Kajian Hadzf al-Fâʻil Terhadap Ayat-Ayat Kiamat Dalam Tesis Al-Qur'an. Penyelidikan yang bertajuk "Uslûb Al-Qur'ân Dalam Menyingkap Hari Kiamat: Kajian Hadzf al-Fâʻil Terhadap Ayat-Ayat Kiamat Dalam Al-Qur'an".
ثحبلا صخلم
ىلٍكيلأا ةىلىحٍرىم ٍؿا ًةىرٍجًهلا لبق
ىـ ِّيمىسيةٌيًك
هةىيًفاىقىك ، هة
سسك هع
ةىرًىاٌظلا ًهًذىى ُّليك
ةَّيًبٍويلسيلأاىتٍ ت
أ تايآ وىى
زاجيلإا ًبٍويلٍسيأ ؾ ًوٍجك ىل
اذإ
وى ا يـاىمًتٍى ًإ
انبِّبىسيم يفويكىت هةىميًظى
اىهًب ُّمًت ت
ى ٍلاا
اىهٍػنًم يديًفيي ٍفى ىك )
ى ٍلاثىد يةا
هبًساىنيم يبولٍسيٍلأا اىذىىىك
ىةىي ٍلْا ىف اىمىك )
ةيلْاك يرى ىبلا ىؽًرىب اذًفف (
لقعلا يزاىجىمٍلا ىويىك )
ىًطٍعيػي م
Latar Belakang Masalah
Kedua cerita tersebut sama-sama menjelaskan pengaruh daya tarik bahasa Al-Qur'an. Baik yang beriman maupun yang tidak beriman sama-sama mempunyai peran dalam mengenali kehebatan Al-Quran. Namun keindahan bahasalah yang menjadi daya tariknya, karena pada tahap itulah Al-Qur’an diturunkan secara bertahap7.
Sebab ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan pada masa dakwah pertama tidak memuat hal-hal tersebut. Hal ini terlihat pada kajian bahasa Al-Qur’an yang terus berkembang, khususnya kajian melalui kritik sastra dan balagahnya. Apalagi bahasa Al-Qur'an jelas menggunakan bahasa Arab untuk menerjemahkan risalah Allah kepada umat melalui masyarakat Arab.
Jika kita tafsirkan tema besarnya, maka penggunaan Al-Quran dalam mengungkapkan kiamat adalah gaya bahasa Al-Quran dalam menggambarkan kiamat. Dan menarik untuk dijadikan bahan analisis akademis terhadap aspek karakteristik gaya bahasa yang digunakan dalam Al-Quran. Ketiga unsur kajian gaya bahasa retorika Arab tersebut merupakan representasi unsur gaya bahasa Al-Qur’an secara umum.
نوُقَّ تَ ت
Jadi tentu saja perbedaan penggunaan Al-Qur’an tersebut menunjukkan beragamnya makna dan tujuan tertentu yang ingin disampaikan al-mukhâthab kepada al-mukhâthab. Namun Al-Qur’an sendiri dengan uslûbnya mempunyai kemampuan untuk memadukan kedua hal tersebut, karena at-ta’bîr dalam Al-Qur’an tidak hanya menekankan pada aspek hubungan, namun juga perasaan (emosi). aspek pada saat yang sama38. Gejala ungkapan seperti ini banyak dijumpai dalam Al-Qur’an dengan bentuk kata kerja pasif dalam ilmu nahwu sharaf yang disebut majhûl dan muthâwa’ah, terutama pada ayat-ayat yang membicarakan tentang adegan hari kiamat, peristiwa di masa lampau, peristiwa novelis, metafora. untuk cerita, gambaran, surga dan neraka.39 Kalimat seperti ini sangat menarik untuk dianalisa karena merupakan bagian dari gambaran kengerian dan dahsyatnya kiamat, namun padanan kata kerja pasifnya memberikan efek kesadaran yang mendalam kepada lawan bicaranya sehingga hingga menyentuh jiwa terdalam.
Kalimat-kalimat seperti ini dikenal juga dengan munculnya kalimat-kalimat yang pelakunya tidak disebutkan secara langsung, dan juga menghiasi struktur ungkapan terkait kiamat dalam Al-Qur'ân, tentunya semakin menarik untuk dikaji karena uslûb akan menguraikannya. maksud penutur sesuai dengan konteks tuturannya. Hal ini pun menjadi bahan perdebatan akademis di kalangan ulama Al-Qur'an, sastrawan atau ahli ilmu Balaghah. Namun secara struktural, masih ada objek yang menggantikan fungsi subjek, dengan melekatnya kata kerja sebagai aktor.
