877 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI METODE PEMBELAJARAN
MAKE-A-MATCH
Rakhmat Hidayat1
Email : [email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menerapkan model pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Anjir Mambulau Timur, dengan jumlah 18 anak yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Penerapan metode Make a match akan lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna karena adanya keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui metode ini, siswa juga akan terlatih untuk mengungkapkan gagasan, pendapat dan kritikan terhadap orang lain. Sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas V menggunakan model pembelajaran Make A Match. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus I, dari 18 siswa rata-rata nilai PAI adalah 73,61 dengan siswa yang mencapai KKM sebanyak 10 siswa (55,56%,) setelah dilakukan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata PAI meningkat pada siklus II mencapai 83,89 dengan siswa yang mencapai KKM sebanyak 18 siswa (100%).
Kata Kunci: Make A Match, Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Make A Match
PENDAHULUAN
Pendididikan Agama Islam yaitu pendidikan yang berdasarkan pokok pokok dan kajian-kajian asas, yang meliputi ayat-ayat Al-Qur’an, hadist, dan kaidah-kaidah ketuhanan, muamalat, urusan pribadi manusia, asusila dan ajaran akhlak. Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Pengetahuan yang diperoleh melalui Pendidikan akan sangat berguna bagi kehidupan akan datang manakala setiap orang mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan pendidikan yang didapatnya selama bukan hanya sekedar formalitas belaka. Namun lebih dari itu, pendidikan akan sangat menentukan
878 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam kehidupan berbangsa dan bernegara yang sejatinya dipupuk dari tingkat dasar.
Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Islam, melalui bimbingan, latihan dan pengalaman. Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang bertujuan pada pembinaan moral dan akhlak siswa. Siswa diharapkan tidak hanya mampu menyerap pengetahuan keagamaannya saja tetapi dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Intisari pengajaran agama Islam menurut para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa tujuan umum (sebagian menyebutnya tujuan akhir) pendidikan Islam adalah manusia yang baik itu adalah manusia yang beribadah kepada Allah; Syayid Quthub menghendaki manusia yang baik itu adalah manusia yang taqwa kepada Allah.
Tujuan pembelajaran pendidikan Agama Islam sebagai induk dari pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah bukan sekedar mengajarkan pengetahuan agama Islam dan melatih keterampilan anak, tetapi jauh lebih luas dari pada itu, yaitu supaya peserta didik mengetahui hukum-hukum agama, agar mereka dapat melaksanakan dengan benar dan mengharap penerimaan dari Allah, menguatkan akidah dalam jiwa peserta didik, menambah kepatuhannya kepada Allah melalui ibadah yang dilakukannya.
Dalam prakteknya pembelajaran Agama Islam yang terjadi di sekolah sekolah saat ini lebih menekankan pada metode belajar mengajar yang informatif yaitu guru menjelaskan atau ceramah dan siswa mendengarkan atau mencatat.
Metode ceramah merupakan metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran dengan metode ceramah merupakan yang paling disenangi guru karena metode ini paling mudah dilaksanakan. Komunikasi yang terjadi dalam proses pada umumnya satu arah yaitu dari guru kepada siswa sehingga pembelajaran terpusat pada apa yang disampaikan oleh guru (teacher centered).
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan interaksi dengan siswa pada saat melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, peran metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru dengan kata lain terciptanya interkasi edukatif.
Penerapan metode pembelajaran yang bervariasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena dengan menggunakan model pembelajaran (Surawan : 2020). Pusat pembelajaran bukan lagi terletak pada guru melainkan pada siswa. Siswa bukan lagi sebagai objek dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh seorang guru dalam melatih peserta didik dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk
879 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan model pembelajaran guru akan dapat mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan personal siswa.
Pembelajaran yang melibatkan siswa akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna sehingga diharapkan materi dapat tersampaikan dengan salah satu pembelajaran yang mampu melibatkan siswa salah satunya pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelas kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa macam teknik, salah satu teknik tersebut adalah teknik Make a match. Dengan menggunakan Make a match siswa diajak untuk belajar sambil bermain, dengan cara saling menjodohkan kartu yang dimilikinya sehingga pembelajaran Agama Islam menjadi lebih menarik dan siswa dapat menyukai pembelajaran Agama Islam dan dapat dengan mudah memahami isi materi di sampaikan oleh guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di terhadap pembelajaran Agama Islam yang belum optimal. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Siswa cenderung pasif, meskipun ada materi yang belum jelas baginya. Hal itu terjadi karena sebagaian siswa bersifat teacher centered bukan student centered.
