• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unsur Lokalitas dalam Terjemah Al-Qur’an (Studi Kasus atas Al-Qur’an Terjemahan Bahasa Gorontalo)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Unsur Lokalitas dalam Terjemah Al-Qur’an (Studi Kasus atas Al-Qur’an Terjemahan Bahasa Gorontalo)"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi: Unsur Lokalitas Dalam Penerjemahan Al-Qur'an (Studi Kasus Penerjemahan Al-Qur'an ke Bahasa Gorontalo). Di Indonesia, vernakularisasi Alquran terjadi dalam berbagai bahasa daerah yang sesuai dengan kehidupan masyarakat. 2 Islah Gusmian, "Tafsir Kebahasaan dan Tulisan Al-Qur'an di Indonesia: Dari Tradisi, Hirarki Hingga Minat Pembaca", h.

7 Islah Gusmian, "Tafsir Al-Qur`an di Indonesia: Sejarah dan Dinamika", dalam Nun Journal, Vol. Hanafi, “Masalah Terjemah Al-Qur’an: Kajian Berbagai Publikasi Al-Qur’an dan Kasus Kontemporer”, h.Rohmana, “Studi Al-Qur’an di Tatar Sunda: Sebuah Pencarian Awal”, dalam Shuhuf Journal, Vol.

Penerjemahan Alquran menggunakan bahasa Gorontalo terus dilakukan oleh masyarakat Gorontalo hingga saat ini. Awal tahun 2006 M, Pemerintah Daerah Gorontalo berinisiatif untuk memesan terjemahan Al-Quran dengan menggunakan bahasa Gorontalo. Proyek penerjemahan Alquran dalam bahasa Gorontalo mulai dilaksanakan setelah keluarnya SK Gubernur No.

Dari penjelasan tersebut, penulis menemukan informasi mengenai berbagai perbedaan pendapat dalam proses penerjemahan Al-Qur'an. Karena itu, proses penerjemahan Alquran memakan waktu cukup lama, sekitar tiga tahun. Judul yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah “Elemen Lokalitas dalam Terjemahan Al-Qur`an (Studi Kasus Terjemahan Al-Qur`an Bahasa Gorontalo)”.

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini juga akan melihat peran atau urgensi penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Gorontalo bagi masyarakat lokal yang hidup di tengah tekanan dan hiruk pikuk era modern saat ini. 12 perkembangan penerjemahan Al-Qur'an di Indonesia secara umum, dan khususnya mengenai situs Al-Qur'an di Gorontalo. Penelitian ini juga harus membantu untuk memecahkan masalah yang diteliti melalui studi literatur lebih lanjut.

Kajian Pustaka

Penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian penulis, keduanya berkaitan dengan vernakularisasi dalam produk tafsir atau terjemahan Alquran di Indonesia. Fadhil Nur berkontribusi dalam penelitian penulis dalam menelusuri bentuk vernakularisasi Al-Qur'an di Indonesia, khususnya di tataran Bugis. Kesamaan yang terlihat dari penelitian ini dengan penelitian penulis adalah pada topik vernakularisasi Al-Qur`an di Indonesia, lebih dekat ke tanah Sulawesi.

Perbedaannya terletak pada objek kajian dan penelitian penulis yang berfokus pada penerjemahan Alquran di Gorontalo. Anisatul Mardiah, 2018, Journal, “Acculturation of Malay Culture in Al-Qur`an Translation (Studi tentang pentingnya bahasa dalam terjemahan Al-Qur`an. Adanya terjemahan Al-Qur`an dalam bahasa lokal bahasa membuat umat Islam semakin dekat dengan ajaran Islam.27.

Dari informasi tersebut terlihat bahwa penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian penulis dalam hal bentuk sosialisasi al-Qur’an dengan masyarakat non-Arab. Nur Istiqomah, 2019, Skripsi, “Penerimaan Estetika Al-Qur’an Dalam Penerjemahan Al-Qur’an Dalam Bahasa Banjara”. Kajian ini mengungkap bahwa penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Banjar dilakukan dengan metode literal dan menggunakan ideologi domestikasi.

27 Anisatul Mardiah, "Akulturasi Budaya Melayu dalam Terjemahan Al-Qur'an (Kajian Pentingnya Terjemahan Bahasa Al-Qur'an dalam Pemahaman Islam di Sumatera Selatan)", dalam Jurnal Ilmu Agama, Vol. Kajian ini memberikan informasi kepada penulis tentang metode penerjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa daerah di Indonesia yang menjadi titik kesamaan dengan penelitian penulis. Mursalim dan Abbas, 2020, Jurnal, “Vernakularisasi Al-Qur’an di Tanah Bugis: Tinjauan Metodologi Penerjemahan Al-Qur’an oleh Anregurutta Yunus Maratan”.

Kajian ini dilakukan untuk melihat keberadaan aktivitas vernakularisasi Al-Qur'an dalam karya-karya ulama Bugis di wilayah Sulawesi Selatan. 28 Nur Istiqomah, “Penerimaan Estetika Al-Qur’an Dalam Penerjemahan Al-Qur’an Ke Dalam Bahasa Banjar”, ​​Skripsi Diploma, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019), Tidak Terbit (t.d.). Fokus penulis dalam penelitian ini adalah metodologi penerjemahan dan lokalitas dalam penerjemahan Al-Qur'an.

Teknik dan Sistematika Penulisan

Dalam hal ini digunakan pendekatan sejarah untuk meninjau latar belakang penerjemahan Al-Qur'an dan perkembangannya di wilayah Indonesia. Bab ini membahas tentang gambaran sejarah Islam di Gorontalo, terjemahan Al-Qur'an di Gorontalo, serta tanggapan masyarakat Gorontalo terhadap terjemahan Al-Qur'an ke Gorontalo. Sub bab adalah penggunaan bahasa dari segi bahasa dalam Mushaf Al-Quran terjemahan Gorontalo, yang meliputi kata serapan dari bahasa Arab, tata krama bahasa dan bahasa daerah. Bab berikutnya membahas efektivitas penggunaan terjemahan Al-Quran dan bahasa Gorontalo bagi masyarakat lokal di wilayah Gorontalo.

Unsur lokalitas dalam terjemahan Al-Qur'an Gorontalo terlihat pada upaya penggunaan Al-Qur'an dalam bahasa tersebut. Vernakularisasi Alquran di Gorontalo terjadi seiring dengan masuknya Islam ke wilayah Gorontalo. Hal ini dikarenakan wilayah Gorontalo merupakan wilayah adat, dimana setiap perlakuan dalam kehidupan bermasyarakat diatur oleh hukum adat yang berlaku.

Oleh karena itu, proses pengenalan dan penyebaran agama Islam di wilayah Gorontalo dilakukan dengan memadukan antara ajaran agama dan aturan adat. Dalam hal penerjemahan Al-Qur'an, upaya vernakular pada awalnya hanya dilakukan secara lisan, yakni dengan adanya tradisi tajwid, dimana masyarakat tidak hanya membaca Al-Qur'an dalam bahasa Arab, tetapi kemudian secara spontan menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab. Gorontalo. Apalagi saat ini, tepatnya tahun 2009, pemerintah daerah akhirnya mencetak Mushaf Alquran terjemahan Gorontalo yang telah selesai dalam waktu 2,4 tahun.

148 Unsur lokal lain yang terdapat pada Mushaf Al-Qur'an terjemahan Gorontal juga terlihat dari iluminasi pada sampul Mushaf yang menyandang motif daerah Gorontala yaitu pola jalamba, tempat pembuatan bulita (tradisional). ruang sidang). ditentukan dan harus menggunakan jalamba sebagai pagar pengaman. Latar belakang penerjemahan Alquran di Gorontalo ini adalah keprihatinan masyarakat dan tokoh adat tentang punahnya bahasa lokal Gorontalo. Apalagi mengingat situasi generasi muda yang sebagian besar sudah tidak lagi menggunakan bahasa daerah Gorontal sebagai alat komunikasi.

Oleh karena itu, meskipun populasi suku Gorontalo relatif sedikit, penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Gorontalo sangat diperlukan untuk melestarikan bahasa daerah Gorontalo. Terlebih lagi, meskipun penutur bahasa Gorontalo juga tidak mencakup seluruh penduduk Gorontalo, namun dengan adanya Al-Qur'an terjemahan dalam bahasa Gorontalo tetap menjadi kebutuhan masyarakat untuk lebih memahami isi Al-Qur'an. Qur'an untuk dipahami. Al Quran, dan juga dengan terjemahan menggunakan bahasa Gorontalo, rasa bahasanya lebih terasa sehingga pesan yang disampaikan tepat sasaran dan lebih dipahami oleh masyarakat Gorontalo. Hal ini juga terlihat dari antusiasme masyarakat Gorontalo ketika mengetahui adanya Al-Qur'an terjemahan Gorontalo ini, sehingga masyarakat Gorontalo yang tidak lagi tinggal di Gorontalo juga mencoba memperbanyak Al-Qur'an Gorontalo terjemahan tersebut. mendapatkan Al Quran. Quran.

Saran

150 terbitan Gorontalo yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dengan terbitan lain dari pemerintah daerah, atau aspek perdebatan teologis dalam menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Gorontalo. Penelitian terkait lokalitas dalam al-qur an merupakan kebutuhan yang mendesak, khususnya untuk daerah gorontalo untuk menambah khasanah tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan hal tersebut. Selanjutnya saran penulis agar Pemerintah Provinsi Gorontalo dapat mencetak ulang Mushaf Al-Quran terjemahan bahasa Gorontalo kemudian mensosialisasikannya ke desa-desa bahkan pelosok.

Dan juga harus ada kelanjutan dari proyek penerjemahan ini, karena penerjemahan hanyalah cara yang paling ringkas untuk menjelaskan makna ayat-ayat Al-Qur'an.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan membahas beberapa gaya bahasa yang terdapat pada surat An Nisa dalam terjemahan Al Quran yaitu personifikasi, metafora, ironi, sarkasme, dan

Teknik ini digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab aspek mahārah al-istimā’ di SMA Takhassus Al-Qur‟an. Teknik tes ini dilaksanakan dengan cara siswa mendengarkan

Zaka al-Fansi tidak bisa merangkul secara keseluruhan metode terjemah yang digunakan di dalam kitab Tikmal, karena seperti yang dipaparkan di atas ternyata kitab Tikmal tidak

Dalam buku “Faham Al-Qur’an Metode Nderes” penulis berusaha menyajikan panduan belajar bahasa Arab lengkap dengan nahwu-shorof dalam terapan langsung kepada

\ Dalam menafsirkan Al-Qur‟an dan memahaminya dengan sempurna, bahkan untuk menterjemahkannya diperlukan ilmu-ilmu Al- Qur‟an karena dengan ilmu-ilmu Al-Qur‟an

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah program pembelajaran terjemah al-Qur’an dan pemahaman santri terhadap al- Qur’an, lokasi yang diambil adalah

Makna kalimat tanya pada terjemahan Al Qur’an surat Yusuf meliputi bertanya (1) meminta penjelasan tentang hukuman pencuri piala raja, (2) menegaskan untuk bertaqwa, (3)

pada Anak Usia Dini di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal, Nadwa”.. Jadi Al-Qur‟an adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan melalui