• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI ASMAUL HUSNA MELALUI MODEL STAD PADA SISWA KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI ASMAUL HUSNA MELALUI MODEL STAD PADA SISWA KELAS V"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

63

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI ASMAUL HUSNA MELALUI MODEL STAD PADA SISWA KELAS V

Ernawati1

PPG Pendidikan Agama Islam, IAIN Palangka Raya, Palangka Raya, Indonesia Email [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana cara menerapkan metode pembelajaran model STAD, Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif, namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.

Penelitian ini berdasarkan permasalahan : (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PAI dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD ? (b) Bagaimanakah pengaruh Metode Pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar PAI.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar PAI setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif. (b) Ingin mengetahui pengaruh prestasi belajar PAI setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sebanyak tiga putaran . setiap putaran terdiri dari empat tahap, yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN Talan tahun pelajaran 2021/2022.Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I Pertemuan ke 1, siklus I pertemuan ke 2, siklus II pertemuan ke 1 sampai siklus II Pertemuan ke 2, yaitu (17,65%), (58,82%), (64,71%) dan (94,12%).

Kata Kunci: PAI, Asmaul-husna,metode pembelajaran model stad.

Pendahuluan

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas

(2)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

64

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

mengajarnya. Mengajar adalah membimbing belajar siswa sehingga ia mampu belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Pada kenyataan, di sekolah-sekolah seringkali guru yang aktif, sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif. Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru, karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2011: 2).

Mengajar adalah membimbing belajar siswa sehingga ia mampu belajar.

Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar- mengajar sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Pada kenyataan, di sekolah-sekolah seringkali guru yang aktif, sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif. Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. (Surawan, 2020: 162) Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.

Pembelajaran PAI tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2010:24).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari

(3)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

65

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

kawannya dibanding penjelasan dari guru, karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2011:

2). Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang pertama siswa bekerja secaraa individu, dan dua kali secaraa kelompok. Dalam kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam kelas yang bekerja secaraa kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik (Felder, 199: 14).

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PAI Materi Asmaul Husna dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD Pada Siswa Kelas V SDN Talan Tahun Pelajaran 2021/2022?.Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model STAD terhadap prestasi belajar PAI Materi Asmaul Husna Pada Siswa Kelas V SDN Talan Tahun Pelajaran 2021/2022.

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

Mendiskripsikan peningkatan prestasi belajar PAI Materi Asmaul Husna setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model STAD Pada Siswa Kelas V SDN Talan Tahun Pelajaran 2021/2022. Mendiskripsikan pengaruh prestasi belajar PAI Materi Asmaul Husna setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model STAD Pada Siswa Kelas V SDN Talan Tahun Pelajaran 2021/2022

Adapun mamfaat penelian ini penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai, Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar PAI.Sumbangan pemikiran bagi guru PAI dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar PAI Materi Asmaul Husna.Proses belajar mengajar PAI tidak lagi monoton.Ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat, tidak konvesional tetapi variatif. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok meningkat.Menjadikan bahan ajar lebih menarik, sehingga proses pembelajaran sesuai dengan tujuan dan prestasi akademik siswa semakin meningkat.

Yang menjadi hepotisis penilaian Pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Materi Asmaul Husna Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division) Pada siswa Kelas V SDN Talan Tahun Pelajaran

(4)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

66

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

2021/2022” yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas V SDN Talan Tahun Pelajaran 2021/2022 menggunakan metode STAD dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa Kelas V SDN Talan Tahun Pelajaran 2021/2022 akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya.

Adapun langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD sebagi berikut

1. Kelompokkkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan lima orang. Angota-anggota kelompok dibuat heterogen, meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan, prestasi belajar, jenis kelamin, ataupun latar belakang etnis yang berbeda.

2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan presntasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.

3. Pemahaman konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok Mereka boleh mengerjakan tugas-tgas tersebut secaraa serentak atau saling bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban, tapi juga untuk mempelajari konsepnya.

Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari materi sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran tersebut.

4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan dengancara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.

5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok.

6. Setelah itu guru memberikan penghargan kepada kelompok yang terbaik prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu.

