1326 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
MIND MAPPING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMAN 4 MUARA TEWEH
RINA CANDRAYANTI WAHYUNINGSIH1 Email [email protected]
ABSTRAK
Rendahnya hasil belajar peserta didik kelas X 6 materi Asmaul Husna adalah latar belakang masalah yang peneliti hadapi, hal ini dikarenakan model pembelajaran yang digunakan kurang tepat,guru masih menggunakan metode konvensional, sehingga peserta didik tidak dapat memahami materi dengan maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar materi Asmaul Husna pada peserta didik kelas X 6 SMAN 4 Muara Teweh Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, evaluasi dan dokumentasi. Instrument dalam pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Selanjutnya data dalam penelitian ini dianalisis dengan tehnik analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian pada siklus I sebesar 42,86% peserta didik memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan kategori kurang, sedangkan pada hasil Siklus II sebesar 85,71% peserta didik memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan kategori baik. Model pembelajaran mind mapping ini berpengaruh positif dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X 6 SMAN 4 Muara Teweh secara signifikan. Harapan peneliti, model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi lain.
Kata Kunci: hasil belajar, mind mapping, Asmaul Husna.
PENDAHULUAN
Masalah utama pembelajaran disekolah umumnya adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Sementara perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang pesat seperti saat ini membuat penguasaan pengetahuan agama sangat diperlukan. Dewasa ini manusia dihadapkan dengan berbagai realita kehidupan yang serba digital, bahkan dunia Pendidikan juga sudah beralih ke
1327 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
era digital, semua serba praktis, berpikir logis untuk memudahkan menyelesaikan pekerjaan maupun masalah.
Pelajaran agama Islam merupakan pondasi bagi setiap muslim guna menghadapi berbagai realita hidup yang semakin canggih. Ilmu Agama merupakan modal yang harus dimiliki oleh setiap muslim agar mendapat kehidupan yang tentram berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Dikatakan bahwa orang yang berilmu derajatnya lebih tinggi daripada ahli ibadah, diibaratkan bagaikan cahaya bulan purnama diantara cahaya bintang. Bahkan menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim.
Peran guru sangat penting dalam hal ini, guru harus berpacu dalam pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Guru harus mempu memaknai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
Proses belajar peserta didik berpengaruh dengan hasil belajar, sehingga perlu diterapkan model pembelajaran yagn kreatif agar peserta didik lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan guru. Maka kreatifitas guru sangat menentukan hasil belajar Pendidikan Agama Islam, khususnya materi Asmaul Husna. Karena secara tidak langsung apa yang diajarkan guru sangatlah mempengaruhi pola pikir peserta didik (Surawan, 2020: 98).
Hasil belajar mempunyai peran penting dalam pembelajaran, karena hasil belajar merupakan tolak ukur untuk mengetahui seberapa jauh perubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan, (Rusman, 2015: 67).
Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas bila sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik secara fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Peran guru sangat diperlukan pada fase ini, karena guru merupakan fasilitator dalam pembelajaran, untuk itu guru harus dapat mengantarkan peserta didik memperoleh informasi baru yang berguna untuk pengembangan pengalaman hidup yang sesuai dengan tujuannya.
Kenyataan hasil belajar di SMAN 4 Muara Teweh, khususnya di kelas X 6 masih rendah. Hal ini dibuktikan bahwa nilai soal latihan materi asmaul husna peserta didik masih banyak yang dibawah standar KKM karena mereka kesulitan menjawab soal yang diberikan.
Selain itu model pembelajaran yang digunakan masih belum tepat, proses pembelajaran yang digunakan oleh guru di sekolah adalah proses
1328 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran klasik yang berpusat pada guru, peserta didik hanya mendengarkan kemudian mencatat apa yang diperintahkan oleh guru. Proses pembelajaran seperti ini tidak memberikan ruang gerak bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga peserta didik merasa jenuh dan bosan dengan proses belajar.
Masalah inilah yang melatar belakangi peneliti perlu segera melakukan penelitian untuk menemukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah pembelajaran materi Asmaul Husna, agar dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik. Proses pembelajaran seperti ini tidak memberikan ruang gerak bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga peserta didik merasa jenuh dan bosan dengan proses belajar.
