian teori yang digunakan sebagai perspektif oleh peneliti. Telaah kepustakaan memaparkan tentang kajian terdahulu yang peneliti jadikan sebagai landasan terciptanya penelitian ini. Dengan memberikan persamaan dan perbedaan antara kajian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Bab ini berfungsi untuk landasan teori pada bab berikutnya guna menganalisis data yang diperoleh.
12 Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih di antara Lima Pendekatan, hlm. 315.
13 Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih di antara Lima Pendekatan, hlm. 316.
Bab tiga merupakan penyajian metode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Di dalamnya berisi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan terakhir adalah tahap-tahap penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti.
Bab empat merupakan penyajian data dan analisis yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian secara empiris yang terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, serta diakhiri dengan pembahasan temuan. Bab ini berfungsi sebagai bahan kajian untuk memaparkan data yang diperoleh guna menemukan kesimpulan.14
Bab lima penutup merupakan bab terakhir atau penutup kreatif yang berbicara tentang esensi dari studi tersebut dan inspirasinya bagi peneliti.15 Di dalamnya berisi kesimpulan dan saran-saran. Bab ini untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian berupa kesimpulan, dengan kesimpulan ini akan dapat membantu makna dari penelitian yang telah dilakukan.
14 Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih di antara Lima Pendekatan, hlm .316.
15 Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih di antara Lima Pendekatan, hlm .316.
Sebagai bahan perbandingan penelitian yang akan dilakuakan, kemudian untuk menjaga keontetikan penelitian ini maka peneliti mengambil kajian terdahulu, yaitu sebagai berikut :
1. Tesis karya Ngaripin, Model Strategi Pemasaran Pendidikan SMK Plus As-Salafiyah Krangkeng Indramayu Jawa Barat, tahun 2011, bahwa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa SMK Plus As-Salfiyah krangkeng Indramayu Jawa Barat. Sebelum menentukan model strategi yang akan diterapkan, terlebih dahulu menentukan rencana strategi pemasaran dengan menganalisis beberapa faktor sasaran pasar diantaranya adalah faktor lingkungan, analisis faktor pasar, analisis faktor kemampuan internal, analisis faktor prilaku konsumen. Setelah melalui tahapan tersebut barulah menentukan model yang akan diterapkan dalam pemasaran pendidikan. Model strategi pemasaran pendidikan SMK plus As-Salafiyah terdiri dari tiga strategi yaitu (1) strategi pemasaran internal, dengan cara pengadaan karyawan yang berkualitas, pembagian kerja yang jelas (pengorganisasian), pengarahan yang berkesinambungan, pengendalian dan pemberian kompenasasi, (2) strategi pemasaran eksternal dengan menyediakan fasilitas yang memadai serta melakukan kegiatan promosi dan publisitas untuk meningkatkan citra lembaga, (3) strategi interaktif yaitu dengan memberikan pelayanan pendidikan yang
prima (total quality service) kepada siswa dan wali siswa serta menjalin kerjasama yang baik antar komponen pendidikan.16
2. Tesis Esti Winarni dengan judul Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan Sebagai Upaya Meningkatkan Kepuasan Siswa Diminta Tempel Yogyakarta. Dari penelitian tersebut menghasilkan beberapa temuan.
Pertama pemasaran strategik jasa pendidikan sebagai upaya meningkatkan kepuasan siswa dimulai dari menganalisis faktor internal dan eksternal menggunakan analisis SWOT kemudian mengidentifikasi dan memilih strategi. Kedua kepuasan siswa dapat dicapai menggunakan prinsip Aida+S (Attention, Interest, Desire, Action Dan Satisfication) yang didapat oleh stakeholder.17
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hevi Hekayanti dengan Judul Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Dan Citra Lembaga di MAN Bondowoso merupakan jenis penelitian kualitatif.
