• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of TITIK TETAP REICH DI DALAM RUANG b-METRIK

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of TITIK TETAP REICH DI DALAM RUANG b-METRIK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JMS, 2022, Vol. 02 (No. 02), pp. 217-222

Jurnal Matematika & Sains

Kompleks YPP Al Fattah Siman Sekaran Lamongan

TITIK TETAP REICH DI DALAM RUANG b -METRIK

Ahmad Khairul Umam1*, Krisna Adilia Daniswara2,

1, 2 Program Studi Matematika Universitas Billfath

Corresponding Author: [email protected]* Abstract

Problem of linear equation, integral equation, and differential equation can be solved with a fixed point. One of generalization of metric space is b-metric space. This article discusses a lemma, a theorem and an example in b-metric space. We discuss a theorem about uniqueness and existence of fixed point.

Keywords: b-Metric Space; Fixed Point

How to cite: Ahmad Khairul Umam & Krisna Adilia Daniswara. (2022). Titik Tetap Reich di Dalam Ruang b-Metrik. JMS (Jurnal Matematika dan Sains), 02(02), pp.217-222.

PENDAHULUAN

Banyak peneliti matematika di bidang analisis yang meneliti tentang topik ruang dan perluasannya. Pada mata kuliah analisis real atau analisis fungsional dibahas tentang ruang metrik. Topik tentang ruang metrik saat ini banyak perluasannya seperti ruang b-metrik, (kerucut) cone, parsial, dan lain-lain. Disini dibahas tentang ruang b-metrik yaitu perluasan suatu ruang yaitu ruang metrik. Aksioma ketaksamaan segitiga di ruang b-metrik berbeda dengan aksioma ketaksamaan segitiga di ruang metrik.

Beberapa peneliti, menambahkan syarat ketaksamaan segitiga yang lain di ruang b- metrik dengan koefisien matriks [1], membuktikan suatu teorema berkaitan dengan titik tetap dalam suatu b-metrik menggunakan operator Picard lemah(weak) [2], membuktikan perluasan teorema titik tetap Hardy dan Reich di ruang b-metrik [3]. Penelitian ini memberikan bukti contoh 2.1, membuktikan lemma 2.1, dan memberikan penjelasan yang lebih banyak untuk pembuktian di teorema 3.1 (perluasan teorema titik tetap Reich) [3].

Definisi. [4] Diberikan himpunan tidak kosong 𝑋 dimana 𝑠 ≥ 1 merupakan suatu bilangan real. Diberikan juga fungsi 𝑏: 𝑋𝑥𝑋 ⟶ ℝ+∪ {0} dikatakan b-metrik apabila untuk setiap 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑋 terpenuhi:

B1. 𝑏(𝑥, 𝑦) = 0 jhj 𝑥 = 𝑦;

B2. 𝑏(𝑥, 𝑦) = 𝑏(𝑦, 𝑥);

B3. 𝑏(𝑥, 𝑧) ≤ 𝑠(𝑏(𝑥, 𝑦) + 𝑏(𝑦, 𝑧)).

Ruang (𝑋, 𝑏) merupakan ruang b-metrik.

(2)

Ahmad Khairul Umam, Krisna Adilia Daniswara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teorema 1. [5] Diberikan suatu ruang metrik (𝑋, 𝑑) yang lengkap dimana 𝑑 adalah metrik. Selanjutnya diberikan fungsi 𝑓: 𝑋 ⟶ 𝑋 dengan

𝑑(𝑓(𝑥), 𝑓(𝑦)) ≤ 𝛼𝑑(𝑥, 𝑓(𝑥)) + 𝛽𝑑(𝑦, 𝑓(𝑦)) + 𝛾𝑑(𝑥, 𝑦) (1) untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑋 dengan 𝛼, 𝛽 dan 𝛾 merupakan bilangan tak negatif sehingga 𝛼 + 𝛽 + 𝛾 < 1, oleh karena itu fungsi 𝑓 memiliki titik tetap tunggal.

Lemma. [3] Suatu ruang b-metrik (𝑋, 𝑏) dimana 𝑠 ≥ 1 dan barisan 〈𝑢𝑛〉 di 𝑋 sedemikian sehingga 𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) ≤ 𝛿𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) untuk 𝑛 = 2,3, … dimana 0 ≤ 𝛿 < 1 dan 𝑠. 𝛿 < 1 maka 〈𝑢𝑛〉 adalah barisan Cauchy di 𝑋.