Dengan pertimbangan inilah, maka peneliti berniat melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan model pembelajaran mind mapping yang peneliti harap akan mampu meningkatkan keaktifan peserta didik, sehingga pemahaman pada materi juga meningkat yang berimbas pada peningkatan hasil belajar peserta didik sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Tony Buz, mind mapping adalah suatu teknik yang digunakan dengan tujuan mengembangkan aktivitas berpikir pada tiap individu yang pada awalnya hanya mengarah pada satu arah, lalu dikembangkan menjadi berbagai arah, serta untuk menerima berbagai macam ide ke dalam beragam sudut pandang. Mind mapping itu sendiri akan mengembangkan konsep berpikir yang bercabang dan lebih kreatif. Metode ini juga memiliki istilah peta map, yang didalamnya berisi seperangkat alat berpikir yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam memahami sesuatu, baik itu pelajaran ataupun pekerjaan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom Action Reserch), sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki suatu kondisi, keadaan, atau peristiwa lain, kemudian hasilnya akan dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2019).
Instrument dalam pengambilan data menggunakan lembar observasi atau lembar pengamatan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, gunanya untuk mengamati aktivitas peserta didik dalam
1329 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 4 Muara Teweh beralamat di Jl.
Ronggolawe Kel. Melayu Kec. Teweh Tengah Kab. Barito Utara.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X 6 SMA Negeri 4 Muara Teweh, yang berjumlah 7 orang, terdiri dari 4 orang peserta didik perempuan dan 3 orang peserta didik laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022, tanggal 19 Juli sampai dengan 3 September 2021.
Sumber Data dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu;
Sumber data primer merupakan data yang menjadi sumber data utama dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X 6 SMAN 4 Muara Teweh. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumentasi pelaksanaan penelitian, serta hasil observasi yang dilakukan melalui pengamatan oleh observer.
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan antara lain, observasi, Observasi dilakukan untuk mengamati partisipasi dalam pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran agama Islam yang dilakukan oleh para peserta didik. Pengamatan dilakukan selama siklus penelitian berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan artinya peneliti ikut terlibat dalam proses pembelajaran (tindakan). Data dicatat oleh peneliti dan observer, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan analisis dan refleksi.
Berikutnya adalah teknik tes evaluasi, Tes digunakan untuk mengetahui Kemampuan peserta didik dalam menjelaskan materi Asmaul Husna pada pelaksanaan tindakan dengan model pembelajaran mind mapping. Tes yang digunakan adalah soal essay berbasis HOTS yang berjumlah 5 butir soal. oal HOTS adalah untuk menguji kemampuan peserta didik mulai dari tingkat analisis sampai menciptakan. Soal HOTS adalah tipe soal yang karakteristiknya cenderung mengandalkan kemampuan berpikir kritis dari peserta didik.
Sebagai negara yang masih tergolong negara berkembang, Indonesia perlu untuk meningkatkan kualitas SDM agar dalam persaingan global Indonesia tidak semakin tertinggal. Oleh karenanya setiap individu harus mempunyai kemampuan kognitif yang mumpuni dalam hal analisis, evaluasi, dan penciptaan hal-hal baru.
Yang terakhir adalah metode dokumentasi, dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Dokumentasi yang digunakan adalah dokumentasi non tes yaitu dokumentasi berupa gambar atau foto proses belajar mengajar saat penelitian dilaksanakan, serta untuk mengetahui hasil pengamatan melalui
1330 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
lembar observasi.
Tehnik Analisis Data dalam penelitian antara lain; analisis data kuantitatif, Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari tes evaluasi. Data kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan persentase jumlah peserta didik yang mencapai batas ketuntasan. Dari informasi ini dapat diketahui sampai sejauh manakah keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Tehnik Analisis data berikutnya adalah analisis data kualitatif, Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data kualitatif diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus, dan membandingkan kinerja peserta didik maupun guru siklus I dan siklus II dalam hasil pengamatan dengan parameter atau teori tertentu.
