• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI JUJUR MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMPN 8 MUARA TEWEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI JUJUR MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMPN 8 MUARA TEWEH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

556 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI JUJUR MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMPN 8 MUARA TEWEH

SARINI WAHDAH1

Email [email protected]

ABSTRAK

Keberhasilan suatu proses pendidikan sangat ditentukan oleh guru, siswa dan lingkungan. Realitas yang terjadi pada proses pembelajaran di SMPN 8 Muara Teweh lebih mengarah pada pembelajaran yang pasif dengan guru lebih banyak ceramah dan diakhiri dengan tanya jawab, hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa belum memenuhi standar KKM yang ditetapkan. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Model Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi jujur siswa KelaS VII ”. Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi jujur siswa Kelas VII. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas, yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 8 Muara Teweh,yang jumlah siswanya adalah 6 orang. Dalam penelitian ini pengumpulan datanya menggunakan tes dan observasi. Penulis menganalisis data dengan cara: membandingkan pencapaian nilai dengan KKM yaitu 70 dan pencapaian hasil belajar 80%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode Discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar Materi jujur pada siswa kelas VII SMPN 8 Muara Teweh dan membantu guru untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Hal ini dibuktikan dari peningkatan hasil rata-rata pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I yaitu 61,67 dan siklus II yaitu 83,33. Dari hasil tes perolehan nilai tertingginya juga meningkat yaitu pada siklus I nilai tertinggi 80 dan meningkat di siklus II nilai tertinggi 100.

Kata kunci: Hasil belajar, materi jujur, model discovery learning PENDAHULUAN

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan.

Proses belajar mengajar tidak hanya terbatas pada kegiatan penyampaian materi pelajaran dikelas, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi pelajaran tersebut dapat diterima oleh siswa dikelas dan dapat diterapkan serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dunia pendidikan mempunyai tantangan dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk manusia yang berkarakter, yang akan melahirkan generasi yang berbudi pekerti yang luhur yang sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 tahun 2003 “pendidikan nasional berfungsi

(2)

557 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Rohman, 2013:98).. Pendidikan adalah usaha dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah sebagai wahana formal dituntut untuk dapat menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif sehingga potensi peserta didik berkembang optimal dan seutuhnya.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP di antaranya bertujuan untuk mendidik para peserta didik agar mempunyai akhlak mulia serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap segi kehidupan.

Hal ini didukung dengan adanya pembaharuan pada kurikulum 2013 yang menyeimbangkan aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara terpadu serta mampu dan terampil menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Peranan pendidikan agama islam sangatlah penting dalam era globalisasi seperti sekarang ini, dengan pembekalan moral kepada peserta didik sehingga mampu memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik.

mengingat kekhawatiran akan pengaruh jangka panjang dari kemajuan tekhnologi yang mungkin melampaui batas, pendidikan agama harus bertindak untuk mencegah dampak-dampak yang mengimbangi kemajuan tersebut.

pendidikan agama islam dituntut untuk mampu menciptakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdasarkan pada nilai- nilai islami. Dari hasil observasi di SMPN 8 Muara Teweh Terdapat siswa yang tidak memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran, Aktivitas siswa yang malas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, Kurang antusiasnya siswa dalam kegiatan pembelajaran. yang mengakibatkan Hasil belajar siswa yang rendah.Sehingga ketika guru bertanya maka siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru dan guru harus menjelaskan materi kembali secara individual kepada siswa.

Terlihat juga beberapa siswa malas mengulang kembali materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru di sekolah sehingga siswa kurang memahami pelajaran tersebut dan ketika guru memberikan soal siswa tidak dapat menyelesaikannya dan siswa sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan masih ada siswa yang nilainya kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Proses belajar merupakan hal yang terpenting dan perlu diperhatikan dalam menentukan keberhasilan belajar. Namun, tidak sedikit siswa yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar dalam proses belajar mereka. Hambatan atau kesulitan belajar tentu saja dapat mengakibatkan

(3)

558 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

kegagalan dalam mencapai prestasi yang maksimal. Sama halnya dengan usaha untuk mencapai prestasi yang maksimal, usaha untuk mengatasi kesulitan belajar pun tidak terlalu mudah di lakukan. Hal ini disebabkan proses belajar merupakan suatu proses yang kompleks dipengaruhi banyak faktor.

