• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SAK-ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI ( KPN ) SMPNEGERI 2 BATUSANGKAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI SAK-ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI ( KPN ) SMPNEGERI 2 BATUSANGKAR SKRIPSI"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SAK-ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI ( KPN )

SMPNEGERI 2 BATUSANGKAR

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah

Oleh:

SES MARTA GUSTINA NIM. 14 231 102

JURUSAN EKONOMI SYARIAH KONSENTRANSI AKUNTANSISYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR

(2)

Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana implementasi SAK-ETAP dalam penyusunan laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2 Batusangkar di lihat dari kebijakan akuntansi pada tahap pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan SAK-ETAP dalam penyusunan laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2 Batusangkar.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah kualitatif deskriptif.Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui wawancara dengan pihak koperasi dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan koperasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koperasi belum melakukan pelaksanaan siklus akuntansi yang lengkap berdasarkan SAK-ETAP.Pada tahap tahap pencatatan tidak melakukan penjurnalan, pada tahap penggolongan tidak melakukan posting kedalam buku besar, pada tahap pengikhtisaran tidak melakukan jurnal penyesuaian, neraca saldo dan neraca saldo setelah penyesuaian. Kebijakan akuntansi pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2 Batusangkar dilihat dari pengakuan menggunakan metode cash basis dalam setiap transaksinya, pengukuran menggunakan dasar beban historis, penyajian yang dilakukan tidak berdasarkan SAK-ETAP hanya menyajikan laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi, Pada tahap pengungkapan juga tidak mengungkapkan catatan atas laporan keuangannya.

(3)
(4)
(5)
(6)

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI

DAFTAR ISI

BAB lPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 7

BAB IIKAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 9

1. Koperasi ... 9

2. Akuntansi ... 16

3. Akuntansi Koperasi ... 24

4. Laporan Keuangan ... 25

5. Standar Akuntansi Koperasi ... 34

6. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) ... 35

B. Penelitian yang Relevan ... 39

C. Kerangka Berfikir ... 41

BAB IIIMETODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

C. Instrumen Penelitian ... 42

D. Sumber Data ... 43

(7)

ii

A. Gambaran Umum Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2

Batusangkar ... 46

1. Sejarah Berdirinya Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2

Batusangkar ... 46

2. Visi dan Misi Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2

Batusangkar ... 47

3. Struktur Organisasi Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2

Batusangkar ... 48

4. Rapat Anggota Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2

Batusangkar ... 48

5. Rincian Tugas Pokok, Fungsi Pengurus dan Pengawas Koperasi

Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2 Batusangkar ... 49

6. Bidang Permodalan, Usaha, Kesejahteraan Anggota, Sosial dan

Simpanan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2

Batusangkar ... 51

7. Penetapan Penerimaan Sisa Hasil Usaha (SHU) Tahun 2016 ... 53

8. Laporan Keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2

Batusangkar ... 53

9. Siklus Akuntansi Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2

Batusangkar ... 56

10. Kebijakan Akuntansi dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2 Batusangkar ... 58

B. Pembahasan ... 63

1. Siklus Akuntansi pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP

Negeri 2 Batusangkar Berdasarkan SAK-ETAP ... 63

2. Kebijakan Akuntansi Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP

Negeri 2 Batusangkar Berdasarkan SAK-ETAP ... 92 BAB VPENUTUP

(8)
(9)

1

Negara Indonesia merupakan Negara berkembang, antara lain disektor ekonomi. Sesuai dengan Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang mengatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Untuk mewujudkan perekonomian rakyat yang kuat dan stabil, pemerintahberusaha untuk memperbaiki kehidupan masyarakat agar lebih kuat, antara lain dengan mengoptimalkan peran koperasi. Merujuk UURI No.17 tahun 2012 Bab 1 Pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa “Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi,dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial, dan budaya dengan nilai dan prinsip koperasi”.Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu koperasi menjadi sokoguru perekonomian yang bermakna sebagai pilar atau penyangga utama perekonomian.

Pasal 3 mengamanatkan bahwa “Koperasi berdasar atas asas kekeluargaan”. Dari pernyataan tersebut menggambarkan bahwa koperasi berprinsip gotong royong dan saling tolong menolong antar sesama anggota. Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama secara kekeluargaan dan bersifat sukarela. Kegiatan utamanya adalah melayani kepentingan para anggota. Setiap anggota bebas masuk dan keluar sesuai dengan aturan yang ada, mempunyai hak yang sama serta berkewajiban mengembangkan dan mengawasi jalannya usaha sedangkan resiko dan keuntungan usaha ditanggung dan dibagi secara adil.

(10)

Salah satu jenis koperasi yaitu koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dana dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan dana. Kegiatan utama koperasi simpan pinjam adalah menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi. (Rudianto, 2010:5).

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2 Batusangkar merupakan koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam dan kredit barang. Koperasi ini beralamat di Jl. Bodi Caniago Batusangkar. Didirikan dengan Badan Hukum No. 2127/BH-XVll tanggal1 Mei 1993 dengan anggota saat ini sebanyak 54 orang, yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 40 orang perempuan. Anggota Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2 Batusangkar yaitu Guru SMP Negeri 2 Batusangkar sebanyak 36 orang, Pegawai Tata Usaha 5 orang, dan Undangan (Anggota Luar Biasa) 13 orang.

Koperasi merupakan organisasi yang bewatak sosial, memiliki perbedaan dan persamaan dengan organisasi lainnya.Semua organisasi yang bergerak dibidang keuangan membutuhkan jasa akuntansi atau pencatatan untuk mengelola data yang ada, dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan terhadap pengelola usahanya.

