• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ASMAUL HUSNA DENGAN METODE MAKE A MATCH DI SDN BUNTOI-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ASMAUL HUSNA DENGAN METODE MAKE A MATCH DI SDN BUNTOI-1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ASMAUL HUSNA DENGAN METODE MAKE A MATCH

DI SDN BUNTOI-1

Karceliwatie

Institusi Agama Islam Negeri Palangka Raya E-mail:[email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi pembelajaran dikelas IV di SDN Buntoi-1, yaitu peserta didik kesulitan dalam memahami atau menguasai materi yang telah disampaikan guru, terutama pada materi asmaul husna yang berakibat pada hasil belajar yang di bawah KKTP 65. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dengan metode make a match ( mencari pasangan) pada materi pokok tentang Asmaul husna di SDN Buntoi-1. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Reseacrh), yang terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes dan dokumentasi hasil belajar pada setiap akhir siklusnya. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Buntoi-1 yang berjumlah 10 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor rata-rata pada siklus I dengan nilai rata-rata hasil peserta didik sebesar 60,23 dan presentase ketuntasan belajar sebesar 60 % dan nilai tersebut mnengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-rata hasil belajar peserta diidik sebesar 83 dan presentase hasil belajar sebesar 90%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran mtode make a match dapat meningkatkan hasil belajar kelas IV di SDN Buntoi-1.

Kata kunci : Hasil Belajar, Asmaul Husna, Make a match

Pendahuluan

Hasil belajar mempunyai tanggung jawab yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Pada proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya yaitu guru. Bagi Seorang guru diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang

(2)

menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memilih model atau metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk memperkuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupkan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan(Mustafa, 2015: 127). Menurut Melvin H.Marx, belajar adalah perubahan yang di alami secara relatif abadi dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan fungsi dari suatu tingkah laku sebelumnya(prawira , 2016 : 227). Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera( Kementerian Agama RI : 2020 : 12). Tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional disebut nurturant effects. Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demontraris, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik” menghidupi” ( live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu( Thobroni., 2016: 20). Ciri -ciri belajar senada juga diungkapkan oleh Burhanuddin & Wahyuni ( 2007: 15-16), yaitu sebagai berikut belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku ( Change behavior), Perubahan perilaku relatif permanen, perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar berlangsung, perubahan perilaku tersifat potensial, Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengamatan, Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan( Thobroni, 2016: 17-18). Menurut Suprijono ( 2009 : 5), menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan ( Suharyanti : 20212: 24 ).

Metode make a match dikenal sebagai model mencari pasangan lewat kartu, siswa menerima kartu yang berisi pertanyaan atau jawaban, kemudian mereka mencari pasangan yang cocok sesuai kartu yang dipegangnya(

Larumune & Akibun , 2022, 147). Menurut lie ( 2010: 55-56) langkah-langkah dari metode make a match adalah guru menyiapkan masing-masing sepasang kartu yang berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban, setiap siswa mendapatkan satu kartu, setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya., jika dapat kartu sebelum batas waktu diberi reward, dan jika tidak dapat mencocokkan kartu akan diberi punishmen sesuai kesepakatan bersama, setelah menemukan pasangan kartunya, siswa melapor kepada guru, jika pasangannya cocok lalu guru memberi kesempatan mereka berdiskusi.,

(3)

dan setelah satu babak, kartu di kocok lagi agar tiap siswa mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya (Wakhidin: 2020:23).

Pembelajaran PAI materi asmaul husna memerlukan pemahaman yang sangat serius . Karena materi asmaul husna adalah mengenal nama-nama Allah.

Maka Kita harus mempelajari asmaul husna supaya kita lebih mengenal Allah Swt , supaya kita lebih mudah berdoa meminta kepadanya dan juga supaya kita bisa mencoba untuk berbuat baik dengan sesama dan sebagai umat islam kita harus mengenal 99 nama allah. Semakin memaknai Asmaul Husna, maka semakin kuat pula iman yang akan terbentuk di dalam diri ( Faozan, dkk, 2021:25).