Fokus penelitian ini mengkaji tentang strategi pemasaran, peningkatan kualitas layanan, dan implikasi strategi pemasaran dalam meningkatkan citra lembaga. Teori yang digunakan yaitu differentition strategy, marketing mix, dan public relation. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles, Huberman, dan Saldana. Hasil penelitian mengungkap bahwa strategi pemasaran pendidikan
16 Tesis karya Ngaripin, Model Strategi Pemasaran Pendidikan SMK Plus As-Salafiyah Krangkeng Indramayu Jawa Barat, tahun 2011.
17 Tesis Esti Winarni, Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan Sebagai Upaya Meningkatkan Kepuasan Siswa Diminta Tempel Yogyakarta, Skripsi (Yogyakarta:PPS UIN Sunan Kalijaga 2014)
menggunakan biaya rendah, dan strategi differensiasi. Kualitas layanan dilakukan dengan profesional sehingga loyalitas dan kepercayaan pengguna jasa pendidikan semakin kuat.18
Secara rinci peta penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikit dibawah ini :
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No Penulisan
Dan Judul Peneliti
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 Ngaripin, Model Strategi Pemasaran Pendidikan SMK Plus As-Salafiyah Krangkeng Indramayu Jawa Barat
Mengkaji pemasaran pendidikan
Implementasi strategi pemasaranya berbeda
Model strategi pemasaran Pendidikan di SMK plus As- Salafiyah terdiri dari tiga strategi yaitu (1) strategi pemasaran internal (2) strategi
pemasaran eksternal (3) strategi interaktif 2 Esti Winarni,
Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan Sebagai Upaya
Meningkatkan Kepuasan Siswa di MIN Tempel Yogyakarta
Mengkaji pemasaran pendidikan Meneliti tentang kepuasan siswa
Langkah dan model
strategi pemasaran yang digunakan berbeda
Pertama pemasaran
strategik jasa pendidikan sebagai upaya
meningkatkan kepuasan siswa dimulai dari menganalisis faktor internal dan eksternal
menggunakan analisis SWOT kemudian
18 Hevi Hekayanti, Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Meningkatkan Citra dan Kualitas Layanan Lembaga di MAN Bondowoso (Tesis, Institut Agama Islam Negeri Jember, 2019), 4.
mengidentifikasi dan memilih strategi. Kedua kepuasan siswa dapat dicapai menggunakan prinsip Aida+S (Attention,
Interest, Desire,
Action Dan
Satisfication) yang didapat oleh stakeholder
3 Hevi Hekayanti, Tesis, 2019.
“Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan dalam
Meningkatkan Citra dan Kualitas Layanan Lembaga di MAN 1 Bondowoso”
Metode : penelitian kualitatif Tema : pemasaran jasa
pendidikan
Fokus:
strategi pemasaran, peningkatan kualitas layanan, dan implikasi strategi pemasaran dalam
meningkatkan citra lembaga
Hasil penelitian mengungkapbahwa strategi pemasaran pendidikan
menggunakan biaya rendah, dan strategi
differensiasi.
Kualitas layanan dilakukan dengan profesional
sehingga loyalitas dan kepercayaan pengguna jasa pendidikan
semakin kuat
Berdasarkan tiga penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa posisi penelitian ini adalah meneruskan perbedaan atas penelitian terdahulu dan berdasarkan paparan tabel persamaan, bahwa penelitian ini tentang peran kepala madrasah dalam jasa pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Muta’allimin Simbar Cluring Banyuwangi. Penerapan strategi pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan Madrasah Tsanwiyah Roudlotul Muta’allimin dalam memperkenalkan sekolahnya ternyata sudah membawa image yang
baik dikalangan masyarakat, Madrasah Tsanwiyah Roudlotul Muta’allimin mempunyai daya tarik yang cukup tinggi kepada para pelangganya. Tentu ketika ada kenaikan pasti ada faktor-faktor yang menjadikan pelanggan terpuaskan.
B. Kajian Teori
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala madrasah memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Untuk bisa menjalankan fungsinya secara optimal, kepala madrasah perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat. Fungsi dan tugas kepala madrasah dapat diakronimkan menjadi emanslime (education, manager, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator dan entrepreneur).
