Unsur-Unsur Pembangun Puisi
Unsur Pembangun Puisi
Unsur Pembangun
Unsur Instrinsik
Unsur Ekstrinsik
Unsur Intrinsik
Tema Diksi Citraan
Gaya Bahasa Tipografi Amanat
TEMA
Tema merupakan unsur utama dalam puisi karena berkaitan dengan gagasan yang ingin disampaikan oleh penyair.
Makna dari puisi akan sangat berkaitan dengan tema sehingga tanpa tema maka puisi akan terlihat tidak
bermakna. Sumber: pixabay.com
DIKSI
Diksi merupakan pilihan kata. Dalam puisi, diperlukan pemilihan kata yang tepat oleh penyair untuk menyampaikan gagasannya. Diksi yang tepat juga akan menimbulkan suasana makna tertentu. Oleh karena itu, untuk memilih kata, seorang penyair harus mempertimbangkan
makna, rima, irama, estetika, hingga nada. Sumber: pixabay.com
CITRAAN Citraan disebut juga imaji. Citraan merupakan penggunaan bahasa untuk membangkitkan gambaran terhadap kesan yang diterima oleh pancaindra. Dengan citraan, pembaca atau pendengar puisi akan mampu berimajinasi seolah-olah dapat melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami hal- hal yang diungkapkan dalam puisi.
Sumber: pixabay.com
GAYA BAHASA
Gaya bahasa atau majas adalah pengunaan bahasa untuk memperoleh efek tertentu dan menimbulkan makna konotasi. Gaya bahasa dapat membuat rangkaian kata dalam puisi menjadi lebih indah. Ada beberapa majas yang sering muncul dalam puisi, di antaranya ialah paralelisme, ironi, hiperbola, metafora, personifikasi, metonimia, simile, sinekdoke, dan lain-lain.
Sumber: pixabay.com
• Paralelisme
Majas perulangan terhadap kata yang digunakan di setiap baris dalam satu bait.
Contoh:
Kau adalah kertas putih Kau adalah gelas kosong Kau adalah nafas kehidupan
Kau adalah manusia kecil yang sedang tumbuh
…
• Ironi
Majas yang mengandung makna bertentangan yang dimaksudkan untuk menyindir.
Contoh:
Si jago merah pun ikut menyikat habis hutanku
Ulah orang-orang yang pintar dan bijaksana
merusak bumiku
…
• Hiperbola
Majas yang mengungkapkan sesuatu dengan berlebihan, bahkan tidak masuk akal.
Contoh:
Kulitnya putih seputih susu.
Wajahnya bersinar menyilaukan mata Membuat hati bertanya-tanya
Mampukah aku memilikinya
…
• Metafora
Majas yang membandingkan hal tanpa menggunakan kata-kata pembanding.
Contoh:
Kulitnya putih seputih susu.
Wajahnya bersinar menyilaukan mata Membuat hati bertanya-tanya
Mampukah aku memilikinya
…
• Personifikasi
Majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup atau memiliki sifat seperti manusia.
Contoh:
Ribuan tetesan air menyerbu bumi Memaksa sang awan untuk menangis
Sementara butiran-butiran bening menari diatas tanah Petir pun tak sungkan untuk mengaung
Bersamaan dengan angin yang berlari menerjang alam
…
Sumber: pixabay.com
• Metonimia
Majas yang mengiaskan sesuatu dengan nama pengganti. Nama tersebut biasanya berkaitan dengan ciri khas, merek, benda, atribut, atau lainnya.
Contoh:
Ngiau…Ngiau! dalam darah ia bercucuran lewat dia mendera ngilu ngiau
dia bergegas dalam pupilku dalam rimba darahku dia besar dia bukan harimau
…
• Simile
Majas yang menyamakan satu hal dengan hal lain secara eksplisit. Majas simile biasanya ditandai dengan penggunaaan kata pembanding, seperti, bak, bagai, bagaikan, layaknya, laksana, ibarat, umpama, dan lain- lain.
Contoh:
Suratmu masih saja indah kubaca Bagai ricik kali dan taman bunga Di padang tandus cintaku
…
• Sinekdoke
majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas ini dibedakan menjadi dua bentuk berikut.
1) Pars pro toto : penyebutan sebagian untuk keseluruhan
…
Tapi apalah artinya aku ini
Yang hanya mempunyai sebuah gubuk reyot Dengan 6 kepala di dalamnya
Tidak bisa berbicara lantang
2) Totem pro parte: penyebutan keseluruhan untuk sebagian
Suatu musibah kecil
Menghantam dunia besar Luas
Sengsarakan rakyat Sulit
Hingga tangis redup jadi rintih
…
TIPOGRAFI
Tipografi merupakan penyusunan baris dan bait puisi, seperti pengaturan baris, penulisan huruf awal tiap baris, dan tanda baca titik pada akhir baris atau bait. Hal-hal seperti itu akan memengaruhi pemaknaan suatu puisi. Tipografi menjadi unsur pembeda yang paling jelas antara prosa dan puisi.
Sumber: pixabay.com
AMANAT
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca puisinya. Biasanya, amanat merujuk kepada ajaran tentang sikap, akhlak, budi pekerti, susila, dan sebagainya.
Sumber: pixabay.com
Unsur Ekstrinsik
Latar Belakang Sosial Nilai
Latar Belakang
Unsur latar belakang penyair cukup berpengaruh dalam pembuatan puisi. Pengalaman hidup dan kondisi kejiwaan penyair akan mengalir dalam puisinya.