METODE Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan suatu penelitian yang mencermati kegiatan belajar siswa dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan (Suharsimi Arikunto dkk, 2006:). Kegiatan mengamati suatu objek untuk memperoleh data yang bermanfaat bagi kepentingan bersama.Pelaksanaan tindakan PTK dilaksanakan dalam beberapa periode atau siklus.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang sengaja dimunculkan pada suatu masalah di kelas untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang terjadi di kelas.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI menggunakan model pembelajaran Make A Match.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
Dengan tindakan kelas ini peneliti memberikan tindakan kepada siswa (subjek) yang diteliti yaitu siswa kelas V, dan guru bertindak sebagai observer.
880 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
Penelitian Tindakan Kelas Merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas dan tanggung jawab guru khususnya dalam meningkatkan kinerjanya secara terus menerus, dengan cara refleksi diri, yakni menganalisis kekurangan untuk menemukan kelemahan- kelemahan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan program pembelajaran yang telah disusun dan di akhiri dengan melakukan refleksi.
Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Anjir Mambulau Timur Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match untuk mengetahui hasil belajar siswa Kelas V pada Mata Pelajaran PAI, setelah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Make a match. Adapun Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli s/d September 2021 tahun pelajaran 2021/2022 selama kurang lebih 3 bulan, dan agar tidak mengganggu proses kegiatan pembelajaran, penelitian ini dilakukan bersamaan pada saat pembelajaran berlangsung.
Subjek Penelitian
Dalam Penelitian ini yang menjadi Subjek Penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN 1 Anjir Mambulau Timur. Dengan jumlah siswa 18 orang siswa yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan untuk dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran Make a match.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan lembar observasi sesuai dengan metode pembelajaran Make a Match. Dalam melakukan observasi peneliti akan dibantu oleh seorang observer yaitu wali kelas V.
Tes hasil belajar yaitu seperangkat instrument yang disusun berdasarkan kompetensi dasar materi ajar Pendidikan Agama Islam setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Tes hasil belajar digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar PAI siswa kelas V SDN 1 Anjir Mambulau Timur.
Dokumentasi yaitu pengambilan data-data penting yang berhubungan dengan kegiatan penelitian. Dokumentasi bertujuan untuk mengungkap fakta selama kegiatan penelitian.
Wawancara yaitu suatu proses tanya jawab lisan untuk memperoleh bahan atau informasi yang dilaksanakan secara sepihak.
Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang paling menentukan untuk menyusun dan mengolah data yang terkumpul, sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Jenis data yang diperoleh yaitu data kualitatif dan kuantitatif.Sedangkan penyajian data dilakukan secara
881 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Secara kualitatif
a). Persentasi aktivitas guru = Total skor yang diperoleh x 100 % Jumlah skor maksimal
Nilai akhir aktivitas guru setiap siklus dapat diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:
Tabel 1 Tabel Aktivitas Mengajar Guru Persentasi Kategori
1% - 25% Tidak Baik 26% - 50% Kurang Baik
51% - 75% Baik
76% - 100% Sangat Baik
b). Persentasi aktivitas Siswa = Total skor yang diperoleh x 100 % Jumlah skor maksimal
Nilai akhir aktivitas siswa setiap siklus dapat diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:
Tabel 3.4. Tabel Aktivitas Belajar Siswa Persentasi Kategori
1% - 25% Tidak Baik 26% - 50% Kurang Baik
51% - 75% Baik
76% - 100% Sangat Baik
c). Hasil Belajar siswa dapat diperoleh dengan rumus nilai rata-rata = 𝚺𝐱𝑵 Keterangan :𝚺𝐱 : Jumlah Nilai
N : Jumlah Siswa Secara kuantitatif
a) Secara individu
Persentasi = Jumlah nilai perolehan x 100 %
882 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
Jumlah nilai maksimal b) Secara klasikal
Persentasi = Jumlah siswa yang tuntas x 100 % Jumlah siswa keseluruhan Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yaitu model spiral. Model ini terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Model ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Berdasarkan gambar siklus, setiap siklus terdiri dari empat kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan (acting) dan Pengamatan (observing)
Setelah rencana disusun, peneliti kemudian melakukan tindakan penelitian yang didalamnya terdapat kegiatan pengamatan yang dilakukan secara bersamaan.
3. Refleksi (reflecting)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, kemudian peneliti bersama kolaborator melakukan refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan apakah sudah mencapai target. Jika belum mencapai target yang diinginkan maka dilakukan siklus berikutnya.
883 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam HASIL PENELITIAN
Pembahasan hasil penelitian memuat pengelolaan data tentang hasil pengamat aktivitas belajar peserta didik dan hasil post test peserta didik. Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI pada materi orang jujur disayang Allah.Pada pelaksanaan siklus I pencapaian hasil pembelajaran belum terpenuhi karena masih ada beberapa orang siswa yang belum mencapai KKM. Dari 18 orang peserta didik yang tuntas sebanyak 10 orang peserta didik, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 8 orang peserta didik yang nilainya masih dibawah KKM. Pada saat pelaksanaan siklus II pencapaian hasil pembelajaran terpenuhi karena secara klasikal sudah melebihi KKM.
Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode make a match, terlihat adanya peningkatan hasil belajar, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Rekapitulasi Hasil belajar PAI sebelum menggunakan Model Make A Match
No Nama Siswa KKM Nilai
Keterangan Tuntas Tidak
Tuntas
1 AHMAD GAJALI RAHMAN 70 85 √
2 DAHLIA 70 85 √
3 DAHLIA 70 65 √
4 DEVO ARIYANDI 70 75 √
5 DILA SOFIA 70 80 √
6 EKA NOR AMELIA 70 75 √
7 HAFIZAH 70 80 √
8 MUHAMMAD ALVIN 70 65 √
9 MUHAMMAD ARSAD 70 85 √
10 MUHAMMAD BAYU AKBAR 70 60 √
11 MUHAMMAD ILYAS 70 65 √
12 NORAZIZAH ZULIA ZAHRA 70 65 √
13 PUTRI 70 80 √
14 SAIRA 70 65 √
15 SITI AULIA 70 78 √
16 SITI FATIMAH 70 85 √
17 SITI FATIMAH 70 65 √
884 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
18 SYAHRIL MUHAMMAD 70 67 √
Dari perhitungan di atas dapat diketahui nilai rata-rata hasil belajar PAI siswa kelas V pada siklus I adalah 73,61. Siswa yang mencapai nilai KKM ≥70 sebanyak 10 siswa dengan presentase sebesar 55,56% sedangkan siswa yang masih di bawah KKM sebanyak 8 siswa dengan presentase 44,44%.
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil belajar PAI setelah menggunakan Model Make A Match
No Nama Siswa KKM Nilai
Keterangan Tuntas Tidak
Tuntas
1 AHMAD GAJALI RAHMAN 70 90 √
2 DAHLIA 70 90 √
3 DAHLIA 70 80 √
4 DEVO ARIYANDI 70 85 √
5 DILA SOFIA 70 80 √
6 EKA NOR AMELIA 70 85 √
7 HAFIZAH 70 85 √
8 MUHAMMAD ALVIN 70 80 √
9 MUHAMMAD ARSAD 70 90 √
10 MUHAMMAD BAYU AKBAR 70 80 √
11 MUHAMMAD ILYAS 70 80 √
12 NORAZIZAH ZULIA ZAHRA 70 85 √
13 PUTRI 70 85 √
14 SAIRA 70 80 √
15 SITI AULIA 70 85 √
16 SITI FATIMAH 70 90 √
17 SITI FATIMAH 70 80 √
18 SYAHRIL MUHAMMAD 70 80 √
885 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
Tabel 3
Rekapitulasi Peningkatan Hasil belajar PAI
No Hasil belajar PAI
Nilai Rata- Rata
Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
Presentase Keberhasilan
1 Siklus I 73,61 10 55,56%
2 Siklus II 83,89 18 100%
Berdasarkan tabel diatas, dengan menggunakan model pembelajaran make a match oleh peneliti pada siswa kelas V, siswa menjadi lebih dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I hanya memperoleh nilai rata-rata adalah 73,61 dengan presentasi keberhasilan 55,56 % sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 83,89 dengan presentasi keberhasilan sebesar 100%.
