• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

TEACHER CREATIVITY IN HISTORY SUBJECT IN CLASS X MAS ISLAMIYAH BATAHAN SILAPING FIELD BATAHAN

WEST PASAMAN

Langgo sari1 Kaksim2 Ranti Nazmi3

Proram Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat langgosarinaxpasbarimut@yahoo.co.id, kaksim010983@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa kreativitas guru pada mata pelajaran sejarah kelas X di MAS Islam iyah Batahan Silaping belum ideal, di temui saat observasi bahwa guru menjelaskan materi sering menggunakan metode ceramah dan guru jarang memakai media, Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kreativitas gu ru pada mata pelajaran sejarah kelas X di MAS Islamiyah Batahan Silaping dan mendeskripsikan penerapan tuju h indikator kreativitas guru. Informan penelitian adalah 10 orang peserta didik, guru sejarah yang mengajar dikel as X, Kepala sekolah, wakil kurikulum serta guru sejarah kelas XI di MAS Islamiyah Batahan Silaping Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui teknik non tes yang terdi ri atas pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Kreativitas guru di MAS Islamiyah Batahan Silaping belum ideal karena masih ada dari tujuh kreativitas guru yang dipakai belu m bisa diterapkan yaitu, memperluas wawasan dan pengetahuan mengembangkan komunitas kelas, mengoptima lkan pemanfaatan teknologi pembelajaran memunculkan tantangan, memperhatikan perbedaan individual siswa dan dapat disimpulkan bahwa Penerapan kreativitas guru di MAS Islamiyah Batahan silaping Ranah Batahan K abupaten Pasaman Barat belum ideal.

Kata Kunci : Kreativitas, Guru, Pelajaran Sejarah

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Dosen Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

KREATIVITAS GURU PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X DI MAS ISLAMIYAH BATAHAN SILAPING

RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

Langgo sari1 Kaksim2 Ranti Nazmi3

Proram Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

langgosarinaxpasbarimut@yahoo.co.id

,

kaksim010983@gmail.com

ABSTRACT

This study background that the creativity of teachers on the subjects of history class X MAS Islamiyah Batahan Silaping not ideal, encountered when the observation that the teacher explains the material often use the lecture method and teachers rarely use the media, this study aimed to describe the creativity of teachers on the subjects of history class X MAS Islamiyah Batahan Silaping and describe the application of the seven indicators of teachers' creativity. The informants are 10 learners, a history teacher who taught in class X, principal, vice curriculum as well as a history teacher in class XI in MAS Islamiyah Batahan Silaping Sphere Batahan West Pasaman. In this study, data were collected through non-test technique which consists of guidelines for observation, interviews, and documentation. The results showed that: Creativity teachers in MAS Islamiyah Batahan Silaping not ideal because there are seven teachers employed creativity can not be implemented, namely, broaden their horizons and develop community knowledge classes, optimize the use of learning technology presents challenges, attention to individual differences of students. From this study it can be concluded that the adoption of the creativity of teachers in MAS Islamiyah Batahan silaping Sphere Batahan West Pasaman not ideal.

Key words: Creativity, Teacher, History Subject

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Dosen Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

(5)

PENDAHULUAN

Sejak manusia diciptakan, pendidikan menempati urutan pertama sebagai alat yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Makna pendidikan memiliki subtansi yang sangat mendasar karena melibatkan tiga paradigma dalam filsafat pendidikan. Dilihat secara etimologis, pendidikan merupakan kebutuhan manusia, secara epistomologis, pendidikan merupakan sumber utama pencerdasan, dan dilihat secara aksiologis, pendidikan berfungsi mengembangkan keterampilan manusia sehingga dapat mempertahankan kehidupan dan memenuhi penghidupannya. (Hamdani, 2011:13).

Kreativitas merupakan satu istilah yang terkait dengan upaya meningkatkan daya pikir atau gagasan seseorang dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan kreatifitas diharapkan pelaksanaan suatu aktifitas lebih bersifat aktif, dinamis, menggairahkan dan pada akhirnya mengarah pada pencapaian kualitas hasil yang diharap. Bahkan dengan mewujudkan kreatifitas yang berkesinambungan, diharapkan akan mencapai hasil dan tujuan yang terus meningkat dari waktu kewaktu. (Iskandar, 2010:1)

Guru merupakan seorang pemimpin yang mempunyai peran dan fungsi teramat besar dalam mempengaruhi prestasi belajar anak didik.

Oleh karena itu, diperlukan pemikiran kretif daan inovatif dari guru agar dapat mewujudkan peran dan fungsinya itu secara efektif, yang mampu mempengaruhi anak didik dan mencapai hasil belajar yang memadai. (Iskandar, 2010:

103). Selanjutnya menurut (Hamka,2012: 19) Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru, digugu artinya diindahkan atau dipercaya sedangkan ditiru artinya dicontoh.dari bahasa sanskerta, kata guru adalah gabungan dari kata gu dan ru. Gu artinya kegelapan dan ru artinya melepaskan.

Menurut (Iskandar, 2010:69) kreatifitas guru meliputi cara-cara sebagai berikut:

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan b. Mengembangkan komunitas kelas c. Mengembangkan lingkungan fisik d. Mengembangkan sikap keterbukaan

e. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi pembelajaran

f. Memunculkan tantangan

g. Memperhatikan perbedaan individual siswa Berdasarkan hasil observasi penulis pada tanggal 05 maret 2016 di MAS Islamiyah Batahan Silaping Ranah Batahan kabupaten Pasaman Barat penulis melihat kreatifitas guru pada mata pelajaran sejarah belum ideal, terlihat saat guru menjelaskan materi sering menggunakan metode ceramah dan guru jarang memakai media, siswa juga banyak diam saat guru menjelaskan didepan kelas, hal ini terlihat

pada saat guru bertanya setelah menjelaskan materi, dari 30 orang siswa di kelas X1 hanya 2 orang yang bisa menjawab pertanyaan guru. Hal ini ditegaskan dengan hasil wawancara dengan seorang siswa yang tidak menjawab pertanyaan guru, alasan siswa tidak menjawab yaitu Diana putri sebagai berikut: “saya kurang paham terhadap apa yang jelaskan guru, karena guru menggunakan metode ceramah, saya lebih suka guru menggunakan diskusi kelompok, saya lebih mengerti dari pada guru menjelaskan didepan”.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul “Kreatifitas Guru pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X di MAS Islamiyah Batahan Silaping Ranah Batahan KabupatenPasmaan Barat.”

Tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan kreatifitas guru pada mata pelajaran sejarah kelas X di MAS Islamiyah Batahan Silaping Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat dan untuk mendeskripsikan penerapan tujuh indikator kreativitas guru.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana kreatifitas guru pada mata pelajaran sejarah kelas X di MAS Islamiyah Batahan Silaping Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat dan bagaimana guru sejarah menerapkan tujuh indikator kreativitas guru.

KAJIAN TEORI

Kreatifitas merupakan satu istilah yang terkait dengan upaya meningkatkan daya pikir atau gagasan seseorang dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan kreatifitas diharapkan pelaksanaan suatu aktifitas lebih bersifat aktif, dinamis, menggairahkan dan pada akhirnya mengarah pada pencapaian kualitas hasil yang diharap. Bahkan dengan mewujudkan kreatifitas yang berkesinambungan, diharapkan akan mencapai hasil dan tujuan yang terus meningkat dari waktu kewaktu. (Iskandar, 2010:1).

Selanjutnya menurut (Yanuar, 2015:228) Makna kreativitas ialah optimalisasi penggunaan daya intelektual untuk mengembangkan kepribadian dan mencapai kesuksesan ketika berinteraksi dengan orang lain. Bagi guru kreativitas ditujukan kepada peserta didik serta ditunjukaan pada saat mengajar. Guru harus mempunyai daya intelektual tinggi sehingga bisa menjalin interaksi belajar-mengajar yang efektif bersama peserta didik. Selain meningkatkan aspek intelektual, guru juga bertugas mengasah kreativitas peserta didik sesuai potensi masing-masing.

Prinsip kreatifitas, menurut (Iskandar, 2010:93) sejumlah prinsip dari pemikiran nabawi tentang prinsip berfikir kreatif, yaitu:

Jauhkan dari kelumpuhan berfikir, kreatifitas baru terwujud apabila orang menjauhkan diri dari kelumpuhan berfikir, sebaliknya mendorong

1

(6)

keterbukaan dan mengembangkan pendapat, Perubahan ijtihad/ikhtiar, seorang intelktual yang kreatif dan inovatif memiliki fleksibilitas dalam menyikapi dan bertindak terhadap sebagai peristiwa dan situasi, sebaliknya tidak lumpuh dengan pendapat tertentu dan terjebak dalam kemiskinan berfikir, Pemecahan masalah secara kreatif.

Pengembangan strategi kreatifitas guru meliputi cara-cara sebagai berikut:

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan, seorang guru harus senantiasa berupaya memperluas wawasan dan pengetahuannya, baik untuk diri sendiri maupun sebagai bagian dalam pelaksanaan fungsi dan tugas mengajarnya. Jika pengetahuan guru sempit maka akan mengakibatkan keterbatasan dalam penyampaian gagasan atau ide, sehingga cenderung menonton dan membosankan peserta didik. Memperluas wawasan serta pengetahuan dapat diperoleh melalui banyak membaca buku, novel, majalah, buletin, internet.

b. Mengembangkan komunitas kelas, kelas dapat dianggap sebagai komunitas terkecil di dalam lingkungan sekolah. Sebagai suatu komunitas, kelas pun merupakan arena sosial dimana berlangsung interaksi sosial antar individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, maupun kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Interaksi itu bisa terjadi antara guru dengan siswa, guru dengan guru, maupun antar siswa.

c. Mengembangkan lingkungan fisik adalah tempat dan ruang dimana pembelajaran berlangsung. lingkungan ini perlu diperhatikan oleh guru, karena bukan hanya memberikan energi, tetapi juga suasana hati.

lingkungan dapat meliputi suasana psikologis disekitar peserta didik, memberikan rangsangan yang kuat, serta munculnya ruang yang tidak sehat.

d. Mengembangkan sikap keterbukaan, Orang akan berjiwa kreatif apabila ia terbuka dengan gagasan atau ide, pendapat atau sesuatu hal yang baru.

e. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi pembelajaran, guru dalam menjalankan tugas dan fungsi mengajar, strategi lain yang perlu dikembangkan oleh seorang guru adalah kemampuan dalam memanfaatkan metode pembelajaran secara variatif dan sesuai kebutuhan.

f. Memunculkan tantangan, strategi yang perlu dikembangkan oleh guru dalam pelaksanaan belajar mengajar adalah kemampuan untuk memunculkan tantangan kepada siswanya dan tugas siswa mencari serta menemukan alternatif pemecahannya, bahan ajar atau materi pelajaran yang kurang memberikan

tantangan, kurang menarik bagi siswa dan cenderung membosankan.

g. Memperhatikan perbedaan individual siswa, peserta didik merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda antar satu sama lain, sehingga memerlukan perhatian guru untuk mengembangkan strategi kreatifitasnya terhadap perbedaan itu.

Guru merupakan seorang pemimpin yang mempunyai peran dan fungsi teramat besar dalam mempengaruhi prestasi belajar anak didik.

Oleh karena itu, diperlukan pemikiran kretif daan inovatif dari guru agar dapat mewujudkan peran dan fungsinya itu secara efektif, yang mampu mempengaruhi anak didik dan mencapai hasil belajar yang memadai. (Iskandar, 2010:

103)

Pengertian Pembelajaran Sejarah, menurut (Gunawan, 2013:196) Pendidikan tidak hanya diarahkan untuk menanamkan pemahan masa lampau hingga masa kini, menumbuhkan tentang adanya perkembangan masyarakat kebangsaan dan cinta tanah air serta bangga sebagai bangsa indonesia dan memperluas wawasan hubungan masyarakat antar bangsa didunia, tetapi ditekankan pula pada berbagai kegiatan yang dapat memberikan pengalaman yang dapat menumbuhkan rasa kebangsaan dan kecintaan pada manusia secara universal.

Pengertian belajar dan pembelajaran, menurut pengertian secara etimologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar ialah suatu usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 2013:2)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Penelitian ini dilakukan di MAS Islamiyah Batahan Silaping Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini di laksanakan dari bulan Mei 2016 sampai dengan Februari 2017.