Prosedur Penelitian dalam penelitian ini antara lain; Perencanaan, perencanaan adalah persiapan yang dilakukan peneliti sebelum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas,hal yang harus dipersiapkan antara lain (1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang menjadi pedoman seorang guru dalam proses pembelajaran di kelas, didalamnya memuat langkah-langkah pembelajaran, model pembelajaran, sumber belajar, media, alat dan bahan pembelajaran, serta soal evaluasi. (2) membuat media pembelajaran, media pembelajaran adalah alat-alat bantu yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar, mulai dari buku sampai penggunaan perangkat elektronik dikelas. (3) membuat LKPD, Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. (4) membuat lembar observasi, Lembar observasi ini merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan di lapangan. (5) membuat soal evaluasi, evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mengukur atau menilai kemampuan peserta didik yang telah mengikuti kegiatan belajar menggunakan alat tes. tujuan dilakukannya evaluasi yaitu untuk mengetahui apakah proses pembelajaran berjalan dengan baik dan apakah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan.
1331 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
Pelaksanaan Tindakan, kegiatan pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada tanggal 19 Juli sampai dengan 3 September 2021 di ruang kelas SMA Negeri 4 Muara Teweh bersama observer Madinatul Munawarah, S.Pd.I. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan yang didasarkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping.
Selanjutnya adalah tahap observasi, Menurut Arikunto, observasi adalah pengamatan langsung pada sebuah objek di lingkungan yang masih berlangsung atau dalam tahap kajian menggunakan panca indera. Tindakan observasi dilakukan secara sengaja dengan mematuhi aturan pengamatan yang berlaku.
Observasi ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti.
Dalam tahap observasi ini peneliti dibantu oleh pengamat sebagai observer.
Tahap terakhir adalah refleksi yang dilakukan pada akhir tiap siklus.
Refleksi diperlukan untuk mengetahui apakah tindakan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan peneliti, Refleksi ini juga bertujuan untuk menyusun rencana tindakan perbaikan untuk siklus selanjutnya apabila diperlukan. Skema penulisan PTK, peneliti merujuk kepada pendapat Suharsimi Arikunto (2003:3).
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini merupakan hasil pengolahan data observasi dan evaluasi yang telah dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan yang berhasil dikumpulkan, diolah dan di analisis oleh peneliti.
Aktivitas Guru
Tabel 1. Aktivitas Guru
No Siklus Komponen Skor Persentase Kategori
1 I 9 24 66,66% Cukup
2 II 9 30 83,33% Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas guru dalam
1332 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
proses pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu pada siklus I sebesar 66,66% dengan kategori cukup, meningkat pada siklus II sebesar 83,33% dengan kategori baik. Data ini diambil dari hasil observasi oleh observer Madinatul Munawarah, S.Pd.I
Peningkatan ini dikarenakan peneliti menyadari apa yang menjadi kekurangan saat melaksanakan Tindakan pada siklus I, sehingga kekurangan tersebut dapat diperbaiki dan pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat berjalan lebih baik.
Aktivitas Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan aktivitas peserta didik setelah penerapan model pembelajaran mind mapping.
Sebanyak 49% pada siklus I dan 100% pada siklus II peserta didik disiplin dalam proses pembelajaran, hal ini merupakan indikasi, bahwa peserta didik antusias dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan model mind mapping, sehingga mereka bisa disiplin dan tepat waktu karena tidak ingin tertinggal proses pembelajaran yang menyenangkan ini.
Sebanyak 49 % pada siklus I dan sebanyak 86% pada siklus II, peserta didik menyatakan siap dalam menerima pembelajaran. Peningkatan ini tidak luput dari strategi dan model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti, sehingga menimbulkan minat peserta didik untuk belajar.
Keaktifan dalam pembelajaran juga peserta didik tunjukkan, sebesar 52% pada siklus I dan sebesar 86% pada siklus II peserta didik aktif sepanjang
0 20 40 60 80 100
Disiplin belajar
Kesiapan Belajar
Keaktifan Belajar
Keberanian Bertanya
Kemampuan Menjawab
Soal
49 49 52 55
49 100
86 86 82 86
Aktivitas Peserta Didik
SIKLUS I (%) SIKLUS II (%)
1333 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
proses pembelajaran. Mereka terlihat aktif mengekspresikan diri membuat mind mapping sesuai dengan ide dan kreativitas masing-masing. Peneliti memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan tema yang mereka inginkan, sehingga mereka bersemangat mengaplikasikan gagasan dan konsep materi ke dalam mind mapping yang menarik.
