• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

THE INFLUENCE OF ENVIROMENT AND THE INCOME OF CHILDBEARING COUPLE (PUS) ON THE LEVEL OF FERTILITY

IN KOTO BALINGKA DISTRICT WEST PASAMAN ESSAY

Oleh :

Nenni Hartina*Erna Juita**Rozana Eka Putri**

*Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

**Staf Pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The aim of this research was to obtain information, process and analize the data and to describe the influence of enviroment and the income of childbearing couple (PUS) on the level of fertility in Koto Balingka District, Wes Pasaman Essay

The type of the research was a descriptive correlation with quantitative approach. The population of this research was all head of famillies belonging to childbearing age in Koto Balingka District. The sample of the research was an many as 113 famillies belonging to childbearing age using Proportional Random Sampling technique sampling.the instrument used in this research was in the form of questionnaire The used in two ways : (1) descriptive analysis, and (2) inferential analysis.

The results showed that: (1) there is positive and significant correlation between of neighborhood on the fertility rate, (2) there is positive and significant correlation between income couples of childbearing age (PUS) the level of the fertility rate and (3) there is positive and significant correlation between neighborhood and revenue of fertile couples jointly on the level of the fertility rate

Key Word : Environment, Income and Fertility

(3)

PENDAHULUAN

Geografi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mencitrakan (fodescribe), menerangkan sifat bumi, menganalisis sifat gejala- gejala kependudukan, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur- unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Geografi ini sering juga disebut sebagai induk dari segala ilmu, dimana geografi mencakup segala hal atau bidang ilmu yang ada sampai saat sekarang ini. Salah satu dari cabang ilmu yang ada dan dimasukkan kedalam kategori ilmu geografi adalah ilmu demografi. Yang dimaksud dengan ilmu demografi ini adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan perkataan lain segala hal ihwal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut, seperti: kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu (Prathama, 2004).

Dalam kajian ilmu demografi yang menjadi pokok tolak ukurnya adalah manusia atau masyarakat yang menempati suatu wilayah tertentu, karena manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan mati dan seterusnya serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik secara positif maupun negatif (Setiadi, 2006 ).

Komponen yang dapat mempengaruhi perubahan jumlah dan komposisi penduduk dalam suatu negara adalah fertilitas. Mempelajari masalah fertilitas berarti mempelajari tentang

suatu tingkah laku fertilitas. Tingkah laku fertilitas, seperti halnya tingkah laku seorang individu pada umumnya dengan faktor ektern meliputi lingkungan dan budaya. Pembahasan mengenai fertilitas sangat beragam dan telah banyak dilakukan berbagai metode baik kualitatif maupun kuantitatif yang secara keseluruhan bertujuan menentukan variabel yang berhubungan dengan tingkah laku fertilitas. Adapun ukuran fertilitas yaitu banyaknya anak lahir hidup yang merupakan hasil reproduksi nyata dari seorang

atau sekelompok wanita (Saleh, 2003).

Dalam ilmu demografi Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut menurun.

Berkaitan dengan kelahiran maka tidak akan terlepas dari seorang wanita yang memiliki usia subur. Yang dimaksud dengan wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik dan mampu untuk melahirkan bayi baik yang masih belum menikah, yang sudah menikah ataupun janda dan memiliki umur antara 15 tahun sampai dengan 49 tahun, akan tetapi seiring kelahiran bayi yang ada pada dalam satu keluarga maka tentunya akan melibatkan antara dua

(4)

orang yaitu suami dan istri yang disebut juga dengan pasangan suami istri (pasangan Usia subur). Pasangan usia subur adalah suami istri yang istrinya berumur antara 15 tahun sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid dan mampu melahirkan bayi (alat reproduksinya masih berfungsi. Dalam proses reproduksi seorang perempuan usia subur melalui empat tahap yaitu hubungan kelamin, konsepsi, kehamilan dan kelahiran. Dalam menganalisa pengaruh sosial budaya terhadap fertilitas, dapatlah ditinjau dari faktor – faktor yang mempunyai kaitan langsung dengan ke empat proses di atas ( BKKBN (2005).

Upaya pengendalian

pertumbuhan penduduk perlu terus ditingkatkan agar perkembangan penduduk sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi kekutan efektif dan berkualitas dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan.

Salah satu faktor yang erat kaitannya kesejahteraan rumah tangga adalah jumlah anak. Semakin banyak jumlah anak maka semakin tinggi pula tanggung jawab dari kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan material dan spritual anggota rumah tagganya.

Dengan demikian pengendalian jumlah kelahiran perlu diperhatikan agar tercapainya keluarga yang berkualitas (Wirdiyatmoko, 2006).

Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis persentase, yaitu :

Analisa Hipotesis

1) Uji Korelasi (Pearson Product Moment )

a. Korelasi Sederhana

Korelasi sederhana

menggunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu sebagai berikut :

rxy = ∑ ∑ ∑

√ ∑

(Siregar, 2013) b. Kontribusi

Besar kecilnya kontribusi atau sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koofisien determinan atau koofisien penentu yaitu :

KP = r2 x 100 %

Siregar, 2013) 2) Analisis regresi

Hipotesis diuji dengan menggunakan regresi linier sederhana, dengan rumus :

̂

Siregar, 2013) 3) Uji t

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Adapun kriteria pengambilan keputusan uji t adalah sebagai berikut :

1. Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < α 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

2. jika probabilitas nilai t atau signifikansi > α 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

(5)

4) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa lingkungan tempat tinggal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat fertilitas sebesar 10,4%, serta pendapatan pasangan usia subur secara parsial berkontribusi signifikan terhadap tingkat fertilitas sebesar 35,4 %, lingkungan tempat tinggal dan pendapatan pasangan usia subur secara bersama-sama berkontribusi dan signifikan terhadap tingkat fertilitas sebesar 36,7 %,

Hasil penelitian diatas diperkuat oleh pendapat beberapa ahli yang telah dikemukakan pada kajian teori (Bab II).

Menurut Hadmaji (2004) fertilitas diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau kelompok wanita dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup, dan sebaliknya merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Menurut Bagues yang dikutip oleh Endru (2000), faktor - faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. Faktor demografi diantaranya adalah struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin pertama, paritas dan proporsi perkawinan.

Sedangkan faktor non demografi antara lain, lingkungan, keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status perempuan, urbanisasi dan industrialisasi. Variabel - variabel di atas

dapat berpengaruh terhadap fertilitas, ada juga berpengaruh tidak langsung.

Pertama, Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan tempat tinggal terhadap tingkat fertilitas di Kecamatan Koto Balingka Kssabupaten Pasaman Barat.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh persamaan regresi (Y = a + b1X1) adalah Y= 0,744 + 0,407X1, hal ini memberikan arti jika lingkungan tempat tinggal naik satu satuan, maka tingkat fertilitas akan ikut naik sebesar 0,407.

Hal ini sejalan dengan pendapat Siswanto (2007) perubahan perilaku reproduksi bersamaan dengan terjadinya pola hidup masyarakat tradisional menjadi industry, semakin baik keadaan lingkungan yang ada di dalam masyarakat maka akan berpengaruh pula terhadap kelahiran yang ada dalam suatu masyarakat.

Berdasarkan hasil uji keberatian maka didapat nilai t = 3,580 dengan signifikan 0,001, Sehingga dapat dikatakan signifikan < α 0,05 (0,001<

0,05). Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan lingkungan tempat tinggal (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat fertilitas (Y) sebesar 10,4%.

Kedua, Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan pasangan usia subur terhadap tingkat fertilitas yang ada di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat.

Berdasarkan hasil penelitian, maka didapat persamaan regresi (Y = a + b1X1) adalah Y= 16,566 + 3,080E-6X2, hal ini memberikan arti jika pendapatan pasangan usia subur naik satu satuan, maka tingkat fertilitas akan ikut naik sebesar 3,080E-6.

Hal ini sejalan dengan pendapat Terence Hull dalam (Singarimbun, 1996) menyatakan bahwa wanita dalam

(6)

kelompok berpenghasilan rendah akan cenderung mengakhiri masa reproduksinya lebih awal dibandingkan dengan wanita pada kelompok berpenghasilan sedang dan tinggi.

Timbulnya perbedaan tersebut menyebabkan fertilitas wanita berpenghasilan tinggi naik lebih cepat dibandingkan dengan wanita berpenghasilan rendah. Semakin besar penghasilan keluarga akan berpengaruh terhadap besarnya keluarga dan pola konsumsi karena terdorong oleh tersedianya barang produk baru sehingga dampak dari pembangunan ekonomi juga akan merubah pandangan tentang jumlah anak yang dilahirkan

Berdasarkan hasil uji keberatian maka didapat nilai t = 7,805 dengan signifikan 0,000 Sehingga dapat dikatakan signifikan < α 0,05 (0,000 <

0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Endru Setia Adi (2013) dengan judul penelitian Faktor-Faktor yang mempengaruhi Fertilitas Di Desa Kandang Tepus Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang “ berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwasanya yang mempengaruhi tingkat fertilitas ada beberapa faktor, yaitu pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pemakaian alat kontrasepsi.