Subyek dalam penelitian ini adalah guru sejarah kelas X tahun ajaran 2015/2016. Sumber data penelitian ini adalah pengamatan terhadap guru kelas X dan wawancara dengan peserta didik kelas X, kepala sekolah, wakil kurikulum, serta guru sejarah yang mengajar dikelas X di MAS Islamiyah Batahan Silaping Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat tahun ajaran 2015/2016.

2

(7)

Informan penelitian adalah 10 orang peserta didik, guru sejarah yang mengajar dikelas X, Kepala sekolah, wakil kurikulum serta guru sejarah kelas XI di MAS Islamiyah Batahan Silaping Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui teknik non tes yang terdiri atas pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.

HASIL PENELITIAN

MAS Islamiyah Batahan (MAS-IB) Silaping terletak di Jln. Lintas Barat silaping kecamatan ranah batahan kabupaten pasaman barat. MAS Islamiyah Batahan (MAS-IB) Silaping Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai dengan Februari 2017. Sebelum dilakukan wawancara dengan informan penelitian terlebih dahulu melakukan observasi kedalam kelas ketika guru mengajar dikelas X.

Setelah dilakukan observasi penulis melakukan wawancara dengan guru Sejarah yang mengajar di kelas X yaitu ibu Desneri, untuk memperkuat keterangan dari guru sejarah maka penulis juga melakukan wawancara dengan peserta didik yang diajar oleh guru tersebut, selain itu juga dilakukan wawancara dengan kepala sekolah, wakil kurikulum serta guru sejarah kelas XI.

Sekolah tempat penulis melakukan penelitian menpunyai guru-guru yang cukup kreatif, kreativitasnya dilihat dari banyak sumber yang di gunakan sebelum mengajarkan materi seperti membaca buku yang ada di perpustakaan maupun yang mereka beli sendiri, serta membaca di internet tentang apa yang akan mereka jelaskan. Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh kepala sekolah, wakil kurikulum.

Membantu peserta didik untuk mempelajari sejarah di perlukan seorang guru yang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran sejarah.

Karena kreativitas ini merupakan hal yang di butuhkan untuk meningkatkan daya pikir atau gagasan seseorang dalam menjalankan aktivitasnya. Begitu juga halnya dalam proses pembelajaran sejarah, di butuhkan seorang guru yang kreatif agar peserta didik tidak merasa bosan atau malas untuk mengikuti proses pembelajaran sejarah. Untuk penulis melakukan wawancara dengan peserta didik. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Sejarah juga di kemukakan peserta didik lainnya.

untuk mencapai seorang guru yang kreativitas dibutuhkan 7 pengembangan kreativitas guru yaitu: memperluas wawasan dan pengetahuan, mengembangkan komunitas kelas, mengembangkan lingkungan fisik, mengembangkan sikap keterbukaan, mengoptimalkan pemanfaatan teknologi

pembelajaran, memunculkan tantangan dan memperhatikan perbedaan individual siswa.

Indikator kreativitas guru yang di pakai dalam penelitian ini adalah indikator kreativitas guru menurut (Iskandar, 2010:69) sebagai berikut:

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan, berdasarkan hasil yang peneliti amati dilapangan guru sejarah mempunyai beberapa buku seperti buku paket sejarah, sejarah Nasioanal Indonesia, sejarah indonesia modren karangan Ricklefs, pengantar ekonomi dan akuntansi karangan soemarsho, kesulatanan islam nusantara karangan Darmawijaya, sejarah islam karangan K. Ali dan sejarah Minangkabau karangan Mansoer Dkk, juga dilakukan wawancara dengan guru sejarah kelas X dan guru sejarah kelas XI dan peserta didik. Guru sejarah juga pernah menggunakan internet sebagai bahan materi, untuk itu penulis mencantumkan link yang pernah di kunjungi guru sejarah sebagai berikut:

https://www.google.co.id/search?site=&sour ce=hp&ei=vTiWlfyM4zJgBg&q=gambar+m anusia+purba&oq=gambar+manusia+purba&

gs_l=mobile,https://www.google.co.id/search

?site=&source=hp&ei=vTiWlfyM4zJgBg&q

=gambar+peninggalan+manusia+purba+indo nesia

Guru sejarah juga pernah menggunakan ataupun membaca koran, terkadang koran di jadikan sebagai sumber tugas siswa yaitu membuat kliping, Guru sejarah juga pernah menjadi peserta Training Management dan Kepemimpinan Tenaga Pendidik serta Penulisan Karya Ilmiah, juga peserta Logakarya Methologi Pengajaran Bagi Guru serta sertifikat pendidik,

