Volume 1, No 1 (2023): September
P-ISSN: .... ...., E-ISSN: .... - ....
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
1
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Vipada Mata Pelajaran Fikih Dengan Metode Demonstrasi
Julita Hariani1
1 E-mail: julita hariani@gmail. Com
Abstrak: Abstrak: Artkel ini mengemukakan tentang penerapan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada Pelajaran fikih karena rendahnya hasil belajar siswa dalam materi jual beli. Melalui metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi ketentuan jual beli sehingga dapat pula meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fikih. Desain penelitian ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan serta refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) siklus dengan penerapan metode demonstrasi dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam materi jual beli di MI Darul Ulum Tanjung Agung kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI pada semester genap tahun ajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa 15 orang terdiri dari 5 orang perempuan dan 10 orang laki- laki. Adapun Teknik pengumpulan data digunakan berupa tes, observasi, wawancara, diskusi dan hasil dokumentasi. Setelah pembelajaran dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan metode demonstarsi mempunyai pengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih.
Kata kunci: Demonstrasi, hasi belajar
1. Pendahuluan
Pendahuluan harus jelas dan memberikan masalah yang akan dibahas dalam naskah.
Sebelum tujuan, penulis harus memberikan latar belakang yang memadai, dan survei literatur yang sangat singkat untuk mencatat solusi yang ada, untuk menunjukkan mana yang terbaik dari penelitian sebelumnya, untuk menunjukkan batasan utama dari penelitian sebelumnya, untuk menunjukkan apa yang ingin Anda capai (untuk mengatasi keterbatasan), dan untuk menunjukkan manfaat ilmiah atau hal baru dari makalah tersebut.
Di akhir paragraf, penulis harus mengakhiri dengan komentar tentang pentingnya identifikasi masalah dan tujuan penelitian. Artikel ini menganalisis hukum persaingan usaha komparatif yang berkaitan dengan penyalahgunaan posisi pasar dominan dengan menggunakan strategi predatory pricing oleh pelaku usaha di Uni Eropa (selanjutnya disebut "UE"). Untuk tujuan ini, studi kasus yang tepat mengenai kasus Valio telah dibuat. Antti Aine, Ajun Profesor Hukum Persaingan Usaha di Universitas Turku sebagai ahli di bidang Hukum Persaingan Usaha Eropa, telah diwawancarai untuk artikel ini. Selain itu, hukum Uni Eropa mengenai predatory pricing juga dibandingkan dengan hukum predatory pricing di Amerika Serikat.
2
2. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Tanggal (1998). Dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap antara lain: Perencanaan (plan), Tindakan (action), Pengamatan (observe), Refleksi (reflect). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik tes dan observasi.
3. Hasil
Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini dilakukan di kelas 6 MI Darul Ulum Tanjung Agung dengan tahapan pra siklus, siklus I, dan siklus II, Tindakan pra siklus dilaksanakan untuk mendapatkan data awal .
1. Tindakan Prasiklus
Guru mengajar dengan metode ceramah untuk menguji pemahaman tentang konduktor dan isolator panas benda di MI Darul Ulum. Adapun hasil tes dapat dilihat dari tabel sebagai berikut
Tabel I
Hasil Nilai Tes Prasiklus
No Nama Skor Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1. Ari Budiman 50 √
2. Daffa Adliriansyah 55 √
3. Amelia Septiani 40 √
4. Dina Amelia 80 √
5. Dion Roli Amigha 40 √
6. Oktalia 75 √
7. Duwi Sapitri 85 √
8. Melviyan Alvajri 60 √
9. Rifka Aditiya 60 √
3
10. Putri Aulia 65 √
11. Putri Nawang Wulan 70 √
12. Rista 75 √
13. Oktalia 70 √
14. Duwi Safitri 75 √
15. Weny Abella 80 √
Jumlah 980 6 9
Rata – rata 65,33
Persentase (%) KKM 40,00 60,00
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai rata-rata siswa sebesar 65,33. Siswa yang sudah mencapai KKM yakni nilai 75 ada 6 anak atau sekitar 40,00%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 9 anak atau 60,00%. Dengan kondisi awal tersebut maka perlu diadakan tindakan perbaikan (siklus I) yaitu dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
Sedangkan persentase tingkat ketercapaian/keterlaksanaan aktivitas belajar siswa dengan metode konvensional pada prasiklus dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel II
Persentase Nilai Tes Prasiklus
No Rentang Skor Jumlah Siswa Persentase
1. 0 – 54 3 20.00%
2. 55 – 64 3 20.00%
3. 65 – 74 3 20.00%
4. 75 – 84 5 33.33%
5. 85 – 100 1 6.67%
Jumlah 15 100.00%
4
Tabel di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :
Gambar 1 Grafik Nilai Siklus II
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dari 15 anak yang mendapat nilai 0-54 ada 3 siswa atau 20,00%, yang mendapat nilai 55-64 ada 3 siswa atau 20,00%, yang mendapat nilai 65-74 ada 3 siswa atau 20,00%, dan yang mendapat nilai 75-84 ada 5 siswa atau 33,33%, sedangkan yang mendapat nilai 85-100 ada 1 siswa atau 6,67%.
