• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk variabel work life balance secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untuk variabel work life balance secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, WORK LIFE BALANCE, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA

DINAS X

Julian Saputra1, Akhirman2, Nurhasanah3 Saputrajulian20@gmail.com

Program StudiManajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja, work life balance, motivasi dan kompensasi terhadap kepuasan kerja pada dinas x.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai negri sipil pada dinas x. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Data yang terkumpul diuji dan dianalisis menggunakan program SPSS 24. Uji validitas instrumen menggunakan rumus Correclation Bivariate, sedangkan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha.

Alat ukur terbukti valid dan reliabel untuk instrumen penelitian. Analisis regresi berganda digunakan untuk uji hipotesis penelitian ini.Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa hasil uji regresi linier berganda adalah Kepuasan kerja (Y) = 0,434 + 0,162 Lingkungan Kerja (X1) + 0,104 Work Life Balance (X2) + 0,174 Motivasi (X3) + 0,144 Kompensasi (X4).Hasil pengujian secara parsial untuk variabel lingkungan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

Untuk variabel work life balance secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Variabel motivasi secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Variabel kompensasi secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja Hasil pengujian secara simultan variabel lingkungan kerja, work life balance, motivasi dan kompensasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

Kata kunci: Lingkungan kerja, work life balance, motivasi, kompensasi, kepuasan kerja

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi manajemen sumber daya manusia merupakan faktor pemegang peranan yang sangat penting bagi suatu instansi atau perusahaan.

Setiap instansi selalu mengharapkan sumber daya yang mampu bekerja secara efektif dan efisien agar mencapai tujuan yang ditentukan. Hal ini menunjukkan

1Penulis, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

2Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

3Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

(2)

2

bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dalam segala kebutuhan. Untuk itu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari kinerja yang dimiliki oleh pegawai salah satu faktor yang harus di perhatikan oleh suatu instansi adalah mengenai kepuasan kerja pegawai tersebut.

Kepuasan kerja bersifat individual dimana setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda. Kepuasan yang dirasakan setiap individu atau pegawai adalah kesimpulan berdasarkan pada perbandingan apa yang diterima secara langsung dari hasil pekerjaannya dengan apa yang diinginkan atau diharapkan pantas atau layak diterima oleh pegawai. Kepuasan kerja akan mempengaruhi produktivitas yang sangat diharapkan manajer. Untuk itu manajer perlu memahami apa yang dilakukan untuk menciptakan kepuasan kerja karyawannya.

Berdasarkan informasi yang di dapatkan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja dan berdampak pada menurunnya kepuasan kerja pegawai pada Dinas x. Hal ini terjadikarena belum terciptanya lingkungan kerja yang baik dan kondusif. Saat ini bangunan masih dalam kondisi lama, fasilitas dan bangunan atau ruangan masih dalam tahap perencanaan perbaikan kearah yang diinginkan dan belum terealisasi, hal ini juga akan berdampak pada menurunnya motivasi yang dimiliki pegawai dalam bekerja karena permasalahan tersebut. Lingkungan kerja yang baik dan nyaman akan membantu dan memudahkan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini secara langsung juga akan membuat pegawai mendapatkan kepuasan kerja yang baik dan meningkatkan motivasi pegawai dalam bekerja. Kompensasi juga menjadi masalah apabila terjadi keterlambatan pemberian kompensasi berupa gaji yang diberikan, sehingga instansi harus memberikan kompensasi yang sesuai dengan ketetapan waktu dan menghindari faktor yang dapat menghambat keterlambatan pemberian kompensasi tersebut.

Lingkungan kerja yang kurang memadai akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai yang berhubungan dengan kenyamanan kerja seperti fasilitas dan ruangan kerja baik secara fisik maupun non fisik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wuwungan dkk (2017) menyatakan bahwa Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Namun, diduga masih terdapat faktor lainnya yang memengaruhi kepuasan kerja pegawai Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan seperti work life balance, motivasi dan kompensasi.

Keseimbangan kehidupan kerja merupakan kemampuan untuk menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan kehidupan di luar pekerjaan. Beban kerja yang sangat berlebihan akan mengganggu keseimbangan tersebut sehingga sering sekali terjadi untuk mencampurkan keduanya dan pegawai akan sulit untuk fokus kepada pekerjaan atau kehidupan pribadinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rondonuwu dkk (2018) menunjukkan bahwa work life balance memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja.