Bukti

Untuk 𝑛 ∈ ℕ berlaku

𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) ≤ 𝛿𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) ≤ ⋯ ≤ 𝛿𝑛𝑏(𝑢0, 𝑢1).

Berdasarkan ketaksamaan segitiga di ruang b-metrik, untuk 𝑛 < 𝑚 berlaku 𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑚) ≤ 𝑠(𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) + 𝑏(𝑢𝑛+1, 𝑢𝑚))

= 𝑠𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) + 𝑠𝑏(𝑢𝑛+1, 𝑢𝑚)

≤ 𝑠𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) + 𝑠 (𝑠(𝑏(𝑢𝑛+1, 𝑢𝑛+2) + 𝑏(𝑢𝑛+2, 𝑢𝑚)))

= 𝑠𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) + 𝑠2𝑏(𝑢𝑛+1, 𝑢𝑛+2) + 𝑠2𝑏(𝑢𝑛+2, 𝑢𝑚)

≤ 𝑠𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) + 𝑠2𝑏(𝑢𝑛+1, 𝑢𝑛+2)

+𝑠3𝑏(𝑢𝑛+2, 𝑢𝑛+3) + ⋯ + 𝑠𝑚−𝑛−1𝑏(𝑢𝑚−2, 𝑢𝑚−1) +𝑠𝑚−𝑛−1𝑏(𝑢𝑚−1, 𝑢𝑚)

≤ 𝑠𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) + 𝑠2𝑏(𝑢𝑛+1, 𝑢𝑛+2)

+𝑠3𝑏(𝑢𝑛+2, 𝑢𝑛+3) + ⋯ + 𝑠𝑚−𝑛−1𝑏(𝑢𝑚−2, 𝑢𝑚−1) +𝑠𝑚−𝑛𝑏(𝑢𝑚−1, 𝑢𝑚)

≤ 𝑠𝛿𝑛𝑏(𝑢0, 𝑢1) + 𝑠2𝛿𝑛+1𝑏(𝑢0, 𝑢1) + 𝑠3𝛿𝑛+2𝑏(𝑢0, 𝑢1) + ⋯ +𝑠𝑚−𝑛−1𝛿𝑚−2𝑏(𝑢0, 𝑢1) + 𝑠𝑚−𝑛𝛿𝑚−1𝑏(𝑢0, 𝑢1)

= 𝑠𝛿𝑛(1 + 𝑠𝛿 + ⋯ + (𝑠𝛿)𝑚−𝑛−1)𝑏(𝑢0, 𝑢1) untuk 𝑛 → ∞ berlaku

𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑚) ≤ 𝑠𝛿𝑛(1 + 𝑠𝛿 + ⋯ + (𝑠𝛿)𝑚−𝑛−1)𝑏(𝑢0, 𝑢1)

= 𝑠𝛿𝑛(1 + 𝑠𝛿 + (𝑠𝛿)2+ ⋯ )𝑏(𝑢0, 𝑢1) = ( 𝑠𝛿𝑛

1 − 𝑠𝛿) 𝑏(𝑢0, 𝑢1) = 0.

Jadi barisan 〈𝑢𝑛〉 adalah barisan Cauchy.

(3)

Ahmad Khairul Umam, Krisna Adilia Daniswara

Contoh. Diberikan ruang 𝑙𝑝 = {〈𝑢𝑛〉 ⊂ ℝ: ∑𝑛=1|𝑢𝑛|𝑝 < ∞} untuk 0 < 𝑝 < 1 dan fungsi 𝑏: 𝑙𝑝× 𝑙𝑝 → ℝ untuk 𝑏(𝑥, 𝑧) ≤ 2

1

𝑝(𝑏(𝑥, 𝑦), 𝑏(𝑦, 𝑧)) dimana 𝑏(𝑥, 𝑦) = (∑𝑛=1|𝑢𝑛− 𝑣𝑛|𝑝)1𝑝 dengan 𝑢𝑛 = 𝑥, 𝑣𝑛 = 𝑦, 𝑤𝑛 = 𝑧 ∈ 𝑙𝑝. Ruang (𝑙𝑝, 𝑏) merupakan suatu ruang b-metrik.

Bukti

B1. () Karena 𝑏(𝑥, 𝑦) = (∑𝑛=1|𝑢𝑛− 𝑣𝑛|𝑝)1𝑝 = 0 untuk 0 < 𝑝 < 1 maka 𝑛=1|𝑢𝑛− 𝑣𝑛|𝑝= 0. Selanjutnya |𝑢1− 𝑣1|𝑝= 0,|𝑢2− 𝑣2|𝑝= 0, … . Kemudian didapatkan

|𝑢1− 𝑣1|= 0,|𝑢2− 𝑣2|= 0, …, . Oleh karena itu 𝑢1= 𝑣1, 𝑢2= 𝑣2 , dan seterusnya. Jadi 𝑥 = 𝑢𝑛 = {𝑢1, 𝑢2, … } = {𝑣1, 𝑣2, … } = 𝑣𝑛 = 𝑦.

() Diketahui 𝑥 = 𝑢𝑛 = {𝑢1, 𝑢2, … } = {𝑣1, 𝑣2, … } = 𝑣𝑛 = 𝑦 sehingga 𝑢1= 𝑣1, 𝑢2= 𝑣2 , dan seterusnya. Jadi 𝑏(𝑥, 𝑦) = (∑𝑛=1|𝑢𝑛 − 𝑣𝑛|𝑝)𝑝1 = (|𝑢1− 𝑣1|𝑝+ |𝑢2− 𝑣2|𝑝+ ⋯ )

1

𝑝 = (|𝑢1− 𝑣1|𝑝+ |𝑢2− 𝑣2|𝑝+ ⋯ )

1

𝑝 = (|0|𝑝+ |0|𝑝+ ⋯ )

1 𝑝 = 0 untuk 0 < 𝑝 < 1.

B2. 𝑏(𝑥, 𝑦) = (∑𝑛=1|𝑢𝑛− 𝑣𝑛|𝑝)

1

𝑝= (∑𝑛=1|𝑣𝑛− 𝑢𝑛|𝑝)

1

𝑝 = 𝑏(𝑥, 𝑦) untuk setiap 𝑥 = 𝑢𝑛, 𝑦 = 𝑣𝑛 ∈ 𝑙𝑝 dimana 0 < 𝑝 < 1.

B3. Berdasarkan aksioma ruang metrik disebutkan bahwa 𝑑(𝑥, 𝑧) ≤ 𝑑(𝑥, 𝑦) + 𝑑(𝑦, 𝑧) atau 𝑏(𝑥, 𝑧) ≤ 𝑡(𝑏(𝑥, 𝑦) + 𝑏(𝑦, 𝑧)) (2) dimana 𝑡 = 1. Jelas bahwa jika 𝑡 > 1 pada (2) menjadikan ketaksamaan tersebut juga terpenuhi. Untuk 𝑏(𝑥, 𝑧) ≤ 2

1

𝑝(𝑏(𝑥, 𝑦) + 𝑏(𝑦, 𝑧)), nilai 𝑝 mendekati 0 dari kanan berakibat nilai 2

1

𝑝 menjadi ∞, maka 𝑏(𝑥, 𝑧) ≤ 2

1

𝑝(𝑏(𝑥, 𝑦) + 𝑏(𝑦, 𝑧)) berlaku.

Sedangkan untuk 𝑏(𝑥, 𝑦) ≤ 2

1

𝑝(𝑏(𝑥, 𝑦) + 𝑏(𝑦, 𝑧)), nilai 𝑝 mendekati 1 dari kiri berakibat nilai 21𝑝 menjadi 2, sehingga 𝑏(𝑥, 𝑧) ≤ 2

1

𝑝(𝑏(𝑥, 𝑦) + 𝑏(𝑦, 𝑧)) juga berlaku.

Oleh karena itu 𝑏(𝑥, 𝑧) ≤ 2𝑝1(𝑏(𝑥, 𝑦) + 𝑏(𝑦, 𝑧)) dimana 0 < 𝑝 < 1.

Teorema 2. Diberikan suatu ruang yaitu b-metrik yang lengkap (𝑋, 𝑏) dengan 𝑠 ≥ 1 dimana 𝑏 adalah b-metrik. Selanjutnya diberikan fungsi 𝑓: 𝑋 ⟶ 𝑋 dengan

𝑏(𝑓(𝑥), 𝑓(𝑦)) ≤ 𝛼𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) + 𝛽𝑏(𝑦, 𝑓(𝑦)) + 𝛾𝑏(𝑥, 𝑦) (3) dimana setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑋, bilangan 𝛼, 𝛽 dan 𝛾 merupakan bilangan-bilangan tak negatif

(4)

Ahmad Khairul Umam, Krisna Adilia Daniswara

sehingga 𝛼 + 𝑠(𝛽 + 𝛾) < 1 untuk 𝑠 ≥ 1, oleh karena itu fungsi 𝑓 memiliki titik tetap tunggal.

Bukti

Misalkan diambil 𝑢0 ∈ 𝑋 kemudian dibangun suatu barisan 〈𝑢𝑛〉 di 𝑋 dengan suku- suku barisan

𝑢0, 𝑢1 = 𝑓(𝑢0), … , 𝑢𝑛 = 𝑓𝑛(𝑢0).

Berdasarkan (3), Kemudian ditunjukkan barisan 〈𝑢𝑛〉 adalah Cauchy.

𝑏(𝑢𝑛+1, 𝑢𝑛) = 𝑏(𝑓(𝑢𝑛), 𝑓(𝑢𝑛−1))

≤ 𝛼𝑏(𝑢𝑛, 𝑓(𝑢𝑛))+ 𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑓(𝑢𝑛−1)) + 𝛾𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛−1)

= 𝛼𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) + 𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛)+ 𝛾𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛−1) bisa ditulis

𝑏(𝑢𝑛+1, 𝑢𝑛) ≤ 𝛼𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) + 𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) + 𝛾𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛−1) 𝑏(𝑢𝑛+1, 𝑢𝑛) − 𝛼𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) ≤ 𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) + 𝛾𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛−1)

𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) − 𝛼𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) ≤ 𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) + 𝛾𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) 𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1)(1 − 𝛼) ≤ (𝛽 + 𝛾)𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛)

𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) ≤𝛽 + 𝛾

1 − 𝛼. 𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) misalkan 𝛿 =𝛽+𝛾

1−𝛼 , maka 𝑏(𝑢𝑛, 𝑢𝑛+1) ≤ (𝛽 + 𝛾

1 − 𝛼) 𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) = 𝛿𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) ≤ ⋯ ≤ 𝛿𝑛𝑏(𝑢0, 𝑢1).

Berdasarkan ketaksamaan segitiga di ruang b-metrik dan lemma, untuk 𝑛, 𝑚 > 0 dan 𝑛 < 𝑚 maka barisan 〈𝑢𝑛〉 adalah barisan Cauchy.

Karena ruang (𝑋, 𝑏) adalah riuang b-metrik yang lengkap maka semua barisan Cauchy di dalam ruang tersebut konvergen, anggap 𝑢𝑛 → 𝑥. Selanjutnya ditunjukkan 𝑥 merupakan titik tetap fungsi 𝑓.

𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) ≤ 𝑠 (𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝑏(𝑢𝑛, 𝑓(𝑥)))

= 𝑠 (𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝑏(𝑓(𝑢𝑛−1), 𝑓(𝑥)))

= 𝑠(𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝑏(𝑓(𝑥), 𝑓(𝑢𝑛−1) ))

≤ 𝑠 (𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝛼𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) + 𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑓(𝑢𝑛−1)) + 𝛾𝑏(𝑥, 𝑢𝑛−1))

= 𝑠𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝑠𝛼𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) + 𝑠𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑓(𝑢𝑛−1)) + 𝑠𝛾𝑏(𝑥, 𝑢𝑛−1)

(5)

Ahmad Khairul Umam, Krisna Adilia Daniswara

= 𝑠𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝑠𝛼𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) + 𝑠𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) + 𝑠𝛾𝑏(𝑥, 𝑢𝑛−1) bisa ditulis

𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) ≤ 𝑠𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝑠𝛼𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) + 𝑠𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) +𝑠𝛾𝑏(𝑥, 𝑢𝑛−1)

𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) − 𝑠𝛼𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) ≤ 𝑠𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝑠𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) + 𝑠𝛾𝑏(𝑥, 𝑢𝑛−1) 𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥))(1 − 𝑠𝛼) ≤ 𝑠(𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) + 𝛾𝑏(𝑥, 𝑢𝑛−1))

𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) ≤ 𝑠

1 − 𝑠𝛼. (𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) + 𝛾𝑏(𝑥, 𝑢𝑛−1)) untuk 𝑛 → berlaku

𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) ≤ ( 𝑠

1 − 𝑠𝛼) (𝑏(𝑥, 𝑢𝑛) + 𝛽𝑏(𝑢𝑛−1, 𝑢𝑛) + 𝛾𝑏(𝑥, 𝑢𝑛−1)) 𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) = 0

sehingga titik 𝑥 disebut titik tetap.

Misalkan 𝑥 dan 𝑦 merupakan titik tetap dimana 𝑓(𝑥) = 𝑥 dan 𝑓(𝑦) = 𝑦, jadi 𝑏(𝑥, 𝑦) = 𝑏(𝑓(𝑥), 𝑓(𝑦)) ≤ 𝛼𝑏(𝑥, 𝑓(𝑥)) + 𝛽𝑏(𝑦, 𝑓(𝑦)) + 𝛾𝑏(𝑥, 𝑦)

= 𝛼𝑏(𝑥, 𝑥) + 𝛽𝑏(𝑦, 𝑦) + 𝛾𝑏(𝑥, 𝑦) = 𝛾𝑏(𝑥, 𝑦)

karena 𝛾 merupakan bilangan tak negatif maka hal tersebut kontradiktif, jadi terbukti fungsi 𝑓 mempunyai titik tetap tunggal.

SIMPULAN DAN SARAN

Suatu fungsi 𝑓 dimana 𝑓: 𝑋 → 𝑋 akan mempunyai titik tetap, juga titik tetapnya tunggal pada ruang metrik jika memenuhi persamaan (1) dengan 𝛼 + 𝛽 + 𝛾 < 1 , sedangkan di ruang b-metrik dengan memenuhi 𝛼 + 𝑠(𝛽 + 𝛾) < 1. Saran untuk penelitian selanjutnya menerapkan teorema titik tetap di ruang b-metrik guna mencari solusi dari persamaan differensial, persamaan linear, dan persamaan integral.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Boriceanu, M. (2009). Fixed Point Theory on Spaces with Vector-Valued b Metrics.

Demonstratio Mathematica, 42(4), 825-835.

[2] Petre, R. I. & Bota, M. (2013). Fixed Point Theorems on Generalized b-Metric Spaces.

Publ. Math. Debrecen, 83 (1-2), 139-159.

[3] Mishra, P. K., Sachdeva, S., & Banerjee, S. K. (2014). Some Fixed Point Theorems in b-

(6)

Ahmad Khairul Umam, Krisna Adilia Daniswara

Metric Spaces. Turkish Journal of Analysis and Number Theory, 2(1), 19-22.

[4] Agrawal, S., Qureshi, K., & Nema, J. (2016). A Fixed Point Theorem for b-Metric Space.

International Journal of Pure and Applied Mathematical Sciences, 9(1), 45-50.

[5] Reich, S. (1971). Some Remarks Concerning Contraction Mappings. Canad. Math. Bull., 14(1), 121-124.

NB: [email protected], [email protected]

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, ditunjukkan syarat cukup untuk menjamin bahwa eksistensi dan ketunggalan titik tetap untuk beberapa pemetaan kontraksi tergeneralisasi dalam ruang

Untuk membuktikan teorema tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa memiliki titik tetap dan selanjutnya dibuktikan bahwa jika titik tetap dari , maka

Himpunan X yang tidak kosong dilengkapi metrik d ditulis ( disebut ruang metrik sedangkan anggota-anggota himpunan X disebut titik-titik pada ruang metrik yang

Untuk membuktikan teorema tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa memiliki titik tetap dan selanjutnya dibuktikan bahwa jika titik tetap dari , maka

Agar suatu pemetaan pada ruang metrik yang lengkap memiliki titik tetap yang tunggal, syarat cukup yang dapat dipenuhi oleh pemetaan tersebut adalah adalah suatu konstanta

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected].. Pada umumnya, untuk membuktikan teorema titik tetap atau teorema titik tetap umum

Pada penelitian ini dibahas beberapa teorema perluasan dari teorema titik tetap Kannan dengan pemetaan kontinu.. Saran dari penelitian ini adalah perlu lebih banyak lagi yang

Hasil penelitian yang dimaksud disajikan dalam teorema berikut, yaitu teorema tentang eksistensi titik tetap untuk pemetaan bernilai himpunan dengan domain berupa him- punan bagian dari