Dalam uslûb al-maʻâni, kata kerja yang pelakunya tidak ditampilkan disebut uslûb al-hazf, gaya elipsis. Hadzf dalam bahasa Arab mempunyai bentuk yang berbeda-beda, mendunia yaitu 1) elipsis al-musnad dan musnad ilaih, yaitu pembuangan sebagian kalimat, baik berupa jumlah kalimat, fiʻliyyah kata kerja dan kata benda, maupun bentuk ismiyyah, kata benda dan ism faʻil. Terlebih lagi, hadzf dalam bahasa Al-Qur’an bukan lagi sekedar gaya, namun lebih dari itu, yaitu sebagai bagian dari i’jâz Al-Qur’an, sebagaimana dikatakan al-Jurjâni dalam ulasan pertamanya bahwa hadzf adalah sebuah kasus yang sangat luar biasa.
مُتنَأَو
ذِئَنيِح
نوُرُظنَت
Ada pula disposisi tidak langsung melalui afiksasi berupa afiksasi pada verba stulâtsi mazîd, yaitu verba muthâwaʻah yang berarti tar. Artinya, pelekatan verba pada bentuk pasif mempunyai konsekuensi berubahnya bentuk verba muta'addi menjadi ma'lûm.47 Hal ini diucapkan secara tidak langsung karena struktur kalimatnya tetap lengkap. Hanya saja kerja yang dikenakan kepada yang tidak bekerja, dengan cara mengubah kata kerja dari muta'addi menjadi lâzim, menyebabkan kedudukan benda berubah menjadi kedudukan subyek.
Fenomena hadzf fâ’il pada verba merupakan fenomena stilistika yang sering muncul pada ayat-ayat kiamat, khususnya pada verba majhûl. Karena konteks situasinya sangat jelas yaitu bagaimana ayat-ayat kiamat yang akan dikaji dalam skripsi ini hampir semuanya turun pada masa awal atau disebut dengan surah makiyah. Makiyyah adalah ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah pada saat Islam masih menjadi agama baru, keadaan masyarakat pada saat itu sangat jauh dari keimanan.
Keadaan demikian juga tercermin dalam uslûb hadzf ayat kiamat dalam surat Makiyyah, seolah-olah uslûb ayat tersebut langsung menggambarkan kondisi mereka saat itu. Sebagaimana tergambar dalam ayat-ayat Makiyyah yang menggambarkan kengerian hari kiamat, azab neraka juga menyampaikan indahnya surga dalam kalimat-kalimat pendek sebagai bentuk khitâb atas keadaan yang dihadapi. 48 Ayat-ayat tentang hari kiamat mengenai keadaan kehancuran dunia didasarkan pada kitab-kitab tafsir dan kitab-kitab yang membahas atau berkaitan dengan hari kiamat, dan surah-surah tersebut ditelusuri menurut waktu diturunkannya.
بنَذ ِّيَأِب
اَمَّسلٱ
تَمِلع
سفَن اَّم
تَرَضحَأ
اَمَّسلٱ اَذِإَو
لُسُّرلٱ اَذِإَو
لصَفلٱ ِم اَمَو
لصَفلٱ ُم ليَو
رٱَف ۡ بِقَت
اَمَّسلٱ يِت
ناَخُدِب ُء
نيِبُّم
تَناَكَف ُء
اًباَرَس
اَمَّسلٱ اَذِإ
تَرَطَفنٱ ُء
تَّقَشنٱ ُء
تَقلَأَو
Tujuan dan Urgensi Penelitian
Semestinya kajian dalam tesis ini dapat menyumbang kepada khazanah perkembangan pengajian ilmu Al-Qur'an. Mengetahui bentuk atau jenis hazdf al-fâʻil dalam ayat-ayat Kiamat yang membincangkan masalah kehancuran dunia. Menjelaskan maksud, tujuan dan sebab berlakunya hadzf dalam ayat-ayat kiamat tentang kemusnahan dunia.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam penafsiran ayat-ayat kiamat dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu Al-Quran. Diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber sekunder bagi penelitian serupa di masa yang akan datang.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini juga termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan, penelitian kepustakaan juga termasuk dalam jenis penelitian kualitatif terapan. Sumber data primer terdiri dari kumpulan teks berupa ayat-ayat kiamat dalam Al-Quran yang membahas tentang kehancuran alam semesta. Beberapa metode pengumpulan data dilakukan, sebagaimana disebutkan pada langkah-langkah penelitian kepustakaan, dimana instrumen dan aktor sentral dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menganalisis ayat-ayat yang relevan dengan topik, kemudian membandingkan dan menyesuaikannya dengan pendapat para ahli tafsir, bahasa dan kitab-kitab yang berkaitan dengan pokok bahasan yang diteliti. Yang kita sebut dengan penelitian kepustakaan, atau sering juga disebut penelitian kepustakaan, adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan metode pengumpulan data perpustakaan, membaca dan menulis, serta mengolah bahan penelitian.64. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam penelitian kualitatif terdapat jenis penelitian kepustakaan yang tujuannya adalah untuk mendeskripsikan fenomena atau gejala yang diteliti.