Perintah tentang akuntansi atau pencatatan terdapat dalam surah Al-baqarah ayat 282 yang berbunyi:

























































































(11)











































































































































































Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya.dan

(12)

persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan.jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu.dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Al-qur’an suratAl-baqarah ayat 282 diatas menjelaskan bahwa perintah wajib untuk mencatat atau menuliskan dengan benar jika dalam bermuamalah sesuai dengan ketentuan Allah dan perundangan yang berlaku di Indonesia.Dalam surat Al-baqarah juga dijelaskan bahwa prinsip dasar yang universal dalam akuntansi atau pencatatan adalah prinsip akuntabilitas atau pertanggungjawaban dengan wujud pelaporan akuntansi, prinsip keadilan, dalam konteks ini hendaklah setiap transaksi dicatat dengan benar, prinsip kebenaran, dalam konteks ini prinsip kebenaran ini akan menciptakan prinsip keadilan dalam mengakui, mengukur dan melaporkan transaksi-transaki akuntansi.(Syaukani, 2009:203)

Terjadinya transaksi-transaksi akuntansi sampai dengan penyusunan laporan keungan sehingga siap untuk pencatatan berikutnya disebut dengan siklus akuntansi. Adapun siklus akuntansi tahap akhir pada koperasi adalah penyusunanlaporan keuangan. Laporan keuangan terdiri atas laporan posisi keuangan (Neraca), laporan sisa hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.Setiap laporan keuanganharuslah dibuat berdasarkan standar atau aturan yang telah ditetapkan.Standar akuntansi yang berlaku umum di perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sedangkan standar akuntansi yang berlaku khusus, yaitu untuk perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan (menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal) adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang diterapkan pada koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan perusahaan lain yang belum go publik.

Standar Akuntansi Keuangan yang harus diterapkan pada koperasi yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(13)

(SAK-ETAP).SAK-ETAP merupakan penyederhanaan dari SAK umum lebih mudah digunakan dan lebih sesuai dengan kondisi entitas tanpa akuntabilitas publik seperti koperasi.SAK-ETAP adalah standar akuntansi keuangan yang digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (General Purpose Financial Statement)bagi pengguna eksternal seperti pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. (Bahri, 2016:9).

Penyusunan laporan keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2 Batusangkar belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP), yaitu hanya menyajikan laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan (Neraca) dan laporan laba rugi. Sedangkan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada koperasi, terdiri dari laporan posisi keuangan (Neraca), laporan sisa hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Membuat peneliti ingin melakukan penelitian disana dengan tujuan agar Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2 Batusangkar dapat menerapkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu SAK-ETAP.

Siklus akuntansi yang dilaksanakan oleh Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri 2 Batusangkar juga belum sesuai, yaitu tidak terdapat penjurnalan atas pengidentifikasian transaksi-transaksi yang ada. Hal ini secara otomatis akan berdampak pada kegiatan selanjutnya pada siklus akuntansi terutama hasil dari penyajian laporan keuangannya, karena sangat rentan apabila terjadi kesalahan pencatatan transaksi yang telah dilakukan. Dalam hal ini, penulis juga ingin lebih mendalami tentang proses penyusunan

laporan keuangan dengan melakukan pengamatan mengenai

pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan laporan keuangan yang ada pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMPNegeri 2 Batusangkar.

(14)

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik ingin meneliti tentang bagaimana penerapan SAK-ETAP pada laporan keuangan tersebut dengan menuangkannya dalam bentuk karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI SAK-ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) SMPNEGERI 2 BATUSANGKAR “.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis jelaskan diatas, fokus penelitian yang akan penulis teliti adalah pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan akun-akun yang terkait

dalam penyusunan laporan keuangan Koperasi Pegawai Negeri

(KPN)SMPNegeri2 Batusangkar per triwulan dari bulan januari-maret tahun 2016 yang akan disesuaikan dengan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK-ETAP.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimana implementasi SAK-ETAP dalam penyusunan laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri2 Batusangkar?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengimplementasikan SAK-ETAP dalam penyusunan laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) SMP Negeri2 Batusangkar.

(15)

E. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Manfaat penelitian

a. Bagi Penulis

1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. 2) Sebagai wadah untuk aplikasi teori-teori yang telah diperoleh

pada bangku perkuliahan dan dijadikan sebagai alat pembahasan. 3) Dapat menambah pengetahuan mengenai analisis penyusunan

laporan keuangan berdasarkan SAK-ETAP. b. Bagi Pihak Akademik

1) Untuk perkembangan ilmu pengetahuan serta bermanfaat sebagai dasar penelitian selanjutnya.

2) Sebagai tambahan wacana akademik di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

c. Bagi pihak koperasi

Hasil ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan supaya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan di Indonesia yaitu berdasarkan SAK-ETAP.

2. Luaran penelitian

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi referensi di perpustakaan IAIN Batusangkar, selain itu juga diharapkan penelitian ini dapat diseminarkan nantinya.

F. Definisi Operasional 1. Implementasi

Implementasi adalah suatu kegiatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

(16)

2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan (Financial Report) adalah ikhtisar tentang keadaan keuangan (Financial) suatu perusahaan selama periode tertentu. 3. SAK-ETAP

SAK ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.Artinya SAK ETAP diperuntukkan bagi entitas yang laporan keuangannya tidakakuntabel untuk publik secara luas. Badan usaha yang tergolong ke dalam entitas tanpa akuntabilitas

publik yaitu perorangan, Persekutuan, Firma, Commanditaire

Vetnootschap (CV), Perseroan Terbatas yang tidak memiiki akuntabilitas signifikan, dan Koperasi.

4. Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

5. Koperasi Pegawai Negeri (KPN)

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) adalahorang-orang yang mempunyai wilayah kerja kecamatan atau berada dalam lembaga pemerintah atau di sekolah-sekolah atau di kecamatan-kecamatan.

(17)

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi a. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang menggorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya.Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional”. Pemahaman koperasi secara umum adalah: “suatu perkumpulan orang yang secara sukarela berjuang bersama untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan suatu badan usaha yang dikelola secara demokratis”.(Sudarwanto, 2013:19).

Prof. R.S. Soeriaatmadja, dalam kuliahnya pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia memberikan defenisi koperasi sebagai berikut:”Koperasi ialah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama”. Dari defenisi diatas dapat diterangkan kata-kata sebagai berikut:

1) Kumpulan orang-orang. 2) Persamaan derajat.

