PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian yang Relevan
Persamaan antara dua penelitian terdahulu dengan yang akan peneliti lakukan terletak pada keinginan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar dengan menggunakan metode think pair share dan kelas yang akan diteliti adalah kelas IV. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan ingin melihat peningkatan hasil belajar matematika. Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode think pair share dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu peneliti ingin mencoba menggunakan metode splitting thinking pair untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SDN 03 Ngestirahayu Lampung Tengah tahun ajaran 2018/2019. 6 Desi Novita Sari, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair Sharing Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 3 Sari Bakti Seputih Banyak Tengah Lampung Metro Tahun Pelajaran: STAIN Jurai Siwo, 2016 ), h.
LANDASAN TEORI
Pengertian Hasil Belajar
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus melakukan penilaian untuk melihat apakah hasil belajar sudah meningkat. Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara menyeluruh, bukan hanya salah satu aspek potensi manusia. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah menyelesaikan proses pembelajaran.
Ciri-Ciri Hasil Belajar
Siswa dapat menerapkan atau menggunakan konsep dan prinsip yang telah dipelajarinya baik dalam materi pelajaran maupun dalam praktek sehari-hari. Siswa memiliki dorongan yang kuat untuk mempelajari materi pelajaran lanjutan dan dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan prinsip dan konsep yang telah dikuasainya. Siswa dapat menguasai materi pelajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan instruksional tertentu yang ditunjukkan kepada mereka.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari mata pelajaran lanjutan dan mampu belajar sendiri dengan menggunakan prinsip dan konsep yang telah dikuasainya. . e. Siswa dapat menguasai mata pelajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan pembelajaran tertentu yang diindikasikan untuknya. itu disebut eksternal. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar anak yang sedang belajar. Faktor eksternal yang terjadi pada anak adalah penggunaan metode dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Hakikat Metode Pembelajaran Think Pair Share
- Pengertian Metode Think Pair Share
- Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Think Pair Share
- Kelebihan Metode Think Pair Share
- Kelemahan Metode Think Pair Share
Ketika metode thinking pair sharing diterapkan dalam proses pembelajaran, ada keterampilan sosial yang akan berkembang dalam diri siswa. Think Pair Share adalah model pembelajaran kooperatif yang memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir dan menanggapi serta saling membantu.13. Think Pairing merupakan cara yang efektif untuk mengubah suasana pola diskusi kelas.
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode thinking pair sharing merupakan metode sederhana yang cocok digunakan untuk melakukan diskusi dalam kelompok kecil. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode thinking pair sharing memiliki kelebihan sehingga cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
Hakikat Pembelajaran Matematika
- Pengertian Matematika
- Tujuan Pembelajaran Matematika
- Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
- Materi Statistika/Pengolahan Data
- Indikator Pencapaian
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan berhitung, baik penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian, yang sangat penting untuk diajarkan kepada siswa. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah untuk melatih siswa dalam konsep berhitung agar dapat berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa ada tiga bidang dalam matematika, yaitu bilangan, geometri dan pengukuran, dan pengolahan data.
Sebelum menyajikan data dalam bentuk tabel, beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu pengumpulan data, pemilahan data, kemudian penyajian data yang diperoleh dalam bentuk tabel. Data mata pelajaran yang disukai 26 siswa kelas IV adalah sebagai berikut: matematika 10 orang, IPA 8 orang, IPS 5 orang, dan bahasa Indonesia 7 orang.
Hipotesis Tindakan
Definisi Operasional Variabel
- Variabel Bebas (Think Pair Share)
- Variabel Terikat (Hasil Belajar)
Variabel terikat adalah “variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat akibat dari variabel bebas” 25 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat digunakan oleh guru sebagai ukuran untuk mengetahui pemahaman siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Jika hasil yang dicapai siswa memuaskan, maka tujuan pembelajaran yang ditransfer telah terpenuhi sesuai dengan yang diinginkan.
Hasil belajar siswa dalam penelitian ini merupakan hasil belajar Matematika di kelas IV setelah penerapan metode thinking pair sharing.
Setting Penelitian
Subjek Penelitian
Prosedur Penelitian
- Siklus I
- Siklus II
Guru dan siswa secara bersama-sama mengoreksi hasil pasangan yang datang di depan kelas. f) Pasangan berikutnya bergiliran menyampaikan hasil yang telah dikerjakan. G). Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan analisis terhadap data observasi yang diperoleh pada tahap observasi. Hasil analisis guru dan kolaborator pada tahap ini akan dijadikan bahan untuk membuat perencanaan baru dan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Penelitian tidak perlu dilakukan lagi pada siklus berikutnya apabila hasil analisis data telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditentukan yaitu jika hasil belajar matematika siswa telah mencapai KKM 55. Apabila hasil yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka pelaksanaan siklus II tidak perlu diulang.
Teknik Pengumpulan Data
- Tes
- Observasi
- Dokumentasi
Data yang peneliti ambil adalah data aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pendokumentasian adalah “suatu cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber atau dokumen tertulis, baik berupa buku, majalah, anggaran dasar, risalah rapat, catatan harian, dan lain-lain”.29 Tujuan dilakukannya pendokumentasian ini adalah untuk memperoleh komputer yang diperlukan. sekolah. oleh peneliti. Dari segi berbagai dokumen yang dapat membantu peneliti mengumpulkan data penelitian yang relevan dengan masalah penelitian tindakan kelas, yaitu.