Penghargaan disini dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.

(5)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

67

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

Hasil Peneletian dan Pembehasan

Indikator Keberhasilan Penerapan metode Kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa 17 yang ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75% siswa mencapai ketuntasan hasil belajar secara klasikal pada materi yang telah ditentukan, yaitu asma ul husna.

Penelitian ini dikatakan berhasil optimal dengan ketentuan sebagai berikut: Meningkatnya kemampuan siswa dalam pembelajaran asma ul husna, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan indikator meningkatnya nilai rata-rata kelas setelah dilakukan tes hasil belajar, dengan katentuan keberhasilan sebagai berikut: a. Sebesar 70% atau lebih dari siswa mencapai nilai kriteria ketuntasan belajar yaitu 70. b. Sebesar 70% atau lebih para siswa aktif dalam melakukan tugas dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio visual 2. Respon siswa setuju terhadap dilasanakannya pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio visual.

Hasil Penelitian

Data penelitian diperoleh dari data observasi berupa pengamatan perngelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan pengamatan aktivitas guru dan siswa pada setiap siklus.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam meningkatkanprestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas guru dan siswa.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD.

Hasil

Siklus I pertemuan 1, Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I pertemuan ke 1 dilaksanakan pada tanggal 10 agustus 2021 di Kelas V SDN Talan dengan jumlah siswa 17 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.

(6)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

68

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I pertemuan ke 1

No Uraian Hasil Siklus I

1 Nilai rata-rata tes formatif 63,53 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 10 3 Persentase ketuntasan belajar 58,82

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 63,53 dan ketuntasan belajar mencapai 58,82% atau ada 10 siswa dari 17 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 58,82% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih asing dengan diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah.

Siklus I Pertemuan ke 2, Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I pertemuan ke 2 dilaksanakan pada tanggal 13 agustus 2021 di Kelas V SDN Talan dengan jumlah siswa 17 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II pertemuan ke 2

No Uraian Hasil Siklus I

1 Nilai rata-rata tes formatif 63,53 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 10 3 Persentase ketuntasan belajar 58,82

(7)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

69

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81,18 dan dari 17 siswa yang telah tuntas sebanyak 16 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 94,12% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II pertemuan ke 2 ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II pertemuan ke 1. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II pertemuan ke 2 ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini. Disamping itu dengan adanya metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD ini siswa dapat bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata dari proses bertanya antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan dari temannya yang lebih paham tentang materi pelejaran tersebut.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II pertemuan ke 1 dilaksanakan pada tanggal 16 agustus 2021 di Kelas V SDN Talan dengan jumlah siswa 17 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I pertemuan ke 2, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I pertemuan ke 2 tidak terulang lagi pada siklus II pertemuan ke 1. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 3 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif 3. Adapun data hasil penelitian pada siklus II pertemuan ke 1 adalah sebagai berikut.

Tabel 3

Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II pertemuan ke 1

No Uraian Hasil Siklus II

1 Nilai rata-rata tes formatif 69,41 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 11 3 Persentase ketuntasan belajar 64,00

(8)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

70

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,41 dan ketuntasan belajar mencapai 64,71% atau ada 13 siswa dari 17 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II pertemuan ke 1 ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I pertemuan ke 2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa sudah mulai akrab dan menemuan keasyikan dengan metode pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah. Disamping itu kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dalam metode ini juga semakin meningkat sehingga proses belalar-mengajar semakin efektif.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II pertemuan ke 2 dilaksanakan pada tanggal 21 agustus 2021 di Kelas V SDN Talan dengan jumlah siswa 17 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II pertemuan ke 1, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II pertemuan ke 1 tidak terulang lagi pada siklus II pertemuan ke 2. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 4 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif 4. Adapun data hasil penelitian pada siklus II pertemuan ke 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II pertemuan ke 2

No Uraian Hasil Siklus II

1 Nilai rata-rata tes formatif 81,18 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 16 3 Persentase ketuntasan belajar 94,12

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81,18 dan dari 17 siswa yang telah tuntas sebanyak 16 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 94,12% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II pertemuan ke 2 ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II pertemuan ke 1. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II pertemuan ke 2 ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa mempelajari materi

(9)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

71

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

pelajaran yang telah diterapkan selama ini. Disamping itu dengan adanya metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD ini siswa dapat bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata dari proses bertanya antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan dari temannya yang lebih paham tentang materi pelejaran tersebut.

Pada siklus II pertemuan ke 2 guru telah menerapkan metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa Pembelajaran Kooperatif Model STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan daya ingat siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I pertemuan ke 1, Siklus I pertemuan ke 2, Siklus II pertemuan ke 1, dan siklus II pertemuan ke 2) yaitu masing-masing 17,65%, 58,82%, 64,71%, dan 94,12%. Pada siklus II Pertemuan ke 2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai, Dengan hasil belajar sebagai berikut.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap proses mengingat kembali materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PAI dengan Pembelajaran Kooperatif Model STAD yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Hasil Observasi pada Siklus I

(10)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

72

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

pertemuan 1 (67%), Siklus I pertemuan 2 (72%), Siklus II pertemuan 1 (83%) dan Siklus II pertemuan 2 (89%). Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama dua siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PAI.

2. Metode pembelajaran kooperatif model STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestsi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I Pertemuan ke 1 (17,65%), Siklus I pertemuan ke 2 (58,82%), siklus II Peretmuan ke 1 (64,71%), siklus II Pertemuan ke 2 (94,12%).

3. Metode pembelajaran kooperatif model STAD dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pertanyaan.

4. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan tugas individu maupun kelompok.

Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar PAI lebih efektif dan berhasil bagi siswa maka disampaikan saran sebagai berikut : (1) PTK yang dilaksanakan peneliti belum sempurna, hal ini dapat dilanjutkan oleh rekan-rekan berikutnya. (2) Guru di SDN Talan khususnya di kelas V dapat menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam pembelajaran karena dapat meninggkatkan ketertarikan siswa dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran. (3) Bagi Guru-guru khususnya di wilayah Kabupaten Tabalong dapat menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD pada setiap mata pelajaran sebagai variasi pembelaran agar tidak terjadi kejenuhan terhadap peserta didik.

(11)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

73

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

Daftar Pustaka

Ali, Muhammad. 2006. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru Algesindon .

Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Mengajar Secaraa Manusiawi. Jakarata:

Rineksa Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineksa Cipta.

Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta:

Usaha Nasional.

Daroeso, Bambang. 2009. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.

Semarang: Aneka Ilmu.

Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Putra.

Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. psikologi belajar. Rineksa Putra.

Felder, Richad M. 2004. Cooperative Learning In The Technical Corse, (online), (Pcll\d\My% Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1982. metodologi research, jilid I.yogayakarta: yp. Fak. Psikologi UGM.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Hasibuan, JJ. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hartoyo. 2010. Koncep belajar aktif. Bandung:

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universiats Press.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur,Moh. 2011. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya. University Press.Universitas Negeri Surabaya.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya University Negeri.

Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru–Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rustiyah, N.K.1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Prestasi belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto. Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Soetomo, 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

(12)

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

74

Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru.

Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sukidin dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insane Cendekia.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Surakhamad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Surawan. 2020. Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.

Yogyakarta : K-Media.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA MATA PELAJARAN PAI MATERI ASMAUL HUSNA KELAS IV UPT SDN 03 MUARADUA Aspariadi E-mail:

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital” UPAYA PENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MATERI

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital” Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital” PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI SUJUD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ASMAUL HUSNA DENGAN METODE MAKE A MATCH DI SDN BUNTOI-1 Karceliwatie Institusi Agama Islam Negeri Palangka Raya

1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam PENERAPAN STRATEGI SMALL GROUP DISCUSSION UNTUK MENINGKATKAN KOSENTRASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI DI

1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Pada Siklus I No Uraian Siklus I 1 Nilai rata-rata tes formatif 61,00 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 6 3

1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam memperoleh nilai ≥ 65 yaitu sebelum dilaksanakan tindakan pembelajaran adalah sebesar 37,5 % atau