Untuk mencapai prestasi belajar maksimal dan juga untuk mengatasi kesulitan belajar, siswa dan guru harus memahami proses belajar dan seluruh faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Umumnya siswa sangat memerlukan suatu metode yang sederhana, praktis, mudah untuk diterapkan untuk belajar secara aktif dan mengatasi berbagai masalah yang mereka alami.

Siswa yang mengalami kesulitan belajar biasanya akan merasa terbebani oleh kesulitan bila mereka diberi suatu metode yang bersifat teoritis. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dijalani dalam proses pembelajaran khususnya dalam mengevaluasi hasil pembelajaran, pembelajaran memiliki dua unsur penting yaitu siswa dan guru. Bagi siswa metode pembelajaran sangat penting dalam menentukan prestasi dan pengembangan potensi dan kompetensi pribadi. Guru memiliki peran penting dalam menerapkan metode pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

Selain itu, peserta didik juga belum dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran karena kurang diberikan stimulus yang mengkondisikan peserta didik untuk mengkomunikasikan materi yang belum dipahami. Pembelajaran searah yang terpusat pada guru menyebabkan peserta didik kurang kritis dalam bertanya atau mengungkapkan pendapat karena tidak adanya fasilitas untuk itu. Materi pokok jujur yang dibahas dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013 perlu mendapat perhatian khusus karena berkaitan dengan pembentukan akhlak yang mulia. Namun demikian, proses pembelajaran PAI yang selama ini berlangsung cenderung mengarah pada penekanan aspek pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ceramah. Hal ini menyebabkan peserta didik menjadi kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang tentu berefek pada rendahnya hasil belajar terhadap materi yang dipelajari dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini menjadi masalah yang serius karena dikhawatirkan materi Jujur hanya terlewati begitu saja, tanpa kesan, tidak bermakna, dan tidak mendapatkan hasil belajar yang optimal. Sebagaimana diketahui, materi jujur memegang peranan yang cukup penting karena materi ini menjadi salah satu landasan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Model discovery learning adalah salah satu model pembelajaran aktif. Pembelajaran Aktif adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan

(4)

559 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

pemahamanya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai media sumber sebagai stimulus.

Penerapan pembelajaran aktif dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa model pembelajaran yang selama ini berlangsung cendrung membuat siswa merasa malas dan bosan dalam belajar, dimana siswa hanya duduk pasif mendengarkan guru berceramah tanpa memberikan reaksi apapun kecuali mencatat dari buku atas apa yang diucapkan oleh guru mereka.

Pembelajaran aktif hadir sebagi solusi, karena pembelajaran model ini lebih memungkinkan guru maupun siswa untuk sama-sama aktif terlibat dalam kegitan pembelajaran (Surawan, 2020: 94). Selain itu, strategi ini juga lebih memungkinkan guru dan siswa untuk sama-sama memunculkan jiwa kreatifnya dalam kegiatan pembelajaran. Guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara dalam melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran.

Sementara peserta didik di tuntut kreatif untuk memperoleh pengetahuan dan berinteraksi sesama teman, guru, maupun bahan ajaran dengan segala alat bantunya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan perubahan pembelajaran pada materi jujur melalui model Discovery Learning berbantuan multimedia. Kegiatan diskusi dalam model pembelajaran ini memberikan peluang yang sangat besar kepada peserta didik untuk berbicara, berpendapat, dan berkomunikasi. Hal ini memberi kesempatan anak didik untuk mengolah informasi dan mengkomunikasikannya selama kegiatan pembelajaran sehingga pemahaman peserta didik dapat meningkat. Multimedia yang digunakan dalam penelitian ini berupa media powerpoint. Media ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi peserta didik sehingga dapat lebih mudah dalam belajar dan hasil belajar pun menjadi optimal.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan,mengobservasi dan merefleksikan tindakan secara kalobaratif dan parsipatif dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2021 dan bertempat di SMP Negeri 8 Muara Teweh. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 8 Muara Teweh. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022 pada bulan Agustus 2021, yang diawali survei awal, penyusunan instrumen, kemudian dilanjutkan dengan analisis data dan proses pelaporan.