1. Kepala Madrasah
a. Pengertian Kepala Madrasah
Secara sederhana, kepala madrasah dapat didefinisikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin madrasah tempat diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.
Pengertian kepala madrasah adalah salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala madrasah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi madrasah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana
dan prasarana juga sebagai supervisor pada madrasah yang dipimpinnya. Jika dilihat dari syarat guru untuk menjadi kepala madrasah, kepala madrasah bisa dikatakan sebagai jenjang karier dari jabatan fungsional guru. Apabila seorang guru memiliki kompetensi sebagai kepala madrasah dan telah memnuhi persyaratan atau tes tertentu maka guru tersebut dapat memperoleh jabatan kepala madrasah.19
Kepala madrasah tersusun dari dua kata, yaitu Kepala dan madrasah. Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Madrasah merupakan suatu lembaga tempat bernaungnya peserta didik untuk memperoleh pendidikan formal. Secara sederhana, Kepala madrasah adalah seorang pendidik (guru) yang diberi tambahan tugas untuk mengelola dan memimpin suatu lembaga pendidikan formal, yang diangkat berdasarkan tugas dan kewenangannya oleh pemerintah atau lembaga penyelenggara pendidikan. Kepala madrasah memiliki peran penting dalam suatu lembaga pendidikan. Kepala madrasah juga disebut dengan manajer atau pemimpin. Kepala madrasah bertugas mengatur atau mengelola semua sumber organisasi dan dapat bekerja sama dengan warga sekolah dalam mendidik dan melaksanakan tujuan yang sudah direncanakan oleh sekolah.
19 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Madrasah Profesional, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2011), h. 24
Kepala madrasah merupakan salah satu personil madrasah yang membimbing dan memiliki tanggung jawab bersama anggota lain untuk mencapai suatu tujuan. Kepala madrasah secara resmi diangkat oleh pihak atasan. Kepala madrasah disebut pemimpin resmi.20
Menurut Wahjosumidjo kepala madrasah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin madrasah tempat dilakukannya proses belajar mengajar, atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang member pelajaran dan siswa yang menerima pelajaran.21
Dari pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa kepala madrasah adalah seseorang yang diangkat/ditunjuk untuk menduduki jabatan tertentu yang memiliki tugas utama dan tanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di madrasah.
Kepala madrasah yang baik adalah kepala madrasah yang berkualitas, kualitas yangdimaksud adalah kepala madrasah mampu membawa dan memanfaatkan semua potensi yangada untuk kemajuan madrasah, serta kepala madrasah yang benar-benar memiliki latarbelakang pendidikan dan pengalaman yang cukup dan dapat menyelesaikan masalah-masalahyang dihadapi di madrasah dengan baik. Kepala madrasah yang dapat mengelola sumberdaya pendidikan
20 Helmawati, Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah Melalui Manajerial Skills (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2017). 17.
21 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2005). 83.
yang ada di lembaga pendidikan tersebut benar-benar berfungsi dengan baikdalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Menjadi seorang kepala madrasah yang profesional tidaklah mudah, karena ada beberapa syarat dan kriteria yang harus dipenuhi, misalnya seorang kepala madrasah harus memenuhi standar tertentu seperti kualifikasi umum dan khusus, serta harus mempunyai kompetensi-kompetensi tertentu. Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 24 tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan menteri agama nomor 58 tahun 2017 tentang kepala madrasah
1) Calon Kepala Madrasah harus memenuhi persyaratan:
a) Beragama Islam
b) Memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an
c) Berpendidikan paling rendah sarjana atau diploma empat kependidikan atau bukan kependidikan dari perguruan tinggi yang terakreditasi
d) Memiliki pengalaman manajerial di Madrasah e) Memiliki sertifikat pendidik
f) Berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat diangkat
g) Memiliki pengalaman mengajar paling singkat 9 (sembilan) tahun pada Madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah
dan 6 (enam) tahun pada Madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat
h) Memiliki golongan ruang paling rendah III/c bagi guru pegawai negeri sipil dan memiliki golongan ruang atau pangkat yang disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan/lembaga yang berwenang dibuktikan dengan keputusan inpassing bagi guru bukan pegawai negeri sipil i) Sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan sehat
dari rumah sakit pemerintah
j) Tidak sedang dikenakan sanksi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
k) Memiliki nilai prestasi kerja dan nilai kinerja guru paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
l) Diutamakan memiliki sertifikat Kepala Madrasah sesuai dengan jenjangnya untuk Madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
2) Sertifikat Kepala Madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat huruf l merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama dan/atau lembaga lain yang berwenang.