Pada dasarnya proses pembelajaran dikelas IV di SDN Buntoi-1, pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti terdapat beberapa masalah dalam proses pembelajaran yaitu peserta didik kesulitan dalam memahami atau menguasai materi yang telah disampaikan guru, terutama pada materi asmaul husna yang berakibat pada hasil belajar yang di bawah KKM 65. Salah satu hal yang menjadi kendala guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Oleh karena itu, salah satu yang menjadi tugas guru yaitu bagaimana supaya peserta didik dapat memahami materi asmaul husna serta dapat mengimplementasi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam menanggapi permasalahan tersebut maka guru dapat menciptakan suatu suatu kegiatan pembelajaran yang melibatkan peran serta peserta didik secara aktif dan mampu meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai, maka untuk membangkitkan semangat dan meningkatkan keaktifan serta hasil belajar peserta didik, sehingga peneliti memfokuskan pada penerapan metode pembelajaran make a match. Metode pembelajaran Make a Match (mencari pasangan) adalah salah satu motode pembelajaran yang membangun keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa untuk dapat saling bekerja sama untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Besar harapan siswa mendapatkan pembelajaran bermakna dari proses belajar yang dilakukan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana keberhasilan menggunakan model pembelajaran Make a Match dalam meningkatkan hasil belajar matematika dengan judul Penelitian “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Asmaul Husna Dengan Metode Make A Match Di Sdn Buntoi-1.”

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dengan metode make a match ( mencari pasangan) pada materi pokok tentang Asmaul husna di SDN Buntoi-1.

(4)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dengan metode make a match ( mencari pasangan) pada materi pokok tentang Asmaul husna di SDN Buntoi-1. Manfaat Penelitian adalah bagi sekolah untuk para guru untuk mengembangkan kompetensinya, bagi guru agar mengarah kepada keaktifan siswa sehingga hasil belajar dapat tercapai dengan maksimal, bagi siswa membantu siswa mengaktifan dirinya dalam proses belajar mengajar sehingga keinginan siswa untuk belajar meningkat, dan agi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan tentang metode make a match ( mencari pasangan)).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan metode make a match mencoba untuk memperbaiki proses belajar mengajar di dalam kelas tersebut. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan pada sebuah kasus untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. ( Paizaludin, 2013: 6)

Adapun lokasi penelitian ini adalah SDN Buntoi-1. Alamat Jl. Lintas Bahaur Palangkaraya, Desa Buntoi RT.03 Nomor. 174 Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau. Waktu penelitian ini dilaksanakan dimulai dari 21 Juli sampai dengan 21 Agustus 2023. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Buntoi-1 yang berjumlah 10 orang. Objek penelitian adalah keseluruhan pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Asmaul Husna Dengan Metode Make A Match Di SDN Buntoi-1 tahun ajaran 2023/2024. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancara, Tes, dan Dokumentasi.( Sugiyono, 2018)

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua tahap. Pertama tahap pra tindakan dan kedua tahap pelaksanaan. Penelitian ini juga dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Rincian tahap- tahap pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a). Perencanaan (Planning) yaitu Perencanaan tindakan dalam siklus I disusun berdasarkan hasil observasi hasil kegiatan pra tindakan. Rancangan tindakan ini disusun dengan mencakup beberapa hal di antaranya, peneliti: (1) Mempersiapkan materi pembelajaran, (2) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran,(3)Menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan model make a match, (4)Menyiapkan tes siklus I, (5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru, peserta didik, dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran. b) Pelaksanaan Tindakan (Acting) yaitu Pelaksanaan tindakan adalah implementasi rencana tindakan. Pada tahap ini peneliti mempraktikkan pembelajaran sesuai desain

(5)

F KB =

𝑁 𝑥 100

pembelajaran yang telah disusun dan dibantu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berperan sebagai observer. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti yaitu: (1) Menyampaikan tujuan pembelajaran,(2) Menyampaikan materi,(3) Membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok,(4) Menerapkan model make a match pada materi teladan asmaul husna Al-Malik, Al-Aziz, dan Al-Quddus, (5) Tahap konfirmasi, memberi penegasan materi, dan (6) Memberikan evaluasi terhadap tingkat penguasaan materi kepada peserta didik. c) Pengamatan (Observing) yaitu observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan .pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran menggunakan metode make a match. Peneliti mempersiapkan lembar observasi yang telah disapkan untuk mengetahui kondisi kelas terutama hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil pengamatan kemudian didiskusikan dengan teman sejawat guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk dicari solusi dari permasalahan yang pada waktu pembelajaran berlangsung. d) Refleksi (Reflecting) yaitu Refleksi ini dilakukan pada setiap akhir dilakukannya pembelajaran. Tujuan dan kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah menganalisa tindakan siklus I, mengevaluasi hasil dari tindakan siklus I dan melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh dengan tujuan demi perencanaan di masa depan yang lebih baik.

Tehnik Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun serta sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan tes, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting yang kemudian akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Data yang terkumpul, baik melalui hasil observasi, dokumentasi, dan yang dilakukan peneliti kepada peserta didik, berupa data yang terbentuk kata-kata atau kalimat dari informan kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. (Sanjaya, 2011)

Untuk mencari presentase hasil belajar peserta didik, maka digunakan rumus sebagai berikut (Purwanto,2010) :

Keterangan

KB = Persentasi Ketuntasan Belajar

F = jumlah peserta didik yang mendapat nilai ≥ 65

N = banyaknya subjek yaitu jumlah seluruh peserta didik Kriteria :

(6)

Ʃx

x = Ʃ N 𝑥 100%

Nilai ˂ 65 = hasil belajar peserta didik tidak tuntas Nilai ≥ 65 = hasil belajar peserta didik tuntas

Untuk mencari presentase keberhasilan aktivitas peserta didik dan kinerja guru memiliki kriteria keberhasilan sebagai berikut :

Keterangan :

X = Presentasi ketuntasan Ʃx =Jumlah Skor

ƩN = Skor Maksimal ( Arikunto, 2013,264) Skor :

1 =tidak terlaksana

2 =kurang terlaksana dengan baik 3 =terlaksana dengan baik

4 =terlaksana dengan sangat baik Kategori persentase:

25% - 43,75% = tidak terlaksana dengan baik 43,75% - 62,5% = kurang terlaksana dengan baik 62,5% - 81,25% = terlaksana dengan baik

81,25% - 100% = terlaksana dengan sangat baik

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Uraian berikut adalah salah satu upaya untuk mendeskripsikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Dengan demikian kita akan mengetahui bahwa penggunaan metode make a match dalam pembelajaran pendidikan agama dapat meningkatkan hasil belajar materi Asmaul husna pada peserta didik Kelas IV di SDN Buntoi-1.

Siklus I

1) Observasi Kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama 3 x 35 menit yang sudah direncanakan sebelumnya (instrument terlampir) pada pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 1berikut.

(7)

Tabel 1 Observasi Kegiatan Pembelajaran aktivitas guru Siklus I

NO SKOR PRESENTASI KETERANGAN

1. 68 65,38 % Baik

Berdasarkan data observasi pada tabel 1.1 bahwa dalam kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan guru cukup baik, tetapi masih belum sesuai dengan apa yang telah direncanakan karena masih ada beberapa aspek yang belum terlaksana dengan baik, seperti memeriksa kesiapan siswa, dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu serta membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, hal tersebut dikarenakan guru masih terfokus pada metode pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga harus mengabaikan beberapa aspek kegiatan yang semestinya harus dilakukan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama belum dilakukan secara efektif. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya beberapa tahapan yang belum dilaksanakan oleh secara maksimal.

2) Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode make a macth pada mata pelajaran Aqidah materi asmaul husna, dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Observasi Aktivitas Siswa dalam KBM Siklus I NO SKOR PRESENTASI KETERANGAN

1. 35 68 % Baik

Berdasarkan data observasi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran cukup aktif, walaupun dalam aspek-aspek tertentu masih belum ada yang belum maksimal, misalnya perhatian siswa ketika guru menjelaskan materi, Keseriusan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode make a macth. Hal ini karena pembelajaran melalui metode make a macth pertama kali diterapkan di kelas IV SDN Buntoi-1 khususnya pada pembelajaran Aqidah Materi Asmaul Husna.

3. Tes Hasil Belajar Siswa

Tes Hasil Belajar Siswa dapat dilihat pada presentasi Nilai Peserta didik Pada siklus I yaitu pada tabel 3 berikut

(8)

Tabel 3. Presentasi Nilai Peserta Didik siklus I NO. NILAI KKM JUMLAH

PESERTA DIDIK

PRESENTASI (F/N X 100%)

NO.

1. ≥ 65 6 60% Tuntas

2. ≤ 65 4 40% Tidak tuntas

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada siklus I dalam kategori cukup, sudah ada peningkatan hasil belajar dengan nilai ketuntasan 65 %. Tetapi belum mencapai target ketuntusan sebesar 75 % dari seluruh total siswa. Untuk itu penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II untuk meningkatkan prestasi belajar berdasarkan target yang ingin di capai.

Siklus II

Kegiatan awal dari siklus II ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I yang menunjukkan beberapa kendala yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Sebagaimana diketahui pada siklus I belum mencapai targat yang diinginkan artinya nilai yang didapat masih ada peserta didik belum mencapai KKTP. Sehingga diperluka tindakan lanjutan pada siklus II.

1) Observasi Kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama 3 x 35 menit yang sudah direncanakan sebelumnya (instrument terlampir) pada pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4 Observasi Kegiatan Pembelajaran aktivitas guru Siklus II

NO SKOR PRESENTASI KETERANGAN

1. 95 91,34% Sangat Baik

Berdasarkan data observasi pada tabel 4.4 hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus II yang dilakukan oleh guru sangat baik dan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan kemampuan guru menggunakan metode make a match dan mendapatkam skor yang baik.

(9)

2) Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode make a macth pada mata pelajaran Aqidah materi asmaul husna, dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Observasi Aktivitas Siswa dalam KBM Siklus II

NO SKOR PRESENTASI KETERANGAN

1. 44 88 % Sangat Baik

Berdasarkan data observasi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah terlaksana dengan baik, ini di lihat dari observasi guru dan peserta didik yang telah di didik oleh observer yang hasilnya sudah baik. Jadi pembelajaran melalui metode make a macth yang diterapkan di kelas IV SDN Buntoi-1 khususnya pada pembelajaran Aqidah Materi Asmaul Husna sudah mendapatkan skor yang baik.

3. Tes Hasil Belajar Siswa

Tes Hasil Belajar Siswa dapat dilihat pada presentasi Nilai Peserta didik Pada siklus I yaitu pada tabel 6 berikut.

Tabel 6. Presentasi Nilai Peserta Didik siklus II NO. NILAI KKM JUMLAH

PESERTA DIDIK

PRESENTASI (F/N X 100%)

KETERANGAN

1. ≥ 65 9 90% Tuntas

2. ≤ 65 1 10% Tidak tuntas

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan metode make a match dalam meningkatkan hasil bel;ajar peserta didik pada siklus II sudah tergolong sangat baik dan memenuhi target yang di inginkan. Serta berada di atas persyaratan tuntas yang ditetapkan yaitu ≥ 65. Oleh karena itu rata- rata hasil tes formatif peserta didik tersebut sanagat baik.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada pembelajaran Aqidah, materi Asmaul Husna Al-Malik, Al Aziz, dan Al- Quddus ( siklus I) kemudian materi Asmaul Husna As-Sala dan Al-Mumin ( siklus II) pada mata pelajaran Aqidah melalui metode make a macth, maka

