Urgensi Agama dalam Membentuk Nilai-nilai Kebangsaan dikalangan Generasi Muda
Presented By
Kelompok 5
Kebudayaan dan Kebangsaan
Kelas 3
ANGGOTA KELOMPOK
M. ALTHAF N.H 5015231070
RAAYA A.R 5015231071
SHERINA P.M 5015231073
NABILA B. A 5015231074 FAZILA H. Z
5015231072
ATHA M. H 5015231075
EZAR AYU M.F 5015231076
D. WEFA A. H 5015231078
YOSELINA A.
5016231037 M. SYAHRIZAL
5015231077
OUTLINE
01. Latar Belakang, Rumusan, dan Tujuan
02. Agama Sebagai Fondasi Moral Etika Bangsa
03. Peran Agama Dalam Menumbuhkan Semangat Persatuan 04. Hubungan Antara Nilai Religius dan Nilai Pancasila
05. Strategi Penanaman Nilai Agama dan Kebangsaan 06. Studi Kasus 1 dan Cara Mengatasi
07. Studi Kasus 2 dan Cara Mengatasi
03. Tantangan Generasi Muda Dalam Menjalankan Nilai
Agama dan Kebangsaan
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang dibangun atas dasar keberagaman, baik suku, agama, budaya, maupun bahasa.
Keberagaman ini diikat oleh satu semangat kebangsaan yang tercermin dalam semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".
Namun, tantangan terhadap nilai-nilai kebangsaan semakin kompleks, terutama di tengah arus globalisasi, penetrasi media digital, dan krisis identitas yang melanda generasi muda.
Sementara itu, agama sebagai sistem nilai yang bersifat transenden memainkan peran vital dalam membentuk karakter dan moralitas. Setiap agama yang diakui di Indonesia menekankan pentingnya kedamaian, toleransi, kejujuran, keadilan, dan kasih sayang—nilai-nilai yang sejalan dengan semangat kebangsaan.
Sayangnya, masih banyak generasi muda yang belum memahami pentingnya peran agama dalam membentuk identitas kebangsaan. Beberapa fenomena seperti intoleransi, radikalisme, hedonisme, dan apatisme terhadap persoalan kebangsaan menunjukkan bahwa terjadi krisis nilai di kalangan generasi muda.
Oleh karena itu, penting untuk mengkaji secara mendalam urgensi agama dalam membentuk nilai-nilai kebangsaan agar generasi muda mampu menjadi penjaga persatuan bangsa dan pewaris nilai luhur Pancasila.
PRESENTER : NABILA BUDI ADANI
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka (Kaelan, 2013)
RUMUSAN : TUJUAN :
Mengapa agama penting sebagai fondasi moral dan etika bangsa?
Bagaimana agama berperan dalam menumbuhkan semangat persatuan di tengah keberagaman?
Apa hubungan antara nilai religius dengan nilai-nilai dalam Pancasila?
Apa tantangan yang dihadapi dalam internalisasi nilai-nilai kebangsaan berbasis keagamaan di kalangan generasi muda?
Strategi apa yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai agama dan kebangsaan pada generasi muda?
Menjelaskan peran agama sebagai dasar moral dan etika dalam kehidupan berbangsa.
Menguraikan kontribusi agama dalam memperkuat semangat persatuan dan toleransi.
Menganalisis keterkaitan antara nilai religius dengan nilai-nilai Pancasila serta membangun kesadaran generasi muda akan pentingnya sinergi antara keagamaan dan kebangsaan.
Mengidentifikasi tantangan dan permasalahan dalam penginternalisasian nilai kebangsaan di kalangan anak muda.
Menawarkan strategi yang tepat dalam menanamkan nilai agama dan kebangsaan secara bersamaan.
PRESENTER : NABILA BUDI ADANI
AGAMA SEBAGAI FONDASI MORAL ETIKA BANGSA
PRESENTER : SHERINA PUTRI
PERBEDAAN ETIKA DAN MORAL
ETIKA
prinsip atau nilai universal yang memandu perilaku manusia
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
MORAL
aplikasi praktis dari nilai-nilai etika dalam kehidupan sehari-hari.
(ajaran tentang) baik buruk yang
diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya;
akhlak; budi pekerti; susila
PRESENTER : SHERINA PUTRI
https://kbbi.web.id, https://www.hukum.or.id/2025/01/Agama-sebagai-Panduan-Etika-dan-Moral-dalam-Masyarakat.html
ISLAM
“Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa” – QS. Al- Ma’idah: 8
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan…” – QS. An-Nahl: 90
PRESENTER : NABILA BUDI ADANI
LANDASAN AGAMA SEBAGAI ETIKA DAN MORAL
PRESENTER : SHERINA PUTRI
KRISTEN PROTESTAN
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” – Matius 7:12
KATOLIK
“Jika aku tidak memiliki kasih, aku sama sekali tidak berguna.” – 1 Korintus 13:2
HINDU
“Ahimsa paramo dharmah” (Tidak menyakiti adalah dharma tertinggi) –
Mahabharata, Shanti Parva 262.5
BUDDHA
“Jangan menyakiti makhluk lain dan hidup dengan welas asih.” –
Dhammapada 130
KONGHUCU
“Apa yang kamu sendiri tidak inginkan, jangan
lakukan kepada orang lain.” – Lun Yu
(Analek Konfusius)
15:23
AGAMA SEBAGAI FONDASI MORAL ETIKA BANGSA
Dengan keberagaman keyakinan yang dimiliki oleh
masyarakat Indonesia, agama memiliki peran krusial dalam menyediakan landasan moral yang kokoh bagi individu dan
masyarakat. Lebih dari itu, agama juga mengarahkan perilaku dan tindakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
diyakini dalam setiap keyakinan. Dengan demikian, terbentuklah sebuah sistem nilai yang membimbing perilaku setiap individu dalam menjalani kehidupan
sehari-hari. Serta dapat saling menghargai dan menghormati antar umat beragama dalam berbagai aspek
kehidupan.
Pengaruh Agama dalam Pembentukan Tanggung Jawab, Moral, dan Etika Masyarakat (Noorizki dkk, 2022)
PRESENTER : SHERINA PUTRI
TANTANGAN GENERASI MUDA DALAM MENJALANKAN NILAI AGAMA DAN KEBANGSAAN
Pendidikan agama sangat penting untuk membangun karakter generasi muda, terutama dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Dalam situasi seperti ini, pendidikan agama tidak hanya memberikan pengajaran tentang prinsip- prinsip agama, tetapi juga berfungsi sebagai dasar moral yang dapat membimbing generasi muda dalam cara mereka berinteraksi dengan dunia luar.
Tetapi tidak boleh diabaikan bahwa pendidikan agama di era digital menghadapi tantangan. Akses mudah terhadap informasi seringkali memiliki efek yang merugikan, seperti penyebaran informasi yang salah atau radikal.
Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk memiliki kemampuan kritis dalam memproses informasi yang mereka terima. Dengan memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama, pendidikan agama dapat berfungsi sebagai penghalang terhadap efek negatif ini.
Krisis identitas juga menjadi masalah besar. Banyak remaja yang tidak tahu siapa mereka, terombang-ambing antara nilai- nilai internasional dan lokal. Hal ini diperparah oleh kurangnya pemahaman tentang sejarah bangsa dan kepercayaan agama, yang seharusnya membentuk karakter.
Selain itu, pergaulan bebas dan masalah moral juga menjadi bahaya.
Seringkali, generasi muda terpapar gaya hidup hedonis, penyalahgunaan narkoba, dan perilaku menyimpang lainnya yang bertentangan dengan prinsip agama dan nasionalisme. Jika tidak ditangani, hal ini dapat merusak masa depan negara dan menghancurkan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh pendirinya.
yoselina azzahro_5016231037
Sukari, S., & Haerullah, H. (2024). Tantangan Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Karakter Generasi Milenial.
TSAQOFAH, 4(6), 4004–4021. https://doi.org/10.58578/tsaqofah.v4i6.3940
PERAN AGAMA DALAM MENUMBUHKAN SEMANGAT PERSATUAN
MENANGKAL RADIKALISME PEDOMAN MORAL
Menekankan pentingnya nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan saling menghargai dalam ajaran agama sebagai fondasi persatuan.
Contoh: kerja kelompok bersama dengan berbagai agama tanpa membeda-bedakan latar belakang
SOLIDARITAS SOSIAL
Melalui ajaran kepedulian sosial seperti zakat, sedekah, dan gotong royong, agama menguatkan rasa kebersamaan di tengah keberagaman.
Contoh: menyisihkan dan memberi bantuan kepada orang lain yang lebih membutuhkan
Pemahaman agama yang membantu generasi muda berpikir terbuka, damai, dan menjauh dari sikap ekstrem yang memecah belah bangsa.