(3)

3

Motivasi juga di perlukan untuk menciptakan kepuasan kerja pada diri pegawai, dilihat dari betapa pentingnya pegawai dalam suatu organisasi maka di perlukan perhatian yang lebih berupa dorongan terhadap pegawai dalam menyelesaikan suatu tugas yang di berikan. Motivasi yang tinggi dapak mempengaruhi kualitas kerja pegawai dan juga sebaliknya, kurangnya motivasi akan berdampak pada kurannya kinerja pegawai tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Husni dkk (2018) menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai.

Kemudian masalah kompensasi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pegawai, terlamabatnya pemberian kompensasi yang terjadi adalah salah satu penyebabnya. Kompensasi diberikan kepada para pegawai yang telah mendedikasikan dirinya pada pekerjaan dalam organisasi mendapatkan balas jasa berupa kompensasi yang diberikan secara finansial maupun non finansial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian kompensasi yang tepat dan sesuai dapat menjadi tolak ukur kepuasan kerja seorang pegawai.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Husni dkk (2018) menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh juga terhadap kepuasan kerja pegawai.

Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian terdahulu yang penulis uraikan di atas, penulis tertarik memilih judul “Pengaruh Lingkungan Kerja, Work Life Balance, Motivasi Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas X”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan jawaban atau sasaran yang ingin dicapai penulis dalam sebuah penelitian. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.

2) Untuk mengetahui pengaruh work life balance terhadap kepuasan kerja.

3) Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja.

4) Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja.

5) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja, work life balance, motivasi dan kompensasi terhadap kepuasan kerja.

BAHAN DAN METODE Kajian Pustaka

Kepuasan Kerja

Robbins mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang diyakini oleh pekerja yang seharusnya diterima (wibowo dalam Hamali 2016: 200).

Lingkungan Kerja

(4)

4

Menurut Terry dalam Husni dkk (2018) lingkungan kerja dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi atau perusahaan.

Work Life Balance

Menurut Singh dan Kanna dalam Rondonuwu dkk (2018) menyatakan work-life balance sebagai konsep luas yang melibatkan penetapan prioritas yang tepat antara “pekerjaan” (karir dan ambisi) pada satu sisi dan “kehidupan”

(kebahagiaan, waktu luang, keluarga dan pengembagan spiritual) di sisi lain.

Motivasi

Menurut French dan Raven dalam Ansory dan Indrasari (2018: 259) motivasi adalah ssesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu.

Kompensasi

Menurut Hamali (2016: 78) kompensasi merupakan balas jasa (reward) perusahaan terhadap pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang telah di berikan karyawan terhadap perusahaan.

Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini sebanyak 5 (lima) variabel, yaitu 4 (empat) variabel independent dan 1 (satu) variabel dependent. Variabel independent (bebas) yang digunakan yaitu lingkungan kerja(X1), work life balance(X2), motivasi(X3) dan kompensasi(X4). Sedangkan variabel dependent (terikat) yang digunakan yaitu kepuasan kerja (Y), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar1 berikut ini:

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Diduga Lingkungan Kerja Secara Parsial Berpengaruh Signifikan Terhadap Kepuasan Kerja

(5)

5

H2: Diduga Work Life Balance Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja

H3: Diduga Motivasi Secara Parsial Berpengaruh Signifikan Terhadap Kepuasan Kerja

H4: Diduga Kompensasi Berpengaruh Signifikan Terhadap Kepuasan Kerja H5: Diduga Lingkungan Kerja, Work Life Balance, Motivasi dan Kompensasi

Berpengaruh Signifikan Terhadap Kepuasan Kerja Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Sugiyono (2017: 8) mengemukakan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotetis yang telah ditetapkan.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai negri sipil yang ada di Dinas X dan berdasarkan data yang diperoleh yaitu berjumlah 31 orang.

Sampel

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah dengan teknik purposive sapling. Menurut Sugiyono (2017:85) menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Maka diperoleh sampel yang merupakan pegawai negerinya saja sebanyak 31 orang sebagai responden.

Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Siregar (2014: 405) regresi berganda merupakan pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi permintaan di masa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tak bebas. Penerapan metode regresi berganda jumlah variabel bebas yang digunakan lebih dari satu yang memengaruhi satu variabel tak bebas.

Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3+ b4X4 Keterangan:

Y = Variabel dependent

b1, b2, b3, b4 = Koefisien garis regresi variabel bebas X1, X2, X3, X4= Variable independent

a = Konstanta

HASIL Statistik Deskriptif

(6)

6

Statistik deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran umum dari data yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut hasil perhitungan statistik deskriptif dengan SPSS 24 sebagai berikut:

Tabel 1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Lingkungan

Kerja

31 31 45 37,23 3,879

Work Life Balance

31 38 60 50,26 4,066

Motivasi 31 30 50 41,42 3,897

Kompensasi 31 33 50 40,94 3,741

Kepuasan Kerja

31 23 30 24,77 1,586

Valid N (listwise)

31

Sumber: Output Data SPSS Versi 24, 2019

Berdasarkan data yang dipaparkan di tabel 1 diatas diketahui bahwa nilai minimum dari lingkungan kerja sebesar (31), maximum sebesar (45), mean sebesar (37,23), dan Std. Deviation sebesar (3,879). Selanjutnya variabel work life balance minimum sebesar (38), maximum sebesar (60), mean sebesar (50,26), dan Std. Deviation sebesar(4,066). Selanjutnya variabel motivasi minimum sebesar (30), maximum sebesar (50), mean sebesar (41,42) dan std. deviation sebesar (3,897). Untuk variabel kompensasi minimum sebesar (33), maximum sebesar (50), mean sebesar (40,94) dan std. deviation sebesar (3,741). Kemudian untuk variabel kepuasan kerja minimum sebesar (23), maxsimun (30), mean (24,77) dan std. deviation (1,586).

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa semua instrumen dalam penelitian ini di nyatakan Valid yaitu nilai r hitung lebih besar dari pada nilai r tabel sebesar 0,3550 sehingga semua instrumen dapat digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan.variabel keterampilan kerja, fasilitas kerja, semangat kerja dan produktivitas kerja mempunyai nilai CronbachAlpha lebih besar dari Cronbach Alpha yang disarankan yaitu> 0,70 Sehingga intrumen layak untuk digunakan dalam penelitian.

(7)

7 Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Gambar 2 &3

Hasil Grafik Histogram& Grafik P-P Plot Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 24, 2019

Berdasarkan gambar 2 dan 3 di atas, pada grafik histogram terlihat bahwa pola berdistribusi normal. Namun kesimpulan dengan grafik histogram ini belum dapat dipastikan kenormalan datanya untuk jumlah yang kecil. Begitu juga dengan grafik P-P Plot, sekilas memang terlihat normal karena distribusi data residualnya terlihat mendekati normal. untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti dan meyakinkan dilakukan uji statistik non parametik dengan uji Kolmogorov- Smirnov (K-S) dengan nilai signifikan di atas 0,05 (> 0,05), maka data berdistribusi normal. Hasil pengujian dengan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 31

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,96206212

Most Extreme Differences Absolute ,106

Positive ,106

Negative -,064

Test Statistic ,106

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

(8)

8

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 24, 2018

Berdasarkan Uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 2di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200di atas 0,05 (>0,05). Hal ini berarti data residual terdistribusi secara normal.

Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2013:105), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Tabel 3

Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant)

LINGKUNGAN KERJA 0,978 1,023

WORK LIFE BALANCE 0,881 1,135

MOTIVASI 0,990 1,011

KOMPENSASI 0,874 1,144

a. Dependent Variable: KEPUASAN KERJA Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 24, 2018

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dilihat hasil perhitungan menunjukkkan nilai tolerance variabel independen memiliki tolerance > 0,10 dan hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan nilai < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Menururt Ghozali (2013: 139), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

(9)

9

Gambar 4 Grafik Scatterplot

Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 24, 2019

Dari hasilscatterplot diatas,terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah 0 pada sumbu Y dan tidak membentuksuatu pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi produktivitas kerja berdasarkan variabel independen yaitu keterampilan kerja, fasilitas kerja dan semangat kerja.

Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize Coefficients

T Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) ,434 3,698 ,117 ,907

LINGKUNGAN KERJA ,162 ,049 ,396 3,291 ,003

WORK LIFE BALANCE ,104 ,049 ,267 2,107 ,045

MOTIVASI ,174 ,049 ,427 3,569 ,001

KOMPENSASI ,144 ,054 ,339 2,665 ,013

a. Dependent Variable: KEPUASAN KERJA Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 24, 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat di susun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

(10)

10

Kepuasan kerja = 0,434 + 0,162 Lingkungan Kerja (X1) + 0,104 Work Life Balance (X2) + 0,174 Motivasi (X3) + 0,144 Kompensasi (X4)

Uji Hipotesis

Uji t (Pengujian secara Parsial)

Tabel 5

Hasil Uji t secara Parsial Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,434 3,698 ,117 ,907

LINGKUNGAN KERJA

,162 ,049 ,396 3,291 ,003

WORK LIFE BALANCE

,104 ,049 ,267 2,107 ,045

MOTIVASI ,174 ,049 ,427 3,569 ,001

KOMPENSASI ,144 ,054 ,339 2,665 ,013

a. Dependent Variable: KEPUASAN KERJA Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 24, 2018

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tabel 5 di atas adalah sebagai berikut:

1) Variabel Lingkungan Kerja (Hipotesis 1)

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai thitung untuk variabel lingkungan kerja 3,291 dengan hasil sig. 0,003<0,05 dan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel (ttabelα= 0,05, df= 27) didapat thitu 3,291 lebih besar dari ttabel 1,70329 maka H0ditolak dan H1diterima, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y).