3) Tidak memandang haluan agama dan politik. 4) Sukarela,

5) Sekedar memenuhi kebutuhan.

(18)

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. Bentuk kerja sama yang mereka lakukan bersifat sukarela, dan masing-masing anggota koperasi mempunyai hak yang sama, dan

masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk

mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha koperasi.

Sedangkan resiko dan keuntungan usaha koperasi ditanggung dan dibagi secara adil. (Rudianto, 2010:5).

Jadi dapat simpulkan bahwa koperasi adalah kumpulan orang-orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama secara kekeluargaan dan bersifat sukarela, dengan membentuk suatu badan usaha yang demokratis. Kegiatan utamanya adalah melayani kepentingan para anggota. Setiap anggota bebas masuk dan keluar sesuai dengan aturan yang ada, mempunyai hak yang sama serta berkewajiban mengembangkan dan mengawasi jalannya usaha sedangkan resiko dan keuntungan usaha ditanggung dan dibagi secara adil.

b. Karakteristik Koperasi

Koperasi di Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Koperasi memiliki nilai-nilai komitmen sebagai pedoman bagi

anggotanya, yang meliputi nilai-nilai seperti: a) Kesetiakawanan b) Percaya diri c) Keadilan d) Kejujuran e) Keterbukaan f) Daya Tanggap g) Kepedulian

h) Tanggung jawab sosial i) Kemandirian

(19)

2) Anggota koperasi memiliki kepentingan ekonomi yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat dilingkungan dimana koperasi berada.

3) Semua aktifitas usaha koperasi dijalankan dan diawasi oleh anggota koperasi.

4) Untuk mewujudkan tujuan koperasi, maka badan usaha sebagai wadah dan alat dalam menjalankan aktivitas usaha koperasi. 5) Kelebihan atas kemampuan pelayanan yang dilakukan oleh

koperasi digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi. (Sudarwanto, 2013:20-21).

c. Tujuan, Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi 1) Tujuan Koperasi

Menurut UURI No.17 Tahun 2012 Pasal 4 Tentang Perkoperasian menyatakan bahwa tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.

2) Fungsi dan peran koperasi

Menurut UURI No.17 Tahun 2012 menyatakan bahwa fungsi dan peran koperasi adalah:

a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b) Berperan secara aktif dalam berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

(20)

d) Berusaha untuk mewujudkam dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 3) Prinsip Koperasi

Menurut UURI No.17 Tahun 2012 Pasal 6 Tentang Perkoperasianmenyatakan bahwa prinsip-prinsip koperasi antara lain adalah sebagai berikut:

a) Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;

b) Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara

demokratis;

c) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi;

d) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen;

e) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi;

f) Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional; dan

g) Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.

d. Jenis-Jenis Koperasi

Menurut Rudianto (2010) dilihat dari bidang usaha dan jenis anggotanya, koperasi dapat dikelompokkan kedalam empat jenis. Bidang usaha koperasi mencerminkan jenis produk yang dijual kepada masyarakat dan para anggotanya. Berdasarkan bidang usaha ini dan

(21)

jenis anggotanya, koperasi dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis koperasi yaitu:

1) Koperasi simpan pinjam

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dana dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan dana. Kegiatan utama koperasi simpan pinjam adalah menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi. (Rudianto, 2010:5). 2) Koperasi konsumen

Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para konsumen akhir atau pemakai barang dan jasa.Kegiatan utama koperasi konsumen adalah melakukan pembelian bersama.Jenis barang atau jasa yang dilayani suatu koperasi konsumen sangat tergantung pada latar belakang kebutuhan anggota yangakan dipenuhi.Sebagai contoh, koperasi yang mengelola toko serba ada, mini market, dan sebagainya.(Rudianto, 2010:5).

3) Koperasi pemasaran

Koperasi pemasaran adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa.Koperasi pemasaran dibentuk terutama untuk membangun para anggotanya memasarkan barang-barang yang mereka hasilkan.Jadi masing-masing anggota koperasi menghasilkan barang secara individual, sementara pemasaran barang-barang tersebut dilakukan oleh koperasi.Ini berarti keikutsertaan anggota koperasi sebatas memasarkan produk yang dibuatnya.Tujuan utama koperasi pemasaran adalah untuk menyederhanakan rantai tata niaga dan mengurangi sekecil mungkin keterlibatan para pedagang perantara dalam memasarkan produk-produk yang mereka hasilkan. (Rudianto, 2010-5-6).

(22)

4) Koperasi produsen

Koperasi produsen adalah koperasi yang para anggotanya tidak memiliki badan usaha sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa.

Kegiatan utama koperasi produsen adalah menyediakan,

mengoperasikan dan mengelola sarana produksi bersama.Tujuan utama koperasi produsen adalah menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya guna menghasilkan barang-barang atau jasa tertentu melalui suatu badan usaha yang mereka kelola dan milik sendiri.(Rudianto, 2010:5-6).

e. Ekuitas Koperasi

Ekuitas koperasi merupakaan selisih antara kekayaan dengan total utangnya. Oleh karena itu ekuitas koperasi berbentuk:

1) Simpanan pokok

Simpanan pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang samabanyaknya yang harus disetorkan anggota ketika masuk menjadi anggota koperasi.Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.

2) Simpanan wajib

Simpanan wajib adalah jumlah setoran yang harus dibayar oleh anggota koperasi pada waktu dan jumlah tertentu, misalnya setiap bulan sekali.

3) Modal Penyertaan

Modal penyertaan adalah sejumlah uang tertentu yang ditanamkan sebagai modal koperasi oleh permodalan dengan maksud untuk memperkuat struktur permodalan koperasi.

4) Modal Sumbangan

Modal sumbangan merupakan penerimaan dana oleh koperasi karena mendapatkan hibah atau sumbangan tanda ada ikatan

(23)

tertentu. Modal sumbangan ini dapat diabagikan kepada anggota koperasi selama koperasi masih berjalan dan belum dibubarkan. 5) Modal Penyertaan Partisipasi Anggota

Merupakan kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru diatas nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri koperasi.

6) Dana cadangan

Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan oleh koperasi untuk suatu tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota.Cadangan ini merupakan bagian dari sisa hasil usaha koperasi yang ditahan.

7) Sisa Hasil Usaha koperasi yang belum dibagi

Sisa hasil usaha koperasi periode berjalan merupakan selisih antara penghasilan yang diterima dengan beban yang menjadi tanggung jawab koperasi selama periode akuntansi, sebelum dialokasikan ke dalam berbagai dana. Sisa hasil usaha ini muncul pada laporan keuangan koperasi secara bulanan. Namun dalam laporan keuangan tahunan setelah dibuat ayat penutup dan mengalokasikan sisa hasil usaha kedalam berbagai dana, perkiraan ini tidak muncul dalam laporan tahunan.

Dalam koperasi terdapat pula simpanan sukarela.Jenis simpanan ini bersifat tidak permanen dan dapat ditarik sewaktu-waktu, maka untuk simpanan sukarela tidak dikategorikan sebagai ekuitas, tetapi termasuk dalam kelompok hutang lancar.(Sudarwanto, 2013:239-240). f. Sisa Hasil Usaha

Sisa hasil usaha (SHU) adalah selisih antara penghasilan yang diterima koperasi selama periode tertentu dengan pengorbanan (beban) yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. Jumlah SHU berjalan akan terlihat dalam laporan perhitungan hasil usaha. Jika pencatatan transaksi dalam suatu koperasi berjalan dengan baik,

(24)

SHU tahun berjalan biasanya tidak akan terlihat di neraca sebagai bagian dari ekuitas koperasi pada akhir tertentu, karena sudah harus langsung dialokasikan kedalam berbagai dana dan cadangan. (Rudianto, 2010:7).

2. Akuntansi

a. Pengertian Akuntansi

Menurut American Accounting Association Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi,mengukur, dan melaporkan infirmasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas serta tegas bagi pihak yang menggunakan informasi tersebut. Akuntansi didefinisikan pula sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan dalam penyediaan jasa, yang berupa informasi keuangan kuantitatif dari suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. (Pura, 2013:4).

Akuntansi pada umumnya merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi.(Ikhsan & Suprasto, 2008:18).

Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Barangkali istilah yang lebih sesuai adalah bahasa untuk pengambilan keputusan-keputusan keuangan perusahaan. Hampir seluruh aktifitas perusahaan tidak bisa dilepaskan dari praktek akuntansi. Oleh karenanya akuntansi memainkan peranan penting dalam maju mundurnya perusahaan. Memahami akuntansi dan tata buku merupakan hal yang penting bagi seseorang yang ingin terjun, tertarik dan berkarir dalam dunia bisnis. Tujuan akuntansi adalah memberikan informasi kepada

(25)

pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi juga dapat dipandang sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan oleh para manager, pemilik, kreditor dan agensi pemerintah.(Ikhsan, 2012:1).

Menurut Niswonger, Fess dan Warren yang diterjemahkan oleh Marianus Sinaga menyatakan bahwa: “Akuntansi adalah proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan”. Dari defenisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa:

1. Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.

2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam pengambilan keputusan mengetahui kesatuan usaha yang bersangkutan. (Puspitawati & Anggadini, 2014:37-38). Jadi, dapat disimpulkan bahwa Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti maka diinput ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan.

b. Macam macam Akuntansi

Sejalan dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, telah timbul berbagai macam spesialisasi dalam akuntansi. Macam-macam akuntansi yang penting yaitu sebagai berikut:

1) Akuntansi keungan (Financial Accounting)

Fungsi akuntansi itu berhubungan dengan pencatatan transaksi-transaksi dalam suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi yang lain, dan penyusunan laporan keuangan secara periodik dari catatan tersebut. Oleh karena itu, akuntansi keuangan menyajikan informasi keuangan yang diperlukan dalam pegambilan keputusan

(26)

bagi pimpinan perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.(M.Sadeli, 2011:5).

2) Auditing

Bidang aktifitas yang menyangkut suatu pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi secara bebas.Pemeriksaan akuntansi adalah jasa

utama yang bisa diberikan oleh akuntan publik.Dalam

melaksanakan tugasnya, akutansi mengadakan pemeriksaan terhadap catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan suatu perusahaan, dan akhirnya mengeluarkan suatu pernyataan pendapat

mengenai kelayakan dan kewajaran laporan keungan

tersebut.(M.Sadeli, 2011:5).

3) Akuntansi manajemen (Management Accounting)

Jenis akuntansi ini mempergunakan data historis maupun data taksiran untuk membantu manajemen dalam operasi sehari-hari dan

perencanaaan operasi mendatang.Tujuan utama akuntansi

manajemen adalah menyajikan informasi pengambilan keputusan

yang relevan kepada manajemen perusahaan (pihak

interen).Akuntansi manajemen memberikan sumbangan penting kepada fungsi perencanaan dan pengawasan manajemen suatu perusahaan, melalui pemanfaatan akuntansi biaya, budgeting, dan sistem akuntansi.Akuntansi manajemen sesuai dengan keahlian dan pengalaman dapat diminta untuk diberikan nasehat dalam bidang kebijaksanaan dan administrasi kepada pimpinan perusahaan.Tugas ini oleh CPA (Certified Public Accounting) sering disebut dengan Management Advisory Service atau Administrative Service.(M.Sadeli, 2011:5).

4) Akuntansi biaya (Cost Accounting)

Akuntansi biaya menekankan masalah penetapan dan pengendalian biaya, terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang.Kemudian perhatian yang makin meluas mulai diberikan bahwa akuntansi biaya membantu manajemen dalam perencanaan

(27)

dan pengawasan biaya atas berbagai aktivitas pengadaan, pengelolaan, distribusi, dan penjualan barang atau jasa.Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data biaya, baik data actual maupun data proyeksi. (M.Sadeli, 2011:6).

5) Akuntansi anggaran (Budgetary Accounting)

Jenis akuntansi ini menyajikan rencana operasi keuangan untuk suatu periode tertentu, melalui pecncatatan dan meringkas data pelaksanaan. Disamping itu, juga memberikan analisis data perbandingan dar operasi sebenarnya dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga merupakan kombinasi kegiatan perencanaan dengan pengendalian operasi dimasa depan. (M.Sadeli, 2011:6). 6) Sistem akuntansi (Accounting System)

Sistem akuntansi merupakan bidang khusus yang menangani perencanaan dan penerapan prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan data keuangan.Seorang akuntan sistem harus merencanakan suatu sistem yang memiliki unsur memeriksa dan mencocokkan (checks and balances)untuk dapat menjaga harta perusahaan, dan mempunyai arus informasi yang efisien dan bermanfaat bagi manajemen.Ia juga harus memahami penggunaan dan kegunaan dari jenis-jenis alat pemprosesan data (data processing equipment). (M.Sadeli, 2011:6).

7) Akuntansi pajak(Tax Accounting)

Akuntansi perpajakan meliputi penyusunan surat pemberitahuan pajak (SPT). Serta mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari transaksi dar usaha yang direncanakan atau mencari alternatif pelaksanaan terbaik.Seorang akuntansi mengambil spesialisasi dalam bidang ini, terutama dalam hal perencanaan mengenai pajak, harus mengetahui jenis pajak yang mempengaruhi perusahaan selain itu akuntan harus mengetahui peraturan perpajakan serta

(28)

keputusan-keputusan pengadilan yang menyangkut khasus perpajakan. (M.Sadeli, 2011:6).

8) Akutansi pemerintah (Governmental Accounting)

Akuntansi pemerintah termasuk pula akuntansi lembaga-lembaga nonprofit (nonprofit organization accounting)atauInstitusional Accounting, mengkhususkan pada masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah dan organisasi nonprofit lainnya, seperti: mesjid, lembaga amal, yayasan, rumah sakit, dan lembaga-lembaga pendidikan. (M.Sadeli, 2011:6-7). 9) Akuntansi sosial (Social Accounting)

Akuntansi sosial merupakan bidang baru dalam akuntansi.Pada saat ini semakin meningkat permintaan terhadap jasa profesi untuk mengukur biaya hidup dan manfaat sosial, yang sebelumnya tidak dapat diukur.Tugas akuntansi ini ialah menyangkut masalah

penggunaan dana-dana kesejahteraan sosial dalam

masyarakat.(M.Sadeli, 2011:7).

10) Akuntansi international (International Accounting)

Akuntansi ini menyangkut masalah khusus yang berkaitan dengan

perdagangan internasional dari perusahaan-perusahaan

multinasional. Seorang akuntan yang mengambil spesialisasi dalam bidang ini, harus memahami seluk beluk bea cukai, bidang hukum, dan perpajakan dan berbagai negara, yang berpengaruh terhadap operasi interasional perusahaan tersebut dan terhadap prinsip-prinsip akuntansi. (M.Sadeli, 2011:7).

11) Akuntansi pendidikan (Educational Accounting)

Akuntansi ini merupakan bidang khusus yang menyangkut pendidikan akuntansi.Tetapi disamping mengajar, guru-guru

akuntansi kadang-kadang juga mengadakan penelitian,

pemeriksaan akuntansi, atau terlibat dalam pengerjaan akuntansi perpajakan atau bidang akuntansi lainnya baik sebagai tenaga lepas (part time) atau sebagai penasehat (konsultan). (M.Sadeli, 2011:7).

(29)

c. Pengguna Informasi Akuntansi

1) Investor, penanam modal, penasehat dan pemegang saham membutuhan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasinya serta untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.

2) Karyawan membutuhkan informasi keuangan mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, dan untuk menilai kemampuan perusahaan.

3) Pemberi pinjaman membutuhkan informasi keuangan untuk memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada jatuh tempo atau tidak.

4) Pemasok dan kreditur usaha lainnya. Informasi keuangan digunakan untuk memutuskan apakah jumlah terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

5) Pelanggan Informasi keuangan digunakan untuk menilai

kelangsungan hidup perusahaan.

6) Pemerintah. Informasi keuangan dibutuhkan untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.

7) Masyarakat. Informasi keuangan digunakan untuk membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan. (Bahri, 2016:2-3).

d. Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan berikutnya.Siklus akuntansi dimulai dari bagaimana transaksi itu dicatat, bagaimana munculnya akun-akun pada jurnal dan bagaimana akun itu dinilai serta disajikan di laporan keuangan dan kembali pencatatan transaksi berikutnya seperti tahapan-tahapan sebelumnya. Siklus akuntansi berbeda dengan proses akuntansi

(30)

(accounting process). Proses akuntansi adalah kegiatan pencatatan sampai dengan penyajian laporan keuangan. (Bahri, 2016:18).

Siklus akuntansi merupakan serangkaian kegiatan akuntansi yang dilakukan secara sistematis, dimulai dari pencatatan akuntansi sampai dengan penutupan pembukuan.(Hutauruk, 2017:6).

Urutan prosedur akuntansi yang dilakukan selama periode akuntansi dikenal dengan sebagai siklus akuntansi. Adapun siklus akuntansi adalah sebagai berikut:

1) Penganalisisan transaksi (Analizing Transactions).

2) Pencatatan atau pembukuan transaksi kedalam jurnal (Recording Transactions in journals).

3) Pemindahan debit dan kredit dari jurnal ke pos/ rekening yang sesuai dalam buku besar (posting debits anmd credits from journals to individual account).

4) Mempersiapkan neraca percobaan dan mengkompilasikan angka-angka yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan (mempersiapkan suatu lembar kerja) (preparing a trial balance and compiling the figures needed for the contruction of financial statement [preparing a worksheet]).

5) Mempersiapkan laporan keuangan (preparing financial

statements).

6) Membuku penyesuaian dan menutup buku jurnal (recording adjusting and closing entries in the general journal).

7) Melakukan penyesuaian sesuai posnya dan menutup buku (posting adjusting and closing entries).

8) Menyiapkan neraca percobaan setelah tutup buku (preparing a post-closing trial balance.(Rahardjo, 2013:29).

(31)

Gambar 2.1 Siklus akuntansi

Dicatat (recording)

Pindahkan sesuai dengan Pos/ Rekeningnya (posting)

Kompilasi saldo Rekening

Siapkan Lembar Kerja/ Neraca Lajur (Working paper)

Catat dan lakukan penyesuaian serta tutup buku

(Rahardjo, 2013:28). Transaksi

Dianalisis

Jurnal (journal)

Buku Besar (Ledger)

Neraca Percobaan (Trial Balance) Laporan Keungan (Financial Report) Neraca Percobaan sesudah Tutup Buku

(32)

3. Akuntansi Koperasi

Prosedur dalam penyusunan laporan keuangan akuntansi koperasi yaitu:

a. Bukti transaksi. Merupakan dokumen dasar, seperti kuitansi, faktur, order pembelian, daftar gaji dan sebagainya. Bukti tersebut harus obyektif, relevan, memadai dan dapat dipercaya, sehingga menjamin catatan yang wajar.

b. Jurnal. Pencatatan dibuku jurnal dilakukan setiap hari disertai penjelasan dan berdasarkan bukti-bukti transaksi sehingga menjamin ketepatannya.

c. Buku besar dan buku pembantu. Dasar pencatatan buku pembantu adalah bukti transaksi, sedangkan pencatatan buku besar dari jurnal. Secara periodik jumlah yang ada di buku besar harus dicocokkan dengan jumlah yang ada di buku pembantu. Ringkasan-ringkasan perkiraan akun dalam buku besar disebut rekening. Rekening terbagi menjadi rekening neraca, rekening hasil usaha (Laba-Rugi) dan rekening campuran yang berisi elemen neraca dan laba rugi.

d. Laporan keuangan. Setelah akhir periode rekening-rekening dalam buku besar akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan dengan prosedur:

1) Menyusun Neraca sisa dari buku besar.

2) Menyesuaikan rekening campuran dari hal-hal yang belum sesuai (seperti biaya yang belum diakui, pendapatan yang belum diakui dan sebagainya) sehingga tinggal dua rekening, yaitu rekening neraca dan rekening hasil usaha (laba-rugi).

3) Memisahkan rekening rill kedalam neraca dan rekening nominal kedalam perhitungan hasil usaha.

(33)

4. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan. Manajemen perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keungan perusahaan.Laporan keuangan merupakan informasi dan dibutuhkan oleh bagi pihak-pihak yang berkepentingan.(Bahri, 2016:134).

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas.Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan dalam laporan posisi keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas, sedangkan unsur yang berkaitan dengan kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.Laporan arus kas menggambarkan baik elemen laporan laba rugi dan beberapa perubahan dalam elemen laporan posisi keuangan. (Surya, 2012:16).

Laporan keuangan merupakan media komunikasi dan

pertanggungjawaban antara perusahaan dan pemiliknya atau pihak lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut. Laporan keuangan berperan sangat penting dalam suatu perusahaan, karena laporan tersebut akan memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi suatu perusahaan sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi itu akan mengambil keputusan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut. (Pura, 2013:86).

b. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan

(34)

juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.(Najmudin, 2011:64-65).

Berdasarkan PSAK ETAP, laporan keuangan menyajikan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas dengan wajar. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan defenisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban. Penerapan SAK ETAP, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan ketika keputusan atas persyaratan tertentu dalam SAK ETAP tidak memadai untuk memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain atas posisi keuangan dan kinerja keungan entitas. (Bahri, 2016:134).

Sesuai dengan SAK ETAP bahwa tujuan laporan keuangan adalah:

1) Menyediakan informasi tentang: a) Posisi keungan

b) kinerja keuangan c) laporan arus kas

Suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khususuntuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.

2) Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau

pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

(35)

c. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Koperasi

Menurut SAK-ETAP Laporan keuangan koperasi meliputi: 1) Laporan sisa hasil usaha

Adalah laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Untuk mengetahui SHU yang diperoleh koperasi selama suatu periode, hitunglah SHU itu dengan cara mengurangkan beban yang dikeluarkan koperasi selama satu periode dari pendapatan yang diperolehnya dalam periode yang sama. (Rudianto, 2010:61-62).

2) Laporan posisi keuangan (Neraca)

Neraca yaitu suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki koperasi, serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. (Rudianto, 2010:61).Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan baik aktiva, utang dan ekuitas pada suatu saat tertentu.Neraca menjelaskan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan (aktiva) dan juga menjelaskan disektor mana sumber ekonomi dan penghasilan tersebut diinvestasikan pada tanggal tertentu (utang dan ekuitas). SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang akan disajikan. (Bahri, 2016:146).

Komponen neraca adalah sebagai berikut: a) Aktiva (assets)

(1) Aset lancar

(a) Kas dan setara kas (b) Piutang

(c) Persediaan (d) Persekot

(36)

(2) Aset tidak lancar (a) Properti investasi (b) Aset tetap

(c) Aset tidak berwujud. b) Kewajiban (Liabilites)

(1) Kewajiban jangka pendek (a) Hutang pajak (b) Simpanan anggota (c) Hutang beban

(2) Kewajiban jangka panjang

(a) Hutang bank jangka panjang (b) Kewajiban imbalan pascakerja. c) Ekuitas (1) Simpanan pokok (2) Simpanan wajib (3) Modal penyertaan (4) Cadangan umum (5) Cadangan resiko.(Sudarwanto, 2013:33-34). 3) Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:

Laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama

laporan keuangan.Laporan perubahan ekuitas akan menunjukkan laba atau rugi pelaporan, transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya, agio saham dan disagio saham. (Bahri, 2016:143).

4) Laporan arus kas

Laporan arus kas koperasi menggambarkan sumber-sumber

dana dan penggunaan dana yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan kas dalam satu periode akuntansi. Sumber-sumber dana dapat berasal dari hasil usaha bersih koperasi, kenaikan utang, kenaikan moda, maupun penurunan aktiva dan beban penyusutan.

(37)

Sedangkan penggunaan dana untuk kegiatan operasi seperti: kenaikan aktiva lancar, kegiatan investasi maupun penurunan hutang. (Sudarwanto, 2013:15).

Laporan arus kas melaporkan arus kas untuk suatu periode tertentu dan disajikan berdasarkan tiga aktivitas yaitu:

a) Aktifitas operasi

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

(1) Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa

(2) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain

(3) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa (4) Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan

(5) Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi

(6) Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan persediaan yang dimaksudkan untuk dijual kembali.

b) Aktivitas investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

(1) Pembayaran kas untuk memperoleh asset tetap (termasuk asset tetap yang dibangun sendiri) asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lainnya.

(2) Penerimaan kas dari penjualan asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lainnya.

(38)

(3) Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain dan bunga dalam Joint Venture (selain pembayaran untuk efek yang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan). (4) Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek

utang dari entitas lain dan bunga dari Joint Venture (selain penerimaan dari efek yang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan). (5) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak

lain.

(6) Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.

c) Aktivitas pendanaan

Contoh arus yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah: (1) Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas

lain

(2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas.

(3) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang lainnya. (4) Perlunasan pinjaman

(5) Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan. (Bahri, 2016:153-154).

5) Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan

penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.Catatan tersebutharus mengungkapkan:

a) Dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang signifikan.

(39)

b) Informasi yang diisyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan.

c) Tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tapi relevan untuk memahami laporan keuangan. Disajikan secara sistematis dan merujuk silang ke pos-pos dalam laporan keuangan. (Bahri, 2016:153-155).

d. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Berdasarkan SAK ETAP karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan, yaitu:

1) Dapat dipahami, informasi keuangan tersebut harus dapat dimengerti oleh para pemakai dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.

2) Relevan, artinya bahwa informasi harus bermanfaat dan dikaitkan dengan tindakan. Infromasi dikatakan relevan jika informasi tersebut diubah, maka akan mengubah keputusan atau tindakan pemakai laporan keuangan.

3) Materialitas, informasi dipandang materialitas jika informasi tersebut dapat mengubah pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan.

4) Keandalan, Informasi dalam laporan keuangan dikatakan andal apabila bebas dari kesalahan material dan bias serta disajikan secara jujur.

5) Substansi mengungguli bentuk, semua peristiwa dan transaksi disajikan secara keseluruhan sesuai dengan substansinya, realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

6) Pertimbangan sehat, adalah menggunakan unsure kehati-hatian dalam menilai dan menyajikan aset atau penghasilan tidak terlalu tinggi dan kewajiban atas beban tidak terlalu rendah.

(40)

7) Kelengkapan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Tidak terdapat informasi yang tidak benar yang tersajikan dalam laporan keuangan.

8) Dapat dibandingkan, informasi akuntansi akan lebih bermanfaat bila diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan yang sejenis untuk periode yang sama. Semua peristiwa harus disajikan secara konsisten dan laporan keuangan harus memberikan informasi yang lengkap tentang kebijakan akuntansi dan dampak dari kebijakan tersebut.

9) Tepat waktu, laporan keuangan tersebut harus diproses dan dilaporkan dalam periode waktu yang cukup ekonomis, dengan mempertimbangkan jangka waktu pengambilan keputusan.

10) Keseimbangan antara biaya dan manfaat, informasi dari laporan keuangan harus memberikan manfaat melebihi dari biaya penyediaannya. Tetapi bukan berarti pengguna informasi itu yang harus menanggung biaya. (Bahri, 2016:134-136).

e. Prinsip-Prinsip Laporan Keuangan

Prinsip-prinsip laporan keuangan koperasi di Indonesia diantaranya sebagai berikut:

1) Prinsip biaya historis (Historical Cost)

Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang dan modal serta biaya. Harga perolehan adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa sesuai dengan apa yang disepakati pada saat transaksi tersebut terjadi.

2) Prinsip pengakuan pendapatan (Revenue Recognition)

Pendapatan adalah aliran masuk harta yang berasal dari penyerahan barang dan jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjulan dengan pihak lain. Biasanya

(41)

pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu ketika ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima.

3) Prinsip penandingan (Matching Principle)

Prinsip ini menandingkan pendapatan dengan biaya yang timbul dalam rangka memperoleh pendapatan tersebut.Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. 4) Prinsip konsistensi (Consistency)

Agar laporan keuangan dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya selama satu periode ke periode lainnya, maka harus dipilih metode dan prosedur akuntansi lainnya yang akan digunakan secara konsisten dari tahun ke tahun.

5) Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclousure)

Semua informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan harus disajikan agar laporan keuangan dapat dipahami dengan baik dan tidak menyesatkan pembacanya.(Rudianto, 2010:14).

f. Keterbatasan Laporan Keuangan

Keterbatasan laporan keuangan diantaranya sebagai berikut: 1) Materialitas, dalam proses penyusunan informasi keuangan

koperasi, diharapkan semua jenis transaski dan akun dicatat sesuai prinsip dasar akuntansi. Akan tetapi, karena terlalu banyaknya transaksi yang dihadapi koperasi, tidak semua transaski dicatat persis dengan teori dan prinsip yang berlaku. Hanya transaksi-transaksi yang cukup besar nilainya yang diberlakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Sedangkan transaski-transaksi yang nilainya tidak terlalu besar biasanya dicatat menyimpang dan tidak sesuai dengan prinsip yang berlaku.

2) Konservatif, jika akuntan menghadapi lebih dari satu alternatif, maka sikap konservatif cenderung memilih alternatif yang tidak akan membuat pendapatan dan aktiva terlalu besar. (Rudianto, 2010:14).

(42)

3) Sifat khusus industri, untuk industri yang berbeda akan berlaku kebijakan-kebijakan akauntansi atau metode pelaporan akuntansi yang berbeda. Misalnya sebuah perusahaan perdagangan dalam laporan laba ruginya akan terdapat elemen harga pokok penjualan. Dalam perusahaan jasa tidak akan terdapat elemen laba rugi seperti ini. Laporan keuangan dari tiap kelompok industri yang lain karena masing-masing industri yang mempunyai elemen investasi, dan aktifitas operasi yang berbeda. (Samrin, 2012:52-53).

5. Standar Akuntansi Koperasi

Pedoman atau standar pada awalnya pada koperasi adalah PSAK 27.Didalam PSAK 27 mengatur tentang sistem akuntansi atas transaksi yang meliputi transaksi setoran anggota koperasi dengan anggotanya, transaski yang spesifik pada koperasi dan penyajian serta pengungkapan laporan keuangan.

Pada bulan Juli 2009, Dewan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standard Board/ IASB) menerbitkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) untuk usaha kecil dan menengah (small and medium entities / SMEs) yang menjadi efektif segera setelah penerbitannya. Standar Pelaporan (SAK-ETAP) (IFRS untuk usaha kecil dan menengah) mempunyai suatu naskah sederhana dan berisi beberapa pengungkapan yang substansial dibandingkan dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional yang lengkap.Standar tersebut juga menyediakan suatu kerangka akuntansi untuk entitas yang tidak memiliki ukuran atau sumber daya untuk mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional keseluruhan.Dibandingkan dengan standar pelaporan keuangam internasional keseluruhan, pilihan kebijakan akuntansi, prinsip pengakuan dan prinsip pengukuran dan untuk aset, liabilitas, pendapatan dan beban telah disederhanakan pada banyak bagian didalam standar ini. (Ankarath, Ghosh, Mehta, & Alkafaji, 2015:321).

Pada tanggal 23 Oktober 2010 telah terbit dan disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan tentang Exposure Draft pernyataan

(43)

pencabutan standar akuntansi keuangan yaitu pencabutan standar akuntansi keuangan PSAK No.27 tentang akuntansi perkoperasian. Pencabutan PSAK No.27 dilandasi alasan sebagai dampak dari konfergensi IFRS yang mengakibatkan SAK berbasis industri harus dicabut karena sudah diatur dalam SAK lain. Sebagai pengganti PSAK No.27, kini telah terbit Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK-ETAP) yang digunakan untuk entitas tanpa akuntanbilitas publik.Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki akuntanbilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (General Purpose Financial Statement) bagi pengguna eksternal seperti pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. (Minarni & Sisdiyantoro, 2014).

6. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)

a. Pengertian SAK-ETAP

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan supaya mempunyai keseragaman yang sama dalam penyajian laporan keuangan. SAK merupakan hasil perumusan Komite Principal Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standar akuntansi yang ada seperti, IAS, IFRS, ETAP dan GAAP.

Standar akuntansi keuangan (SAK) di indonesia dipilih mnjadi empat jenis standar. Jenis standar ini berdiri sendiri dan memiliki pernyataan standar akuntansi. Empat jenis standar tersebut, yaitu: SAK IFRS (SAK Umum), SAK-ETAP, SAK Syariah, dan SAK Pemerintahan. SAK disusun dan mengadaptasi dari International Financial Reporting Standars (IFRS).SAK ini disusun untuk organisasi yang memiliki akuntanbilitas publik. Entitas dianggap memiliki akuntabilitas publik dengan ciri-ciri sebagai berikut:

(44)

1) Entitas tersebut adalah badan usaha yang masih berada dalam proses pendaftaran atau sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk ujuan penerbitan efek di pasar modal. 2) Entitas tersebut menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

bagi sekelompok besar masyarakat, seperti Bank, entitas asuransi, entitas dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. Semua entitas tersebut memiliki pertanggungjawaban kepada publik. (Bahri, 2016:8).

SAK-ETAP muncul sebagai solusi untuk entitas tanpa akuntabilitas publik.ETAP adalah tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal seperti kreditur dan lembaga pemeringkat kredit. Perusahaan kecil dan menengah akan mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit, serta mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuanganya untuk pengembangan usaha. Badan usaha yang tergolong kedalam entitas tanpa akuntabilitas publik yaitu perorangan, persekutuan, firma, CommanditaireVetnootschap (CV), Perseroan terbatasyang tidak memiliki akuntabilitas ublik yang signifikan, dan koperasi. (Bahri, 2016:9).

b. Manfaat SAK-ETAP

Manfaat dari SAK-ETAP adalah:

1) Diharapkannya dengan adanya SAK-ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri, dapat diaudit, dan mendapatkan opini audi, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha.

2) Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya.

(45)

3) Tetap memberikan informasi yang andal dalam penyajian laporan keuangan. (Bahri, 2016:9-10).

c. Kebijakan Akuntansi Menurut SAK-ETAP 1) Pengakuan

Berdasarkan SAK-ETAP laporan keuangan harus disusun

berdasarkan dasar akrual.Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi defenisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.

a) Aset

Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya dimasa depan akan mengalir ke entitas dan asset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

b) Kewajiban

Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.

c) Penghasilan

Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan asset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

d) Beban

Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan

Referensi

Dokumen terkait

Konsumen yang mulai kritis dengan kualitas, rasa dan lebih dalam lagi ke proses pembuatan menyebabkan Founder UKM menjadi sangat terpojok, seperti dikutip dari wawancara

Dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat dalam penerapan Covid-19 di wilayah pasar tajung bajure kota sungai penuh pendapat masyarakat berbeda-beda sebagian

Dalam penggunaan Teknologi Informasi, para pengguna lulusan (stakeholder) menilai bahwa 37,54% lulusan UMMI sudah sangat baik dalam menggunakan teknologi infomasi, 33,09%

Wakaf merupakan salah satu instrument ekonomi yang berdimensi sosial. Perwakafan tanah merupakan bagian dari sistem pemilikan dalam Islam. Pemilikan harta benda

Laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahaan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas

Hasil Interpretasi terhadap teks hadis liwa dan rayah dengan pendekatan hermeneutika fenomenologi Paul Ricoeur menjelaskan bahwa teks yang menjadi simbol dalam bendera

yaitu Laporan Neraca, Laporan Perhitungan Hasil Usaha, dan Laporan Perubahan Ekuitas, untuk dua laporan keuangan yaitu Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Pengadilan Negeri Sidrap yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan