Indonesian Accounting Literacy Journal Vol. 3, No. 3, July 2023, pp. 317 – 329
©Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung
Laporan Keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah: Apakah Sudah Sesuai Dengan ISAK No. 35?
Financial Statements of UTD PMI Central Sulawesi Province: Is It In Accordance With ISAK No. 35?
Ratu Subaeda
Prodi Akuntansi, Universitas Abdul Azis Lamadjido E-mail: ratusubaeda@gmail.com
Syamsul
Prodi Akuntansi, Universitas Abdul Azis Lamadjido E-mail: syamsulsyahrir@gmail.com
Dini Rosyada
Prodi Akuntansi, Universitas Abdul Azis Lamadjido E-mail: dinirosyada1@gmail.com
Abstract: The preparation of the financial statements of non-profit organizations since 1997 is regulated in the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 45 Concerning Financial Reporting of Non- Profit Organizations. However, starting in 2019, PSAK 45 was replaced with Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK) No. 35 Regarding the Presentation of Financial Statements of Non-profit Oriented Entities. The purpose of this study is to identify and analyze the application of ISAK No. 35 on the preparation of the financial statements of UTD PMI Central Sulawesi Province. This research is a qualitative research with an interpretive approach. The results of the study conclude that the financial statements of UTD PMI Central Sulawesi Province have been compiled based on ISAK No. 35. The financial statements presented by UTD PMI Central Sulawesi Province are in the form of a statement of financial position, statement of comprehensive income, statement of changes in net assets, statement of cash flow and notes to financial statements.
Keywords: ISAK No. 35, Financial Statements, Non-profit Entities
1. Pendahuluan
Organisasi nonlaba adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan semata-mata untuk tidak mencari laba. Menurut Glaeser & Shleifer (1998) pada organisasi nonlaba tidak mengenal pembagian keuntungan. Artinya, organisasi nonlaba focus pada pemberian layanan kepada masyarakat/sosial (publicservice) untuk kepentingan masyarakat (Kwalepa et al., 2022). Organisasi nirlaba dapat beroperasi di sektor swasta atau publik. Organisasi nonlaba sektor swasta antara lain museum, perpustakaan, serikat pekerja, organisasi amal dan keagamaan, serta sebagian besar perguruan tinggi dan universitas (Boone, E, & Kurtz, 2000). Organisasi nonlaba di sektor publik termasuk pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan lembaga pemerintah lainnya. Tentu saja, seperti halnya organisasi bisnis nirlaba, organisasi nirlaba juga memiliki kewajiban terkait akuntabilitas manajemen melalui rilis laporan keuangan sebagai ukuran kinerja organisasi. Pelaporan keuangan merupakan sarana komunikasi informasi akuntansi antara manajemen dan pihak luar sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak yang berkepentingan (Soetedjo, 2009). Karyawan, pemasok, investor, kreditur, pelanggan dan pemerintah merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan, baik secara langsung maupun tidak
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
langsung, atas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan suatu organisasi.
Organisasi nirlaba semenjak tahun 1997 diatur dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Dewan Standar Akuntansi, 2011). Namun pada tanggal 11 April 2019, PSAK 45 telah diganti dengan diterbitkannya Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba berlaku efektif untuk periode tahun buku dimulai pada tanggal 1 Januari 2020 (Dewan Standar Akuntansi, 2019). ISAK No. 35 diharapkan dapat memberikan informasi keuangan yang jelas dan akurat kepada masyarakat tentang organisasi nonlaba. Secara khusus, tujuan ISAK NO. 35 dimaksudkan untuk membantu memastikan bahwa laporan keuangan organisasi nonlaba lebih mudah dipahami, relevan, dan dapat dibandingkan.
Lahirnya, ISAK NO. 35 mewajibkan organisasi nonlaba untuk menyusun laporan keuangan dan melaporkan kepada pengguna laporan keuangan baik dari pihak internal maupun eksternal. Bagi pihak internal tujuan pelaporan keuangan adalah untuk mengetahui keadaan keuangan dalam organisasi, sedangkan bagi pihak eksternal bertujuan untuk mengetahui apakah dana yang tersedia telah digunakan dengan baik dan terlampir pada laporan keuangan organisasi (Kwalepa, Leunupun,
& Persulessy, 2022). Bahkan, laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban organisasi nonlaba kepada donatur atas penerimaan dana dan penyaluran dana. Selain itu, penerapan ISAK No. 35 memiliki pengaruh terhadap kinerja entitas nirlaba. Hal ini karena pemberi sumber daya merasa puas atas kinerja entitas nirlaba yang tercermin pada laporan keuangan yang disajikan, sehingga menambah kepercayaan pemberi sumber daya terhadap entitas tersebut. Pada giliranya, berimplikasi pada kenaikan penerimaan dana untuk disalurkan kepada yang membutuhkan.
Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan peninjauan atas penerapan ISAK No. 35 pada organisasi nirlaba. Diantaranya, Ula, Halim and Nastiti (2021) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menilai kesesuaian laporan keuangan berdasarkan ISAK No. 35 dan bagaimana pencatatan akuntansi pada laporan keuangan Masjid Baitul Hidayah Puger dengan menggunakan prinsip akuntansi berterima umum. Berdasarkan hasil penelitian yang mereka, dapat disimpulkan bahwa dasar pencatatan di Masjid Baitul Hidayah Puger, yaitu menggunakan basis kas. Siklus akuntansi yang diterapkan pada Masjid Baitul Hidayah Puger belum lengkap, tidak berurutan, dan sesuai dengan standar yang berlaku. Laporan keuangan yang disusun hanya laporan posisi keuangan, belum membuat laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset neto, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Penerapan ISAK No. 35 Masjid Baitul Hidayah Puger tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Theana (2021) melakukan penelitian pada Yayasan Ar- Rasyid Narang Baya yang bertujuan untuk mengetahui proses penyajian laporan keuangan pada Yayasan Ar-Rasyidi Narang Baya dan menilai kesesuaian laporan keuangan dengan ISAK No. 35 tentang penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh yayasan Ar-Rasyidi Narang Baya belum menerapkan siklus akuntansi, laporan keuangan yang disajikan masih sederhana seperti laporan pemasukan dan pengeluaran serta laporan kegiatan yang disajikan setiap bulan dan setiap tahun. Kemudian laporan keuangan yang diterbitkan tidak sesuai dengan ISAK No. 35 karena tidak menyajikan laporan posisi keuangan, laporan komprehensif, laporan aset neto, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Begitupula, temuan Maulana and Rahmat (2021) yang menunjukkan bahwa penyusunan laporan keuangan Masjid Besar Al-Atqiyah Kec. Moyo Utara Kab. Sumbawa tidak merujuk pada standar akuntansi keuangan ISAK No. 35, tetapi menggunakan format yang sederhana. Dwi Krismontiyah, Yulinartati and Martiana (2021) juga menunjukkan bahwa laporan keuangan Masjid Baitul makmur Situbondo tidak sesuai dengan ISAK No. 35. Pada dasarnya, mayoritas penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penyusunan laporan keuangan entitas nonlaba masih sangat sederhana dan belum sesuai dengan ISAK No. 35.
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
Selanjutnya, penelitian ini dilakukan pada Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulawesi Tengah. UTD PMI adalah lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri, yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tanpa membedakan latar belakang korban yang ditolong. Organisasi ini berperan dalam membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui Undang-undang Nomor 59 (www.pmi.or.id). Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan, bagian kelima tentang pendanaan pasal 30 menyebutkan bahwa pendanaan UTD PMI dapat diperoleh dari donasi masyarakat yang tidak mengikat dan sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Republik Indonesia, 2018). Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penyusunan Laporan Keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah dengan ISAK No. 35.
2. Kajian Pustaka
2.1. Organisasi Nonlaba dan Organisasi Bisnis
Menurut Sabeni dan Gozali (2005), organisasi nonlaba (nirlaba) dan organisasi bisnis memiliki beberapa kesamaan, yaitu (1) merupakan bagian dari suatu sistem ekonomi yang sama dan menggunakan sumber daya yang sama pula untuk memenuhi tujuannya; (2) menggunakan sumber daya yang langka untuk menciptakan barang dan jasa; (3) memiliki proses manajemen keuangan yang sama; (4) sama-sama memerlukan analisis biaya dan pengendalian biaya guna menetapkan bahwa sumber daya yang langka tersebut telah digunakan secara efisien dan efektif; dan (5) kedua jenis organisasi tersebut dapat menghasilkan produk yang sama, seperti pemerintah maupun perusahaan komersial yang keduanya dapat mengelola sistem transportasi, sanitasi, listrik dan sebagainya.
Di sisi lain, dalam beberapa hal, terdapat perbedaan mendasar antara organisasi bisnis dan organisasi nirlaba. Seperti ditampilkan pada Tabel 1, Gross, Jr and William dalam Darmasari (2005:15) menjabarkan secara ringkas perbedaan-perbedaan tersebut.
Tabel 1. Perbedaan Organisasi Bisnis dan Organisasi Nirlaba
Hal Perbedaan Organisasi Bisnis Organisasi Nirlaba
Tujuan Organisasi Menentukan laba bersih (net income) dan untuk mendapatkan laba perlembar saham (earning pershare) yang setinggi-tingginya
Menghimpun dana dan
menggunakannya untuk masyarakat secara keseluruhan
Sumber Dana Perseorangan atau sekelompok orang yang berbentuk sejumlah modal yang disetor (invested capital) untuk memperoleh pendapatan
Berbagai sumber yang digunakan untuk berbagai macam tujuan tanpa adanya penekanan pada penentuan laba
Peraturan dan Pengendalian Barang dan Jasa
Barang dan jasa ditawarkan kepada konsumen umum, dan barang dan jasa tersebut akan ditarik kembali apabila tidak menguntungkan lagi
Menyediakan barang dan jasa yang tidak ada harga pasarnya dan ini dapat digunakan sebagai pengukur kepuasan konsumen karena barang dan jasa tersebut bersifat unik Sumber : Gross, Jr and William dalam Darmasari (2005)
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
2.2. Interpretasi Standar Akuntasi Keuagan (ISAK) Nomor 35
Pada tanggal 11 April 2019 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia telah mengesahkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35 yang mengatur tentang penyajian laporan keuangan entitas beriorientasi nonlaba yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2020. Sebelumnya, untuk organisasi nonlaba diatur dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45 (PSAK) revisi 2017 yang sekarang telah diganti menjadi ISAK 35. PSAK 45 dengan ISAK 35 terdapat perbedaan, dimana perbedaan yang mendasar yaitu klasifikasi aset neto, yang mana menggabungkan aset neto terikat permanen dan aset neto terikat temporer menjadi aset neto dengan pembatasan (with restrictions) akan mengurangi kompleksitas dan aset neto tidak terikat menjadi aset neto tanpa pembatasan (without restrictions).
Oleh karena itu, membawa pemahaman yang lebih baik dan manfaat lebih besar bagi pengguna laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba.
Ruang lingkup dan Permasalahan ISAK 35 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Ruang lingkup ISAK 35: Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba memberikan pedoman penyajian laporan keuangan untuk entitas berorientasi nonlaba sebagai Interpretasi dari PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan Paragraf 05.
2) Interpretasi ini diterapkan juga oleh entitas berorientasi nonlaba yang menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
3) Perundang-undangan di Indonesia yang mengatur secara spesifik mengenai definisi dan ruang lingkup entitas berorientasi nonlaba tidak ditemukan. Oleh karena itu, DSAK IAI tidak memberikan definisi atau kriteria untuk membedakan entitas berorientasi nonlaba dari entitas bisnis berorientasi laba.
4) Entitas melakukan penilaiannya sendiri untuk menentukan apakah entitas merupakan suatu entitas berorientasi nonlaba, terlepas dari bentuk badan hukum entitas tersebut, sehingga dapat menerapkan interpretasi ini.
2.3. Laporan Keuangan Berdasarkan ISAK Nomor 35 1) Laporan Posisi Keuangan
Laporan yang menggambarkan posisi aset, liabilitas dan aset bersih pada waktu tertentu. Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas dan aset neto serta informasi mengenai hubungan antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
2) Laporan Penghasilan Konprehensif
Laporan yang menyajikan laporan laba rugi untuk suatu periode yang merupakan kinerja keuangan selama periode tersebut. Dimana laporan ini juga mengatur informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi seperti penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode.