Sebesar 55% pada siklus I dan sebesar 71% pada siklus II keberanian bertanya peserta didik yang didapat dari observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik memiliki kepercayaan diri yang tinggi setelah mereka menerapkan konsep mind mapping untuk memahami materi Asmaul Husna, sehingga mereka berani mengemukakan pertanyaan untuk mendapatkan penguatan.
Kemampuan mengerjakan soal evaluasi merupakan klimaks dari proses pembelajaran, dari sinilah peneliti bisa mendapat gambaran apakah penerapan model pembelajaran mind mapping yang dilakukan bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik atau tidak. Dan terbukti setelah melakukan Tindakan dalam dua siklus, peserta didik dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik, walaupun soal yang peneliti berikan berbasis HOTS. Terbukti pemahaman mereka meningkat setelah penerapan model pembelajaran mind mapping, sehingga didapatkan 86% pada siklus II peserta didik menjawab dengan tepat soal yang diberikan, sebelumnya pada siklus I hanya sebesar 49% peserta didik menjawan dengan tepat.
Peningkatan aktivitas belajar peserta didik tidak bisa dipungkiri, bahwa model pembelajaran adalah salah satu strategi untuk menarik minat dan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Safari dalam bukunya yang berjudul “Minat Belajar Siswa” menyebutkan beberapa indicator minat belajar siswa antara lain; perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, serta keterlibatan siswa.
Ketuntasan Belajar
Berikut peneliti sajikan diagram ketuntasan hasil belajar peserta didik setelah dilakukan dua siklus Tindakan menggunakan model pembelajaran mind mapping pada materi Asmaul Husna.
1334 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
Dari diagram diatas diketahui bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap ketuntasan hasil belajar peserta didik, pada siklus I sebesar 42,86% dan pada siklus II sebesar 85,71% ketuntasan hasil belajar.
Data ketuntasan belajar tersebut didapat peneliti setelah mengolah data evaluasi yang dilakukan selama dua siklus. Itulah sebabnya kenapa penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Karena pada siklus I, Tindakan yang peneliti lakukan belum maksimal, guru belum dapat menjelaskan bagaimana cara kerja mind mapping dengan benar, sehingga peserta didik merasa kebingungan dalam mengaplikasikannya. Guru belum maksimal dalam melaksanakan sintaks pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sehingga scenario pembelajaran belum berjalan sesuai yang diharapkan, yang berdampak pada kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi, dan membuat mereka kesulitan mengerjakan soal evaluasi ayng diberikan. Selain itu beberapa peserta didik kurang focus terhadap proses pembelajaran, karena mendekati waktu istirahat. Kurang aktifnya peserta didik dalam diskusi.
Peningkatan hasil belajar tersebut tidak lepas dari penerapan model pembelajaran yang tepat, dimana peneliti menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe mind mapping, kenapa peneliti memutuskan untuk menerapkan model pembelajaran tersebut, hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif cenderung asik dan menyenangkan, sehingga kelas menjadi kondusif dan hidup, disini peserta didik dapat mengekspresikan dirinya sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Apalagi dalam kelas yang peneliti ampu, banyak peserta didik yang memiliki hobi menggambar dan melukis, sehingga bakat tersebut dapat tersalurkan pada media yang tepat yang berguna untuk
0 20 40 60 80 100
Jml Siswa Tuntas
Rata-rata Persentase 3
62.85
42.86
6
82.86 85.71
Ketuntasan Hasil Belajar
SIKLUS I SIKLUS II
1335 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
menambah pemahaman materi belajar yang dapat menuntun peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran sesungguhnya.
Keunggulan model pembelajaran mind mapping yang peneliti terapkan adalah dalam mind mapping tersebut peneliti menggunakan permainan warna yang indah dan kontras, gradasi warna peneliti terapkan agar perbedaan dari tiap-tiap konsep atau ide bisa terlihat jelas dan menggambarkan konsep yang mudah untuk dipahami, selain itu penggunaan garis hubung yang unik dan menarik dapat menambah estetika tampilan mind mapping, sehingga antara konsep utama dengan konsep turunan dapat terhubung dengan jelas untuk memudahkan pehaman akan materi yang disajikan.
