• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unsur-Unsur Pembangun Puisi

N/A
N/A
Le Sinau Le

Academic year: 2025

Membagikan "Unsur-Unsur Pembangun Puisi"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Unsur-Unsur Pembangun Puisi

(2)

Unsur Pembangun Puisi

Unsur Pembangun

Unsur Instrinsik

Unsur Ekstrinsik

(3)

Unsur Intrinsik

Tema Diksi Citraan

Gaya Bahasa Tipografi Amanat

(4)
(5)

TEMA

Tema merupakan unsur utama dalam puisi karena berkaitan dengan gagasan yang ingin disampaikan oleh penyair.

Makna dari puisi akan sangat berkaitan dengan tema sehingga tanpa tema maka puisi akan terlihat tidak

bermakna. Sumber: pixabay.com

(6)

DIKSI

Diksi merupakan pilihan kata. Dalam puisi, diperlukan pemilihan kata yang tepat oleh penyair untuk menyampaikan gagasannya. Diksi yang tepat juga akan menimbulkan suasana makna tertentu. Oleh karena itu, untuk memilih kata, seorang penyair harus mempertimbangkan

makna, rima, irama, estetika, hingga nada. Sumber: pixabay.com

(7)

CITRAAN Citraan disebut juga imaji. Citraan merupakan penggunaan bahasa untuk membangkitkan gambaran terhadap kesan yang diterima oleh pancaindra. Dengan citraan, pembaca atau pendengar puisi akan mampu berimajinasi seolah-olah dapat melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami hal- hal yang diungkapkan dalam puisi.

Sumber: pixabay.com

(8)

GAYA BAHASA

Gaya bahasa atau majas adalah pengunaan bahasa untuk memperoleh efek tertentu dan menimbulkan makna konotasi. Gaya bahasa dapat membuat rangkaian kata dalam puisi menjadi lebih indah. Ada beberapa majas yang sering muncul dalam puisi, di antaranya ialah paralelisme, ironi, hiperbola, metafora, personifikasi, metonimia, simile, sinekdoke, dan lain-lain.

Sumber: pixabay.com

(9)

Paralelisme

Majas perulangan terhadap kata yang digunakan di setiap baris dalam satu bait.

Contoh:

Kau adalah kertas putih Kau adalah gelas kosong Kau adalah nafas kehidupan

Kau adalah manusia kecil yang sedang tumbuh

Ironi

Majas yang mengandung makna bertentangan yang dimaksudkan untuk menyindir.

Contoh:

Si jago merah pun ikut menyikat habis hutanku

Ulah orang-orang yang pintar dan bijaksana

merusak bumiku

(10)

Hiperbola

Majas yang mengungkapkan sesuatu dengan berlebihan, bahkan tidak masuk akal.

Contoh:

Kulitnya putih seputih susu.

Wajahnya bersinar menyilaukan mata Membuat hati bertanya-tanya

Mampukah aku memilikinya

Metafora

Majas yang membandingkan hal tanpa menggunakan kata-kata pembanding.

Contoh:

Kulitnya putih seputih susu.

Wajahnya bersinar menyilaukan mata Membuat hati bertanya-tanya

Mampukah aku memilikinya

(11)

Personifikasi

Majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup atau memiliki sifat seperti manusia.

Contoh:

Ribuan tetesan air menyerbu bumi Memaksa sang awan untuk menangis

Sementara butiran-butiran bening menari diatas tanah Petir pun tak sungkan untuk mengaung

Bersamaan dengan angin yang berlari menerjang alam

Sumber: pixabay.com

(12)

Metonimia

Majas yang mengiaskan sesuatu dengan nama pengganti. Nama tersebut biasanya berkaitan dengan ciri khas, merek, benda, atribut, atau lainnya.

Contoh:

Ngiau…Ngiau! dalam darah ia bercucuran lewat dia mendera ngilu ngiau

dia bergegas dalam pupilku dalam rimba darahku dia besar dia bukan harimau

Simile

Majas yang menyamakan satu hal dengan hal lain secara eksplisit. Majas simile biasanya ditandai dengan penggunaaan kata pembanding, seperti, bak, bagai, bagaikan, layaknya, laksana, ibarat, umpama, dan lain- lain.

Contoh:

Suratmu masih saja indah kubaca Bagai ricik kali dan taman bunga Di padang tandus cintaku

(13)

Sinekdoke

majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas ini dibedakan menjadi dua bentuk berikut.