Contoh: menghapus dan tidak menyebarluaskan pesan-pesan hoaks yang dia tahu bertentangan dengan ajaran damai dalam agamanya.
MENGHAPUS SEKAT SARA
Mendorong pemahaman bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan dan setara di hadapan-Nya, sehingga perbedaan tidak menjadi alasan perpecahan.
Contoh: mengingatkan temannya untuk tidak mengejek suku/agama lain
PRESENTER : FAZILA HAFSA
PENGGERAK KEBAIKAN BERSAMA
Generasi muda yang religius dan cinta tanah air akan lebih mudah diajak bekerja sama membangun bangsa yang harmonis dan bersatu.
Contoh: Seorang teman mengajak teman- temannya untuk membersihkan kelas atau lingkungan kampus setelah acara, tanpa menunggu disuruh, karena merasa dalam agamanya diajarkan untuk mencintai kebersihan dan kerja sama.
Budiman, B., dkk. 2023. Membangun Generasi Harmoni Moderasi Beragama. Yogyakarta: Penerbit Adab.
Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" menjadi dasar nilai religius dalam Pancasila. mencakup:
Keyakinan kepada Tuhan sesuai agama masing-masing.
Penjaminan kebebasan beribadah oleh negara.
Penekanan pada toleransi antarumat beragama.
Simbiosis Nilai Agama dan Pancasila
Pancasila sebagai Pemersatu
Nilai-nilai Pancasila dirancang untuk menyelaraskan keragaman agama di Indonesia, dengan prinsip Kesetaraan derajat antaragama, Penolakan diskriminasi berbasis keyakinan. Nilai-nilai Pancasila seperti “Ketuhanan yang maha esa” dan “Persatuan Indonesia”
mendorong individu untuk menghormati kepercayaan/. Hal ini membuktikan Pancasila merupakan dasar negara yang inklusif, membuka ruang hidup harmonis bagi berbagai agama.
Agama sebagai Penguat Etika dan Moral
Ajaran agama mendorong umatnya untuk bersikap adil, jujur, dan bertanggung jawab, ini satu tujuan dengan sila kedua, keempat, dan kelima. Hal ini dapat membantu individu dalam membuat keputusan etis dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai agama ini dapat melengkapi nilai moral Pancasila dalam membentuk perilaku yang baik
PRESENTER : RAAYA ALFARUQ
Mufidah, H., Nisa’, F., Sidauruk, M. S., Nashrullah, A., & Supriyono, S. (2024). Pengaruh Pemahaman Agama terhadap Nilai-Nilai Pancasila. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 6029–6039. https://doi.org/10.31004/jptam.v8i1.13323
STRATEGI PENANAMAN NILAI AGAMA DAN KEBANGSAAN
REFLEKSI DIRI DAN EVALUASI NILAI
PRIBADI
Melakukan introspeksi secara rutin untuk menilai sejauh mana perilaku dan sikap kita mencerminkan nilai-nilai
agama dan kebangsaan. Hal ini membantu dalam
memperkuat identitas diri
dan komitmen terhadap nilai- nilai tersebut.
PRESENTER : EZAR AYU MEIR FIRDAUSY
Yuliawati, E. (2023). Youth participation in religious activities and nation character development in Indonesia. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 39(3), 544–559.
PENGEMBANGAN DIRI MELALUI PENDIDIKAN
DAN LITERASI
Meningkatkan pemahaman tentang ajaran agama dan sejarah kebangsaan melalui membaca buku, mengikuti seminar, atau diskusi
kelompok. Pengetahuan yang mendalam akan memperkuat keyakinan dan rasa cinta
tanah air.
AKTIF DALAM
KEGIATAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti kerja bakti,
donor darah, atau kegiatan keagamaan, dapat
memperkuat rasa
kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama. Hal ini juga menumbuhkan semangat
nasionalisme dan solidaritas.
STRATEGI PENANAMAN NILAI AGAMA DAN KEBANGSAAN
MENJADI TELADAN DALAM PERILAKU
SEHARI-HARI
Menerapkan nilai-nilai agama dan kebangsaan dalam
tindakan sehari-hari, seperti bersikap jujur, disiplin, dan menghormati perbedaan, akan memberikan dampak positif bagi lingkungan
sekitar.
PRESENTER : EZAR AYU MEIR FIRDAUSY
Yuliawati, E. (2023). Youth participation in religious activities and nation character development in Indonesia. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 39(3), 544–559.
MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL UNTUK
MENYEBARKAN NILAI POSITIF
Menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan
konten yang mengedukasi dan menginspirasi tentang nilai-nilai agama dan
kebangsaan dapat menjadi cara efektif dalam
menanamkan nilai-nilai
tersebut kepada diri sendiri
dan orang lain.
STUDI KASUS 1
“Radikalisme Berbasis Agama di Kalangan Mahasiswa”
DESKRIPSI KASUS:
Radikalisme di kalangan mahasiswa Indonesia menunjukkan tren yang
mengkhawatirkan. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sepanjang tahun 2023 terdapat 2.670 konten digital yang terindikasi menyebarkan propaganda radikalisme dan terorisme. Mahasiswa menjadi salah satu kelompok
yang rentan terpapar paham radikal melalui berbagai saluran, termasuk media sosial dan forum kajian agama
Athamafazi Hilmi_5015231075
KOMPAS.COM. (2023, DESEMBER 30). BNPT TEMUKAN 2.670 KONTEN BERMUATAN RADIKALISME DAN TERORISME SEPANJANG 2023.
Urgensi agama dalam membentuk nilai-nilai kebangsaan di kalangan generasi muda menjadi sangat penting dalam konteks ini. Pemahaman agama yang moderat dan toleran dapat menjadi benteng terhadap penyebaran paham radikal. Pendidikan
agama yang mengedepankan nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila dapat membantu mahasiswa mengembangkan sikap kritis terhadap ideologi yang bertentangan
dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
EXCELLENCE IN INNOVATION AWARD 2022.
TOP CUSTOMER SERVICE AWARD
2021.
SOLUSI
MEMBANGUN INTEGRASI NILAI KEAGAMAAN DAN KEBANGSAAN SEJAK DINI
Sejak mahasiswa duduk di bangku perkuliahan, perlu
adanya pendidikan yang menekankan harmoni antara
nilai religius dan nilai-nilai kebangsaan
MENDORONG DAKWAH HUMANIS DAN
MODERAT DI
LINGKUNGAN KAMPUS
PENGUATAN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA DAN PANCASILA
Pentingnya "dakwah integratif", yaitu penyampaian ajaran agama dengan pendekatan humanis, toleran, dan inklusif.
Organisasi keagamaan mahasiswa perlu diarahkan untuk menjadi agen penyebar
nilai-nilai keagamaan yang memperkuat integrasi sosial, bukan memecah belah.
Kurikulum pendidikan agama harus dirancang tidak hanya
mengajarkan dogma, tetapi juga mendorong sikap kritis, empati sosial, dan cinta tanah
air
Muhammad Syahrizal N.P._5015231077
PRABABARI, M. (2018). AGAMA DAN INTEGRASI KEBANGSAAN. JAKARTA: OMBAK PUSTAKA KITA.
STUDI KASUS 2
Peran Muhammadiyah dalam Pembentukan Karakter Generasi Muda
LATAR BELAKANG
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki pengaruh besar dalam bidang pendidikan, sosial, dan keagamaan. Sejak berdiri pada tahun 1912, Muhammadiyah aktif membangun lembaga pendidikan formal dan non-formal yang menanamkan nilai-nilai Islam yang moderat serta nasionalisme.
Muhammad Althaaf_5015231070
HTTPS://MUHAMMADIYAH.OR.ID/2021/03/MUHAMMADIYAH-AKAN-TERUS-BERKOMITMEN- MEMPERTAHANKAN-NILAI-NILAI-AGAMA-DAN-BUDAYA-LUHUR-BANGSA/
“Muhammadiyah sebagai bagian penting dari bangsa, dan sejak kelahirannya sudah berjuang untuk Indonesia. Paska
kemerdekaan memiliki komitmen yang tinggi membangun bangsa agar tetap berada dan berdiri tegak di atas konstitusi,
dasar negara, dan cita-cita perjuangan para pejuang dan pendiri bangsa Indonesia,” kata Haedar Nashir dalam Pernyataan
Pers PP Muhammadiyah ihwal Perpres Nomor 10 tahun 2021
STUDI KASUS 2
Peran Muhammadiyah dalam Pembentukan Karakter Generasi Muda
DESKRIPSI KASUS
Muhammad Althaaf_5015231070
HTTPS://MUHAMMADIYAH.OR.ID/2021/03/MUHAMMADIYAH-AKAN-TERUS-BERKOMITMEN- MEMPERTAHANKAN-NILAI-NILAI-AGAMA-DAN-BUDAYA-LUHUR-BANGSA/
Nilai-nilai kebangsaan di kalangan generasi muda saat ini menunjukkan gejala pelemahan, ditandai dengan menurunnya
rasa nasionalisme, kurangnya penghargaan terhadap keberagaman, dan meningkatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sejalan dengan nilai luhur bangsa.