3) Kepala Madrasah pada Madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah yang sudah menjabat dan belum memiliki sertifikat Kepala Madrasah, paling lama 3 (tiga) tahun wajib memiliki sertifikat Kepala Madrasah.
4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan huruf h, dikecualikan bagi pengangkatan calon Kepala Madrasah berstatus bukan pegawai negeri sipil pada Madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
5) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf e, huruf g, huruf h, dan huruf k dikecualikan bagi pengangkatan calon Kepala Madrasah berstatus bukan pegawai negeri sipil pada Madrasah baru yang diselenggarakan oleh masyarakat. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan Kepala Madrasah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.22
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud kepala madrasah ialah seorang guru yang diangkat dan diberi tugas tambahan untuk memimpin suatu madrasah agar dapat berjalan dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
b. Tugas pokok dan fungsi kepala madrasah
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepamimpinan,
22 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2017 Tentang Kepala Madrasah.
kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh menuju tujuan yang akan dicapai. Tugas dan fungsi kepala sekolah dan sekaligus sebagai indikator dalam penelitian ini menurut Jamal Ma’mur dapat diuraikan berikut ini:23
1) Kepala sekolah sebagai Educator (Pendidik).
Dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah.24 Kepala sekolah sebagai educator (pendidik) bermakna sebagai sebuah proses pembentukan karakter yang didasari nilai-nilai dari esensi pendidikan. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik), harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan disekolahnya.25 Paling tidak ada empat hal yang perlu ditanamkan seorang Kepala Sekolah dalam fungsinya sebagai pendidik, yakni:
a) Mental, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia
b) Moral, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik dan buruk,mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban. Juga moral yang diartikan sebagai akhlak, budi pekerti dan kesusilaan
23 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Yogyakarta: Diva Press, 2012, hlm. 33
24 Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rodaskarya, 2013, hlm.32
25 Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, hlm. 98
c) Fisik, yakni hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah d) Artistik, yakni hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan
manusia terhadap seni dan keindahan.26
Hal yang paling terpenting dalam fungsi Kepala Sekolah sebagai pendidik adalah keteladanan. Keteladanan hendaklah ditampilkan oleh Kepala Sekolah melalui sikap, perbuatan dan perilaku, termasuk penampilan kerja dan penampilan fisik. Kepala Sekolah sebagai edukator harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga pendidik serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Kepala Sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya 4 macam nilai, yaitu pembinaan mental, moral,fisik dan artistik.27
Pembinaan mental adalah membina para tenaga pendidik tentang sikap batin dan watak. Pembinaan moral adalah pembinaan tentang perbuatan baik dan buruk, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing. Pembinaan fisik adalah pembinaan
26 Wahjosomidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya, hlm.
124
27 Sondang P. Siagian, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hlm. 22
jasmani, kesehatan dan penampilan, sedangkan pembinaan artistik adalah pembinaan tentang kepekaan terhadap seni dan keindahan.
Dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai edukator, Kepala Sekolah/Madrasah harus merencanakan dan melaksanakan program sekolah dengan baik, antara lain:
a) Mengikutkan tenaga pendidik dalam penataran guna menambah wawasan, juga memberi kesempatan kepada tenaga pendidik untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang yang lebih tinggi.
b) Menggerakkan tim evaluasi hasil belajar untuk memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.
c) Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah dengan menekankan disiplin yang tinggi.