Mengutip dari Emerald Group Publishing, mind mapping memanfaatkan kemampuan visualisasi dan asosiasi dari otak, yang pada akhirnya dapat mempertajam memori dan kreativitas penggunanya, hal inilah yang mendasari peneliti menerapkan model pembelajaran mind mapping. Kita sadar bahwa kemampuan peserta didik dalam memahami materi berbeda-beda, ada yang mengandalkan audio sudah cukup, ada juga yang mengandalkan visual saja, dan ada juga yang mengandalkan audio visual.
Dari hal ini peneliti sadar, setidaknya ada hal baru yang dapat di pahami dan diingat peserta didik untuk membantu pemahaman materi Asmaul Husna di kelas X 6 SMAN 4 Muara Teweh. Harapan peneliti kedepannya peserta didik dapat mengimplementasikan pengalaman belajar ke dalam kehidupan nyata, sehingga mereka dapat mengatasi setiap masalah yang muncul berbekal pengetahuan yang mereka dapat semasa dibangku sekolah.
Karena keterbatasan waktu penelitian, peneliti berharap model pembelajaran mind mapping ini dapat diterapkan oleh guru lain pada materi lain.
Sehingga apa yang sudah peneliti rintis tidak berhenti sampai disini, bahkan harapan peneliti, guru lain bisa mengembangkan model pembelajaran mind mapping dengan lebih baik demi mengantarkan peserta didik pada pengalaman hidup yang nyata untuk mencapai tujuan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tony Buz. Mind Mapping: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Cara Membuatnya.
Retrieved from accurate.id Website: https://accurate.id/marketing- manajemen/mind-mapping-adalah/
Arikunto. Penelitian Deskriptif. Retrieved from penerbitdeepublish.com Website: https://penerbitdeepublish.com/penelitian-deskriptif/
Ahmad Taufiq. (2021). Kupas Tuntas Apa Itu Soal Hots, Tujuan serta
1336 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
Perbedaannya Dengan Soal Bukan Hots. Retrieved from akupintar.id Website: https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/kupas-tuntas-apa-itu- soal-hots-tujuan-serta-perbedaanya-dengan-soal-bukan-
hots#:~:text=Higher%20Order%20Thinking%20Skills%20atau,memerluk an%20kemampuan%20analisis%20yang%20tinggi
Heri. (2020). Media Pembelajaran: Pengertian, Fungsi, Manfaat, Jenis, Contoh.
Retrieved from salamadian.com website:
https://salamadian.com/pengertian-media-pembelajaran/
Unknown. (2015). Media Pembelajaran: Lembar Kerja Peserta Didik. Retrieved from yafajridabiologiuir.blogspot.com website:
http://yafajridabiologiuir.blogspot.com/2015/11/lembaran-kerja-peserta- didik-lkpd.html
El Shalih. (2010). Contoh Lembar Observasi. Retrieved from el-
shalih.blogspot.com website: http://el-
shalih.blogspot.com/2010/03/contoh-lembar-observasi.html
Arikunto. Pengertian Observasi: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Manfaat. Retrieved from idcloudhost.com website: https://idcloudhost.com/pengertian- observasi-pengertian-fungsi-tujuan-dan-manfaatnya/
Putut Wijaya. (2021). Refleksi adalah: Pengertian, Manfaat, Jenis, Tehnik Penerapannya. Retrieved from ukulele.co.nz website:
https://www.ukulele.co.nz/refleksi-adalah/
Kumparan TECH. (2021). Cara Membuat Mind Mapping Yang Menarik dan Informatif. Retrieved from kumparan.com website:
https://kumparan.com/berita-hari-ini/cara-membuat-mind-mapping- yang-menarik-dan-informatif-1v6tjQSL9rt
Safari. (2020). Minat Belajar Siswa: Cara Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dimusim Pandemi. Retrieved from pintek.id website:
https://pintek.id/blog/minat-belajar-siswa/
Surawan. 2020. Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.
Yogyakarta : K-Media.