1) Pars pro toto : penyebutan sebagian untuk keseluruhan

Tapi apalah artinya aku ini

Yang hanya mempunyai sebuah gubuk reyot Dengan 6 kepala di dalamnya

Tidak bisa berbicara lantang

2) Totem pro parte: penyebutan keseluruhan untuk sebagian

Suatu musibah kecil

Menghantam dunia besar Luas

Sengsarakan rakyat Sulit

Hingga tangis redup jadi rintih

(14)

TIPOGRAFI

Tipografi merupakan penyusunan baris dan bait puisi, seperti pengaturan baris, penulisan huruf awal tiap baris, dan tanda baca titik pada akhir baris atau bait. Hal-hal seperti itu akan memengaruhi pemaknaan suatu puisi. Tipografi menjadi unsur pembeda yang paling jelas antara prosa dan puisi.

Sumber: pixabay.com

(15)

AMANAT

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca puisinya. Biasanya, amanat merujuk kepada ajaran tentang sikap, akhlak, budi pekerti, susila, dan sebagainya.

Sumber: pixabay.com

(16)

Unsur Ekstrinsik

Latar Belakang Sosial Nilai

(17)

Latar Belakang

Unsur latar belakang penyair cukup berpengaruh dalam pembuatan puisi. Pengalaman hidup dan kondisi kejiwaan penyair akan mengalir dalam puisinya.

Sumber: pixabay.com

(18)

Sosial

Unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat dan lingkungan ketika puisi itu dibuat. Bisa berupa lingkungan sekitar penulis, isu yang menarik perhatian penulis, sampai iklim politik di negara yang berkaitan.

Sumber: pixabay.com

(19)

Nilai

Unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi, politik, budaya, adat- istiadat, hukum, religi, dan lain-lain. Nilai-nilai yang dipegang seorang penyair akan ikut terkandung dalam puisi yang

ditulisnya. Sumber: pixabay.com

(20)

1. Berikut yang tidak termasuk unsur intrinsik puisi adalah ... . a. tema

b. majas c. citraan d. alur

e. diksi

Uji Kemampuan

(21)

Perhatikan penggalan puisi berikut!

Kau di depanku menarik menari

2. Citraan yang ditimbulkan dari penggalan puisi tersebut adalah ... . a. penciuman

b. penglihatan c. pendengaran d. perasaan

e. pengecapan

(22)

Perhatikan puisi rumpang berikut!

Cukuplah sudah air mata ini menetes Tak ingin lagi aku di sampingmu

Sungguh aku ingin menutup pintu hatiku Melupakanmu semampu aku

Aku merasa jatuh ...

Perlahan kucoba menepi

Walau terasa tak berdaya lagi

3. Larik bermajas untuk melengkapi puisi tersebut adalah ... .

a. tenggelam di samudra luas tak bertepi

b. di tepi jalan raya yang sangat ramai c. duduk termenung sendiri di sore

hari

d. kekuatan yang tiba-tiba menghilang e. banyak orang yang merasa kasihan

kepadaku

(23)

Unsur pembangun puisi adalah hal-hal yang membentuk sebuah puisi.

Unsur pembangun puisi terbagi menjadi 2, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun puisi dari dalam dan terkandung di dalam sebuah puisi.

Unsur intrinsik diantaranya ialah tema, diksi, citraan, gaya bahasa, tipografi, dan amanat.

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun dari luar yang turut memengaruhi penyair dalam membuat karyanya.

Unsur ekstrinsik diantaranya ialah latar belakang, sosial, dan nilai.

(24)

Contoh Puisi

IBU

(Karya D. Zawawi Imron)

Kalau aku merantau

lalu datang musim kemarau sumur-sumur kering,

daunan pun gugur bersama reranting hanya mata air air matamu ibu,

yang tetap lancar mengalir

Sumber: pixabay.com

(25)

bila aku merantau

sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku

di hati ada mayang siwalan

memutikkan sari-sari kerinduan lantaran hutangku padamu

tak kuasa kubayar

Sumber: pixabay.com

(26)

ibu adalah gua pertapaanku

dan ibulah yang meletakkan aku disini

saat bunga kembang menyerbak bau sayang ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi aku mengangguk meskipun kurang mengerti

Sumber: pixabay.com

(27)

bila kasihmu ibarat samudra sempit lautan teduh

tempatku mandi, mencuci lumut pada diri

tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan

namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu lantaran aku tahu

engkau ibu dan aku anakmu Sumber: pixabay.com

(28)

bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala sesekali datang padaku

menyuruhku menulis langit biru

dengan sajakku. Sumber: pixabay.com

(29)