Di samping hal tersebut di atas, Kepala Sekolah hendaknya sering memberikan pengertian akan ciri-ciri seorang tenaga pendidik yang baik sebagaimana yang dikemukakan oleh al- Ghazali, yaitu:
a) Senantiasa menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt ke dalam jiwa peserta didik.
b) Senantiasa memberikan contoh (suri tauladan) yang baik terhadap peserta didik.
c) Senantiasa mencintai peserta didik layaknya mencintai anak kandungnya sendiri.
d) Senantiasa memahami minat, bakat dan jiwa peserta didik.
e) Jangan mengharapkan materi atau upah sebagai tujuan utama mengajar. Karena mengajar adalah tugas yang diwariskan oleh Nabi Muhammad Saw sedangkan upahnya yang sejati adalah terletak pada peserta didik yang mengamalkan apa yang telah mereka ajarkan.
Sedangkan menurut M. Athiyah al-Abrasyi, seorang pendidik harus mempunyai sifat:
1) Mempunyai sifat zuhud, yaitu tidak mengutamakan untuk mendapatkan materi dalam tugasnya melainkan karena ingin mengamalkan ilmu yang diperolehnya dari Allah dan mengharapkan keridhoan Allah SWT semata
2) Mempunyai jiwa yang bersih dari sifat dan akhlak yang buruk 3) Ikhlas dalam melaksanakan tugasnya
4) Pemaaf terhadap peserta didiknya
5) Harus menempatkan dirinya sebagai seorang bapak/ibu sebelum dia menjadi seorang guru
6) Mengetahui bakat, tabiat dan watak peserta didik 7) Menguasai bidang studi yang diajarkan.
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama
kurikulum di sekolah, Kepala Sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan focus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfalisitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.28 Dalam melakukan perannya sebagai educator, Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas diatas normal.29
Sumidjo dalam Mulyasa mengemukakan bahwa memahami arti pendidik tidak cukup berpegang pada konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sarana pendidikan, dan bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan. Untuk kepentingan tersebut, Kepala Sekolah harus berusaha
28 M. Athiyah al-Abrasyi, At-Tarbiyyah al-Islamiyyah wa Falsafatuha (Mesir: Isa al-Babi al- Halabi, 1975), hlm. 132
29 M. Athiyah al-Abrasyi, At-Tarbiyyah al-Islamiyyah wa Falsafatuha, hlm. 98
menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni pembinaan mental, moral, fisik dan artistik.30
Pembinaan Mental: yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak. Dalam hal ini Kepala Sekolah harus mampu menciptakan suasana yang kondusif agar setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas setia tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan baik, secara proposional dan professional. Pembinaan Moral: Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan,sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.
Pembinaan fisik: yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan, penampilan mereka secara lahiriah, Kepala Sekolah profesional harus mampu memberikan dorongan agar tenaga kependidikan terlibat secara aktif dan kreatif dalam berbagai kegiatan olah raga, baik yang diprogramkan sekolah maupun yang diselenggarakan oleh masyarakat sekitar sekolah.
Pembinaan Artistik: yaitu membina tenaga kependidikan tentang halhal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan. Hal ini biasanya dilakukan melalui kegiatan
30 M. Athiyah al-Abrasyi, At-Tarbiyyah al-Islamiyyah wa Falsafatuha, hlm. 99
karyawisata yang bisa dilaksanakan setiap akhir ajaran. Sebagai edukator, Kepala Sekolah harus selalu berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya.
Pengalaman semasa menjadi guru, wakil Kepala Sekolah, atau anggota organisasi kemasyarakatan sangat mempengruhi kemampuan Kepala Sekolah dalam melaksanakan pekerjaaannya demikian pula halnya pelatihan dan penataran yang pernah diikuti.
Upaya yang dapat dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai educator dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Pertama, mengikut sertakan guru-guru dalam penataran atau pelatihan untuk menambah wawasan para guru. Kepala Sekolah juga harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Misalnya, memberikan kesempatan bagi para guru yang belum mencapai jenjang sarjana untuk mengikuti kuliah di universitas terdekat dengan sekolah, yang pelaksanaannya tidak mengganggu kegiatan pembelajaran. Kepala Sekolah harus berusaha mencarikan beasiswa bagi guru yang melanjutkan pendidikan melalui kerjasama dengan masyarakat atau dengan dunia usaha dan kerjasama lain yang tidak mengikat.