2) Work Life Balance (Hipotesis 2)

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai thitung untuk variabel work life balance 2,107 dengan hasil sig. 0,045 < 0,05 dan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel (ttabel α = 0,05, df = 27) didapat thitung 2,107 lebih besar dari ttabel 1,70329 maka H0 ditolak dan H2 diterima, dapat disimpulkan bahwa work life balance (X2) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y).

3) Variabel Motivasi (Hipotesis 3)

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai thitung untuk variabel motivasi 3,569 dengan hasil sig. 0,001 < 0,05 dan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel (ttabel α = 0,05, df = 27) didapat thitung 3,569 lebih besar dari ttabel 1,70329 maka H0 ditolak dan H3 diterima, dapat disimpulkan bahwa motivasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y).

(11)

11 4) Variabel Kompensasi (Hipotesis 4)

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai thitung untuk variabel kompensasi 2,665 dengan hasil sig. 0,013 < 0,05 dan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel (ttabel α = 0,05, df = 27) didapat thitung 2,665 lebih besar dari ttabel 1,70329 maka H0 ditolak dan H3 diterima, dapat disimpulkan bahwa kompensasi (X4) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y).

Uji F (Pengujian secara Simultan)

Menurut Ghozali (2016: 96) menyatakan bahwa uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah secara varibel independen (bebas) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat).

Tabel 6

Hasil Uji F Secara Simultan ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regressio n

47,652 4 11,913 11,155 ,000b

Residual 27,767 26 1,068

Total 75,419 30

a. Dependent Variable: KEPUASAN KERJA

b. Predictors: (Constant), KOMPENSASI, MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA, WORK LIFE BALANCE

Sumber: Output Data Olahan SPSS 24, 2019

Berdasarkan output tabel 6 diatas, menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 11,155 > Ftabel = 2,74 dan taraf signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel lingkungan kerja, work life balance, motivasi dan kompensasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2016: 95) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 7

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,795a ,632 ,575 1,033

a. Predictors: (Constant), KOMPENSASI, MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA, WORK LIFE BALANCE

(12)

12

b. Dependent Variable: KEPUASAN KERJA

Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 24, 2019

Berdasarkan tabel 7 diatas, maka dapat di lihat Adjusted R Square dalam penelitianini adalah sebesar 0,575 hal ini menunjukkan bahwa sebesar 57,5%

persentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu lingkungan kerja, work life balance, motivasi dan kompensasi terhadap kepuasan kerja sedangkan sisanya sebesar 43,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

.

PEMBAHASAN

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai thitung

untuk variabel lingkungn kerja 3,291 dengan hasil sig. 0,003<0,05 dan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel (ttabelα= 0,05, df= 27) didapat thitung

3,291 lebih besar dari ttabel 1,70329 (3,291>1,70329) maka H0ditolak dan H1diterima, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik lingkungan kerja maka semakin tinggi pula kepuasan kerja pegawai di instansi tersebut artinya apabila lingkungan kerja yang dimiliki pegawai baik, pegawai akan merasa nyaman dalam bekerja sehingga kepuasan kerja pegawai akan meningkat. Sejalan dengan penelitian peletian yang dilakukan oleh Wuwungan dkk (2018) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Cinemaxx Lippo Plaza Manado” menunjukkan bahwa lingkungan kerja secara Parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Cinemaxx Lippo Plaza Manado.

Pengaruh Work Life Balance Terhadap kepuasan kerja

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai thitung untuk variabel work life balance 2,107 dengan hasil sig. 0,045 < 0,05 dan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel (ttabel α = 0,05, df = 27) didapat thitung 2,107 lebih besar dari ttabel 1,70329 (2,107 > 1,70329) maka H0 ditolak dan H2 diterima, dapat disimpulkan bahwa work life balance (X2) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y).

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ganapathi dengan judul

“Pengaruh Work-Life Balance Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bio Farma Persero)” menunjukkan bahwa Work-Life Balance berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Work life balance diperlukan oleh setiap pegawai untuk dapat menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan kehidupan di luar pekerjaan (pribadi) untuk itu di perlukan keseimbangan yang di berikan oleh instansi kepada pegawai agar dapat melakukan pekerjaanya dengan baik.