Dalam penelitian ini diperoleh melalui tes pengetahuan, pengamatan (observasi). Tes pengetahuan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

(5)

560 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

tentang materi Jujur. Observasi dilakukan penulis untuk mengetahui keaktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PAI dan Budi Pekerti pada materi Jujur. Hasil tes pengetahuan dibuat rata-rata dan dianalisis secara deskriptif. Hasil tes juga dianalisis untuk mengetahui persentase siswa yang mencapai batas ketuntasan/ Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

a. Pencapaian pemahaman materi jujur dalam proses pembelajaran berdasarkan pengamatan dan observasi.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik, penulis menggunakan statistik deskriptif dengan mencari prosentase dari hasil belajar peserta didik, sebagaimana dirumuskan: P = F

N x 100%

Keterangan:

P= Prosentase

F= Jumlah siswa yang tuntas belajar N= Jumlah semua siswa

b. Indikator kinerja dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Terjadi peningkatan rata-rata nilai pengetahuan materi Jujur sehingga nilai rata-ratanya 70.

2. Persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar dapat mencapai 80%.

Penelitian Tindakan kelas meliputi dua siklus yang terdiri dari siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan dan terdiri dari beberapa tahap. Tahap-tahap dalam tiap siklus terdiri atas:

1. Perencanaan/persiapan (Planning) 2. Tindakan (Acting)

3. Pengamatan (Observing) 4. Refleksi.

Adapun penjelasan tentang langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan/persiapan (Planning)

Pada tahap perencanaan, penulis melakukan beberapa kegiatan seperti mencari referensi yang berkaitan dengan materi Jujur model pembelajaran berbasis saintifik, dan media pembelajaran, dan eksplorasi pengalaman. Referensi tersebut diperoleh penulis dari buku-buku yang relevan maupun dari internet. Pada tahapan ini penulis juga melakukan kegiatan-kegiatan berikut:

a. Pembuatan jadwal penelitian

b. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c. Pencarian bahan pembelajaran terkait materi Jujur

d. Pembuatan lembar kegiatan siswa yang berisi tugas dan kegiatan siswa. Lembar tugas ini diharapkan mampu mengarahkan fokus perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran.

(6)

561 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

e. Mempersiapkan media pembelajaran tentang materi Jujur berupa power point .

f. Pembuatan instrumen penilaian.

g. Pembuatan lembar pengamatan.

2. Tindakan (Acting)

Tindakan penelitian dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada materi Jujur Kegiatan ini dilakukan di ruang kelas dengan model pembelajaran berbasis saintifik berbantuan multimedia.

3. Observasi

Obervasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa. kegiatan ini dilakukan di setiap siklus. dalam tahap ini yang diamati antara lain :

a. Jalannya Proses Pembelajaran.

b. Situasi Lingkungan Dan Subjek Penelitian Pada Waktu Proses Pembelajaran.

c. Tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setiap akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan, kelemahan, dan kelebihan kegiatan pembelajaran selama penelitian. Setelah mengetahui keberhasilan dan kendala yang dialami dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, penulis melakukan penyempurnaan tindakan, modifikasi, dan inovasi pada siklus berikutnya.

Pada siklus II tahap-tahap yang dilakukan merupakan perbaikan pada siklus sebelumnya.

HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, guru menyampaikan materi jujur kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Sebelum menggunakan model discovery learning, diperoleh hasil belajar siswa yang masih jauh dari harapan, karena masih banyak siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM. Ketuntasan yang harus dicapai yaitu 70. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus. Proses pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu,11 Agustus tahun 2021.

Materi pembelajaran adalah sikap jujur. Media yang digunakan yaitu gambar, video dan buku paket pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas VII.

Model pembelajaran yang digunakan yaitu model discovery learning.