Analisis Unsur Pembangun Puisi

Tema

Kasih sayang dan jasa seorang ibu

Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau

sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir

lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku

dan ibulah yang meletakkan aku disini

bila kasihmu ibarat samudra

(30)

Diksi

lalu datang musim kemarau musim kemarau kesulitan

hanya mata air air matamu ibu, mata air sumber kehidupan air matamu doa ibu

di hati ada mayang siwalan mayang siwalan kenangan

ibu adalah gua pertapaanku gua pertapaanku rahim ibu

Sumber: pixabay.com

(31)

bila kasihmu ibarat samudra

kasihmu ibarat samudra kasih ibu tak terbatas

kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu

pahlawan berjasa

bila aku berlayar lalu datang angin sakal angin sakal hambatan atau cobaan

ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala bidadari kecantikan dan kebaikan budi pekerti

Sumber: pixabay.com

(32)

Kalau aku merantau

lalu datang musim kemarau sumur-sumur kering,

daunan pun gugur bersama reranting hanya mata air air matamu ibu,

yang tetap lancar mengalir

Diksi Penghasil Rima

bila aku merantau

sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku

di hati ada mayang siwalan

memutikkan sari-sari kerinduan lantaran hutangku padamu

tak kuasa kubayar

(33)

ibu adalah gua pertapaanku

dan ibulah yang meletakkan aku disini saat bunga kembang menyerbak bau sayang

ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi aku mengangguk meskipun kurang

mengerti

bila kasihmu ibarat samudra sempit lautan teduh

tempatku mandi, mencuci lumut pada diri

tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku

kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu

lantaran aku tahu

engkau ibu dan aku anakmu

Sumber: pixabay.com

(34)

bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala sesekali datang padaku

menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku.

Sumber: pixabay.com

(35)

• Citraan penglihatan

o sumur-sumur kering,

o daunan pun gugur bersama reranting o hanya mata air air matamu ibu,

o Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi

Citraan

• Citraan perasa

o sedap kopyor susumu

• Citraan perasaan

o di hati ada mayang siwalan

o memutikkan sari-sari kerinduan

Sumber: pixabay.com

(36)

Gaya Bahasa

• Metafora

o ibu adalah gua pertapaanku

o ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala o menyuruhku menulis langit biru

• Simile

o bila kasihmu ibarat samudra Sumber: pixabay.com

(37)

Tipografi

• Penulisan bait puisi rata kiri.

• Tiap bait memiliki jumlah baris yang berbeda. Bait pertama 6 baris, bait kedua 7 baris, bait ketiga 5 baris, bait keempat 9 baris, bait kelima 2 baris, dan bait keenam 4 baris.

• Penggunaan huruf kapital ada pada awal puisi dan digunakan pada huruf awal penulisan kata “Tuhan”.

• Adanya penggunaan tanda baca koma dan penggunaan tanda baca titik.

Sumber: pixabay.com

(38)

Syukuri keberadaan sosok ibu yang sangat besar kasih sayang dan jasanya untuk anak hingga akan sulit bagi kita membalasnya.

Amanat

Sumber: pixabay.com

Referensi

Dokumen terkait

Unsur intrinsik prosa terdiri dari tema dan amanat, alur, tokoh, latar, sudut pandang, serta bahasa yang dipergunakan pengarang untuk mengekspresikan gagasannya.. Tema prosa

mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama secara tepat dan jelas, menunjukkan kutipannya, serta dapat menjelaskan maksud unsur intrinsik teks drama yang ditemukan

Demikian materi tentang NOVEL meliputi Pengertian novel, ciri dan jenis novel, unsur intrinsik dan ekstrinsik novel.

Analisis unsur intrinsik puisi pada aspek perasaan ini siswa yang dapat menggambarkan amanat secara jelas dalam isi puisi yang dibuat dari 36 orang siswa yang

Implementasi metode Outdoor Study dengan musikklasik terhadap kemampuan menganalisis unsur- unsur pembangun puisi pada puisi “Batas” siswa kelas X MIPA-3 di SMA Negeri 87 Jakarta

KESIMPULAN Adanya peningkatan kemampuan menganalisis unsur pembangun puisi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan pada siklus I, II dan III baik

Dengan demikian, fokus pembahasan pada penelitian ini adalah unsur-unsur yang terdapat pada puisi “Isyarat” karya Kuntowijoyo dilihat dari aspek unsur fisik dan unsur batin.. Hal ini

Proposal analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita pendek Sandiwara Langit karya Abu Umar