• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kejadian Rujuk Pasien Eksternal Rumah Sakit Tidak Transportable Menyebabkan Kematian pada Pasien NN. V

N/A
N/A
Lies Pramana Sari

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Kejadian Rujuk Pasien Eksternal Rumah Sakit Tidak Transportable Menyebabkan Kematian pada Pasien NN. V"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MODUL MANAJEMEN RESIKO KLINIS RUMAH SAKIT

Dosen Pengajar Dr. Arjaty W Daud, MARS

Disusun Oleh

Lies Pramana Sari 20220309143 Artin Handayani 20220309134 Nur Rahma Sakina 20220309133

Lucki 20220309117

Kelas A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TAHUN 2023

(2)

ANALISA KEJADIAN

RUJUK PASIEN EKSTERNAL RUMAH SAKIT TIDAK TRANSPORTABLE MENYEBABKAN KEMATIAN PADA PASIEN NN. V

I. DASAR

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien 2. Pelaksanaan program KPRS Rs x Prabumulih

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dilakukannya analisa terhadap kejadian rujuk pasien eksternal tidak sesuai prosedur, perlu dilakukan investigasi lanjutan atau RCA (Root Cause Analisys) atau tidak.

III. ANALISA

Insiden kejadian rujuk pasien eksternal tidak sesuai prosedur ini bisa terulang lagi jika tidak dilakukan perbaikan.

Kronologis kejadian :

Tanggal 22/9/2023 pukul 22.38 WIB

Pasien datang hari sabtu malam tanggal 23/9/2023 sekitar jam 22.38 WIB. Pasien include di rawat di ruang Al wardah tgl 14/9/2023 dan pulang tanggal 18/9/2023. Selanjutnya perawat jaga langsung melakukan TTV , TD : 126/86 mmHg, T :36,4 , RR : 32, N;82 x/mnt Spo2 :89

Selanjutnya pasien diperiksa oleh dokter jaga dan di instruksikan pasang O2 NRM : 10 lt/mnt , kemudian dokter jaga memeriksa pasien , pasien tampak sesak nafas berat, keringat dingin, kedua kaki bengkak. Selanjutnya dokter jaga segera lapor ke DPJP yaitu Dr.Ardianto,SpPd,Finasim. Kemudian mendapatkan therapy untuk pasang dulu infus mikro gtt 10x/mnt, inj. Furosemide 1 ap, pasang Dower cateter NRM 10 lt/mnt dan observasi dengan monitor , serta lanjutkan observasi sampai pagi.

Tanggal 23/9/2023 pukul 03.00WIB

DPJP memberikan therapy via wa lagi dengan instruksi masukan 1 ampul lagi furosemide , HCT 1 tab,spironolactone 1 tab, TD : 138/89 mmHg , N :82 x/mnt , RR : 34 x/mnt , T : 36 , Therapi sudah dijalankan tapi os masih tampak sesak berat .

Tanggal 23/9/2023 pukul 05.00WIB

DPJP visite cito ke IGD dan mengecek pasien langsung , tampak urine (-) di dlm urine bag.

Kemudian keluarga dan pasien langsung di edukasi oleh DPJP untuk di rujuk rawat jalan . Setelah itu DPJP memberikan instruksi untuk masukan lagi furosemide 1 ampul, tapi perawat jag mengingatkan bahwa furosemide sdh diberikan 2x. Setelah mendengarkan info tersebut DPJP sarankan batal dulu . Sambil DPJP menulis surat rujukan , Perawat jaga malam langsung telpon ke ruang alwardah dan menceritakan pasien ini , dan lapor dengan MOD untuk membantu bagaimana baiknya melakukan proses rujuk rajal mengingat memang tidak pernah IGD melakukan rujuk rajal sebelumnya.

Tanggal 23/9/2023 pukul 05.30 WIB

Setelah MOD datang ke IGD perawat jaga menceritakan masalah pasien ini dan bersama2 dengan MOD mencoba berdiskusi dengan DPJP apakah pasien baiknya di inapkan saja dulu mengingat kondisi pasien masih tampak sesak hebat , tapi DPJP tetap menyarankan rujuk karena kasian dengan pasien kalau terlalu lama menunggu dan urine sudah tidak keluar dan sesak berat, serta banyak pemeriksaan pasien yang segera dilakukan yang tidak ada di rumah sakit kita serta makan waktu lama itu.

Mendengar penjelasan itu MOD segera mencari solusi dan berkoordinasi dengan PIPP RS X yaitu bu

(3)

Tanggal 23/9/2023 pukul 07.00 WIB

Setelah operan perawat jaga pagi memastikan dengan keluarga bahwa bersedia untuk di rujuk rajal , tapi walau berangkat sendiri keluarga menyiapkan ambulance desa minimal dan petugas kesehatan yang bisa mendampingi selama di jalan mengingat pasien masih terpasang infus ,kateter dan oksigen , Setelah itu keluarga mengabarkan sudah siap kendaraan dan petugas kesehatan (bidan) dari keluarga sekitar jam 07.30 WIB .

Tanggal 23/09/2023 pukul 07. 30 WIB

Pasien di cek kembali untuk TTV yaitu TD : 100/60 mmHg, N: 126 x/mnt RR : 40 x/mnt Spo2 : 99 dan disaksikan oeh MOD pagi dan dokter jaga pagi pasien acc diberangkatkan sekitar jam 08.00 pagi.

Tanggal 22/09/2023 pukul 22.38 WIB Kronologi Dokter Jaga IGD ( dr. I)

Pasien datang ke IGD pasien tampak sesak nafas berat, keringat dingin, kedua kaki bengkak, dokter I melapor ke dokter SPPd dokter A, dan dintruksikan untuk observasi pasien dan diberikan terapi sampai besok pagi. Manager On duty sudah tahu kondisi pasien, kemudian pagi hari dr. A, SPPd visite pasien ke IGD, dokter A, SPPd sudah menelpon dokter Adi Permana Sp.Pd K.G.H untuk perawatan selanjutnya.

Tanggal 24/ 09/2023 pukul 08.02 WIB

Pesan Via Whats Up ke Hp IGD Rs x Prabumulih

Assalammualaikum wr. Wb, selamat siang izin lapor kami menerima rujukan lepas dari Rs x Prabumulih, pasien Nn Vinka Diva Pertiwi / Pr/ 23 tahun, klinis penurunan kesadaran GCS 7 + CKD stage V + sindrom uremia + hipokalsemia, SPO2 : 80 % TD : 90/palpasi Hb : 6,8 gr / dl, pasien rujuk lepas dari Rs x Prabumulih ke RSI Siti Khadijah Palembang, tanpa sisrute, diantar ambulance dan tim medis disaat kondisi pasien tidak transportable, mohon keepannya hal ini tidak diulangi lagi “

1. Analisa Risk Grading Matrik

Hasil dari analisis dampak klinis dan frekuensi kejadian dikombinasikan di table Risk Grading Matrix untuk menentukan tingkat resiko dari insiden yang terjadi. Hasil dampak klinis ada di kolom mendatar, dan hasil frekuensi kejadian ada di kolom vertical.

Dari tabel rujukan risk grading matrrix di atas, maka didapatkan grading resiko dari insiden ini adalah kuning atau

high, karena insiden ini kadang-kadang terjadi akan tetapi mempunyai dampak yang berat kepada pasien karena menyebabkan kematian.

Frekuensi Dampak Klinis

Insignificant Minor Moderate Major Cathastrophic Hampir selalu (Tiap

minggu/ bulan)

Moderate Moderate High Extreme Extreme

Sering (Beberapa kali dalam setahun)

Moderate Moderate High Extreme Extreme

Kadang-kadang (1-2 tahun sekali)

Low Moderate High Extreme Extreme

Sesekali (2-5 tahun sekali)

Low Low Moderate High Extreme

Jarang (>5 tahun sekali)

Low Low Moderate High Extreme

(4)

2. Rekapitulasi Berdasarkan Hasil RGM No Tanggal

Kejadian

Sub Tipe Insiden Jenis Insiden (KTD/

Sentinel/KNC/

KTC /KPC)

Unit terkait Spesiali- sasi terkait

Risk Grading Matrix

1. 23/09/2023 Rujuk pasien

eksternal RS tidak transportable

KTD IGD Penyakit

Dalam

High

3. Analisa Tipe Insiden

Kejadian Diskontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih merupakan Kejadian Tidak Diharapkan karena merujuk pada analisa dampak klinis.

