• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PEMANFAATAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) SEBAGAI ANTIDIABETES DAN ANTIHIPERTENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PEMANFAATAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) SEBAGAI ANTIDIABETES DAN ANTIHIPERTENSI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) SEBAGAI ANTIDIABETES DAN ANTIHIPERTENSI

(The Uses Of Noni Fruit (Morinda Citrifolia L.) as Antidiabetic and Antihypertensives)

(Submited : 4 Januari 2021, Accepted : 31 Maret 2023)

Muslimah Arniyanti1, Farah Syahidah Afsyah Abdila2, Jelita Ahmaria Sabil3, Veren Yuliana Saputri4, Lailiyah Maulidatul Hasanah5, Mukhamad Su’udi6*

Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember, Jl.

Kalimantan 37 Jember 68121 Email: msuudi52@gmail.com

ABSTRAK

Diabetes melitus dan hipertensi merupakan dua penyakit degeneratif. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman obat tradisional dengan kandungan manfaat yang banyak seperti antioksidan jenis xeronin dan senyawa scopoletin. Kandungan antioksidan buah mengkudu tergolong sedang dengan nilai 104,73 ± 4,56 µg/mL. Xeronin berfungsi sebagai antidiabetes dan antihipertensi. Xeronin bekerja sama dengan insulin menurunkan kadar gula darah tubuh secara signifikan. Ekstrak buah mengkudu juga mengandung senyawa scopoletin yang berfungsi sebagai agen spasmolitik nonspesifik dengan kemampuan menurunkan tekanan darah baik pada hewan uji tikus wistar maupun manusia. Hasil pada hewan uji tikus wistar didapatkan penurunan tekanan darah sistolik mencapai 16,71 ± 3,95 dan diastolik mencapai 21,49 ± 7,90. Sedangkan pada manusia didapatkan penurunan rata-rata tekanan darah sistolik menjadi 149,44 mmHg dan diastolik 92,22 mmHg.

Kata kunci : Antidiabetes, Antihipertensi, Mengkudu, Senyawa

ABSTRACT

Diabetes mellitus and hypertension are two degerative diseases. Noni (Morinda citrifolia L.) is a medicinal plant with a high antioxidant xeronin and scopoletin. The antioxidant content of noni fruit classified as moderate with a value of 104.73 ± 4.56 µg / mL. Xeronin (antioxidant) play role as antidiabetic and antihypertensive. Xeronin work with insulin to significantly reduce the body's blood sugar levels. Noni fruit extract also contains scopoletin compound as a non-specific spasmolytic agent with the ability to lower blood pressure in both Wistar rats and humans. The results in Wistar rats showed a decrease in systolic blood pressure reaching 16.71 ± 3.95 and diastolic reaching 21.49 ± 7.90. The decrease in the average systolic blood pressure to 149.44 mmHg and diastolic to 92.22 mmHg in humans.

Keywords : antidiabetic, antihypertensive, compound, noni fruit

PENDAHULUAN

Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang tidak menular. Salah satu penyakit degeneratif terbanyak di Indonesia adalah kenaikan gula darah pada tubuh karena adanya

gangguan pada hormon insulin tubuh yang merupakan penyebab dari penyakit diabetes melitus. Hormon insulin berfungsi sebagai penjaga homeostastis pada tubuh dengan cara menurunkan gula darah (Widiyoga et al., 2020).

Menurut Infodatin Kementrian Kesehatan RI (2018) secara global, 422 juta orang kategori

(2)

dewasa pada tahun 2014 hidup dengan penyakit diabetes. Tahun 2012 sekitar 1,5 juta jiwa melayang akibat penyakit diabetes.

Tingginya kadar gula darah pada tubuh juga menyebabkan kematian pada 2,2 juta jiwa.

Peningkatan angka penderita penyakit ini semakin bertambah baik di negara maju maupun berkembang. Tahun 2000 jumlah penderita diabetes berkisar 8,4 juta jiwa dan diperkirakan akan bertambah menjadi 21 juta jiwa pada tahun 2030 (Kementrian Kesehatan RI(a), 2018). Hal tersebut menempatkan negara Indonesia pada urutan keempat dunia dengan predikat penderita diabetes tertinggi di dunia.

(Kementrian Kesehatan RI(a), 2018).

Peningkatan prevalensi penderita penyakit diabetes di Indonesia dari 5,7% pada tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta jiwa pada tahun 2013 menurut Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Kementrian Kesehatan RI(b), 2018).

Hipertensi juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia selain penyakit diabetes. Hal ini sesuai dengan data Riskesdas (2018) yang menyebutkan penyakit degeneratif tidak menular yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke, hipertensi, diabetes dan penyakit jantung.

Menurut Ansar et al. (2019), penyakit hipertensi merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan darah secara abnormal yang dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler. Kondisi penyakit hipertensi saat tekanan darah sistolik menunjukkan angka 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic adalah 90 mmHg dengan dua kali pengukuran dan jangka waktu selama 5 menit pengukuran.

Penyakit hipertensi memiliki prevalensi sebesar 25,8% pada penderita usia berkisar antara 40- 60 tahun di Indonesia. (Wicaksana et al., 2019).

Penggunaan obat tradisional dengan memanfaatkan tanaman sudah lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati penyakit degeneratif seperti diabetes dan hipertensi. Penggunaan obat tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan juga didukung oleh pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kebijakan pemerintah dalam meningkatkan dan mengembangkan penelitian uji klinis pemanfaatan obat tradisional agar diperoleh obat dengan kualitas dan bermutu tinggi, aman

dan memiliki khasiat yang telah teruji secara ilmiah (Hasby et al., 2019).

Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes dan hipertensi adalah buah mengkudu. Buah mengkudu dipercayai dapat menyembuhkan penyakit degeneratif tersebut. Buah mengkudu memiliki sifat antitumor, antiviral, antibakteri, hipotensi (Safitri dan Ismawati, 2018). Buah mengkudu memiliki manfaat seperti dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh, pencegahan pembentukan aterosklerosis dan dapat menurunkan tekanan darah (Safitri &

Ismawati, 2018)..

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah dengan mengoleksi sumber referensi yang berasal dari artikel dan buku (10 tahun terakhir), serta situs resmi dari pemerintah. Artikel tersebut dapat berupa artikel nasional maupun internasional dengan kata kunci: manfaat mengkudu, mengkudu sebagai antihipertensi, mengkudu sebagai antidiabetes, kandungan buah mengkudu, noni fruit uses, dan kata kunci terkait lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Tanaman Mengkudu

Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman yang termasuk dalam keluarga Rubiaceae. Mengkudu berasal dari daerah Asia Tenggara. Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah tropis dan iklim subtropis.

Mengkudu sering ditemukan di dekat daerah pantai dan hutan dengan ketinggian 400 m di atas permukaan laut. Tumbuhan tersebut disebarkan oleh para pelancong dan penjajah di pulau Pasifik serta penyebaran yang dilakukan oleh hewan yang bermigrasi (Paula et al., 2016).

Suku Morinda (Rubiaceae) memiliki 80 jenis spesies. Tanaman mengkudu (Gambar 1) merupakan jenis perdu yang memiliki percabangan daun yang melimpah dengan naungan berwarna hijau tua cerah dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 3-10 m, daun berbentuk elips lebar dengan panjang sekitar 8-25 cm dan lebar mencapai 10-40 cm.

Mengkudu memiliki bunga berwarna putih berbentuk tabung kecil berukuran antara 10-30 mm yang menyatu pada gagang bunga.

(3)

Tangkai daun memiliki tanda seperti cincin pada batang dan daun mahkota yang berwarna putih kehijauan. Buah mengkudu (Gambar 2) berbentuk lonjong dan ditutupi oleh tunas kecil yang berwarna coklat kemerahan yang berisi biji. Buah mengkudu memiliki panjang sekitar 3-10 cm dengan lebar 3-6 cm. Buah yang matang akan mengeluarkan cairan seperti asam butirat yang memiliki bau yang khas.

Daging buah mengkudu berair dan memiliki rasa pahit. Daging buah mengkudu berwarna kuning kusam atau keputihan dan memiliki tekstur lunak pada saat buah matang.

Permukaan buah terdapat lubang yang berwarna coklat kemerahan dan berbentuk segitiga yang masing masing berisi empat biji dan dapat hidup pada suhu lingkungan antara 25-30 ℃ dengan kelembaban antara 70-75 % (Almeida et al., 2019).

Gambar 1. Pohon mengkudu (Morinda citrifolia L.).

Gambar 2. Buah mengkudu dengan beberapa tingkat kematangan: a. Mentah, b. Matang

sempurna, c. Terlalu matang.

2. Manfaat dan Kandungan Fitokimia Mengkudu

Tanaman mengkudu memiliki banyak manfaat baik pada buah atau daunnya dan sudah digunakan masyarakat dalam waktu yang lama. Buah mengkudu biasa digunakan sebagai obat memperlancar menstruasi (emmenagogue), pembersih darah, agen antitiemetik, serta suplemen tonik dan gangguan pencernaan, tuberkulosis, penyakit saluran kemih, stimulasi nafsu makan dan sistem saraf pusat, hipertensi, diabetes, dan depresi. Sedangkan daun mengkudu biasa digunakan sebagai obat tempel persendian rematik atau bengkak, sengatan ikan, patah tulang, keseleo, luka, bisul, dan luka bakar (Yang et al., 2011).

Antiviral, antijamur, antibakteri, antitumor, antitelmik, analgesik, hipotensi, antiinflamasi, peningkatan kekebalan tubuh, penurun kolesterol, dan antihipertensi dengan adanya zat scopoletin yang mencegah terbentuknya plak (aterosklerosis) dan menurunkan tekanan darah, merupakan efek-efek terapeutik dari buah mengkudu (Safitri dan Ismawati, 2018;

Wiliyanarti dan Silaturrohmih, 2020). Tanaman mengkudu baik pada bagian biji, buah, daun, serta kulit akarnya memiliki banyak khasiat yang diantaranya adalah antidislipidemia, antioksidan, penyembuhan luka pada diabetes, hepatoprotektor, penghambat aktivitas ACE (Angiotensin Converting Enzyme), hipoglikemia, dan kemopreventif kanker (Anwar &

Triyasmono, 2016).

Kandungan senyawa kimia pada mengkudu yang bermanfaat bagi kesehatan yaitu, alkaloid, triterpenoid, pro-xeronine, methoxy, formyl, dan hydyanthraquinone. Asam capron, asam caprylant, moridan, dan soranjidiol merupakan minyak yang terkandung dalam mengkudu (Sari et al., 2018). Kandungan senyawa lain yang terdapat pada buah mengkudu yaitu xeronin, antraquinone sebagai peremajaan sel, dan damnacanthal sebagai pencegah perkembangan sel kanker (Yuliana et al., 2017).

Kandungan fitokimia dari buah mengkudu diuji dengan beberapa fraksi yang diantaranya adalah etanol, heksan, kloroform, etil asetat, dan air (Sogandi & Rabima, 2019). Fraksi etanol dan kloroform memberikan hasil positif senyawa fitokimia paling banyak pada buah mengkudu. Dari uji fraksi etanol didapatkan kandungan dalam buah mengkudu diantaranya adalah antrakuinon, alkaloid, tannin, flavonoid, steroid, saponin, dan fenolik. Sedangkan hasil

a. b. c.

(4)

dari uji fraksi kloroform didapatkan senyawa antrakuinon, alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, saponin, dan fenolik (Sogandi &

Rabima, 2019). Aktivitas antioksidan buah mengkudu didapatkan fraksi kloroform memiliki aktivitas paling kuat dengan nilai inhibisi 78,19%, kemudian fraksi heksan 61,59%, dan fraksi etanol 59,19%. Senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan yaitu flavonoid, terpenoid, dan alkaloid. Pengidentifikasian senyawa bioaktif dalam buah mengkudu digunakan fraksi kloroform dengan tingkat antioksidan tertinggi melalui analisis GCMS. Hasil yang didapatkan adanya kandungan senyawa hexadecanoic acid (asam palmitat), sualene (terpenoid), pyridine-3-carboxamide (alkaloid), dan beta- sitoserol (steroid) (Sogandi & Rabima, 2019).

Mengkudu mengandung senyawa alkaloid yaitu proxeronin dalam jumlah besar.

Proxeronin adalah asam koloid tanpa kandungan gula, asam amino atau asam nukleat dengan bobot molekul lebih dari 16000.

Xeronin berfungsi memperluas usus kecil yang berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan proses penyerapan makanan, mampu memperbaiki kelenjar tiroid dan timus yang penting dalam kekebalan tubuh dan perlawanan infeksi, mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein dalam sel (Asmara et al., 2020).

Xeronin, yang strukturnya ditunjukkan pada Gambar 3, merupakan alkaloid berukuran kecil sebagai salah satu komponen aktif dari mengkudu yang dipercayai dapat memodifikasi struktur molekular dari protein inaktif spesifik dengan meregulasikan lipatan tertentu untuk mengaktifkan enzim tersebut. Ralph Heincke dalam Sanni et al. (2017) mendemonstrasikan prekursor alami xeronin pada mengkudu yaitu proxeronin. Proxeronin kemudian dikonversi menjadi alkaloid xeronin di dalam tubuh oleh enzim proxeroninase dengan aktivasi spesifik untuk memodifikasi strukturnya. Menurut Heincke, alkaloid merupakan metabolik koregulator dan diasumsikan bahwa xeronin mampu menyembukan kecanduan nikotin dan narkotika berat lainnya. Xeronin yang bekerja sama dengan insulin mampu meningkatkan absorpsi glukosa.

Gambar 3. Dua desain struktur xeronin (Sumber: Sanni et al., 2017).

Scopoletin (C10H8O4) dengan struktur ditunjukan Gambar 4, merupakan senyawa aktif golongan hidroksi kumarin dengan efek antiinflamasi, antihipertensi, dan antialergi.

Tingginya kandungan scopoletin dalam buah mengkudu dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah. Umumnya buah mengkudu akan matang pada puncaknya yaitu dengan umur 105 hari, dan akan menjadi sangat matang hingga mengeluarkan bau khas mengkudu dengan kandungan air yang tinggi yaitu pada umur 120 hari. Kandungan tertinggi scopoletin mengkudu berada pada buah dengan umur 105 hari, dengan ciri kulit buah berwarna putih kekuningan dan daging yang masih keras (Sholehah, 2010).

Gambar 4. Struktur kimia scopoletin (C10H8O4) (Sumber: PubChem, 2020).

3. Mengkudu Sebagai Antidiabetes

Komponen bioaktif yang terkandung dalam buah mengkudu seperti flavonoid, triterpen, triterpenoid dan saponin mempunyai jumlah yang signifikan. Kandungan komponen bioaktif tersebut memiliki efek hipoglikemik yang bisa digunakan untuk obat antidiabetes. Saponin yang terkandung dalam mengkudu memiliki efek penurunan glukagon dan dapat menurunkan glukosa dalam darah. Hal ini juga diketahui bahwa saponin menstimulasi pelepasan insulin dari pankreas dan dapat disebabkan oleh penurunan degradasi glukagon seperti peptide (Fadillah, 2014).

Antioksidan dalam mengkudu memiliki peranan yang penting karena mampu meredam efek radikal bebas yang berkaitan erat dengan penghambatan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus. Penderita diabetes

(5)

memerlukan asupan antioksidan dalam jumlah yang besar dikarenakan peningkatan radikal bebas akibat hiperglikemia Kandungan antioksidan dalam mengkudu diketahui melalui besar kandungan total fenolik dan flavonoidnya.

Ekstrak etanol buah mengkudu mengandung fenolik dengan jumlah total 14,44±0,82 mg ekivalen pirogalol (PE)/g ekstrak. Total flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etanol buah mengkudu sebesar 5,69±0,21 mg ekivalen rutin (RE)/g ekstrak. Berdasarkan kandungan total fenolik dan flavonoid, dapat diketahui tingkat kekuatan antioksidan ekstrak etanol buah mengkudu atau IC50 yaitu 104,73±4,56 μg/mL dan termasuk dalam kekuatan sedang (Anwar dan Triyasmono, 2016).

Beberapa penelitian terkait aktivitas antidiabetes mengkudu telah dilakukan.

Penelitian Adnyana et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak etanol buah mengkudu menunjukkan aktivitas penurunan kadar glukosa darah pada mencit diabetes yang diinduksi aloksan. Ekstrak etanol mengkudu dapat memperbaiki fungsi ginjal diabetes nefropati melalui penurunan gula darah, jumlah neutrofil dan fibronektin gula darah pada mencit yang tekena diabetes (Kustarini et al., 2012).

Mengkudu juga diduga memiliki efek hipolipidemik (Hadijah et al., 2008) dan mengurangi akumulasi lemak di hati dengan meningkatkan metabolisme lemak (Nayak et al., 2010).

Hasil ulasan yang dilakukan oleh Torres et al.

(2017), efek mengkudu dalam antidiabetes dilakukan menggunakan fermentasi jus buah mengkudu pada tikus dengan diet tinggi lemak.

Didapatkan hasil berupa peningkatan metabolisme glukosa melalui fosforilasi transkripsi faktor FOXO1. Sedangkan penggunaan jus buah non fermentasi dilakukan sebagai pengobatan pada tikus diabetes yang menghasilkan penurunan kadar gula darah dan mendapatkan hasil yang lebih baik apabila dipadukan dengan terapi insulin.

Pemberian jus buah mengkudu sebanyak 2 ml/kg terhadap 20 pasien penderita diabetes mellitus dilakukan sehari sekali. Pemberian jus ini diberikan sebagai standar terapi dengan adaptasi diet. Hasil menunjukkan bahwa terjadi penurunan signifikan kadar gula darah pasien setelah mengkonsumsi jus buah mengkudu.

Salah satu pasien yang juga mendapatkan 3 jenis pengobatan lain seperti metformin, insulin,

dan reseptor antagonis GLPI juga mengalami penurunan gula darah sebesar 50 mg/dl selama percobaan. Pemberian jus ini mengakitbatkan peningkatan aktivitas PPAR-γ yang merupakan faktor transkripsi yang meregulasikan ekspresi gen pada liver, jaringan adiposa, endothelium faskular, dan otot. PPAR-γ yang teraktivasi dapat meningkatkan ekspresi transporter glukosa GLUT-4 dan mentranslokasikan pada membran sel adiposa. Hal ini juga menginduksi penurunan informasi glukosa dari sel liver. Hasil peningkatan glukosa homeostasis pada pasien diabetes mellitus berpengaruh dalam peningkatan pembentukan insulin terhadap glukosa menuju sel penyimpanan energi dan menurunkan output dari sel liver (Algenstaedt et al., 2018).

4. Mengkudu Sebagai Antihipertensi

Hipertensi dapat meningkat akibat peningkatan dari reactive oxygen spesies (ROS). Peningkatan dari ROS adalah hasil dari stres oksidatif yang memicu pembentukan lemak peroksida yang berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan sel pada sel tubular ginjal dan glomerulus. Stres oksidatif juga dapat memicu defisiensi oksida nitrat, augmentasi dari oksidasi asam arachnoid, dan vaksokonstiktif prostaglandin F. Ekstrak dari buah mengkudu mampu menghambat kerusakan sel akbiat stres oksidatif karena kandungan antioksidannya yang tinggi.

Senyawa fenolik pada mengkudu mampu menangkap radikal bebas dan menghambat peroksidasi lemak sehingga mengurangi kerusakan pada sel akibat mekanisme reduksi dan donor elektron. Senyawa flavonoid berperan dalam sistem kardiovaskular termasuk regulasi dari tekanan darah. Jenis flavonoid pada mengkudu antara lain adalah rutin, quercetin, dan luteolin yang mampu menghambat aktivitas dari angiotensin converting enzyme (ACE). Scopoletin dalam mengkudu memiliki aktivitas hipotensi oleh mekanisme vasolidilatasi melalui aktivitas relaksasi otot halus. Scopoletin juga berfungsi sebagai agen spasmolitik nonspesifik yang dimungkinkan memiliki efek penghambat ACE (Wigati et al., 2017).

Buah mengkudu matang memiliki sifat antihipertensi dengan menghambat ACE, sedangkan daun mengkudu mengandung banyak senyawa flavonoid termasuk rutin. Rutin mampu menurunkan tekanan darah dengan

(6)

meningkatkan aktivitas dari glutathione peroxide dan oksida nitrit pada sel endothelium dan menyebabkan vasorelaksasi pada pembuluh darah. Berdasarkan penelitian dari Wigati et al. (2017), diketahui nilai dari ekstrak etanol daun dan buah mengkudu berturut-turut adalah 15,74% dan 15,78%. Kandungan rutin pada ekstrak etanol daun adalah 0,92 ± 0,19%

dan kandungan scopoletin pada ekstrak etanol adalah 0,46 ± 0,05%. Menggunakan tikus wistar jantan sebagai hewan uji coba dengan pemberian perlakuan ektrak buah, ekstrak daun, dan ekstrak campuran daun buah, didapatkan hasil penurunan tekanan darah sistol (16,71 ± 3,95), diastole (21,49 ± 7,90), dan arteri yang signifikan (19,58 ± 6,35). Perlakuan dengan ekstrak campuran daun dan buah memiliki nilai efektivitas lebih tinggi dibandingkan ekstrak daun dan ekstrak buah yang diaplikasikan secara terpisah.

Terapi ekstrak mengkudu dapat memperlebar pembuluh darah yang sempit karena kandungan fitonutrien Scopolin.

Penurunan resistensi perifer tekanan darah terjadi secara signifikan sebelum dan sesudah pemberian ekstrak mengkudu pada tikus putih akibat adanya kandungan scopoletin dan xeronin. Dari 14 hewan coba setelah diberikan ekstrak mengkudu 1x sehari, selama 16 hari, didapatkan 9 hewan mengalami prahipertensi, 5 hewan menjadi normal, dan 2 lainnya tetap hipertensi akibat faktor lain (Wiliyanarti &

Silaturrohmih, 2020).

Jus buah mengkudu didapatkan dengan meramu 1 mengkudu masak (250 gram) yang dibuang bijinya. Daging buah kemudian dipotong-potong dan dihaluskan menggunakan blender. Hasil penghalusan disaring dan diambil sarinya sebanyak 100 ml untuk kemudian ditambahkan air masak sebanyak 100 ml dan madu 20 ml. Jus mengkudu diminum 2 kali sehari selama 7 hari berturut- turut. Dalam penelitiannya, Daulay et al. (2018) menggunakan 13 kelompok eksperimen dan 13 kelompok kontrol dengan mayoritas 45-48 tahun. Tercatat rata-rata tekanan darah sebelum eksperimen adalah 119,02 mmHg dan setelah eksperimen menjadi 108,76 mmHg dengan penurunan 10,26 mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan tekanan darah sebesar 2,13 mmHg.

Penelitian terhadap pria dewasa hipertensi usia 26-45 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kemiling Kota Bandar Lampung didapatkan

penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik secara signifikan setelah pemberian ekstrak mengkudu. Nilai rata-rata tekanan darah sistolik sebelum perlakuan adalah 157,78 mmHg dan setelah perlakuan adalah 149,44 mmHg.

Sedangkan nilai rata-rata tekanan darah diastolik sebelum perlakuan adalah 101,11 mmHg dan setelah perlakuan adalah 92,22 mmHg. Penuruan tekanan darah ini diakibatkan adanya scopoletin yang mampu mengikat serotonin dalam tubuh manusia (Mertana et al., 2014).

Penelitian terhadap lansia hipertensi di Surabaya, dengan kriteria berusia >60 tahun, tidak mengkonsumsi obat farmakologis, tekanan darah > 140/90 mmHg, tidak merokok, tidak mengalami obesitas, dan tidak mengkonsumsi kopi dilakukan oleh Safitri dan Ismawati (2018) dengan pemberian teh buah mengkudu. Didapatkan hasil adanya pengaruh intervensi pemberian teh buah mengkudu sebanyak 5 gram dalam penurunan tekanan darah lansia dengan efektifitas penurunan sistolik sebesar 26% dan diastolik sebesar 20%.

Penurunan tekanan darah disebabkan oleh zat scopoletin dalam mengkudu.

KESIMPULAN

Buah mengkudu bermanfaat dalam menurunkan gula darah penderita diabetes melitus (antidiabetes) dan tekanan darah penderita hipertensi (antihipertensi).

Kandungan fitokimia dari buah mengkudu dapat diuji dengan beberapa fraksi yang diantaranya adalah etanol, heksan, kloroform, etil asetat, dan air. Perlakuan dengan ekstrak campuran daun dan buah memiliki nilai efektivitas lebih tinggi dibandingkan ekstrak daun dan ekstrak buah itu sendiri. Saponin berperan aktif dalam penurunan glukosa darah. Ekstrak etanol dari mengkudu mampu menurunkan gula darah secara signifikan pada mencit diabetes.

Pemberian jus mengkudu pada pasien diabetes mengakibatkan penurunan gula darah sebesar 50 mg/dl. Penurunan tekanan darah terjadi secara signifikan sebelum dan sesudah pemberian ekstrak mengkudu pada tikus wistar putih akibat adanya kandungan scopoletin dan xeronin. Penelitian dengan penurunan hasil signifikan juga dilakukan terhadap masyarakat rentan usia 45-48 tahun, pira dewasa usia 26- 48 di Bandar Lampung, dan lansia hipertensi di

(7)

Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I Ketut., Elin Yulinah., Andreanus A.

Soemardji., Endang Kumolosasi., Maria Immaculata Iwo., Joseph Isendiarso Sigit., & Suwendar. 2004. Uji aktivitas antidiabetes ekstrak etanol buah mengkudu (Morinda citrifolia L.). Acta pharmaceutica Indonesia. XXIX(2): 43-49.

Algenstaedt, Petra., Alexandra Stumpenhagen.,

& Johannes Westendorf. 2018. The Effect of Morinda citrifolia L. Fruit Juice on the Blood Sugar Level and Other Serum Parameters in Patients with Diabetes Type 2. Evidence-based Complementary and Alternative Medicine.

2018(1): 1-10.

Almeida, É. S., de Oliveira, D., & Hotza, D.

2019. Properties and applications of Morinda citrifolia (noni): a review. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety. 18(4): 883-909.

Ansar, J., Dwinata, I., & Apriani, M. 2019.

Determinan Kejadian Hipertensi Pada Pengunjung Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ballaparang Kota Makassar. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan. 1(3): 28-35.

Anwar, Khoerul., & Liling Triyasmono. 2016.

Kandungan Total Fenolik, Total Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Jurnal Pharmascience. 3(1):

83-92.

Asmara, N. D. E. A. D. P. S. M., I M. Mudiati.,

& N. P. Mariani. 2020. Nilai Organoleptik dan Kandungan Nutrien dari Silase Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) yang Difermentasi Inokulum Berbeda. Jurnal Peternakan Tropika. 8(3): 474-489.

Daulay, Nanda Masriani., & Febrina Angraini Simamora. 2018. Pengaruh Jus Buah Mengkudu dan Madu Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia. 3(2): 38-46.

Fadillah, R. U. 2014. Antidiabetic effect of morinda citrifolia l. as a treatment of diabetes mellitus. Jurnal Majority. 3(7).

Hadijah, H., M. Y. Ayub., H. Zarida., & A.

Normah. 2008. Hypolipidemic activity of an aqueous extract of Morinda citrifolia fruit in normal and streptozotocin-induced diabetic rats. J Trop Agric and Fd Sc.

36(1): 77-85.

Hasby, H., Mauliza, M., & Mastura, M. 2019.

Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Pencegahan Penyakit Degeneratif. JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat). 3(1): 55-61.

Kementrian Kesehatan RI(a). 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018 – Kementrian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. RISKESDAS 2018. – (-): 1 - 88.

Kementrian Kesehatan RI(b). 2018. Hari Diabetes Sedunia 2018. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. -(-): 1 - 10.

Kustarini, I., Dewi, S.S., & Ika, P.M. 2012. Efek ekstrak etanol Morinda citrifolia L (mengkudu) terhadap kadar gula darah, jumlah neutrofil, dan fibronektin glomerulus tikus diabetes mellitus. Media Medika Indonesiana. 46(3): 178-183.

Mertana, Gede Merta., Dessy Hermawan., &

Andoko. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pria Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Kemling Bandar Lampung Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Holistik. 8(3): 142-146.

Nayak, B.S., Julien R. Marshall., Godwin Isitor.,

& Andrew Adogawa. 2010. Hypoglycemic and hepatoprotective activity of fermented fruit juice of Morinda citrifolia (Noni) in diabetic rats. Evidence-based Complementary and Alternative Medicine.

2011.

Paula, S. D. O., Sousa, J. A. D., Brito, E. S. D.,

& Gallão, M.I. 2016. The morphological characterization of the dry seeds and reserve mobilization during germination in Morinda citrifolia L. Revista Ciência Agronômica. 47(3): 556-563

PubChem. 2020.

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compo und/Scopoletin [accessed on 19 Desember 2020].

Safitri, Arum Reyan., & Rita Ismwati. 2018.

Efektifitas Teh Buah Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah Lansia

(8)

dengan Hipertensi (Studi di UPTD: Griya Werdha Kota Surabaya Tahun 2018).

Amerta Nutrition. 2(2): 163-171.

Sanni, David Morakinyo, Toluwase Hezekiah Fatoki., Ayodele Oluseyi Kolawole., &

Afolabi Clement Akinmoladun. 2017.

Xeronine Structure and Function:

Computational Comprarative Mastery of Its Mystery. In Silico Pharmacol. 5(8).

Sari, I. K., Arisandi, M., Morika, H. D., &

Novrika, B. 2018. Pengaruh Pemberian Air Perasan Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia) terhadap Penurunan Tekanan

Darah pada Penderita

Hipertensi. Scientia Journal. 7(2): 117- 123.

Sholehah, Diana Nurus. 2010. Pengukuran Kandungan Skopoletin pada Beberapa Tingkat Kematangan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) dengan Metode KLT Densitometri. AGROVIGOR. 3(1): 1- 9.

Sogandi., & Rabima. 2019. Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan Potensinya Sebagai Antioksidan. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 22(5): 206-212.

Torres, Mylena Andrea Oliveira, Isadora de Fatima raga Magalhaes., Renata Mondego-Oliveira., Joicy Cortez de Sa., Alessandea Lima Rocha., & Ana Lucia Abreu-Silva. 2017. One Plant, Many Uses: A Review of the Pharmacological Applications of Morinda citrifolia.

Phytotherapy Research. 31(2).

Yang, Jian., Rama Gadi., & Talene Thomson.

2011. Antioxidant Capacity, Total Phenol, and Ascorbic Aid Content of Noni (Morinda citrifolia) Fruits dan Leaves at Various Stage of Maturity. Micronesica.

41 (2): 167-176.

Yuliana, R., S. I. Rahmawati., & N. Novidahlia.

2017. Minuman Sirup Limbah Sari Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Jurnal Pertanian. 8(2): 121-130.

Wicaksana K.E., I.Wayan S., & D.M Wihandani.

2019. Prevalensi hipertensi pada orang dewasa menengah dengan overweight di denpasar tahun 2018. Intisari Sains Medis. 10(3): 821-824.

Widiyoga, R. C., Saichudin, S., & Andiana, O.

2020. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Penyakit Diabetes Melitus pada Penderita terhadap Pengaturan Pola Makan dan Physical Activity. Sport Science and Health. 2(2): 152-161.

Wigati, Dian, Khoerul Anwar., Sudarsono., &

Agung Endro Nugroho. 2017.

Hypotensive Activity of Ethanolic Extracts of Morinda citrifolia L. Leaves and Fruit in Dexamethasone-Induced Hypertensive Rat. Journal of Evidence-Based Complementary & Alternative Medicine.

22(1): 107-113.

Wiliyanarti, Pipit Festi., & Silaturrohmih. 2020.

Pengaruh Ekstrak Mengkudu (Morinda citrifolia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Tikus Putih Wistar Jantan dengan Hipertensi. The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist. 3(1): 1-12.

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak buah mengkudu merupakan kandidat dari pengawet alami yang telah diujikan pada daging dan ikan segar. Secara in vitro ekstrak buah mengkudu mempunyai aktivitas sedang hingga

Kesimpulan: Pemberian ekstrak etil asetat buah mengkudu (Morinda citrifolia L) mampu menghambat kenaikan kadar ALT (Alanin Aminotransferase) tikus putih yang diinduksi

Buah mengkudu ( Morinda citrifolia L.) dipercaya mengandung tiga senyawa penting yang berperan dalam pengatasan kanker, yakni damnachantal, proxeronine dan alzarin

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek ekstrak etanol buah mengkudu terhadap tekanan darah sistol dan diastol normal pada wanita dewasa.. Desain penelitian

Hasil pengujian daya sebar krim ketiga formula menunjukkan daya sebar formula FI (ekstrak buah mengkudu 5%) paling kecil dibandingkan formula yang lain.. Hal ini

Lebih baiknya pertambahan bobot badan ayam yang diberi minum mengandung jus buah mengkudu memperlihatkan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam buah

Penelitian Yulinah (2004) menyatakan bahwa pemberian ekstrak etanol buah mengkudu dengan menggunakan metode toleransi glukosa pada tikus putih dan mencit dapat

Lebih baiknya pertambahan bobot badan ayam yang diberi minum mengandung jus buah mengkudu memperlihatkan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam buah