• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Nilai-Nilai Motivasi Belajar dalam Hadis Nabi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Nilai-Nilai Motivasi Belajar dalam Hadis Nabi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Nilai-Nilai Motivasi Belajar dalam Hadis Nabi

Abbadi Ishomuddin

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura ibnuishom.ai@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas tentang nilai-nilai motivasi belajar yang terkandung dalam hadis nabi Muhammad Saw. Motivasi belajar merupakan kunci suksesnya seseorang dalam belajar. Sebab, tanpa motivasi belajar yang tinggi, maka proses belajar akan mengalami kendala. Dalam tulisan ini, penulis hanya membatasi pembahasan pada masalah motivasi belajar dengan meganalisa 3 (tiga) hadits saja. Dalam tiga hadits tersebut yang penulis kutip, Rasulullah SAW. memberikan dorongan bagi seseorang agar dalam melakukan suatu pekerjaan, baik itu pembelajaran maupun lainnya didasarkan pada kesadaran bahwa semua itu bermuara pada pengabdian kepada Allah SWT.

Kata Kunci: motivasi belajar, hadis, nabi

Pendahuluan

Rasulullah SAW. merupakan seorang pendidik yang ideal. Beliau menggunakan berbagai cara dan metode dalam mengajarkan nilai-nilai keislaman terhadap para sahabatnya baik yang berupa akidah, syariah maupun akhlaq al-karimah agar proses pembelajaran efektif dan berhasil.

Ada banyak faktor penentu efektifitas dan keberhasilan proses pembelajaran seperti tersedianya infrastruktur, kondusifitas, motivasi dan lainnya. Namun penting untuk dikaji prihal yang berkaitan dengan motivasi, mengingat ia merupakan factor penentu bagi keberhasilan pembelajaran Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dorongan tersebut dapat timbul karena factor psikologis dari

(2)

seseorang, baik timbulnya disebabkan oleh dirinya sendiri atau adanya sebab lain yang berasal dari luar dirinya.

Motivasi berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang, dan hal yang paling berpengaruh bagi seseorang apabila suatu konten dikaitkan dengan nilai-nilai keagamaan. Disinilah bagaimana Rasulullah SAW. dalam menyampaikan pesan selalu menghubungkan antara dimensi duniawi dan dimensi ukrawi.

Pengertian Motivasi

Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Oemar Hamalik, motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif, dan reaksi untuk mencapai tujuan, juga sebagai dorongan dari dalam diri seseorang dan dorongan ini merupakan motor penggerak 1.

Menurut Hasibuan, motivasi juga berasal dari kata dasar motif, yang mempunyai arti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang, atau segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.2 Motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.

1 Psikologi Belajar dan Mengajar, Oemar Hamalik, Bandung: Sinar Baru Algensindo, (2002).

2Malayu Hasibuan SP., Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 95

(3)

Bentuk-bentuk Motivasi Belajar dapat dibedakan menjadi 2 (dua) : a) Motivasi Instrinsik (Motivasi Belajar Instrinsik), yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. b) Motivasi Ekstrinsik (Motivasi Belajar Ekstrinsik), yaitu motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar.

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Adapuan beberapa factor yang dapat mempengaruhi motivasi pembelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif, diantaranya adalah sebagimana berikut:

1. Tujuan Jelas : Tujuan materi pembelajaran harus jelas

2. Bermanfaat : Materi yang disampaikan diketahui akan berguna baik duniawi maupun ukhrawi.

3. Menghindari Rutinitas : Kondisi dan cara pembelajaran perlu bervariasi.

4. Kondusif : Kondisi waktu dan lingkungan pendidikan harus mendukung proses pembelajaran.

5. Metode Pembelajaran Variatif : Dalam proses pembelajaran harus digunakan beberapa metode karena tipologi peserta didik bermacam-macam.