Ketiga, Terdapatnya pengaruh lingkungan tempat tinggal (X1) dan Pendapatan Pasangan Usia Subur (X2) secara simultan terhadap tingkat fertilitas di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan hasil penelitian maka didapat persamaan regresi (Y = a + b1X1+ b2X2) adalah Y=

5,941 + 0,151X1 + 2,991E-6X2,

Hal ini memberikan arti jika lingkungan tempat tinggal naik satu satuan maka tingkat fertilitas akan naik

sebesar 0,151, dan jika pendapatan pasangan usia subur naik satu satuan, maka fertilitas akan ikut naik sebesar 2,991E-6.

Uji F nilai didapat nilai Fhitung

sebesar 31,853 dan sig sebesar 0,000.

Dengan nilai Ftabel sebesar 3,08 maka diketahui nilai Fhitung (13,532) > dari Ftabel (3,08) dan sig (0,000) < dari alpha (0,05) artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan tempat tinggal dan pendapatan pasangan usia subur berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat fertilitas. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh persentase pengaruh lingkungan tempat tinggal dan pendapatan pasangan usia subur secara bersama-sama terhadap tingkat fertilitas memberikan kontribusi (R2x1x2y) sebesar 36,7%.

Lingkungan tempat tinggal dan pendapatan pasangan usia subur secara simultan mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat fertilitas yang ditunjukkan dari koefisien regresi maupun koefisien korelasi yang bertanda positif (+). Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan tempat tinggal dan pendapatan pasangan usia subur berpengaruh positif terhadap tingkat fertilitas, ini menunjukkan bahwa dengan lingkungan tempat tinggal yang baik serta pendapatan yang cukup dan memadai maka akan berpengaruh terhadap jumlah anak yang akan dimiliki oleh sebuah keluarga.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif lingkungan tempat tinggal terhadap tingkat fertilitas di Kecamatan Koto Balingka

(7)

Kabupaten Pasaman Barat.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai untuk variabel lingkungan tempat tinggal sebesar sebesar 3,580 dengan signifikansi 0,001 sehingga dapat dikatakan signifikan < α 0,05 (0,000< 0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya lingkungan tempat tinggal (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap fertilitas (Y).

Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh variabel lingkungan tempat tinggal adalah sebesar 10,4

%.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif pendapatan pasangan usia subur terhadap tingkat fertilitas di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat.

Berdasarkan hasil perhitungan di dapat nilai untuk variabel pendapatan Pasangan Usia Subur sebesar 7,805 dengan signifikansi 0,000 sehingga dapat dikatakan signifikan < α 0,05 (0,000< 0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya pendapatan (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar belajar (Y).

Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh variabel pendapatan pasangan usia subur adalah sebesar 35,4 %.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif lingkungan tempat tinggal dan pendapatan pasangan usia subur secara bersama-sama terhadap tingkat fertilitas di Kecatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai Fhitung

sebesar sebesar 31,853 dan sig sebesar 0,000. Dengan nilai Ftabel sebesar 3,127 maka diketahui nilai Fhitung (27,970) > dari Ftabel (3,127)

dan sig (0,000) < dari α 0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan tempat tinggal dan pendapatan pasangan usia subur berpengaruh secara simultan secara bersama-sama terhadap fertilitas di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi variable lingkungan tempat tinggal dan pendapatan PUS adalah sebesar 36,7 %.

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan

1. Diharapkan bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat agar dapat mempertimbangkan jumlah anak yang akan dimiliki, karena pendapatan yang dimiliki oleh sebuah keluarga berpengaruh terhadap kebutuhan yang diperlukan oleh anggota keluarga.

2. Diharapkan bagi pemerintah dapat mengontrol dan mengawasi jumlah anak yang dimiliki oleh masing- masing keluarga agar tercapainya keluarga yang sejahtera dan bahagia 3. Diharapkan kepada peneliti

selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA

Arira, Nisfa. 2012. “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas di Kecamatan hiliran Gumanti Kabupaten Solok “. Padang : STKIP PGRI SumateraBarat Darmawan, Deni. 2013. “ Metode

penelitian Kuantitatif “. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Kuswanto, Dedy. TT. “ Statistik Untuk Pemula dan Orang Awam “.

Jakarta Timur Laskar Aksara

(8)

Setiadi, Elly. 2006. “Ilmu Sosial dan Budaya Dasar “. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Siregar, syofian. 2013. “ Statistik

Kuantitatif “ Jakarta : Bumi Aksara Aksara Parametrik Untuk Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi Lingkungan Pertama, Daya dukung potensi sumber daya wilayah di tempat pelelangan ikan TPI Gaung bagi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kelurahan Gates Nan XX Kecamatan