Salah satu cara menganalisis data dalam penelitian kualitatif atau studi kepustakaan adalah dengan analisis linguistik, karena yang akan diteliti berupa dokumen teks. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan alat analisis linguistik atau ilmu balagah untuk mendeskripsikan unsur, bentuk, dan fenomena kebahasaan dalam ayat-ayat yang akan diteliti. Sebutkan seluruh variabel dan istilah yang akan dipelajari, dalam hal ini gaya elipsis dalam ungkapan kiamat yang terdapat pada ayat-ayat apokaliptik.
Sistematika Penulisan
Ayat-ayat Kiamat yang tersebar di 12 surah dalam al-Quran terdiri daripada 11 surah yang diturunkan di Mekah dan selebihnya termasuk ayat-ayat Medaniyyah. Hasil analisis ayat tersebut diperoleh tiga jenis hadzf al-fa'il iaitu model pertama yang digunakan ialah model hadzf majhul yang mencapai 20 kata kerja dalam huruf dengan perincian 7 kerat dalam surah al-takvir, 1 ayat dalam surah. al-Sabah, 1 ayat dalam Surah al-Kamer, 3 ayat dalam Surah al-Mursalât, 2 ayat dalam Surah al-Wakiʻah, 3 ayat dalam Surah an-Naba, 1 ayat dalam Surah al-Infithâr, 1 ayat dalam Surah al- insyiqâk. , dan 1 ayat dalam Surah Zalzalah. Dua pola muthava'ah yang kedua digunakan dalam ayat-ayat Kiamat yang mempunyai jumlah 7 kata kerja dalam surat tersebut dengan perincian 1 ayat dalam surat al-takvir dan al-kamer, 2 ayat dalam surat al-infithâr, satu ayat dalam surat al-insyiqaq dan al-zalzalah.
Tiga uslûb majâz al-ʻaqli uslûb yang terakhir digunakan berjumlah 3 ayat dalam ayat-ayat tersebut, iaitu 1 ayat dalam Surah al-Fajr, 1 ayat dalam Surah al-Kiyamah dan 1 ayat dalam Surah al-Zalzalah. Maka ayat-ayat Kiamat dalam al-Quran menggunakan tiga jenis uslûb hadzf al-faʻil empat jenis. Penggunaan uslûb hadzf dalam ayat-ayat kiamat membawa implikasi kepada bentuk ayat yang ringkas, padat, berirama, ringkas.
Setelah dilakukan analisa terhadap ayat-ayat tentang peristiwa Hari Kiamat, terbukti bahwa hadzf al-fa'il yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut berdampak pada penjelasan makna ayat-ayat tersebut. Begitu pula dengan ayat-ayat lain yang berpola demikian, seolah-olah memberikan penjelasan yang menyeluruh dan realistis sehingga dapat menarik perhatian pembicara. Jadi, fenomena uslûb-uslûb dengan pola di atas pada ayat-ayat tentang peristiwa kiamat masuk akal sebagai pusat perhatian lawan bicara, sebagai penjelasan peristiwa kiamat yang terjadi secara mekanis menurut hukum.
Saran dan Rekomendasi
Hanik Mahliatussikah, "Penggunaan Gaya Linguistik Perbandingan dalam Ayat-Ayat Kebangkitan Al-Qur'an," dalam Bahasa dan Seni, 32, no. Ibu Manzhûr, Lisânu al-ʻArab tahqîq 'Amir Ahmad Haidar, (Beirut: Dâr al- Kutub al-„Ilmiyyah, 2003. 159 Ismâʻil, Thâlib Muhammad, Hadzf al-Fâʻil baina al-Miʻyâriyah wa at- Tathbîq fi Al-Qur' ân al-Karîm, Amman: Dâr Kunûz al-Maʻrifah al-ʻIlmiyyah 2010.
Khatib, Abdul Karim, I'jāz al-Qur'ān baina al-sabiqain dirāsah kasyifah, tt.p: Dar Fikr Araby, cet I, 1974. Pasha, Ahmad Fuad, Dimensi Sains Al-Qur'ân: Menggali kandungan Wetenscap uit Al-Qur'an Trans. Salām, Muhammad Zaghlu, al-adab fi 'Ashri Fāthimi Asy-Syi'ru wa As-Syu'arā, Iskandariah: Mansya al-Ma‟ārifah, t.t.
Selâm, Muhammed Zaglûl, Tsalâts Rasâil fi Iʻjâz Al-Kur'ân, Kajro: Dâr al-Maʻârif, 2012. Saqar, Seyyid Ahmad, Te'wȋl Musykili El-Kur'ān li ibni Kutaibah-ta‟qijqyq , Kairo: Dār At-Turost, 1873.
اّكَد اّكَد ُضرَلأٱ
رَمَللٱَو ُسمَّشلٱ
نوُت
تَناَكَف ُلاَبِجلٱ
اَمَّسلٱ اَذِإ -
تَرَطَفنٱ
تَّلَشنٱ
لاَزلِز ُض
تَجَرخَأَو - رَلأٱ
اَهَلاَلثَأ ُض