Muhammad Althaaf_5015231070
KONTRIBUSI
Penguatan Organisasi Kepemudaan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Hizbul Wathan (HW)
Penguatan Pendidikan Dasar
Pembentukan Sekolah Dasar Swasta (SD Muhammadiyah)
Pembentukan Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMP Muhammadiyah) Pembentukan Sekolah Menengah Atas Swasta (SMA muhammadiyah)
Pembentukan Perguruan Tinggi (Universitas Muhammadiyah)
Muhammad Althaaf_5015231070
EXCELLENCE IN INNOVATION AWARD 2022.
TOP CUSTOMER SERVICE AWARD
2021.
SOLUSI
GERAKAN KULTURAL DAN DIGITAL DI KALANGAN
PEMUDA
Membentuk komunitas dan konten kreatif berbasis nilai-nilai agama dan kebangsaan di media sosial agar lebih relevan dengan dunia
anak muda sekaligus menjadi penangkal pengaruh budaya asing yang merusak
PENDIRIAN PUSAT PEMBINAAN
KARAKTER PEMUDA MUHAMMADIYAH
Mendirikan pusat-pusat pelatihan di bawah naungan Muhammadiyah yang fokus pada
pembinaan mental, spiritual, dan
kebangsaan untuk remaja dan mahasiswa secara berkelanjutan.
Deandra Wefa A.H 5015231078
PRABABARI, M. (2018). AGAMA DAN INTEGRASI KEBANGSAAN. JAKARTA: OMBAK PUSTAKA KITA.
Muhammad Althaaf_5015231070
KESIMPULAN
Agama memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral generasi muda yang berlandaskan nilai-nilai kebangsaan. Melalui ajaran agama, generasi muda diajarkan untuk mencintai sesama, menghargai perbedaan,
menjunjung tinggi kejujuran, toleransi, serta bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara. Nilai-nilai tersebut sejalan dengan semangat nasionalisme dan persatuan dalam keberagaman yang menjadi fondasi kehidupan berbangsa. Dengan demikian, agama dapat menjadi kekuatan positif dalam membangun generasi muda yang berintegritas, berjiwa patriotik,
dan berkomitmen terhadap kemajuan serta keutuhan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka (Kaelan, 2013)
https://kbbi.web.id, https://www.hukum.or.id/2025/01/Agama-sebagai-Panduan-Etika-dan-Moral-dalam-Masyarakat.html Pengaruh Agama dalam Pembentukan Tanggung Jawab, Moral, dan Etika Masyarakat (Noorizki dkk, 2022)
Sukari, S., & Haerullah, H. (2024). Tantangan Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Karakter Generasi Milenial. TSAQOFAH, 4(6), 4004–4021. https://doi.org/10.58578/tsaqofah.v4i6.3940
Budiman, B., dkk. 2023. Membangun Generasi Harmoni Moderasi Beragama. Yogyakarta: Penerbit Adab.
Mufidah, H., Nisa’, F., Sidauruk, M. S., Nashrullah, A., & Supriyono, S. (2024). Pengaruh Pemahaman Agama terhadap Nilai-Nilai Pancasila. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 6029–6039. https://doi.org/10.31004/jptam.v8i1.13323
Yuliawati, E. (2023). Youth participation in religious activities and nation character development in Indonesia. Jurnal Komunikasi:
Malaysian Journal of Communication, 39(3), 544–559.
Kompas.com. (2023, Desember 30). BNPT temukan 2.670 konten bermuatan radikalisme dan terorisme sepanjang 2023.
Prababari, M. (2018). Agama dan integrasi kebangsaan. Jakarta: Ombak Pustaka Kita.
https://muhammadiyah.or.id/2021/03/muhammadiyah-akan-terus-berkomitmen-mempertahankan-nilai-nilai-agama-dan-budaya- luhur-bangsa/