Motivasi dalam Hadis Nabi

Jika kita menganalisa Hadits-hadits Nabi, banyak sekali nilai-nilai pendidikan yang bisa kita contoh dan terapkan dalam

(4)

sistem pendidikan saat ini. Dalam tulisan ini, penulis hanya membatasi pembahasan pada masalah motivasi belajar dengan meganalisa 3 (tiga) hadits saja. Dalam tiga hadits tersebut yang penulis kutip, Rasulullah SAW. memberikan dorongan bagi seseorang agar dalam melakukan suatu pekerjaan, baik itu pembelajaran maupun lainnya didasarkan pada kesadaran bahwa semua itu bermuara pada pengabdian kepada Allah SWT.

Berikut adalah nilai-nilai motivasi belajar dalam hadis nabi yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini:

1.

BERSAING SEHAT

ﺪﺴﺣ ﻻ " :ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ ﷲ لﻮﺳر لﺎﻗ :لﺎﻗ ،دﻮﻌﺴﻣ ﻦﺑ ﷲ ﺪﺒﻋ ﻦﻋ

،ﺔﻤﻜﺣ ﷲ هﺎﺗآ ﻞﺟرو ،ﻖﺤﻟا ﻲﻓ ﮫﺘﻜﻠھ ﻰﻠﻋ ﮫﻄﻠﺴﻓ ،ﻻﺎﻣ ﷲ هﺎﺗآ ﻞﺟر :ﻦﯿﺘﻨﺛا ﻲﻓ ﻻإ " ﺎﮭﻤﻠﻌﯾو ﺎﮭﺑ ﻲﻀﻘﯾ ﻮﮭﻓ

3

Dari Abdullah Ibnu Mas’ud r.a. berkata , Rasulullah SAW bersabda: “Tidak boleh hasad kecuali kepada 2 orang yakni, yaitu: seseorang yang dikurnia oleh Allah akan harta, kemudian ia mempergunakan guna menafkahkannya itu untuk apa-apa yang hak – kebenaran – dan seseorang yang dikurniai oleh Allah akan ilmu pengetahuan, kemudian ia memberikan keputusan dengan ilmunya itu serta mengajarkannya pula.”

Ghibthoh adalah seseorang berkeinginan untuk mendapatkan nikmat seperti orang yang di-ghibthohi tanpa ada rasa bahwa nikmat tersebut menjadi hilang dari orang yang di- ghibthoh-inya. Hal ini berbeda 180 derajat dengan Hasad, karena orang yang Hasad menginginkan agar nikmat yang didapatkan oleh orang yang di-hasad-inya itu hilang darinya.

3 Shahih Bukhari, Muhammad bin Ismail Al-Bukari, Darul-Thauq al- Najat, 1422 H, hal.25, juz 1

(5)

2.

MEMPEROLEH KEMULIAAN

لﻮﺳر ﺖﻌﻤﺳ :لﻮﻘﯾ ،ةﺮﯾﺮھ ﺎﺑأ ﺖﻌﻤﺳ ﻻأ» :لﻮﻘﯾ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ ﷲ

«ﻢﻠﻌﺘﻣ وأ ﻢﻟﺎﻋو هﻻاو ﺎﻣو ﷲ ﺮﻛذ ﻻإ ﺎﮭﯿﻓ ﺎﻣ نﻮﻌﻠﻣ ﺔﻧﻮﻌﻠﻣ ﺎﯿﻧﺪﻟا نإ

4

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ketahuilah, sungguh dunia itu terlaknat dan terlaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali: berdzikir kepada Allah dan yang semisalnya dan orang berilmu (yg mengamalkan dan mengajarkan ilmunya) serta orang yang menuntut ilmu”.

Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan orang ‘alim dan pelajar (penuntut ilmu). Bahwa dunia dengan segala isinya itu terlaknat (tidak ada kebaikannya) kecuali 4 hal, diantaranya orang yang ‘alim dan santri. Karena itu siapapun dan apapun profesi kita hendaknya memastikan posisi; apakah sebagai seorang alim yang mengajarkan ilmu atau seorang pelajar yang menuntut ilmu agama dan ilmu penegtahuan lainnya.

3.