Selama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a macth terjadi peningkatan hasil belajar.
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari nilai hasil tes mulai dari tes awal sampai dengan tes akhir. Siklus I sampai dengan Siklus II. Peningkatan hasil tes akhir mulai dari tes awal, tes siklus I sampai dengan tes akhir siklus II dapat dilihat pada tabel di di bawah ini:
Tabel 2
Data Peningkatan Hasil Test Tiap Siklus
No Nama L/P KKM Nilai
Siklus I Siklus II
1 2 3 4 5 6
1. AHMAD GAJALI RAHMAN L 70 85 90
2. DAHLIA P 70 85 90
3. DAHLIA P 70 65 80
4. DEVO ARIYANDI L 70 75 85
5. DILA SOFIA P 70 80 80
6. EKA NOR AMELIA P 70 75 85
7. HAFIZAH P 70 80 85
8. MUHAMMAD ALVIN L 70 65 80
9. MUHAMMAD ARSAD L 70 85 90
10. MUHAMMAD BAYU AKBAR L 70 60 80
11. MUHAMMAD ILYAS L 70 65 80
886 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
12. NORAZIZAH ZULIA ZAHRA P 70 65 85
13. PUTRI P 70 80 85
14. SAIRA L 70 65 80
15. SITI AULIA P 70 78 85
16 SITI FATIMAH P 70 85 90
17 SITI FATIMAH P 70 65 80
18 SYAHRIL MUHAMMAD L 70 67 80
Jumlah skor yang diperoleh 1325 1510
Nilai rata–rata peserta didik 73,61 83,89
Jumlah peserta didik seluruhnya 18 18
Jumlah peserta didik yang tidak tuntas 8 0
Jumlah peserta didik yang Tuntas 10 18
Persentase Tidak Lulus 44,44 0
Persentase Lulus 55,56 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan mulai tes siklus I,sampai tesakhir siklus II. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata nilai peserta didik 73,61 (tes siklus I), dan meningkat menjadi 83,89 (tes akhir siklus II).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penerapan model kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas V SDN 1 Anjir Mambulau Timur. Pembelajaran PAI menggunakan model kooperatif tipe Make a Match dilakukan melalui permainan mencari pasangan kartu sebagai salah satu cara agar siswa menjadi aktif dan semangat dalam mengikuti pelajaran.
Hal tersebut ditunjukkan dari adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yang pada siklus I 73,61, dan pada siklus II meningkat menjadi 83,89. Peningkatan juga terdapat pada jumlah siswa yang mencapai nilai KKM (≥70) meningkat sebanyak 18 orang dengan presentase sebesar 82,75%. Peningkatan hasil belajar mata pelajaran PAI materi orang jujur disayang Allah ini dikarenakan guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat menjadikan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa sehingga siswa menjadi aktif pada saat proses pembelajaran dan prestasi belajar meningkat.
887 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Dian Andayani. 2005.Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung, Rosda Karya.
Aris Shoimin. 2015.68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Cet. II;
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hisyam Zaini, Sterategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2008.
Kurniasih, imas dkk. 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, Kata Pena : CV.Solusi Distribusi.
M. Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Miftahul Huda, 2013. Model-Model Pengajaran & Pembelajaran. Pustaka Pelajar.
Mudjino Dimyati. 2002.Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibbin Syah, 2011, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pres.
Nana Sudjana. 1998.Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar MengajarBandung:
Sinar Baru.
Ramayulis.2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sadirman. 2007Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto.2013.Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung
Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.
Yogyakarta : K-Media.
Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif
888 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam Tim Penyusun Pusat Bahasa (Mendikbud), Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta:
Balai Pustaka, Ed. 3, cet 4, 2007.
Triyanto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana.
Udin Syaefudin Sa’ud. (2013). Inovasi Pendidikan.Bandung: Alfabeta.
Wina Sanjaya. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media.