2. Hasil pengamatan
Pada kegiatan pra siklus, siswa belum aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa masih pasif. Hal ini dikarenakan guru belum maksimal dalam memakai alat peraga dan metode pembelajaran masih menggunakan metode konvensional.
Refleksi
Berdasarkan penyajian tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran ceramah diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65,33 dan ketuntasan belajar mencapai 40,00% atau ada 6 siswa dari 15 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada prasiklus secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar 40,00% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 100%. Jadi hasil pembelajaran belum memenuhi kriteria keberhasilan seperti yang sudah ditetapkan.
Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan berupa kegiatan siklus I. Pada siklus I pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
5
A. Deskripsi Hasil Siklus I 1. Perencanaan tindakan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi:
a) menyiapkan silabus fikih
b) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c) membuat lembar pengamatan/observasi untuk menilai serangkaian kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran dengan mempersiapkan alat atau bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I guru mengajar dengan metode demonstrasi.
Pembelajaran dapat dilaksanakan guru dan siswa dengan baik, walaupun selama proses pembelajaran masih ada siswa yang masih pasif.
3. Hasil Pengamatan
Pada kegiatan siklus I, siswa mulai aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Hal ini dikarenakan guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Adapun partisipasi siswa dapat ditampilkan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel VI
Partisipasi atau keaktifan siswa siklus I
No Nama
Skor Partisipasi
Sangat
Rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
1. Mareta 65 √
2. Lestari 75 √
3. Yulia Citra 70 √
4. Emilia 85 √
6
5. Ulfa Annisa Badria 75 √
6. Redo 80 √
7. Aldo 85 √
8. Mahendra 70 √
9. Akbar Julian 70 √
10. Rizki Ehsan
Firdaus
65 √
11. Putri Nawang Wulan
75 √
12. Rista 85 √
13. Oktalia 70 √
14. Duwi Safitri 85 √
15. Weny Abella 85 √
Jumlah 1140 0 0 6 4 5
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada pembelajaran tahap II (siklusI) di mana guru telah menggunakan metode demonstrasi siswa telah mulai aktif dalam proses pembelajaran, partisipasi siswa sangat rendah tidak ada, partisipasi rendah tidak ada, partisipasi sedang ada 6 siswa, partisipasi tinggi ada 4 siswa, dan partisipasi sangat tinggi ada 5 siswa.
4. Refleksi
Dengan menerapkan metode demonstrasi pada siklus I diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 77,00 dan ketuntasan belajar mencapai 80,00% atau ada 12 siswa dari 15 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal ada peningkatan aktivitas belajar siswa. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 meningkat menjadi sebesar 80,00% dan partisipasi siswa juga meningkat. Namun demikian guru akan mengujicobakan kembali metode demonstrasi untuk melihat perubahan peningkatan aktivitas belajar yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan lebih baik karena pencapaian ketuntasan siswa belum mencapai 100%
sehingga pembelajaran dilanjutkan pada tahap ketiga yakni siklus II.