(13)

13 Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai thitung untuk variabel motivasi 3,569 dengan hasil sig. 0,001 < 0,05 dan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel (ttabel α = 0,05, df = 27) didapat thitung 3,569 lebih besar dari ttabel 1,70329 (3,569> 1,70329) maka H0 ditolak dan H3 diterima, dapat disimpulkan bahwa motivasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Adanya motivasi didalam bekerja akan mendorong pegawai melakukan pekerjaannya dengan lebih baik lagi.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Wuwungan dkk (2018) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Cinemaxx Lippo Plaza Manado” menunjukkan bahwa motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Cinemaxx Lippo Plaza Manado.

Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai thitung untuk variabel kompensasi 2,665 dengan hasil sig. 0,013 < 0,05 dan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel (ttabel α = 0,05, df = 27) didapat thitung 2,665 lebih besar dari ttabel 1,70329 (2,665 > 1,70329) maka H0 ditolak dan H4 diterima, dapat disimpulkan bahwa kompensasi (X4) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Adanya kompensasi yang diberikan didalam bekerja akan mendorong pegawai lebih bersemangat melakukan pekerjaannya dengan lebih baik lagi.

Sejalan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Very Arinal dan Agus Tanti Rahayu (2017) dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Dosen Di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika” menunjukkan bahwa kompensasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika (STIKOM CKI).

Pengaruh Lingkungan Kerja, Work Life Balance, Motivasi dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai Fhitung

sebesar 11,115> Ftabel = 2,74 dan taraf signifikan 0,000 < 0,05.Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel lingkungan kerja, work life balance, motivasi dan kompensasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Maka dalam hal ini H5

diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja, work life balance, motivasi dan kompensasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bintan.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa diantara variabel bebas yaitu lingkungan kerja

(14)

14

(X1), work life balance (X2) dan motivasi (X3) dan kompensasi (X4) yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bintan yaitu Motivasi (X3) dengan nilai thitung sebesar 3,569 dan probabilitasnya sebesar sig: 0,001. Motivasi menjadi variabel yang paling dominan memengaruhi kepuasan kerja karena semakin tinggi motivasi yang dimiliki pegawai dalam bekerja akan meningkatkan kepuasan kerja.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, maka kesimmpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujia secara parsial membuktikan bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas X. Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel nilai variabel X1>1,70329 dan nilai probabilitas sebesar 0,003< sig.0,05.

2. Pengujia secara parsial membuktikan bahwa work life balance berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas X. Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel nilai variabel X2>1,70329 dan nilai probabilitas sebesar 0,045< sig.0,05.

3. Pengujia secara parsial membuktikan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai X. Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel nilai variabel X3>1,70329 dan nilai probabilitas sebesar 0,001< sig.0,05.

4. Pengujia secara parsial membuktikan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai X. Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel nilai variabel X4>1,70329 dan nilai probabilitas sebesar 0,013< sig.0,05

5. Pengujian secara simultan membuktikan bahwa lingkungan kerja, work life balance, motivasi dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas X dengan nilai perbandingan Fhitung dengan Ftabel sebesar 11,115> 2,74 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < sig.0,05.

DAFTAR PUSTAKA

Ansory, Al Fadjar dan Indrasari, Meithiana. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Pertama. Sidoarjo : Indomedia Pustaka

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Husni dkk. 2018. Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Kerja Pegawai Rutan Di Provinsi Aceh Studi Kasus Pada Rutan Klas Iib Banda Aceh Dan Rutan Klas Ii B Bjantho. Volume 2, No. 1, Januari 2018 – 88.

ISSN 2302-0199

(15)

15

Hamali, Arif Yusuf. 2016. Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Mengelola Karyawan Strategi Mengelola Karyawan. Yogyakarta: CABS (Canter for Academic Publishing Sarvice)

Rondonuwu dkk. 2018. Pengaruh Work-life Balance Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Hotel Sintesa Peninsula Manado. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 7. NO. 2, 2018. p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X

Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif:

Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D cetakan ke 25. Bandung: Alfabeta, cv

Sunyoto, Danang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika Aditama

Wuwungan dkk. 2017. Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Cinemaxx Lippo Plaza Manado.

Jurnal EMBA Vol.5 No.2 Juni 2017, Hal. 298 - 307. ISSN 2303-1174

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Work Life Balance dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Suatu Studi pada Karyawan PT. Almeera Syafa

Dalam penelitian ini ditemukan adanya pengaruh positif dan signifikan Work-Life Balance terhadap Kepuasan Kerja berdasar pada pada nilai C.R critical ratio sebesar 2,422 >1,970 dan