Sumber: pixabay.com
Sosial
Unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat dan lingkungan ketika puisi itu dibuat. Bisa berupa lingkungan sekitar penulis, isu yang menarik perhatian penulis, sampai iklim politik di negara yang berkaitan.
Sumber: pixabay.com
Nilai
Unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi, politik, budaya, adat- istiadat, hukum, religi, dan lain-lain. Nilai-nilai yang dipegang seorang penyair akan ikut terkandung dalam puisi yang
ditulisnya. Sumber: pixabay.com
1. Berikut yang tidak termasuk unsur intrinsik puisi adalah ... . a. tema
b. majas c. citraan d. alur
e. diksi
Uji Kemampuan
Perhatikan penggalan puisi berikut!
Kau di depanku menarik menari
2. Citraan yang ditimbulkan dari penggalan puisi tersebut adalah ... . a. penciuman
b. penglihatan c. pendengaran d. perasaan
e. pengecapan
Perhatikan puisi rumpang berikut!
Cukuplah sudah air mata ini menetes Tak ingin lagi aku di sampingmu
Sungguh aku ingin menutup pintu hatiku Melupakanmu semampu aku
Aku merasa jatuh ...
Perlahan kucoba menepi
Walau terasa tak berdaya lagi
3. Larik bermajas untuk melengkapi puisi tersebut adalah ... .
a. tenggelam di samudra luas tak bertepi
b. di tepi jalan raya yang sangat ramai c. duduk termenung sendiri di sore
hari
d. kekuatan yang tiba-tiba menghilang e. banyak orang yang merasa kasihan
kepadaku
• Unsur pembangun puisi adalah hal-hal yang membentuk sebuah puisi.
• Unsur pembangun puisi terbagi menjadi 2, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
• Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun puisi dari dalam dan terkandung di dalam sebuah puisi.
• Unsur intrinsik diantaranya ialah tema, diksi, citraan, gaya bahasa, tipografi, dan amanat.
• Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun dari luar yang turut memengaruhi penyair dalam membuat karyanya.
• Unsur ekstrinsik diantaranya ialah latar belakang, sosial, dan nilai.
Contoh Puisi
IBU
(Karya D. Zawawi Imron)
Kalau aku merantau
lalu datang musim kemarau sumur-sumur kering,
daunan pun gugur bersama reranting hanya mata air air matamu ibu,
yang tetap lancar mengalir
Sumber: pixabay.com
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan
memutikkan sari-sari kerinduan lantaran hutangku padamu
tak kuasa kubayar
Sumber: pixabay.com
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku disini
saat bunga kembang menyerbak bau sayang ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi aku mengangguk meskipun kurang mengerti
Sumber: pixabay.com
bila kasihmu ibarat samudra sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu Sumber: pixabay.com
bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku. Sumber: pixabay.com
Analisis Unsur Pembangun Puisi
Tema
Kasih sayang dan jasa seorang ibu
Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
…
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
…
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku disini
…
bila kasihmu ibarat samudra
…
Diksi
• lalu datang musim kemarau musim kemarau kesulitan
• hanya mata air air matamu ibu, mata air sumber kehidupan air matamu doa ibu
• di hati ada mayang siwalan mayang siwalan kenangan
• ibu adalah gua pertapaanku gua pertapaanku rahim ibu
Sumber: pixabay.com
• bila kasihmu ibarat samudra
kasihmu ibarat samudra kasih ibu tak terbatas
• kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu
pahlawan berjasa
• bila aku berlayar lalu datang angin sakal angin sakal hambatan atau cobaan
• ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala bidadari kecantikan dan kebaikan budi pekerti
Sumber: pixabay.com
Kalau aku merantau
lalu datang musim kemarau sumur-sumur kering,
daunan pun gugur bersama reranting hanya mata air air matamu ibu,
yang tetap lancar mengalir
Diksi Penghasil Rima
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan
memutikkan sari-sari kerinduan lantaran hutangku padamu
tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku disini saat bunga kembang menyerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi aku mengangguk meskipun kurang
mengerti
bila kasihmu ibarat samudra sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
Sumber: pixabay.com
bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku.
Sumber: pixabay.com
• Citraan penglihatan
o sumur-sumur kering,
o daunan pun gugur bersama reranting o hanya mata air air matamu ibu,
o Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Citraan
• Citraan perasa
o sedap kopyor susumu
• Citraan perasaan
o di hati ada mayang siwalan
o memutikkan sari-sari kerinduan
Sumber: pixabay.com
Gaya Bahasa
• Metafora
o ibu adalah gua pertapaanku
o ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala o menyuruhku menulis langit biru
• Simile
o bila kasihmu ibarat samudra Sumber: pixabay.com
Tipografi
• Penulisan bait puisi rata kiri.
• Tiap bait memiliki jumlah baris yang berbeda. Bait pertama 6 baris, bait kedua 7 baris, bait ketiga 5 baris, bait keempat 9 baris, bait kelima 2 baris, dan bait keenam 4 baris.
• Penggunaan huruf kapital ada pada awal puisi dan digunakan pada huruf awal penulisan kata “Tuhan”.
• Adanya penggunaan tanda baca koma dan penggunaan tanda baca titik.
Sumber: pixabay.com
Syukuri keberadaan sosok ibu yang sangat besar kasih sayang dan jasanya untuk anak hingga akan sulit bagi kita membalasnya.
Amanat
Sumber: pixabay.com