b. Mengembangkan komunitas kelas, berdasarkan hasil yang penulis amati pada tanggal 12 Januari terlihat guru sejarah juga memanfatkan gerak tubuhnya seperti saat memberikan contoh. pembelajaran yang bisa di gunakan guru sejarah adalah media gambar, karena penggunaan media atau alat pembelajaran seperti infokus belum memadai di MAS Islamiyah Batahan silaping, Guru sejarah juga menggunakan bahasa lisan yang lantang dan jelas dan tertulis yang mudah di mengerti peserta didik. Sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik kelas X, Tercipta juga Hubungan kerjasama antara guru dengan siswa yang konstruktif dan kondusif juga terlihat berdasarkan yang penulis amati.

3

(8)

c. Mengembangkan lingkungan fisik, terlihat pada saat penulis melakukan observasi pada tanggal 13 Januari, penulis melihat ruang belajar siswa bersih, nyaman dan terdapat juga hiasan ruangan seperti telong-telong, kata mutiara, gambar pahlawan, juga struktur kelas dan juga warna tembok yang nyaman, penulis melakukan wawancara dengan guru sejarah kelas X dan peserta didik.

d. Mengembangkan sikap keterbukaan, berdasarkan yang penulis temui di lapangan pada tanggal 12 januari terlihat guru sejarah melaksanakan tanya jawab dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang kreatif perlu mengembangkan strategi pembelajarannya yang mengarah pada keterbukaan. Ia harus membuka diri terhadap pendapat maupun datangnya kritik dari pihak lainnya, termasuk siswa, sehingga dapat digunakan sebagai refleksi dan introfeksi terhadap apa yang dilakukannya selama ini.

Guru sejarah pernah dikritik oleh beberapa orang disekitarnya, seperti siswa, kepala sekolah bahkan karyawan sekolah. Untuk memperkuat hal tersebut peneliti melakukan wawancara dengan guru sejarah kelas X dan peserta didik.

e. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi pembelajaran, berdasarkan yang penulis temui di lapangan guru sejarah belum bisa memanfaatkan teknologi pembelajaran, karena penyediaan alat pembelajaran seperti infokus belum memadai di Mas Islamiyah Batahan silaping. Oleh karena itu guru sejarah memakai media gambar, yang dicetak diselembar kertas.

f. Memunculkan tantangan, sesuai hasil yang penulis temui di lapangan, penulis melihat peserta didik mengumpulkan tugas resume di doublefolio tentang mencari informasi tentang topik-topik bahan ajar untuk pertemuan berikutnya

g. Memperhatikan perbedaan individual siswa , guru dapat menentukan tindakan apa yang perlu dijalankan terhadap siswa yang terkategori memiliki kemampuan rata-rata dan kurang mampu. Tindakan yang perlu dilakukan terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan rata-rata dan kurang mampu dengan memberikan perhatian dan perlakuan ekstra dapat diberikan melalui pengulangan bahan materi yang diberikan, memberikan tugas atau latuhan soal, memberikan jam bel;ajar tambahan, menggunakan variasi metode dan media belajar. Bagi peserta didik yang terkategori sangat mampu, guru cukup menjelaskan matei pelajaran dengan menggunakan metode ceramah.

Berdasarkan yang penulis amati di lapangandan hasil wawancara dengan guru sejarah, kepala sekolah, wakil kurikulum, guru sejarah kelas XI serta peserta didik, di temui bahwa tujuh indikator kreativitas guru yang peneliti pakai dalam penelitian ini belum ideal di terapkan oleh guru sejarah, karena masih ada bagian dari tujuh indikator kreativitas guru yang belum di terapkan. Oleh karena itu penulis mendeskripsikan kreativitas guru yang sudah di terapkan dan yang belum di terapkan berdasarkan hasil observasi peneliti dan hasil wawancara dengan guru sejarah, kepala sekolah, wakil kurikulum, guru sejarah kelas XI serta peserta didik, di Mas Islamiyah Batahan Silaping, yang dapat di lihat di bawah ini:

a. Memperluas wawasan dan pengatahuan, kreativitas guru yang sudah di terapkan adalah penggunaan buku dalam mencari sumber untuk bahan ajar, penggunaan internet untuk mencari materi bahan ajar dan juga tugas peserta didik, penggunaan koran sebagai pembuatan kliping, penggunaan majalah sebagai pembuatan kliping, mengikuti seminar/workshop sebagai penambah wawasan dan pengetahuan.

Sedangkan yang belum di terapkan adalah penggunaan buletin, novel dan jurnal.

b. Mengembangkan komunitas kelas, kreativitas guru yang sudah di terapkan adalah menggunakan metode pembelajaran seperti metode ceramah dan metode diskusi, menggunakan media pembelajaran seperti media gambar, menggunakan bahasa lisan dan tulisan yang lantang dan jelas dalam menyampaikan materi mudah di mengerti peserta didik, memakai gerak tubuh yang menarik saat menjelaskan materi. Sedangkan yang belum di terapkan adalah hubungan kerjasama dengan siswa yang konstruktif dan kondusif.

c. Mengembangkan lingkungan fisik, kreativitas guru yang sudah di terapkan adalah membersihkan tempat dan ruang belajar sebelum belajar jika ruangan masih kotor, memperhatikan pencahayaan yang memadai di ruang belajar peserta didik, memakai warna cat tembok yang tepat dan nyaman bagi peserta didik untuk belajar, ruang belajar yang jauh dari kebisingan, menghindari aroma bau yang kurang sedap di dalam ruang belajar peserta didik dan mendekorasi ruangan setiap awal semester.

d. Mengembangkan sikap keterbukaan, kreativitas guru yang di terapkan adalah kritik atau saran dari siswa, kepala sekolah, sesama guru, karyawan/i serta masyarakat, adanya tanya jawab dalam proses pembelajaran dan adanya diskusi dalam proses pembelajaran.

4

(9)

e. pemanfaatan teknologi pembelajaran, kreativitas guru yang sudah di terapkan adalah penggunaan metode pembelajaran seperti metode ceramah dan diskusi dan penggunaan media atau alat pembelajaran yang bisa di gunakan hanya media gambar, karena di Mas Islamiyah Batahan penyediaan media atau alat pembelajaran seperti infokus belum memadai.

f. Memunculkan tantangan, kreativitas guru yang sudah di terapkan adalah curah gagasan/ide seperti memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari informasi tentang topik bahan ajar.

Sedangkan yang belum di terapkan adalah pengembangan hubungan atau kaitan dan permainan peran serta tes harian atau tes kecil di akhir jam pelajaran sejarah.

g. Memperhatikan perbedaan individual siswa, kreativitas guru yang sudah di terapkan adalah bagi peserta didik yang berkemampuan rata-rata dan kurang mampu dengan memberikan tugas/latihan soal dan menggunakan variasi metode dan media.

Bagi peserta didik yang sangat mampu dengan memberikan tugas/latihan soal dan menggunakan variasi metode dan media.

Sedangkan yang belum diterapkan bagi peserta didik yang mempunyai kemampuan rata-rata dan kurang mampu serta peserta didik yang sangat mampu adalah memberikan jam belajar tambahan.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah di lakukan, maka dapat di simpulkan bahwa kretivitas guru sejarah di MAS Islamiyah Batahan Silaping belum ideal, karena masih ada dalam tujuh indikator kreativitas guru yang belum bisa di terapkan. Adapun indikator kreativitas guru adalah pertama, memperluas wawasan dan pengetahuan dengan membaca buku, novel, internet, jurnal, koran, majalah dan mengikuti seminar/workshop. Kedua, mengembangkan komunitas kelas dengan menggunakan metode pembelajaran, menggunakan media pembelajaran, kemampuan memanipulasi bahasa lisan dan tulisan yang mudah dicerna, gerak tubuh yang menarik, dan hubungan kerjasama dengan siswa yang konstruktif dan kondusif. Ketiga, mengembangkan lingkungan fisik dengan memperhatikan kebersihan tempat dan ruang belajar, pencahayaan yang memadai, warna cat tembok, jauh dari kebisingan, aroma bau dan mendekorasi ruangan. Keempat, mengembangkan sikap keterbukaan dengan menerima kritik dan saran dari pihak lain, tanya