(10)

dapat dilihat beberapa hal mengenai perkembangan proses pembelajaran tersebut:

1. Aktivitas guru

Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode make a macth pada pembelajaran Aqidah dalam materi Asmaul Husna Al-Malik, Al Aziz, dan Al- Quddus ( siklus I) kemudian materi Asmaul Husna As-Sala dan Al-Mumin ( siklus II) tampaknya aktivitas guru mengalami peningkatan secara signifikan baik dalam kegiatan awal, kegiatan inti maupun kegiatan akhir. Hal ini tentunya berimplikasi terhadap hasil pembelajaran siswa sebab data yang ditemukan hasil belajar siswa juga meningkat. Hal ini dibuktikan dengan siklus I dengan nilai rata-rata 65,38 dengan keterangan baik sedangkan siklus II dengan nilai rata-rata 91,34 dengan keterangan sangat baik.

2. Aktivitas Siswa

Mengingat guru hanya sebagai mediator pembelajaran, maka pusat aktivitas terletak pada siswa harus mampu mengembangkan kreativitas pada siswa. Siswa harus mampu mengembangkan kreativitas yang tertinggi agar kegiatan pembelajaran berjalan secara kondusif. Hal ini tentunya banyak aspek pembentuknya,misalnya tingkat kesulitan materi yang di ajarkan, metode pembelajaran yang digunakan serta kemampuan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat, efektif dan efesien serta inovatif. Komunikasi transaksi baik antar guru dan siswa, siswa dan siswa serta siswa dengan lingkungan belajar menjadi lebih penting diperhatikan. Dalam pembelajaran melalui metode make a macth aspek-aspek komunikasi itu tampaknya terbangun secara baik mengingat pembelajaran yang demikian sangat menekankan kreativitas siswa secara utuh.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Aqidah materi Asmaul Husna Al- Malik, Al Aziz, dan Al-Quddus ( siklus I) kemudian materi Asmaul Husna As- Sala dan Al-Mumin ( siklus II) dengan menggunakan metode make a macth juga mengalami perkembangan yang baik dalam rangka optimalisasi hasil pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan siklus I dengan nilai rata-rata 68 dengan keterangan baik sedangkan siklus II dengan nilai rata-rata 88 dengan keterangan sangat baik.

3. Tes Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan salah satu indikator tingkat keberhasilan pembelajaran, jika hasil belajar dapat mencapai kreteria ketuntasan minimal, maka pembelajaran itu bisa dianggap berhasil, hasil belajar yang diperoleh siswa terwujud tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Misalnya kreatifitas guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran,

(11)

ketersediaan media yang refresentatif serta intelektual (intelengensi) peserta didik, semuanya itu akan saling mendukung satu sama lainnya.

Optimalisasi hasil belajar melalui metode make a macth tampaknya mengalami kemajuan dan cukup signifikan apabila digunakan pada pembelajaran Aqidah materi Asmaul Husna Al-Malik, Al Aziz, dan Al-Quddus ( siklus I) kemudian materi Asmaul Husna As-Sala dan Al-Mumin ( siklus II) hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya setiap kali penggunaan pembelajaran melalui metode make a macth tersebut setiap siklus dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan siklus I dengan nilai rata- rata 60,23 dengan persentasi ketuntasan 60 % dan persentasi yang belum lulus tuntas 40 % sedangkan siklus II dengan nilai rata-rata 83 dengan keterangan sangat baik persentasi ketuntasan 90 % dan persentasi yang belum lulus tuntas 10 %.

KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

a. Dengan menggunakan metode make a macth di Kelas IV SDN Buntoi-1 Kabupaten Pulang Pisau tentang Asmaul Husna Al-Malik, Al Aziz, dan Al- Quddus ( siklus I) kemudian materi Asmaul Husna As-Sala dan Al-Mumin ( siklus II) pada pembelajaran Aqidah, maka aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran semakin meningkat.

b. Dengan dilaksanakannya metode make a macth di Kelas IV SDN Buntoi-1 Kabupaten Pulang Pisau tentang Asmaul Husna Al-Malik, Al Aziz, dan Al- Quddus ( siklus I) kemudian materi Asmaul Husna As-Sala dan Al-Mumin ( siklus II) dalam pembelajaran akan meningkat karena metode make a macth ini dituntut adanya kreativitas siswa yang tinggi.

C. Dengan menggunakan metode make a macth di kelas IV SDN Buntoi-1 Kabupaten Pulang Pisau tentang Asmaul Husna Al-Malik, Al Aziz, dan Al- Quddus ( siklus I) kemudian materi Asmaul Husna As-Sala dan Al-Mumin ( siklus II) hasil belajar siswa dapat meningkat. Sehubungan dengan kesimpulan dari pembahasan tersebut, maka penelitian ini dinyatakan dapat diterima atau dengan kata lain penelitian ini dinyatakan berhasil.

REFERENSI

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta. Rineka Cipta.

(12)

Atisah. 2021. Penerapan Model Pembelajaran Make A-Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai) Peserta Didik Sekolah Dasar.KHIDMAH: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat.

Faozan, dkk. 2021. Buku Siswa PAI dan BP untuk Kelas 4 SD, Kemdikbud.

Kementerian dan Direktoral Jenderal Agama RI. 2022. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta.

Hajriandi Yulizar. 2022. Peningkatan Hasil Belajar Materi Asmaul Husna dengan Metode Make A Match, GHIROH, Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, ISSN (E): 2962-4789.

Larumunde Alvinje & Akibun Suriyati. 2022. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Puasa Ramadhan Melalui Metode Make A Match Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti. Al- Muhtarif: Jurnal Pendidikan Agama Islam.

Mustafa Bisri. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. Parama Ilmu.

Paizaludin, Ermalinda, 2013, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Bandung: Alfabeta.

Prawira Purwa Atmaja. 2016. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media

Purwanto,N. 2010. Prinsip-prinsip & Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Ade.2022. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Sulastri Sri. 2020. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Mengenal Malaikat Dan Tugas-Tugasnya Melalui Metode Make A Match Di Sd Negeri Sendang 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018, Janacitta : Journal of Primary and Children’s Education, e-ISSN: 2615- 6598.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&B. Bandung. Alfabeta Trobroni M., 2016. Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media.

Yuli Suharyani. 2021. Cooperative learning Tipe Make A Match pada Pembelajaran IPS di Sd. Yogyakarta. Pustaka Agaliter

Wakhidin Agus. 2020, Perpaduan Model Pembelajaran Make a match dengan “ Quis-Quis Trade. Indramayu : CV.Adanu Abimata.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode make a match atau mencari pasangan itu dapat meningkatkan aktifitas

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pelaksanaan metode Make a Match dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kandangan 01 Purwodadi dalam mata

(3) Untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Asmaul Husna melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match

Pelafalan dan penghafalan Asmaul husna merupakan kebiasaan dalam dunia pendidikan untuk senantiasa menyebut nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT. Asmaul Husna apabila

Proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pembelajaran pendidikan agama Islam materi mengenal Allah melalui Asmaul Husna dan kitab-kitab Nya

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI ASMAUL HUSNA KELAS VII.1 DI SMPN 02 BUANA PEMACA Munawir 1 1 IAIN Palangka Raya

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran PAI Melalui Metode Make a Match di SDN Mangunjaya, dapat

PENGGUNAAN POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV SDN 01 BUAY RAWAN Maria Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya E-mail :