MEMPEROLEH KEUTAMAAN

هءﺎﺠﻓ ﻖﺸﻣد ﺪﺠﺴﻣ ﻲﻓ ،ءادرﺪﻟا ﻲﺑأ ﻊﻣ ﺎﺴﻟﺎﺟ ﺖﻨﻛ :لﺎﻗ ،ﺲﯿﻗ ﻦﺑ ﺮﯿﺜﻛ ﻦﻋ

ﺚﯾﺪﺤﻟ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ لﻮﺳﺮﻟا ﺔﻨﯾﺪﻣ ﻦﻣ ﻚﺘﺌﺟ ﻲﻧإ :ءادرﺪﻟا ﺎﺑأ ﺎﯾ :لﺎﻘﻓ ،ﻞﺟر لﻮﺳر ﻦﻋ ،ﮫﺛﺪﺤﺗ ﻚﻧأ ،ﻲﻨﻐﻠﺑ ﻲﻧﺈﻓ لﺎﻗ ،ﺔﺟﺎﺤﻟ ﺖﺌﺟ ﺎﻣ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ ﷲ

ﻚﻠﺳ ﺎﻤﻠﻋ ﮫﯿﻓ ﺐﻠﻄﯾ ﺎﻘﯾﺮط ﻚﻠﺳ ﻦﻣ» :لﻮﻘﯾ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ ﷲ لﻮﺳر ﺖﻌﻤﺳ نإو ،ﻢﻠﻌﻟا ﺐﻟﺎﻄﻟ ﺎﺿر ﺎﮭﺘﺤﻨﺟأ ﻊﻀﺘﻟ ﺔﻜﺋﻼﻤﻟا نإو ،ﺔﻨﺠﻟا قﺮط ﻦﻣ ﺎﻘﯾﺮط ﮫﺑ ﷲ فﻮﺟ ﻲﻓ نﺎﺘﯿﺤﻟاو ،ضرﻷا ﻲﻓ ﻦﻣو ،تاﻮﻤﺴﻟا ﻲﻓ ﻦﻣ ﮫﻟ ﺮﻔﻐﺘﺴﯿﻟ ﻢﻟﺎﻌﻟا

نإو ،ءﺎﻤﻟا

ءﺎﻤﻠﻌﻟا نإو ،ﺐﻛاﻮﻜﻟا ﺮﺋﺎﺳ ﻰﻠﻋ رﺪﺒﻟا ﺔﻠﯿﻟ ﺮﻤﻘﻟا ﻞﻀﻔﻛ ،ﺪﺑﺎﻌﻟا ﻰﻠﻋ ﻢﻟﺎﻌﻟا ﻞﻀﻓ

4 Sunan Tirmidzi, Muhammad bin Isa al-Turmudzi, Maktabah wa Matba’ah al-Babi al-Halabi , Mesir 1395 H, hal.561, juz 4

(6)

ﺬﺧأ هﺬﺧأ ﻦﻤﻓ ،ﻢﻠﻌﻟا اﻮﺛرو ﺎﻤھرد ﻻو ،ارﺎﻨﯾد اﻮﺛرﻮﯾ ﻢﻟ ءﺎﯿﺒﻧﻷا نإو ،ءﺎﯿﺒﻧﻷا ﺔﺛرو

«ﺮﻓاو ﻆﺤﺑ 5

Dari Katsir Bin Qais berkata; Pada suatu waktu saya duduk bersama Abu Darda’ di masjid Damaskus, lalu datang seorang pria dan berkata: Wahai Abu Darda’, Saya mendatangi engakau dari kota Rasulullah SAW. karena satu hadits yang sya terima dan yang meriwayatkannya dalah engkau, dari Rasulullah SAW.

Saya datang tidak untuk keperluan lainnya. Dia berkata sesunguhnya saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:“Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka

5 Sunan Abi Daud, Abu Daud, Al-Maktabah al-Asriyah, Beirut,hal.317, juz 3

(7)

barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak.”

Nilai-Nilai Kandungan Hadis

Pertama, menuntut ilmu adalah salah satu jalan yang menyebabkan seseorang masuk syurga, karena dengan ilmu dia mengetahui halal dan haram, sehingga menjauhi sesuatu yang haram. Dan dengan ilmu, dia mengetahui amalan-amalan yang mengantarkannya menuju syurga sehingga dia mengikutinya.

Bahkan amal-amal sholeh lain yang disebutkan sebelumnya di dalam hadist, seperti menolong orang lain, memudahkan kesusahannya dan lain-lainnya tidak akan bisa dilakukan kalau seseorang tidak mempunyai ilmu. Atau kita katakan bahwa amal- amal sholeh yang disebutkan sebelumnya memang bermanfaat bagi orang lain, tetapi menuntut ilmu manfaatnya lebih banyak dan lebih luas dibanding amal-amal sholeh lainnya.

Kedua, menuntut ilmu yang menyebabkan masuk surga adalah jika hal itu diniatkan ikhlas karena Allah, bukan karena mencari ijazah, atau mencari jabatan, atau agar dikatakan seorang alim, atau agar mendapatkan pengikut yang banyak.

Ketiga, Salah satu cara menuntut ilmu adalah berkumpul dalam majlis untuk membaca dan mempelajari serta mentadabburi al-Qur’an. Perlu diketahui bahwa belajar secara bersama baik dalam bentuk halaqah-halaqah ilmu, maupun dalam bentuk majlis-majlis ilmu sangatlah membantu di

(8)

dalam menuntut ilmu. Karena seseorang jika di suatu majlis maka dia tertuntut untuk bersungguh-sungguh dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh seorang alim atau guru, dia bisa menahan dirinya untuk tidak berbuat sesuka hatinya karena gerak-geriknya akan menjadi perhatian orang banyak.

Berbeda jika dia belajar sendiri, maka tidak ada orang lain yang mengawasinya, maka dia akan berbuat seenaknya sendiri dan cenderung akan mengikuti segala keinginannya, sehingga susah untuk fokus dan konsentrasi pada ilmu. Dalam keadaan seperti ini, biasanya syetan mulai menggoda dan berusaha menjauhkannya dari menuntut ilmu. Selain itu, belajar sendiri tanpa guru cenderung banyak salahnya, karena banyak istilah-istilah dalam bidang - bidang tertentu yang tidak bisa dipahami dengan baik kecuali melalui keterangan guru yang sudah menguasainya.

Keempat, Majlis ilmu tidak terbatas di masjid saja, tetapi bisa di tempat lain, seperti di ruang sekolah, aula pertemuan dan tempat-tempat lainnya.

Berkata an-Nawawi di dalam Syarh Shahih Muslim :

ﺔﺳرﺪﻣ ﻰﻓ عﺎﻤﺘﺟﻻا ﺔﻠﯿﻀﻔﻟا هﺬھ ﻞﯿﺼﺤﺗ ﻰﻓ ﺪﺠﺴﻤﻟﺎﺑ ﻖﺤﻠﯾو

لوﺎﻨﺘﯾ ﻖﻠﻄﻣ ﮫﻧﺈﻓ هﺪﻌﺑ ىﺬﻟا ﺚﯾﺪﺤﻟا ﮫﯿﻠﻋ لﺪﯾو ﻰﻟﺎﻌﺗ ﷲ ءﺎﺷ نا ﺎﻤھﻮﺤﻧو طﺎﺑرو

(9)

ﻚﻟذ ﻰﻓ ﺎﻤﯿﺳ ﻻ ﺐﻟﺎﻐﻟا ﻰﻠﻋ جﺮﺧ لوﻷا ﺚﯾﺪﺤﻟا ﻰﻓ ﺪﯿﯿﻘﺘﻟا نﻮﻜﯾو ﻊﺿاﻮﻤﻟا ﻊﯿﻤﺟ ﮫﺑ ﻞﻤﻌﯾ مﻮﮭﻔﻣ ﮫﻟ نﻮﻜﯾ ﻼﻓ نﺎﻣﺰﻟا

6

“Selain di masjid, untuk mendapatkan keutamaan berkumpul untuk mencari ilmu, juga bisa di dapat di tempat lain seperti sekolah, pesantren dan sejenisnya insya Allah. Yang menunjukkan hal itu adalah hadits sesudahnya yang menerangkan tentang cakupan semua tempat. Oleh karena sebutan tempat tertentu (masjid) pada hadits pertama hanya menunjukkan kebiasaan, khususnya pada zaman itu, sehingga tidak ada mafhum yang diamalkan. “

Kelima, di dalam hadist di atas terdapat empat keutamaan yang akan di dapat orang-orang yang sering hadir dalam majlis- majlis ilmu, yaitu sebagai berikut :

Keutamaan Ke- 1 : ُﺔَﻨﯿِﻜﱠﺴﻟا ْﻢِﮭْﯿَﻠَﻋ ْﺖَﻟَﺰَﻧ ( Mendapatkan Ketenangan Hati )

As-Sakinah di dalam hadist di atas artinya ath- Thuma’ninah wa al-Waqar ( Ketenangan dan Keteguhan).

Mereka akan merasakan ketenangan yang terus menerus, karena mereka berada di atas petunjuk Allah. Allah berfirman :

َﺗ َو اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ُبﻮُﻠُﻘْﻟا ﱡﻦِﺌَﻤْﻄَﺗ ِ ﱠ� ِﺮْﻛِﺬِﺑ َﻻَأ ِ ﱠ� ِﺮْﻛِﺬِﺑ ْﻢُﮭُﺑﻮُﻠُﻗ ﱡﻦِﺌَﻤْﻄ

“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,

6 Al_Minhaj Syarhu Shahih Muslim Bin al-Hajjaj, Abu Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syaraf al-Nawawi, Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Beirut, 1392, hal.22, juz 17

(10)

hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” ( Qs. ar-Ro’du : 28 )

Keutamaan Ke- 2 : ُﺔَﻤْﺣﱠﺮﻟا ْﻢُﮭْﺘَﯿِﺸَﻏ َو ( Diselimuti Rahmat Allah ). Yaitu bahwa orang-orang yang hadir di majlis-majlis ilmu akan mendapatkan rahmat dan kasih-sayang dari Allah.

Keutamaan Ke-3 : ُﺔَﻜِﺋ َﻼَﻤْﻟا ْﻢُﮭْﺘﱠﻔَﺣ َو( Dikelilingi para Malaikat). Maksudnya adalah para Malaikat mengelilingi mereka dengan sayap-sayapnya karena sayang kepada mereka, atau kagum dengan perbuatan mereka atau ingin menyenangkan hati mereka.7. Para Malaikat menutupi mereka dari segala penjuru dan mereka berbaris rapat mengelilingi mereka guna melindungi mereka dari berbagai gangguan utamanya gangguan syeitan. Dan ini menunjukkan bahwa mereka mendapatkan keistimewaan dan kemuliaan yang sangat besar.

Keutamaan Ke-4: ُهَﺪْﻨِﻋ ْﻦَﻤﯿِﻓ ُ ﱠ� ْﻢُھَﺮَﻛَذ َو(Allah menyebut- nyebut mereka kepada makhluq yang berada di sisi-Nya ).

Maksudnya bahwa Allah akan menyebut-nyebut mereka di depan para Malaikat yang berada di sisi-Nya dengan memuji mereka dan menjanjikan mereka dengan pahala yang besar.

Yang disisi Allah adalah Para Malaikat, sebagaimana firman Allah :

ِﮫِﺗَدﺎَﺒِﻋ ْﻦَﻋ َنوُﺮِﺒْﻜَﺘْﺴَﯾ َﻻ ُهَﺪْﻨِﻋ ْﻦَﻣ َو ِض ْرَ ْﻷا َو ِتا َوﺎَﻤﱠﺴﻟا ﻲِﻓ ْﻦَﻣ ُﮫَﻟ َو

َنوُﺮِﺴْﺤَﺘْﺴَﯾ َﻻ َو

7 Syarhu al-Arbain al-Nawawiyah, Athiyah bin Muhammad Salim, Maktabah Syamilah, hal. 11

(11)

“ Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.” ( Qs. al-Anbiya’ : 19 )

Berkata al-Mubarakfuri di dalam Tuhfatu al-Ahwadzi bi Syarhi Jami’ at-Tirmidzi ( 9/ 226 ) :

ﻞﯿﻤﺠﻟا ءﺎﻨﺜﻟﺎﺑ ﻢﮭﺑ ارﺎﺨﺘﻓاو ةﺎھﺎﺒﻣ ﷲ ﻢھﺮﻛذ يأ هﺪﻨﻋ ﻦﻤﯿﻓ ﷲ ﻢھﺮﻛذو

ﻢﮭﻟ ﻞﯾﺰﺠﻟا ءاﺰﺠﻟا ﺪﻋﻮﺑو ﻢﮭﯿﻠﻋ

8

“ Allah akan menyebut-nyebut mereka di depan siapa yang ada di sisi-Nya, yaitu menyebut mereka dengan memamerkan dan membanggakan mereka dengan memberikan pujian yang baik dan dan menjanjikan mereka dengan pahala yang besar. “

Simpulan

Dari pembahasan di atas dapat dipahami bahwa motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam suksesnya belajar seseorang. Nilai-nilai motivasi belajar yang terkandung dalam hadis nabi di antaranya adalah anjuran untuk bersaing secara sehat, keutamaan orang yang mencari ilmu, dan juga kemuliaan orang yang mencari ilmu. Dengan mengetahui

8 Tuhfah al-Ahwadzi Syarhu Bisyarhi Jami” al-Tirmudzi, Abu al- Ala’ Muhammad al-Mubarakfuri, Dar al-kutub al-ilmiyah, Beirut, hal.226, juz 9

(12)

keutamaan dan kemuliaan orang-orang yang mencari ilmu diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar seseorang.

Daftar Pustaka

Al-Bukari, Muhammad bin Ismail. Shahih Bukhari. Darul-Thauq al- Najat, 1422 H.

al-Mubarakfuri, Abu al-Ala’ Muhammad. Tuhfah al-Ahwadzi Syarhu Bisyarhi Jami” al-Tirmudzi. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

al-Nawawi, Abu Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syaraf. Al_Minhaj Syarhu Shahih Muslim Bin al-Hajjaj. Beirut: Dar Ihya al- Turats al-Arabi, 1392.

al-Turmudzi, Muhammad bin Isa. Sunan Tirmidzi. Mesir: Maktabah wa Matba’ah al-Babi al-Halabi, 1395 H.

Daud, Abu. Sunan Abi Daud. Beirut: Al-Maktabah al-Asriyah

Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002.

Hasibuan SP, Malayu. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Salim, Athiyah bin Muhammad. Syarhu al-Arbain al-Nawawiyah.

Maktabah Syamilah.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber perundangan Islam sebagaimana yang terkandung di dalam al-Qur’an, hadis dan sumber-sumber lain mempunyai nilai-nilai fleksibiliti atau sesuai bagi setiap masa dan tempat,

Demikian besar keutamaan beramarma’rufkepada manusia, maka Nabi Muhammad menyatakan bahwa pahala menyuruh kepada kebaikan itu sepadan dengan pahala orang yang

Kata kunci: Nilai, Tradisi, Manaqib, Syeikh Abdul Qadir Jilani, Living Hadis. Latar belakang dalam penelitian ini adalah adanya sebuah tradisi manaqib Syeikh

Dari fenomenalnya kisah dan apa yang dialami serta diperjuangkan oleh Nabi Musa ini, maka, dalam konteks manajemen pendidikan Islam, patut diungkap nilai-nilai

KETERKAITAN MAKNA SEMBAH DAN BUDI LUHUR MENURUT MANGKUNAGARA IV DENGAN HADIS NABI Makna Sembah yang diajarkan oleh Mangkunagara IV kepada rakyatnya dituangkan dalam Serat Wedhatama

Adapun yang dimaksud dengan resepsi eksegesis adalah bentuk penerimaan hadis terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam Pagelaran Wayang Kulit Ki Suparno

Jadi dapat disimpulkan bahwa, baik dalam al-Quran maupun hadis, keduanya mengandung nilai-nilai nasionalisme yang dapat dijadikan pedoman hidup dan setiap individu

03.221.447 Penelitian ini mengkaji tentang Motivasi Belajar dalam Perspektif Hadits Nabi, sebagai solusi alternative dunia pendidikan yang masih mengalami kesulitan dalam menangani