B. Deskripsi Hasil Siklus II
Pada dasarnya pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan hanya untuk menegaskan kembali bahwa, pembelajaran tentang jual beli dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VI MI Darul Ulum, karena berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I sudah terjadi
7
peningkatan hasil belajar yang dianggap cukup signifikan. Oleh karena itu, materi yang diajarkan pada siklus II adalah materi yang sama pada siklus I dengan asumsi, jika terjadi peningkatan maka pelaksanaan pembelajaran fikih tersebut dianggap sudah mampu meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VI MI Darul Ulum.
Berdasarkan uraian tersebut, maka pelaksanaan siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Tahap Perencanaan
Perencanaan tindakan dilakukan guru sesuai dengan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I, Secara garis besar, guru menyiapkan dan melakukan revisi langkah-langkah pembelajaran dengan melengkapi perangkat pembelajaran.
4. Pembahasan
hasil tes siswa rata-rata pada prasiklus sebesar 65,33, pada siklus I sebesar 77,00, dan pada siklus II sebesar 85,00. Sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM pada prasiklus sebesar 40,00%, siklus I sebesar 80,00% dan siklus II sebesar 100%.
Jadi terdapat peningkatan rata-rata dan persentase siswa yang telah mencapai KKM dari prasiklus, siklus I dan siklus II.
Tabel XI
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pada prasiklus, siklus I dan siklusII
Tahap Siswa yang tidak
tuntas belajar
Siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan
Prasiklus 9 6 40,00%
Siklus I 3 12 80,00%
Siklus II 0 15 100%
8
Tabel di atas dapat divisualisasikan dalam diagram sebagai berikut:
Gambar 4
Grafik Ketuntasan Belajar Siswa
Pada tahap prasiklus guru menerapkan metode konvensional dalam pembelajaran dan hasil pembelajaran terlihat siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 9 siswa dan siswa yang tuntas belajar 6 siswa atau 40,00%.
Pada tahap siklus I guru menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran dan hasil pembelajaran terlihat siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 3 siswa dan siswa yang tuntas belajar ada 12 siswa atau 80,00%.
Pada tahap siklus II guru menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran dan hasil pembelajaran terlihat siswa yang tidak tuntas belajar tidak ada dan siswa yang tuntas belajar ada 15 siswa atau 100%.
Tabel XII
Perbandingan Partisipasi Siswa Pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Tahap Mean Partisipasi Sangat Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Prasiklus 68,67 2 4 4 1 4
Siklus I 76,00 5 4 6 0 0
Siklus II 81,67 6 9 0 0 0
Jumlah 13 17 10 1 4
9
Tabel di atas dapat divisualisasikan dengan diagram sebagai berikut:
Gambar 5
Grafik Perbandingan Partisipasi Siswa
Pada data di atas terlihat perbandingan partisipasi siswa kategori sangat tinggi pada prasiklus ada 2 siswa, siklus I ada 5 siswa, dan siklus II ada 6 siswa, untuk partisipasi siswa katagori sangat rendah ada 4 siswa, rendah ada1 siswa dan sedang prasiklus ada 4 siswa, siklus I ada 6 Siswa, sedangkan katagori tinggi ada 17 siswa, dan katagori sangat tinggi ada 13 siswa.
Bagian ini adalah bagian terpenting dari artikel Anda. Analisis atau hasil penelitian harus jelas dan ringkas. Hasil penelitian harus meringkas temuan (ilmiah) daripada memberikan data dengan sangat rinci. Harap soroti perbedaan antara hasil atau temuan Anda dan publikasi sebelumnya oleh peneliti lain.
5. Kesimpulan
Berdasarkan dari seluruh pembahasan sebelumnya dan hasil analisis data yang disajikan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi efektif digunakan untuk materi jual beli pada siswa kelas VI MI Darul Ulum. Untuk meningkatkan hasil belajar fikih dalam materi jual beli pada siswa kelas VI MI Darul Ulum dapat ditempuh guru dengan cara menyediakan perangkat pembelajaran secara baik, silabus, RPP, LKS, dan media (bahan/alat) untuk demonstrasi, proses pembelajaran harus dilaksanakan secara runtut sesuai dengan kaidah- kaidah pembelajaran metode demonstrasi secara konsisten selama proses
10
pembelajaran berlangsung, yaitu penggunaan media (bahan atau alat) untuk demonstrasi dan pemberian kesempatan kepada siswa untuk aktif dan ambil bagian dalam mengadakan demonstrasi di depan kelas.
Hasil belajar materi tentang jual beli pada siswa kelas VI MI Darul Ulum sebelum penerapan metode demonstrasi kurang berhasil yaitu dengan diketahuinya data bahwa dari 15 siswa yang mendapat nilai 0-54 ada 3 siswa atau 20,00%, yang mendapat nilai 55-64 ada 3 siswa atau 20,00%, yang mendapat nilai 65-74 ada 3 siswa atau 20,00%, dan yang mendapat nilai 75-84 ada 5 siswa atau 33,33%, sedangkan yang mendapat nilai 85-100 ada 1 siswa atau 6,67%. Artinya siswa yang sudah mencapai KKM yakni 64,33 ada 6 anak atau sekitar 40,00%, dengan kondisi awal tersebut maka perlu diadakan tindakan perbaikan yaitu dengan metode demonstrasi. Penerapan metode demonstrasi yang digunakan pada proses belajar materi tentang jual beli pada siswa kelas VI MI Darul Ulum dapat meningkatkan partisipasi dan hasil tes siswa pada materi tersebut.
Pada siklus I diketahui nilai rata-rata siswa sebesar 77,00. Dan dari 15 anak yang mendapat nilai 0-54 tidak ada, yang mendapat nilai 55-64 tidak ada, yang mendapat nilai 65-74 ada 2 siswa atau 13,33%, dan yang mendapat nilai 75-84 ada 10 siswa atau 66,67%, sedangkan yang mendapat nilai 85-100 ada 3 siswa atau 20,00%. Jadi siswa mencapai nilai KKM 75 ada 12 anak atau 77,00%. Kondisi ini meningkat dari yang sebelumnya pada prasiklus sebesar 40,00% menjadi 80,00%.
Begitu pula partisipasi (keaktifan) siswa dalam pembelajaran pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan pada prasiklus. Partisipasi sangat tinggi ada 5 siswa, partisipasi kategori tinggi 4 siswa, kategori sedang 6 siswa, sedangkan partisipasi siswa kategori rendah dan sangat rendah tidak ada. Namun karena ketuntasan siswa belum mencapai ketentuan yaitu 100% maka dilanjutkan kegiatan siklus II.
Pada siklus II diketahui nilai rata-rata siswa sebesar 85,00%. Dan dari 15 anak yang mendapat nilai 0-74 tidak ada, yang mendapat nilai 75-84 ada 7 siswa atau 46,67% dan nilai 85-100 berjumlah 8 siswa atau 53,33%. Jadi siswa mencapai nilai KKM 75 ada 15 anak atau 100%. Kondisi ini meningkat dari yang sebelumnya pada siklus I sebesar 80,00% menjadi 100%. Begitu pula partisipasi (keaktifan) siswa dalam pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II. Partisipasi sangat tinggi ada 7 siswa, partisipasi kategori tinggi 8 siswa, partisipasi kategori sedang, rendah dan sangat rendah tidak ada.
Jadi dari pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, rata- rata partisipasi siswa dari prasiklus 68,67 menjadi 76,00 pada siklus I kemudian menjadi, 81,67 pada siklus II. Sedangkan nilai rata-rata prestasi siswa
11
dari prasiklus 65,33, menjadi 77,00 pada siklus I kemudian menjadi 85,00 pada siklus II. Sementara dari segi persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada peningkatan yang berarti yakni dari prasiklus 40,00% menjadi 80,00% pada siklus I kemudian menjadi 100% pada siklus II.
Daftar Pustaka
Bahri Djamarah Syaiful dan Aswan Zein, 2002.Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Desmita, 1995. Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Rosda Karya
Dimyati dan Mudjiono, 2002.Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Komalasari Dewi, Yetty, Arie Afriansyah, and Aristyo Rizka Darmawan.
"Comparative Law Enforcement Model at Sea: Lesson Learned for Indonesia."
Indonesian Journal of International Law 18, no. 1 (2020): 83-104, https://doi.org/10.17304/ijil.vol18.1.802
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990, hlm 87 Yunus, A. "Multilayered Democracy in Papua: A Comparison of “Noken” System and
Electoral College System in the United States." Hasanuddin Law Review 6 no. 3 (2020): 323-329, 10.20956/ halrev.v6i3.2892.