Setelah guru mengajar dengan menggunakan model discovery learning, di akhir pembelajaran diadakan evaluasi atau post test dengan tujuan untuk

(7)

562 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran. Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 70. Pada siklus II ini pembelajaran dilakukan dengan model Discovery Learning berbantuan multimedia berupa LKPD, powerpoint. Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran terkait materi Jujur. Penggunaan model Discovery Learning berbantuan multimedia pada siklus II ini bertujuan untuk lebih meningkatkan keaktifan siswa karena memerlukan interaksi antar siswa dalam bentuk diskusi kelompok. Selain itu, multimedia yang digunakan pada siklus ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa terhadap materi Jujur, sehingga hasil belajar siswa dapat lebih meningkat.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari data tes yang berupa hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes evaluasi setelah melakukan pembelajaran materi jujur dengan metode discovery learning. Hasil dari siklus I dan siklus II tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan metode discovery learning. Melihat hasil penelitian dan pembahasan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi jujur dengan penerapan model discovery learning pada kelas VII SMPN 8 Muara Teweh semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022 dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa siklus I, siswa yang tuntas belajar sejumlah 2 siswa (33,33%), sedangkan yang belum tuntas sejumlah 4 siswa, dengan nilai rata-rata 61,67. Berdasarkan hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, maka dilanjutkan dengan siklus II. Hasil dari siklus II diperoleh data 5 siswa (83,33%) sudah tuntas belajar dengan nilai rata-rata 83,33. Berdasarkan perolehan nilai tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 50,00%.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditentukan yaitu 80 %. Ada 5 siswa sudah tuntas belajarnya (83,33%) sehingga penelitian ini berhenti pada siklus II. Keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi hidup tenang dengan kejujuan dengan menggunakan metode discovery learning pada siswa kelas VII SMPN 8 Muara Teweh ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua faktor yaitu faktor fisiologis yang merupakan faktor yang berasal dari kondisi fisik atau jasmani peserta didik, dan faktor psikologi yang meliputi tingkat intelegensi, minat peserta didik dan motivasi peserta didik. Faktor eksternal yang dominan pada penelitian ini adalah lingkungan sekolah. Hal ini terbukti bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah salah satu komponen dari lingkungan sekolah diperbaiki. Komponen tersebut yaitu cara penyajian materi dengan

(8)

563 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

menggunakan metode discovery learning. Cara penyajian materi dengan menggunakan metode discovery learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Ketepatan dalam memilih metode dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa juga terlihat dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi hidup tenang dengan kejujuran pada siswa kelas VII SMPN 8 Muara Teweh tahun pelajaran 2021//2022 dan mempermudah guru untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Hal ini dibuktikan dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata 61,67 dan pada siklus II nilai rata- ratanya yaitu 83,33. Dilihat dari perolehan nilai tertinggi dari hasil tes setiap siklusnya juga selalu mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai tertingginya yaitu 80 dan pada siklus II nilai tertingginya yaitu meningkat menjadi 100. Pada siklus I presentase siswa yang tuntas 33,33%, dan pada siklus II meningkat menjadi 83,33%.

DAFTAR PUSTAKA

Ardyansyah, A., & Fitriani, L. (2020). Efektivitas Penerapan Metode Discovery Learning dalam Pembelajaran Imla’. Al-Ta'rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 8(2), 229-244.

doi:https://doi.org/10.23971/altarib.v8i2.2257

Budiningsih, Asri. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Departemen Agama RI, Syaamil Al-Quran: Al-Qur’an Terjemah Per Kata. Jakarta:

Sygma.

Hamruni. 2009. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan.

Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga

Moleong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar, Hamalik. 1992. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Purwanto, Ngalim 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 2000. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Belajar Mengajar. Bandung:

Sinar Baru.

Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.

Yogyakarta : K-Media.

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Discovery Learning Siswa Kelas V SD Negeri Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan model Discovery Learning mampu meningkatkan aktivitas belajar pada peserta

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana penerapan strategi Discovery Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada

melalui pengajuan masalah dalam menyelesaikan masalah tentang materi garis dan sudut di kels VII SMPN 6 Sidoarjo semester ganjil tahun ajaran 2013/2014

Peningkatan Retensi Belajar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Penerapan Discovery Learning dan Team Games Tournament Pada Siswa Kelas VII-G SMP Negeri 18

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan model Discovery Learning mampu meningkatkan aktivitas belajar pada peserta

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pembahasan data tentang hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran discovery learning pada PTM Terbatas di kelas IX-2 SMP Negeri 1 Pasir

Maka dengan segala kerendahan hati, peneliti memberikan saran atau masukan sebagai berikut : 1 mengingat bahwa penerapan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa