• Tidak ada hasil yang ditemukan

UTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

N/A
N/A
halidi keamanan

Academic year: 2023

Membagikan "UTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

UTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Mata kulian:

perekonomian dan investasi indonesia Dosen pengajar:

Muhammad Mualifurrahim Arramidly, S.E.I M

Meylinda Safitri (2021140186)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM KANDANGAN

PRODI EKONOMI SYARIAH

TAHUN AJARAN 2023

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat wal afiat kepada kita semua, dan juga memberikan kemudahan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. tanpa pertolongannya saya tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. shalawat serta salam selalu kita hanturkan kepada junjungan kita nabi besar nabi muhammad saw yang kita nantikan syafaatya di akhrat.

Tidak lupa, saya mengucap syukur kepada allah swt atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu sehat fisik maupun akal fikiran. sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “UTANG PEREKONOMIAN INDONESIA”.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca makalah ini. supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi, demikian apabila terdapat banyak kesalahan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,sekian dan terima kasih.

Kandangan, 28 februari 2023

Penulis

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. latar belakang ... 1

B. rumusan masalah ... 2

C. tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. utang luar negri dan pertumbuhan ekonomi ... 3

B. pengertian obligasi... 5

C. peran obligasi terhadap pertumbuhan ... 6

BAB III PENUTUPAN ... 8

A. Kesimpulan ... 8

B. Saran ... 8

DAFTAR PUSTAKA ... 9

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan yang berkelanjutan diperlukan untuk perbaikan ekonomi sebuah negara. Indonesia, sebagai negara sedang berkernbang, memiliki kendala dalam mewujudkan program-program pembangunan untuk kernak-muran nasional. Pemerintah menghadapi masalah keterbatasan modal untuk pembiayaan pembangunan. Hal ini dikarenakan adanya kesenjangan penerimaan dan pengeluaran atau adanya desifit anggaran pembangunan.

Dalam upaya mengatasi kesenjangan tersebut, Pemerintah Indonesia nelakukan serangkaian kebijakan baik berupa stimulus dari dalam uegeri (internal) maupun dari luar negeri (eksternal), Selain menggenjot sumber- sumber penerimaan negara melalui ektensifikasi dan intensifikasi pajak dan non pajak, pemerintah Indonesia dari masa ke masa telah menerapkan kebijakan utang luar negeri dan penanaman modal asing.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, utang adalah uang yang dipinjam dari orang lain. Sementara secara etimologi, utang atau debt (Inggris) berasal dari istilah Bahasa Perancis dette atau istilah Bahasa Latin debitum yang bermakna “yang berutang." Istilah debitur konon pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris pada awal abad ke-13.1

Menurut Djojohadikusumo dalam Ambar Sariningrum menyatakan bahwa “Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu peralihan dari tingkat ekonomi yang lebih maju. Selain itu, tujuan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, meratakan pendapatan masyarakat dan meningkatkan hubungan antar daerah

1 "Debt". www.etymonline.com. Online Etymology Dictionary. Retrieved 20 May 2017

(5)

2

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan utang dan pembangunan?

2. Bagaimana resiko pembangunan dengan cara berutang?

3. Apa yang dimaksud dengan obligasi?

C. Tujuan

1. Mengetahui yang dimaksud dengan utang dan pembangunan 2. Mengetahui resiko pembangunan dengan cara berutang 3. Mengetahui yang dimaksud dengan obligasi

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

A. Utang Luar Negeri dan Pembangunan Ekonomi

Utang luar negeri didefinisikan sebagai utang penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah teritori ekonomi kepada bukan penduduk (non resident). Sedangkan menurut Suparmoko Utang luar negeri adalah utang atau pinjaman yang berasal dari orang-orang atau lembaga-lembaga dari negara lain.Todaro mengatakan bantuan luar negeri adalah seluruh pinjaman serta hibah konsensional resmi, baik dalam bentuk uang tunai maupun bentuk aktiva-aktiva lainnya, yang secara umum ditunjukkan untuk mengalihkan sejumlah sumber daya dari negera maju ke negara berkembang.2

Bantuan asing (luar negeri) adalah bantuan yang bersumber dari pemerintah maupun swasta. Hampir semua bantuan melalui pemerintah mempunyai syarat- syarat yag longgar (konsensional) atau lunak, yakni di berikan sebagai hibah semata-mata (grants) atau sebagai pinjaman dengan tingkat bunga rendah dan dengan jangka waktu pembayaran yang lebih lama dari yang ditawarkan pada pasar modal sawasta internasional3.

Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam Rupiah4. Utang luar negeri merupakan bantuan luar negeri (loan) yang diberikan oleh pemerintah negara-negara maju atau badan-badan Internasional yang khusus dibentuk untuk memberikan pinjaman semacam itu dengan kewajiban untuk membayar kembali dan membayar bunga pinjaman tersebut.5

2 Michael P. Todaro, Ekonomi Pembangunan, Jilid ke-2, Edisi ke-6 (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 163

3 Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Gunadarma Press, 1993), h. 9

4 Muhammad Iqbal Maulidi. Pengaruh Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia periode 1999-2011 (Jakarta: UIN syarif Hidayatullah, 2013), h. 20

5 Zulkarnain djamin, Masalah Utang Luar Negeri Bagi Negara-Negara Berkembang Dan Bagaimana Indonesia Mengatasinya, (Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996), h. 19

(7)

4

Dilain sisi, peranan hutang luar negeri dalam pembangunan dapat dijelaskan dari doktrin pembangunan yang melalui beberapa tahapan sebagaimana model pertumbuhan ekonomi linier Rostow dan model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar. Doktrin pembangunan ekonomi Rostow menyatakan bahwa proses pembangunan ekonomi suatu Negara melalui tahapan dari perekonomian yang sederhana kemudian menjadi Negara yang maju dimulai dari tahap masyarakat tradisional, prakondisi tinggal landas, tahap tinggal landas (take off), masa kematangan (maturity) dan era konsumsi massal. Prasyarat penting untuk berjalannya proses pembangunan menuju suatu tahap pembangunan berikutnya adalah perlunya mobilisasi tabungan domestic dan luar negeri untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.6

Sedangkan teori pembangunan ketergantungan (dependencya) menjelaskan bahwa keterbelakangan Negara-negara berkembang karena adanya tekanan dan eksploitasi dari Negara-negara maju. Bantuan luar negeri/hutang luar negeri merupakan sarana bagi Negara maju untuk menguasai Negara berkembang. Kondisi ini juga dirasakan Negara Indonesia dengan jumlah hutang yang membengkak sehingga kedaulatan ekonomi menjadi kurang leluasa karena harus mengikuti agenda ekonomi yang disodorkan Negara-negara donor sebagai prasyarat untuk mendapatkan kucuran hutang luar negeri baru. Pemberian bantuan dari Negara kreditor ke Negara debitor seringkali juga bukan semata-mata alasan ekonomi tetapi karena alasan lainnya misalnya untuk menangkal masuknya ideologi politik tertentu atau untuk membangun kawasan pertahanan di suatu kawasan tertentu. Pada masa perang dingin antara blok NATO dan pakta Warsawa terjadi perang pengaruh melalui pemberian pinjaman ke Negara-negara sekutu. Ditinjau dari kajian teoritis, masalah utang luar negeri dapat diterangkan melalui pendekatan pendapatan nasional. Sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan, utang luar negeri dibutuhkan untuk menutupi 3 (tiga) defisit, yaitu kesenjangan tabungan investasi, defisit

6 Imamudin Yuliadi., Analisis Hutang Luar Negeri Indonesia Pendekatan Keseimbangan Makroekonomi. Jurnal Ekuitas. Ekuitas Vol.11 No.4 Desember 2007:

(8)

5

anggaran dan defisit transaksi berjalan. Menurut Tambunan, tingginya Utang Luar Negeri (ULN) di suatu negara disebabkan oleh tiga jenis defisit:

a. Defisit transaksi berjalan (TB) yakni ekspor (X) lebih sedikit daripada impor (M);

b. Defisit investasi atau I-S gap, yakni dana yang dibutuhkan untuk membiayai investasi (I) di dalam negeri lebih besar daripada tabungan nasional atau domestik (S);

c. Defisit anggaran (fiskal) atau G – T (fiscal gap)7

Dari faktor-faktor tersebut, defisit TB sering disebut di dalam literatur sebagai penyebab utama membengkaknya ULN dari banyak negara berkembang. Besarnya defisit TB melebihi surplus neraca modal (CA) (kalau saldonya memang positif) mengakibatkan defisit neraca pembayaran (BoP), yang berarti juga cadangan devisa (CD) berkurang. Apabila saldo TB setiap tahun negatif, maka CD dengan sendirinya akan habis jika tidak ada sumber-sumber lain (misalnya modal investasi dari luar negeri), seperti yang dialami oleh negara-negara paling miskin di benua Afrika. Padahal devisa sangat dibutuhkan terutama untuk membiayai impor barang-barang modal dan pembantu untuk kebutuhan kegiatan produksi di dalam negeri.

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa defisit TB yang terjadi terus menerus membuat banyak negara-negara berkembang harus bergantung pada utang luar negeri (ULN), terutama negara-negara yang kondisi ekonominya tidak mengairahkan investor-investor asing sehingga sulit bagi negara-negara tersebut untuk mensubtitusikan ULN dengan investasi, misalnya dalam bentuk penanaman modal asing (PMA).

B. PENGERTIAN OBLIGASI

Obligasi adalah surat tanda bukti utang yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pemegangnya dengan imbalan bunga sejumlah tertentu.

Dalam setiap obligasi tertera nilai nominal obligasi serta tingkat bunga obligasi. Nilai nominal atau nilai pari adalah nilai yang menunjukkan

7 Tulus Tambunan, Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran : Teori dan Empiris, (Jakarta : LP3ES, 2001),

(9)

6

jumlah yang harus dibayar perusahaan pada waktu obligasi jatuh tempo.

Sedangkan tingkat bunga obligasi menunjukkan sejumlah prosentase tertentu yang harus dibayarkan secara periodik kepada pemegang obligasi.

Obligasi yang dikeluarkan VOC, pada tahun 1623.

Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam obligasi tersebut seperti misalnya identitas pemegang obligasi, pembatasan- pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan oleh penerbit.

Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap diatas 10 tahun. Misalnya saja pada Obligasi pemerintah Amerika yang disebut "U.S. Treasury securities" diterbitkan untuk masa jatuh tempo 10 tahun atau lebih. Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun disebut

"surat utang" dan utang dibawah 1 tahun disebut "Surat Perbendaharaan. Di Indonesia, Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat Utang Negara (SUN) dan utang dibawah 1 tahun yang diterbitkan pemerintah disebut Surat Perbendaharan Negara (SPN). Perusahaan menerbitkan obligasi biasanya disebabkan oleh kebutuhan dana dalam jumlah besar yang tidak bisa dipenuhi dari akumulasi laba ditahan maupun dari utang bank.

Karena obligasi ini memiliki masa jatuh tempo yang lebih dari satu tahun (biasanya antara 5 sampai dengan 20 tahun), maka apabila perusahaan menerbitkan obligasi akan menimbulkan utang obligasi. Utang ini dikelompokkan ke dalam utang jangka panjang. Dalam hal ini sulit untuk mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber,perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat dijual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan dapat tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut.

C. Peran obligasi terhadap pembangunan ekonomi

(10)

7

Obligasi bukan sekadar investasi untuk mencari untung. Investasi obligasi juga berperan terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan SikapiUangmu.ojk.go.id, obligasi merupakan surat utang jangka menengah dan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan. Dalam obligasi, terdapat perjanjian dari pihak yang menerbitkan surat utang kepada pihak yang membeli obligasi. Secara garis besar, perjanjian berisi bahwa penerbit akan membayar nilai pokok utang sekaligus memberikan bunga (kupon) sebagai imbalan. Karena sifatnya yang memberikan keuntungan, obligasi adalah salah satu Investasi yang memberikan pengembalian dan risiko yang relatif stabil. Hal itu jika dibandingkan instrumen investasi lain, seperti saham.

Berdasarkan jenisnya, ada tiga obligasi:

1. Obligasi Pemerintah: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia berbentuk Surat Utang Negara (SUN) maupun Sukuk Negara (obligasi syariah) dengan kupon berupa Fixed Rate (FR) atau Variable Rate (VR).

2. Obligasi Ritel: surat utang terbitan pemerintah yang dijual kepada individu atau perseorangan via agen penjual yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Surat utang ini biasa disebut dengan Obligasi Ritel Indonesia (ORI).

Tersedia juga dalam prinsip syariah dengan nama Sukuk Ritel.

3. Obligasi Korporasi: sesuai namanya, surat utang diterbitkan oleh korporasi atau perusahaan Indonesia. Bisa berupa perusahaan BUMN atau swasta.

Pada prinsipnya, obligasi korporasi seperti obligasi pemerintah.

(11)

8

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Utang luar negeri adalah utang atau pinjaman yang berasal dari orang-orang atau lembaga-lembaga dari negara lain.Todaro mengatakan bantuan luar negeri adalah seluruh pinjaman serta hibah konsensional resmi, baik dalam bentuk uang tunai maupun bentuk aktiva-aktiva lainnya, yang secara umum ditunjukkan untuk mengalihkan sejumlah sumber daya dari negera maju ke negara berkembang. Dilain sisi, peranan hutang luar negeri dalam pembangunan dapat dijelaskan dari doktrin pembangunan yang melalui beberapa tahapan sebagaimana model pertumbuhan ekonomi linier Rostow dan model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar. Sedangkan teori pembangunan ketergantungan (dependencya) menjelaskan bahwa keterbelakangan Negara-negara berkembang karena adanya tekanan dan eksploitasi dari Negara-negara maju.

B. SARAN

Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dan masukan dari pembaca dan dosen pengajar mata kuliah keuangan publik islam, agar nanti makalah ini jauh lebih sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca maupun saya sebagai penulis

(12)

9

DAFTAR PUSTAKA

Debt". www.etymonline.com. Online Etymology Dictionary. Retrieved 20 May 2017 Michael P. Todaro, Ekonomi Pembangunan, Jilid ke-2, Edisi ke-6 (Jakarta: Erlangga,

1997)

Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Gunadarma Press, 1993),

Muhammad Iqbal Maulidi. Pengaruh Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia periode 1999-2011 (Jakarta: UIN syarif Hidayatullah, 2013),

Zulkarnain djamin, Masalah Utang Luar Negeri Bagi Negara-Negara Berkembang Dan Bagaimana Indonesia Mengatasinya, (Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996)

Imamudin Yuliadi., Analisis Hutang Luar Negeri Indonesia Pendekatan Keseimbangan Makroekonomi. Jurnal Ekuitas. Ekuitas Vol.11 No.4 Desember 2007

Tulus Tambunan, Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran : Teori dan Empiris, (Jakarta : LP3ES, 2001

Referensi

Dokumen terkait

terpaksa menarik utang luar negeri yang lebih besar, termasuk dari IMF dalam bntuk. “compensatory Financing Facility”, selain pinjaman dari Bank Dunia, ADB

pertama, secara ideologi, utang luar negeri diyakini telah dipakai oleh negara-negara pemberi utang, terutama Amerika Serikat, sebagai sarana untuk

Dalam jangka panjang utang luar negeri akan berdampak akan ketergantungan terhadap utang tersebut yang akan menjadi beban bagi pemerintah karena utang tersebut harus dibayar

Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar Negeri, Edisi 2, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pembangunan EkonomidanUtang

Biaya-Biaya Berbagai Instrumen Utang (Realisasi Pembayaran Utang, Rasio Biaya Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar

Sebagai negara berkembang, Indonesia termasuk salah satu negara yang masih mengandalkan bantuan luar negeri untuk mendanai pembangunan, baik melalui pinjaman atau utang, maupun

Indonesia adalah satu dari Negara Sedang Berkembang yang memiliki utang luar negeri yang jumlahnya tidak kalah besar bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya kepada

Pada 7 negara gagal bayar utang, berdasarkan hasil regresi model Fixed Effect, utang luar negeri memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan dimana peningkatan 1% pada utang luar