3) Laporan Keuangan Aset Neto
Dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan interpretasi standar akuntansi keuangan (ISAK 35) merupakan laporan perubahan aset neto menyajikan informasi aset neto tanpa pembatasan dari pemberi sumber daya dan aset neto dengan pembatasan dari pemberi sumber daya.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas selama periode tertentu yang dikelompokan dalam aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Adapun bentuk Laporan Arus Kas yang disajikan dengan metode tidak langsung menurut ISAK No. 35 adalah sebagai berikut:
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan di atas. Bertujuan memberikan informasi tambahan tentang perkiraan-perkiraan yang diyatakan
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan ini berupa perincian dari suatu perkiraaan yang disajikan beserta dengan penjelasan seperti misalnya aset tetap, catatan atas laporan keuangan memberikan rincian nama aset, liabilitas, aset neto.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang diperuntukkan untuk meneliti kondisi objek secara alamiah (Sugiyono, 2014). Penelitian ini berusaha menggambarkan realitas alamiah penyusunan laporan keuangan entitas nonlaba pada UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui data sekunder. Data penelitian diperoleh dari data keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Teknik observasi digunakan untuk melihat laporan keuangan yang disediakan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah.
Kemudian, pengumpulan data melalui teknik dokumentasi adalah dokumen yang dihasilkan dari UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah berupa kegiatan organisasi, dokumen pelaporan keuangan, serta dokumen berdasarkan ISAK No. 35 dan penelitian pendukung lainnya. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, dimana laporan keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah disesuaikan dengan ISAK No. 35. Adapun tahapan analisis data yaitu:
1) Mengidentifikasi laporan keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah yang meliputi laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan aset neto, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
2) Melakukan analisa data dari hasil observasi dan dokumentasi.
3) Menganalisis kesesuaian antara laporan keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah dengan ISAK No.35.
4) Mendeskripsikan penerapan ISAK No.35 dalam penyajian laporan keuangan pada UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah.
4. Hasil dan Pembahasan
Laporan posisi keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang aset, liabilitas, aset neto pada periode tertentu. Pada gambar 1 dapat dilihat laporan posisi keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah, dibagi ke dalam empat komponen, yaitu aset lancar, aset tetap, liabilitas, dan aset neto. Kemudian, UTD PMI merincikan aset lancar menjadi kas di tangan, kas di bank, piutang, persediaan, dan perlengkapan. Untuk aset tetap UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah, hanya memunculkan harga perolehan beserta akumulasi penyusutan aset tetap. Liabilitas menunjukkan jumlah hutang operasional, sedangkan aset neto dibagi menjadi aset neto tanpa pembatasan dan aset neto dengan pembatasan.
Analisis kesesuain komponen laporan posisi keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah dengan ISAK No. 35 yang dapat dilihat pada tabel 2. Evaluasi pada tabel tersebut menunjukkan kesesuaian komponen laporan posisi keuangan UTD PMI Prov Sulawesi Tengah dengan ISAK No. 35. Komponen laporan posisi keuangan yang disajikan oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah mencakup 3 unsur yaitu aset, liabilitas dan aset neto. Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh UTD PMI Prov Sulawesi Tengah telah sesuai dengan ISAK No. 35 tentang penyajian laporan keuangan organisasi berorintasi nonlaba.
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
Gambar 1. Laporan Posisi Keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah Sumber: UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah, 2022
Tabel 2. Analisis Komponen Laporan Posisi Keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah
ISAK No. 35 UTD PMI
Provinsi Sulawesi Tengah
Sesuai/Tidak
Sesuai Keterangan
Laporan posisi keuangan entitas nonlaba terdiri dari 3 unsur, yaitu aset, liabilitas, dan aset neto.
Laporan posisi keuangan pada
UTD PMI
Provinsi Sulawesi Tengah
Mencakup Aset, Kewajiban dan Aset Neto
Sesuai Komponen laporan posisi keuangan yang telah dibuat oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah telah sesuai dengan ISAK No. 35
Sumber: Data diolah, 2022
Laporan penghasilan komprehensif adalah laporan yang memuat pendapatan, beban, laba atau rugi suatu entitas pada periode tertentu. Merujuk pada gambar 2 terlihat bahwa laporan penghasilan komperhensif UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu tanpa pembatasan dari pemberi sumbangan, dan dengan pembatasan dari pemberi sumber dana. Tanpa pembatasan dari pemberi sumber dana, terdiri dari pendapatan dan beban.
Pendapatan yang mencakup jasa layanan, pendapatan bunga, dan pendapatan lainnya. Beban meliputi beban pegawai, beban barang dan jasa, beban perjalanan dinas dan transportasi, beban
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
operasi, dan beban lainnya. Dengan pembatasan dari pemberi sumber dana juga dibagi ke dalam dua bagian yaitu pendapatan dan beban. Pendapatan terdiri dari sumbangan dan pendapatan lainnya. Beban terdiri dari beban pegawai, beban barang dan jasa, beban perjalanan dinas dan transportasi, beban operasi, dan beban lainnya.
Gambar 2. Laporan Penghasilan Komprehensif UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah Sumber: UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah, 2022
Analisis kesesuaian komponen laporan penghasilan komperhensif UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah dengan ISAK No. 35 dapat dilihat pada tabel 3. Analisis pada tabel 2 menunjukkan bahwa komponen laporan penghasilan komperhensif yang disajikan oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari pendapatan dan beban yang diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tanpa pembatasan dari pemberi dana dan dengan pembatasan dari pemberi dana. Hal ini menunjukkan bahwa laporan penghasilan komprehensif yang disajikan oleh UTD PMI Prov Sulawesi Tengah sudah sesuai dengan ISAK No. 35 tentang penyajian laporan keuangan organisasi berorintasi nonlaba.
Tabel 3. Analisis Komponen Laporan Pendapatan Komprehensif UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah
ISAK NO. 35 UTD PMI Provinsi
Sulawesi Tengah Sesuai/Tidak
Sesuai Keterangan Laporan Penghasilan
Komprehensif menggambarkan kenaikan dan penurunan manfaat ekonomi entitas nonlaba yang
Laporan keuangan yang disajikan oleh UTD PMI. Prov Sulawesi Tengah
Sesuai Komponen laporan pendapatan konferhensif
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
ISAK NO. 35 UTD PMI Provinsi
Sulawesi Tengah Sesuai/Tidak
Sesuai Keterangan berasal dari penerimaan atau
pendapatan dan pengeluaran atau beban. Laporan penghasilan komprehensif dibagi kedalam dua bagian sesuai dengan klasifikasi aset neto : (1) Tanpa Pembatasan dari Pemberi Sumber Daya, dan (2) Dengan Pembatasan dari Pemberi Sumber Daya.
memperlihatkan jumlah pendapatan dan beban selama 1 periode pelaporan yang diklasifikasikan menjadi dua yaitu 1) Tanpa pembatasan dari pemberi dana dan 2) dengan pembatasan dari pemberi dana
yang telah dibuat oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah telah sesuai dengan ISAK No. 35
Sumber: Data diolah, 2022
Laporan perubahan aset neto adalah laporan yang menggambarkan perubahan aset neto pada periode tertentu. Gambar 3 menunjukkan laporan perubahan aset neto UTD PMI Prov Sulawesi Tengah diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu aset neto tanpa pembatasan, dan aset neto dengan pembatasan. Aset neto tanpa pembatasan, meliputi saldo awal, penambahan aset neto, dan saldo akhir. Aset neto dengan pembatasan terdiri dari saldo awal, penambahan aset neto, dan saldo akhir.
Gambar 3. Laporan Perubahan Aset Neto UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah Sumber: UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah, 2022
Analisis kesesuaian komponen laporan aset neto UTD PMI Prov Sulawesi Tengah dengan ISAK No. 35 yang dapat dilihat pada tabel 4. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa komponen laporan perubahan aset netto yang disajikan oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari saldo awal, penambahan aset neto yang terjadi dalam 1 periode dari aset neto tanpa pembatasan dan saldo awal, penambahan aset neto yang terjadi dalam 1 periode dari aset neto dengan pembatasan. Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh UTD PMI Prov Sulawesi Tengah telah sesuai dengan ISAK NO. 35 tentang penyajian laporan keuangan organisasi berorintasi nonlaba.
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
Tabel 4. Analisis Komponen Laporan Perubahan Aset Netto UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah
Sumber: Data diolah, 2022
Gambar 4. Laporan Arus Kas UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah Sumber: UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah, 2022
ISAK NO. 35 UTD PMI Provinsi
Sulawesi Tengah Sesuai/Tidak
Sesuai Keterangan Laporan Perubahan Aset
Neto adalah menyajikan informasi mengenai perubahan aset neto yang terjadi dalam 1 periode pelaporan.
Laporan perubahan aset neto yang disajikan oleh UTD PMI. Prov Sulawesi Tengah memperlihatkan
informasi mengenai perubahan nilai aset neto yang diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu 1) Aset neto tanpa pembatasan dan 2) Aset
neto dengan
pembatasan.
Sesuai Komponen laporan
perubahan aset neto yang telah dibuat oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah telah sesuai dengan ISAK NO. 35
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
Laporan arus kas adalah laporan yang mengambarkan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada periode tertentu. Pada Gambar 4 menunjukkan laporan arus kas UTD PMI Prov Sulawesi Tengah diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi yang terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk meliputi penerimaan jasa layanan, penerimaan piutang, pendapatan bunga, sumbangan, dan pendapatan lainnya. Arus kas keluar terdiri dari beban pegawai, beban barang dan jasa, beban perjalanan dinas dan transportasi, beban operasi, beban lainnya, pembelian perlengkapan, dan pembelian persediaan. Aktivitas investasi berisikan mengenai pembelian aset tetap, dan arus kas pendanaan berisikan mengenai pembayaran utang.
Tabel 5. Analisis Komponen Laporan Arus Kas UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah ISAK NO. 35 UTD PMI Provinsi
Sulawesi Tengah Sesuai/Tidak
Sesuai Keterangan Laporan arus kas melaporkan
arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Laporan arus kas yang disajikan oleh UTD PMI. Prov Sulawesi Tengah
memperlihatkan informasi mengenai arus kas selama 1 periode yang dilklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Sesuai Komponen laporan arus kas yang telah dibuat oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah telah sesuai dengan ISAK No. 35
Sumber: Data diolah peneliti, 2022
Analisis kesesuaian komponen laporan arus kas UTD PMI Prov Sulawesi Tengah sesuai dengan ISAK No. 35 yang dapat dilihat pada tabel 5. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa komponen laporan arus kas yang disajikan oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah memberikan informasi mengenai arus kas UTD PMI Prov Sulawesi Tengah yang diklasifikasikan jadi 3 bagian yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh UTD PMI Prov Sulawesi Tengah telah sesuai dengan ISAK No. 35 tentang penyajian laporan keuangan organisasi berorintasi nonlaba.
Catatan atas laporan keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah menyajikan catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan mengenai penjelasan mengenai gambaran umum, kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan.
Analisis kesesuaian komponen catatan atas laporan keuangan UTD PMI Prov Sulawesi Tengah dengan ISAK No. 35 yang dapat dilihat pada tabel 6. Hasil analisis pada tersebut menunjukkan bahwa UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah dalam menyusun catatan atas laporan keuangan telah sesuai dengan ISAK NO. 35. Hal tersebut dapat dilihat dari informasi rinci yang jelaskan oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah pada catatan atas laporan keuangan yang memuat tentang gambaran umun, kebijakan akuntansi, dan penjelasan pos-pos laporan posisi keuangan.
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
Gambar 5. Catatan Atas Laporan Keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah Sumber: UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah, 2022
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
Tabel 6. Analisis Komponen Catatan Atas Laporan Keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah
ISAK No. 35 UTD PMI Provinsi
Sulawesi Tengah Sesuai/Tidak
Sesuai Keterangan Catatan atas laporan
keuangan merupakan ringkasan yang berisi informasi dan kebijakan akuntansi yang sifatnya signifikan atas tiap laporan keuangan seperti laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba dan rugi yang diperoleh perusahaan dengan catatan atas laporan
keuangan yang
melengkapinya
Laporan arus kas yang disajikan oleh UTD PMI. Prov Sulawesi Tengah
memperlihatkan informasi mengenai rincian penjelasan atas laporan keuangan yang terdiri dari 1) Gambaran Umum, 2) Ihktisar Kebijakan Akuntansi, dan 3) Penjelasan Pos-pos laporan posisi keuangan
Sesuai Komponen laporan arus kas yang telah dibuat oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah telah sesuai dengan ISAK No. 35
Sumber: Data diolah, 2022
Secara keseluruhan analisis kesesuaian komponen laporan keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah dengan ISAK NO. 35 yang dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini:
Tabel 6. Analisis Penerapan ISAK No. 35 pada Komponen Laporan Keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah
ISAK No. 35 UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah
Sesuai/
Tidak
Sesuai Keterangan Laporan Posisi Keuangan Laporan Posis Keuangan Sesuai Komponen laporan
keuangan yang telah dibuat oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah telah sesuai dengan ISAK No. 35
Laporan Pendapatan
Komprehensif Laporan Pendapatan
Komprehensif Sesuai
Laporan Aset Netto Laporan Aset Netto Sesuai
Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas Sesuai
Catatan Atas Laporan
Keuangan Catatan Atas Laporan
Keuangan Sesuai
Sumber: Data diolah, 2022
Hasil evaluasi pada tabel 7 menunjukkan bahwa komponen laporan keuangan yang disajikan oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset neto, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh UTD PMI Prov Sulawesi Tengah telah sesuai dengan ISAK No. 35 tentang penyajian laporan keuangan organisasi berorintasi nonlaba.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini yaitu pelaporan keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah untuk tahun 2021 telah sesuai dengan ISAK No. 35. Hal tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah yang berupa laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komperhensif,
Ratu Subaeda, Syamsul, Dini Rosyada
laporan perubahan aset neto, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan ISAK No. 35. Meskipun, laporan keuangan telah disusun berdasarkan pada ISAK No. 35 diharapkan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah dapat terus mengikuti perkembangan peraturan penyajian laporan keuangan khususnya ISAK No. 35 yang dapat diperbaharui sewaktu-waktu, kemudian melakukan perekrutan pegawai yang memiliki latar belakang ilmu akuntansi, dan terus aktif dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Penelitian ini memiliki beberapa ketebatasan diantaranya yaitu penelitian ini hanya berfokus pada hasil penyusunan laporan keuangan UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan ISAK No. 35, tanpa menelusuri faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kesuksesan UTD PMI Povinsi Sulawesi Tengah dalam menyusun laporan keuangan.
selain itu, Penelitian ini hanya dilakukan pada satu entitas yaitu UTD PMI Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga hasil penelitian ini belum mampu mewakili penerapan ISAK No. 35 pada seluruh entitas berorientasi nonlaba yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah.
Daftar Pustaka
Boone, E, L., & Kurtz, D. I. (2000). Pengantar Bisnis (Edisi 2000; F. Anwar, Ed.). Jakarta: Erlangga.
Dewan Standar Akuntansi. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Dewan Standar Akuntansi. (2019). Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) Nomor 35 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Dwi Krismontiyah, S., Yulinartati, & Martiana, N. (2021). Analisis Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Masjid Baitul Makmur Situbondo Berdasarkan ISAK No.35. Jurnal Akuntansi Terapan Dan Bisnis, 1(2), 124–133. https://doi.org/10.25047/asersi.v1i2.2951
Glaeser, E. L., & Shleifer, A. (1998). Not-For-Profit Entrepreneurs. In National Bureau Of Economic Research. Cambridge, UK.
Kwalepa, E., Leunupun, P., & Persulessy, G. (2022). KESIAPAN PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONLABA BERDASARKAN ISAK 35 (Studi Kasus Jemaat GPM Murai Klasis Aru Tengah). IMPREST : Jurnal Ilmiah Akuntansi, 1(1), 38–44.
https://doi.org/10.37476/imprest.v1i1.2975
Maulana, I. S., & Rahmat, M. (2021). Penerapan Isak No. 35 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba Pada Masjid Besar Al-Atqiyah Kecamatan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa. JAFA Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UTS Journal of Accounting, Finance and Auditing, 3(2), 63–75.
Republik Indonesia. (2018). Undang-undang Republik Indonesia No.1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Soetedjo, S. (2009). Pembahasan Pokok-pokok Pikiran Teori Akuntansi Vernon Kam. Surabaya:
Airlangga University Press.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Indonesia: Alfabeta.
Theana, I. (2021). Analisis Penerapan Isak 35 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba Pada Yayasan Ar-Rasyidi Narang Baya. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati, Bandung.
Ula, I. D., Halim, M., & Nastiti, A. S. (2021). Penerapan Isak 35 Pada Masjid Baitul Hidayah Puger Jember. Progress: Jurnal Pendidikan, Akuntansi Dan Keuangan, 4(2), 152–162.
https://doi.org/10.47080/progress.v4i2.1286