4. Kesimpulan

Insiden : Rujuk pasien eksternal tidak sesuai prosedur Risk Grading Matrix : High

Tipe Insiden : KTD

Dari hasil analisa diatas kejadian tidak diharapkan perlu dilakukan Root Cause Analisys ( RCA ).

IV. PENUTUP

Demikian Analisa Rujuk pasien eksternal tidak transportable menyebabkan kematian pada pasien Nn. V di Rumah Sakit AR Bunda ini dibuat untuk dijadikan dasar atau pedoman dalam pelaksanaan tugas sehari-hari guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih.

Prabumulih, 04 Oktober 2023

Komite Mutu dan Keselamatan Pasien

dr. Apriyanza Akbar Sp.T.H.T-B.K.L,FICS

(5)

LANGKAH I

INSIDEN : RUJUK PASIEN EKSTERNAL RS TIDAK TRANSPOTABLE TIM RCA : TERLAMPIR

LANGKAH II

DOKUMENTASI :

1. BERKAS REKAM MEDIS PASIEN

2. FORM LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

INTERVIEW ( DOKTER/ STAF YANG TERLIBAT SAAT ITU ) 1. KA INSTALASI GAWAT DARURAT

2. PERAWAT JAGA IGD 3. DOKTER JAGA IGD

(6)

LANGKAH III TABULAR TIME LINE

WAKTU KEJADIAN

Tanggal 22/9/2023 pukul 22.38 WIB

Tanggal 23/9/2023 pukul 03.00 WIB

Tanggal 23/9/2023 pukul 05.00 WIB

Tanggal 23/9/2023 pukul 05.30 WIB

Tanggal 23/9/2023 pukul 07.00 WIB

Tanggal 23/09/2023 pukul 07.30 WIB

Tanggal 24 /09/2023 Pukul 08.02 WIB Rujuk pasien

tidak transportable

Pasien datang ke IGD, perawat jaga langsung melakukan TTV , TD : 126/86 mmHg, T :36,4 , RR : 32, N;82 x/mnt Spo2 : 89. Selanjutnya pasien diperiksa oleh dokter jaga dan di instruksikan pasang O2 NRM : 10 lt/mnt , kemudian dokter jaga memeriksa pasien , pasien tampak sesak nafas berat, keringat dingin, kedua kaki bengkak. Selanjutnya dokter jaga segera lapor ke DPJP yaitu Dr.A,SpPd,Finasim.

Kemudian mendapatkan therapy untuk pasang dulu infus mikro gtt 10x/mnt, inj.

Furosemide 1 ap, pasang Dower cateter NRM 10 lt/mnt dan observasi dengan monitor , serta lanjutkan observasi sampai pagi.

DPJP memberikan therapy via wa lagi dengan instruksi masukan 1 ampul lagi furosemide , HCT 1 tab,spironolactone 1 tab, TD : 138/89 mmHg , N :82 x/mnt , RR : 34 x/mnt , T : 36 , Therapi sudah dijalankan tapi os masih tampak sesak berat

DPJP visite cito ke IGD dan mengecek pasien langsung , tampak urine (-) di dlm urine bag. Kemudian keluarga dan pasien langsung di edukasi oleh DPJP untuk di rujuk rawat jalan . Setelah itu DPJP memberikan instruksi untuk masukan lagi furosemide 1 ampul, tapi perawat jag mengingatkan bahwa furosemide sdh diberikan 2x. Setelah mendengarkan info tersebut DPJP sarankan batal dulu . Sambil DPJP menulis surat rujukan , Perawat jaga malam langsung telpon ke ruang alwardah dan menceritakan pasien ini , dan lapor dengan MOD untuk membantu bagaimana baiknya melakukan proses rujuk rajal mengingat memang tidak pernah IGD melakukan rujuk rajal sebelumnya.

MOD segera mencari solusi dan berkoordinasi dengan PIPP RS X yaitu bu Fatima untuk bangaiman pembuatan sep rujukan rajal ini, akhirnya bu Fatima menyarankan untuk hapus dulu surat control ke poli dan kanjut sep rujuk rajal.Tak terasa hari sudah tiba di jam operan dengan dinas pagi, Selanjutnya dioperkan dengan rinci ke petugas jaga pagi

Setelah operan perawat jaga pagi memastikan dengan keluarga bahwa bersedia untuk di rujuk rajal , tapi walau berangkat sendiri keluarga menyiapkan ambulance desa minimal dan petugas kesehatan yang bisa mendampingi selama di jalan mengingat pasien masih terpasang infus ,kateter dan oksigen , Setelah itu keluarga mengabarkan sudah siap kendaraan dan petugas kesehatan (bidan) dari keluarga sekitar jam 07.30 WIB .

Pasien di cek kembali untuk TTV yaitu TD : 100/60 mmHg, N: 126 x/mnt RR : 40 x/mnt Spo2 : 99 dan disaksikan oeh MOD pagi dan dokter jaga pagi pasien acc diberangkatkan sekitar jam 08.00 pagi.

Pesan Via Whats Up ke Hp IGD Rs x Prabumulih

Assalammualaikum wr.

Wb, selamat siang izin lapor kami menerima rujukan lepas dari Rs x Prabumulih, pasien Nn Vinka Diva Pertiwi / Pr/

23 tahun, klinis penurunan kesadaran GCS 7 + CKD stage V + sindrom uremia + hipokalsemia, SPO2 : 80

% TD : 90/palpasi Hb : 6,8 gr / dl, pasien rujuk lepas dari Rs x Prabumulih ke RSI Siti Khadijah Palembang, tanpa sisrute, diantar ambulance dan tim medis disaat kondisi pasien tidak transportable, mohon keepannya hal ini tidak diulangi lagi INFORMASI

TAMBAHAN

Pasien include di rawat di Ruang Al wardah tgl 14/9/2023 dan pulang tanggal 18/9/2023.

Jumlah petugas farmasi yg bertugas shift sore 4 orang, 1 orang sedang mengambil obat ke Gudang, 1 orang bertugas menyiapkan obat, 2 orang bertugas di loket penyerahan resep dan penerimaan obat

MOD berkoordinasi dengan DPJP dan menyarankan agar pasien di rawat inapkan saja untuk perbaikan. DPJP mengatakan agar pasien tetap dirujuk segera karena kondisi pasien yang sudah berat dan banyak pemeriksaan yang tidak bisa dilakukan di RS.

GOOD PRATICE

Direktur menindaklanjuti dan membentuk tim RCA MASALAH

PELAYANAN

Alur rujuk pasien eksternal tidak sesuai prosedur

PPK & CP Pasien CKD belum ada

(7)

LANGKAH IV IDENTIFIKASI CMP

FORM MASALAH / CARE MANAGEMENT PROBLEM (CMP)

LANGKAH V ANALISIS INFORMASI

FISH BONE DIAGRAM

Kebijakan

1. SPO RUJUK PASIEN EKSTERNAL RS 2. PPK & CP PASIEN DENGAN CKD FAKTOR INDIVIDU :

1. PENGETAHUAN TENTANG PROSEDUR RUJUK PASIEN EKSTERNAL RS

2. PENGETAHUAN TENTANG PPK / CP PASIEN DENGAN GGK

SARANA

1. AMBULANCE YANG DIPAKAI , AMBULANCE LUAR RS.

2. ALAT

RUJUK PASIEN TIDAK TRANSPORTABLE

MENYEBABKAN KEMATIAN PADA

PASIEN NY. V

METODE :

1. BELUM ADA PPK / CP PASIEN CKD

2. BELUM ADA ALUR

TATALAKSANA PASIEN YANG BELUM TRANSPORTABLE TIM & ORGANISASI

1. SOSIALISASI PROSES RUJUK PASIEN EKSTERNAL RS.

2. SOSIALISASI

LINGKUNGAN :

1. DPJP MEMINTA PASIEN SEGERA DIRUJUK

2. KONDISI PASIEN MENGALAMI

CMP TOOLS

Alur tatalaksana pasien dengan CKD stage V tidak jelas 5 WHY Rujuk pasien eksternal RS tidak transportable 5 WHY

Masalah 1 Alur tatalaksana pasien dengan CKD stage V tidak jelas

Mengapa alur tatalaksana pasien dengan CKD stage V tidak jelas ?

Dokter jaga mengatakan belum paham tentang alur tatalaksana pasien dengan CKD stage V Mengapa dokter jaga belum tahu tatalaksana

pasien CKD stage V ?

Belum ada sosialisasi tentang prosedur penatalaksanaan pasien CKD

Mengapa belum ada sosialisasi ? Belum ada PPK & CP yang mengatur prosedur pelayanan pasien dengan CKD

Mengapa belum ada PPK & CP pasien dengan CKD ?

Belum dibuat karena di Rumah Sakit kita belum melaksanakan pelayanan Hemodialisa

Masalah 2 Rujuk pasien tidak transportable

Mengapa pasien di rujuk tidak transportable ? DPJP mengatakan kondisi pasien berat

Mengapa DPJP mengatakan kondisi pasien berat ? Pasien perlu mendapat pelayanan tindak lanjut di RS lain

Mengapa pasien perlu mendapat pelayanan di RS lain ?

Pasien perlu di rujuk untuk mendapat tindakan Hemodialisa

Mengapa pasien perlu di rujuk untuk mendapat tindakan hemodialisa ?

Karena di RS belum ada pelayanan Hemodialisa

(8)

LANGKAH VI

FORM ANALISIS PENGHALANG ( BARIER )

LANGKAH VII BARIER/ PENGHALANG

REKOMENDASI

Prabumulih, 04 Oktober 2023

Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Apa Penghalang Pada Masalah

ini ?

Apakah Penghalang Dilakukan ?

Mengapa Penghalang Gagal ? Apa Dampaknya ?

Dilakukan proses merujuk pasien sesuai dengan prosedur

Tidak Tidak dilakukan proses merujuk pasien sesuai dengan prosedur.

Dampak : Pasien belum transportable untuk dirujuk

Alur tatalaksana pasien CKD Tidak Belum ada PPK & CP pasien CKD

Dampak : Pasien mengalami perburukan dan mengalami kematian

Tersedia alat Hemodialisa Tidak Belum ada alat Hemodialisa di RS

Dampak : pasien dengan CKD harus dirujuk ke RS lain.

N O

BARIER ( Penghalang agar resiko tidak terjadi ) RATING

1. PPK & CP pasien CKD 5

2. SPO tatalaksana rujuk pasien eksternal RS 4

3. Sosialisasi PPK & CP ke seluruh KSM & Perawat 3 4. Sosialisasi SPO merujuk pasien ke seluruh KSM & Perawat 2

5. Perencanaan penyediaan alat Hemodialisa 1

NO AKAR MASALAH REKOMENDASI PENANGGUNG

JAWAB

DEADLINE 1. PPK & CP GGK 1. Buat PPK & CP pasien

GGK

2. Sosialisasi PPK & CP 3. Monitoring pelaksanaan

PPK & CP

Ka Komite Medis 07 Oktober 2023

2. SPO prosedur merujuk pasien eksternal RS

1. Review & revisi ulang SPO merujuk pasien eksternal RS.

2. Sosialisasi SPO keseluruh KSM & perawat yang terkait proses merujuk pasien.

3. Monitoring pelaksanaan SPO

Ka bid Pelayanan Kasie Keperawatan Komite Keperawatan

11 Oktober 2023

3. Penyediaan alat Hemodialisa Perencanaan penambahan Unit Hemodialisa Rumah Sakit.

Kabid Pelayanan Januari 2024

(9)

Referensi

Dokumen terkait

menyebabkan terjadinya dekubitus, dengan hasil: pada pasien tirah baring di. rumah sakit

pelaporan eksternal rumah sakit di Rumah Sakit Islam Kendal adalah deskripsi kerja petugas analising/ reporting yang kurang jelas, pemahaman tentang sistem pelaporan

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar telah mempunyai prosedur tetap mengenai dokumen rekam medis pasien meninggal yang tertuang pada prosedur tetap dokumen

PERBANDINGAN ANGKA KEMATIAN DI RUMAH SAKIT PADA PASIEN-PASIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUT DENGAN ELEVASI SEGMEN ST YANG DIBERIKAN TERAPI.. DENGAN STREPTOKINASE VS

Hubungan Kadar Antithrombin III (AT-III) Saat Awal Masuk Rumah Sakit Terhadap Kematian 30 Hari Pada Pasien Pneumonia Komunitas.. Syafran

Periode 2010 s/d 2012. 5) Untuk mengidentifikasi hubungan umur yang terlalu muda ( ≤ 20 tahun). terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2012, serta untuk mengetahui

Dokumen ini menguraikan hak dan kewajiban pasien di rumah sakit, layanan kesehatan, privasi, dan prosedur pelayanan medis secara