Instrumen Penelitian
- Lembar Observasi Aktivitas Guru
- Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
- Kisi-Kisi Soal Tes
Lembar observasi aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair Share.
Teknik Analisis Data
- Kuantitatif
- Kualitatif
Hasil perolehan data dicatat dalam lembar observasi yang disediakan, kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk persentase.
Indikator Keberhasilan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Lokasi Penelitian
Bangunan saat ini di SDN 03 Ngestirahayu seperti tampak pada denah bangunan di bawah ini.
Deskripsi Data Hasil Penelitian
Saat guru menjelaskan materi, ada beberapa siswa yang masih asyik mengobrol dengan teman sekelasnya. Pada tahap ini siswa yang masih mengandalkan pasangannya, kemudian guru membimbing mereka untuk saling membantu dalam memecahkan masalah. Dalam kegiatan ini masih banyak siswa yang merasa malu untuk mengungkapkan hasil yang telah dibuat.
Setelah pekerjaan masing-masing pasangan selesai, guru mempersilahkan pasangan tersebut untuk membacakan hasil yang mereka kerjakan bersama (Share). Rata-rata seluruh aspek aktivitas siswa yang diamati mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, namun secara umum hasil pelaksanaan siklus I belum mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil pretest dari 16 siswa yaitu hanya 7 siswa dinyatakan sempurna dengan persentase 43,75.
Dari tabel di atas terlihat hasil post test pada siklus I dari 16 siswa yaitu 10 siswa yang dinyatakan lulus dengan persentase 43,75. Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan, guru mendorong pasangan tersebut untuk menunjukkan hasil yang telah dikerjakan bersama (Gambar 16). Pada kegiatan ini guru dan siswa mengoreksi hasil yang telah dikerjakan dan memberikan apresiasi kepada masing-masing pasangan karena kreatif dalam membuat grafik batang.
Data hasil belajar pre-test dan post-test Siklus II dapat dilihat lebih lengkap pada Lampiran 9. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil pre-test pada Siklus II berasal dari 16 siswa, yaitu 11 siswa lulus dengan persentase 68,75. Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil post test pada Siklus II sebanyak 16 siswa yaitu 13 siswa dinyatakan lulus dengan persentase 81,25.
Pembahasan
Sedangkan aktivitas siswa juga meningkat, sehingga persentase aktivitas siswa yang dicapai pada pertemuan kedua adalah 53,13. Berdasarkan pemaparan pada siklus I dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, namun belum maksimal, karena dalam aktivitas siswa masih terdapat siswa yang dikategorikan hilang seperti Agus , David, Munir dan Reihan. Nilai terendah pada pretest siklus I adalah 30, begitu pula nilai yang diperoleh siswa bernama Agus, David, Munir dan Reihan.
Sedangkan nilai tertinggi pada pretest siklus I adalah 80 seperti yang diperoleh siswa bernama Kirara dan Nadhya. Sementara itu, nilai tertinggi pada postes siklus I adalah 100 seperti nilai yang diperoleh siswa bernama Dhesta, Kirara dan Nadhya. Ada siswa yang mengalami peningkatan seperti Agus, David, Munir dan Reihan meskipun hanya dikategorikan lulus.
Ada juga siswa bernama Kirara dan Nadhya yang aktivitasnya tergolong sangat baik karena pada siklus I setiap pertemuan mengalami peningkatan. Khususnya aktivitas siswa siswa yang kurang memperhatikan guru selama proses pembelajaran seperti Agus, David, Munir dan Reihan pada akhir siklus II dikategorikan baik. Nilai terendah pada pretest siklus II adalah 40, seperti nilai yang diperoleh siswa bernama Agus, David, Munir dan Reihan.
Nilai terendah pada posttest siklus I adalah 50, seperti nilai yang diperoleh siswa bernama Agus, David dan Reihan. Sementara itu, nilai tertinggi pada postes siklus I adalah 100, demikian pula nilai yang diperoleh siswa bernama Fara, Dhesta, Dhesti, Kirara dan Nadhya. Metode Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 03 Ngestirahayu, dibuktikan dengan ketuntasan hasil belajar siswa yang telah mencapai target 75% pada akhir Siklus II.
PENUTUP
Saran
Bagi siswa SDN 3 Ngestirahayu diharapkan lebih aktif dalam proses pembelajaran, karena dengan menggunakan metode Think Pair Share siswa akan belajar mengerjakan soal secara mandiri, selanjutnya siswa akan bertukar pikiran dengan temannya, dan hal ini berani mengungkapkan hasilnya. yang dilakukan di depan kelas. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang tugas yang diberikan tadi yaitu tentang mengumpulkan data. Secara berpasangan, guru meminta siswa untuk bekerja dengan teman sebangkunya dan mengerjakan soal yang diberikan secara bersama-sama selama lima menit.
Share, Setiap pasangan yang telah selesai mengerjakan soal kemudian maju ke depan untuk membagikan hasil pengerjaannya dengan pasangannya. Think, guru meminta siswa untuk berpikir selama lima menit tentang jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Secara berpasangan, guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman yang memiliki ikat kepala dengan warna yang sama dengan yang dibagikan guru.