Kedua, Kepala Sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman. Hal ini bermanfaat untuk memotivasi para peserta didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.
Ketiga, menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang telah ditentukan, serta memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran.
Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0296/U/1996, merupakan landasan penilaian kinerja Kepala Sekolah. Kepala Sekolah sebagai educator harus memiliki kemampuan untuk membimbing guru, tenaga kependidikan non guru, membimbing peserta didik, mengembangkan tenaga kependidikan, mengikut perkembangkan iptek dan memberi contoh mengajar. Kemampuan membimbing peserta didik, terutama berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler, partisipasi dalam berbagai perlombaan kesenian, olahraga, dan perlombaan mata pelajaran. Kemampuan membimbing peserta didik ini menjadi sangat penting bila dikaitkan dengan manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).31 Marno menyatakan peran Kepala Sekolah sebagai educator meliputi:
1) Prestasi sebagai guru mata pelajaran. Seorang Kepala Sekolah dapat melaksanakan program pembelajaran dengan baik. Dapat membuat prota, kisi-kisi soal, analisis soal dan dapat melakukan program perbaikan dan pengayaan.
2) Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas.
3) Mampu memberikan alternative pembelajaran efektif.
4) Kemampuan membimbing karyawan dalm melaksanakan tugas sebagai tata usaha, pustakawan, loboratorium, dan bendaharawan.
5) Kemampuan membimbing stafnya lebih berkembang secara pribadi dan profesinya.
6) Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan siswa 7) Kemampuan belajar mengikuti perkembangan IPTEK dalam
forum diskusi, bahan referensi dan mengikuti perkembangan ilmu melalui media elektronik.
Dengan demikian peran Kepala Sekolah sebagai educator adalah untuk membimbing semua komponen yang ada di sekolah baik guru,karyawan, dan siswa sehingga dapat bersinergi dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan kepada yang bersangkutan sesuai dengan profesionalitas dan kapasitasnya.
31 M. Athiyah al-Abrasyi, At-Tarbiyyah al-Islamiyyah wa Falsafatuha, hlm. 101
Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kepala sekolah sebagai pendidik (educator) yaitu melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan kurikuler untuk siswa, menyusun program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, melakukan pembinaan siswa, dan memberikan layanan konseling pada siswa.32
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas kepala sekolah sebagai educator/pendidik merupakan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kepada guru, staf, dan siswa, melakukan penyusunan pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, serta menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif untuk pembelajaran bagi semua masyarakat sekolah.
2) Kepala sekolah sebagai Manager (pengelola)
Kepala sekolah sebagai manajer berarti kemampuan dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan institusi pendidikan secara efektif dan efisien melalui fungsi – fungsi manajerial, dengan bertindak dalam menyusun program, menggerakkan staff serta mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada.33Sebagai manajer kepala sekolah harus mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan
32 Kemendiknas, Panduan Pendidikan Karakter.Jakarta, Kemendiknas, 2011, hlm. 7-10
33 Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, hlm. 98
mencapai tujuan.34Kepala sekolah sebagai Manager (pengelola) hendaknya mampu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar lembaga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.35
Tugas manajer adalah merencanakan, mengorganisasikan ,mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajer adalah orang yang melakukan sesuatu secara benar (people who do things right).36 Dengan demikian, Kepala Sekolah harus mampu merencanakan dan mengatur serta mengendalikan semua program yang telah disepakati bersama.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari tugas Kepala Sekolah sebagai manajer, yaitu proses, pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
a) Proses, adalah suatu cara yang sistematik dalam mengerjakan sesuatu. Adapun kegiatan-kegiatan dalam proses meliputi:
(1) Merencanakan, dalam arti Kepala Sekolah harus benar- benar memikirkan dan merumuskan dalam suatu program tujuan dan tindakan yang harus dilakukan.
34 Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, hlm. 99