jawab dalam proses pembelajaran dan diskusi.Kelima, mengoptimalkan pemanfaatan teknologi pembelajaran dengan menerapkan metode dan media pembelajaran. Keenam, memunculkan tantangan dengan curah gagsan/ide, pengemabngan hubungan/kaitan, permainan peran dan tes harian. Ketujuh, memperhatikan perbedaan individual siswa denganmenulang bahan ajar, memberikan tugas, jam belajar tambahan dan menggunakan metode dan media pembelajaran.

Penerapan kreativitas guru di MAS Islamiyah Batahan silaping Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat yang belum di terapkan adalah memperluas wawasan dan pengatahuan, yang belum di terapkan adalah penggunaan buletin, novel dan jurnal, mengoptimalkan pemanfaatan teknologi pembelajaran, penggunaan media atau alat pembelajaran yang bisa di gunakan hanya media gambar, karena di MAS Islamiyah Batahan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat penyediaan media atau alat pembelajaran seperti infokus belum memadai, memunculkan tantangan, yang belum diterapkan adalah pengembangan hubungan atau kaitan dan permainan peran serta tes harian atau tes kecil di akhir jam pelajaran sejarah, memperhatikan perbedaan individual siswa, yang belum di terapkan bagi peserta didik yang mempunyai kemampuan rata-rata dan kurang mampu serta peserta didik yang sangat mampu adalah memberikan jam belajar tambahan.

Saran

1. Diharapkan kepada guru sejarah agar dapat menerapkan indikator kreativitas guru.

2. Disarankan kepada kepala sekolah untuk melengkapi peralatan pembelajaran di sekolah, maupun sumber permbelajaran supaya guru lebih leluasa dalam menyalurkan kreativitasnya mengajarkan materi.

5

(10)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Abdul Aziz, Hamka. (2012). Karakter Guru Profesional. Jakarta Selatan: Al-Mawardi Prima

Agung, Iskandar. (2010). Meningkatkan Kreatifitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta Timur: Bestari Buana Murni

Brian Garvey dan mary krug. (2015).

“Model-model Pembelajaran Sejarah disekolah Menengah”. Yogyakarta:Ombak Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan.

Jakarta:Rineka Cipta

Darmadi, Hamid. (2010). “Kemampuan Dasar Mengajar”. Bandung:Alfabeta

Gunawan, Rudy. (2013). Pendidikan IPS.

Bandung: Alfabeta

Hamalik, Oemar. (1992). Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung:Sinar baru

Hamdani. (2011). Dasar-Dasar Pendidikan.

Bandung: Pustaka Setia

Maleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa. (2009). Menjadi Guru Profesional.

Bandung:Remaja Posdakarya

Munandar, Utami.(2009). Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Sardiman. (2011). “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”. Jakarta:Grafindo

Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta _______.(2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Soemanto, Wasty.(2006). Psikologis pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung:Alfabeta

Wahab, Rohmalina. (2015). Psikologi Belajar.

Jakarta:Grafindo

Yanuar, A. (2015). Rahasia jadi Guru Faforit-Insfiratif. Yogyakarta: Diva press

Skripsi

Nurazila 2013. Pengaruh Kreatifitas Guru dalam Proses Pembelajaran, Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Mata PelajaranIPS SMP Negeri 4 Sutera Kabupaten Pesisir selatan.

Skiripsi. Padang: STKIP PGRI SUMBAR Mukhlis Filiyang Putra2012.Daya Kreativitas Guru dalam Mengajar Sejarah terhadap Motivasi dan Prestasi Siswa pada kelas XII IPS SMA se-kecamatan Jepara.skripsi. Semarang:

UNS

Astuti 2009, Kreativitas guru dalam pengembangan pembelajaran matematika pada siswa kelas V MI Ma’rif Klangon Kalibawang Kulon Progo. Skripsi: UIN sunan kalijaga jogjakarta

6

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi Lingkungan Pertama, Daya dukung potensi sumber daya wilayah di tempat pelelangan ikan TPI Gaung bagi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kelurahan Gates Nan XX Kecamatan

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemamuan menulis cerpen siswa kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan