Platform Merdeka Mengajar merupakan wadah pendukung penerapan Kurikulum Merdeka sehingga dapat membantu para guru mendapatkan referensi, inspirasi dan juga pemahaman terhadap Kurikulum Merdeka. Melalui berbagai fitur platform pengajaran Merdeka yang ada dapat memudahkan guru dalam meningkatkan kompetensinya.
KESIMPULA L N
Sedangkan perbedaan ciri yang paling mendasar dari keempat teori tersebut, yaitu teori belajar behavioris yang menekankan pada “tujuan” dalam proses pembelajaran, sedangkan teori kognitivisme tetap mempertahankan prinsip “proses”.
Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Kompetensi Profesionalisme Guru di SMKS 2 Tamansiswa Pematangsiantar
ABSTRAK
- PENDAHULUAN
- PEMBAHASAN
- Konsep Kompetensi Profesionalisme Guru 1. Pengertian Kompetensi Profesionalisme Guru
- Konsepsi Kurikulum Merdeka 1 Pengertian Kurikulum Merdeka
- METODE PENELITIAN
- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Profesionalusme Guru di SMKS 2 Tamansiswa Pematang Siantar
- Strategi Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru
- KESIMPULAN
Penerapan Kurikulum Mandiri untuk Peningkatan Profesionalisme Guru di SMKS 2 Tamansiswa Pematang Siantar Tamansiswa Pematang Siantar. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru dengan penuh kesadaran, tanpa paksaan dan dengan motivasi yang kuat dalam diri (internal) untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam kurikulum mandiri.
Keterkaitan Pengembangan Kurikulum dengan Kurikulum Sekarang
Indra Prasetia 2 , Ali Sadikin 3 , Tiarma Sidabutar 4 , Tumpak Banurea 5 , Afriani Nasution 6
- PEMBAHASAN 1 Kurikulum
- Pengertian Kurikulum
- Pengembangan Kurikulum
- Penelitian Terdahulu
- Rencana Pelajaran 1947
- Rencana Pelajaran Terurai 1952
- Kurikulum 1968
- Kurikulum 1975
- Kurikulum 1984
- Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
- Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
- Kurikulum 2013
- Kurikulum Merdeka
CBD bertujuan untuk mengeksplorasi kemampuan siswa secara optimal, dengan mengkonstruksi apa yang telah dipelajari, untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode pengajaran yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan siswa.
Pengembangan Budaya Sekolah melalui Kepemimpinan Transformasional di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi
Penerapan kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah memengaruhi pembelajaran profesional, menciptakan lingkungan dan budaya sekolah yang mendukung, dan menghasilkan prestasi siswa yang tinggi. Kepala SMK Negeri 4 Tebing Tinggi mempunyai kemampuan mempengaruhi komponen-komponen sekolah agar dapat bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dan observasi, kepala SMK Negeri 4 Tebing Tinggi mempunyai salah satu keterampilan yang baik sebagai kepala sekolah yaitu komunikasi.
Dalam hal ini Kepala SMK Negeri 4 Tebing Tinggi dapat digolongkan sebagai kepala sekolah transformasi dari beberapa data yang diperoleh. Kepala Sekolah sebagai Kepala SMK Negeri 4 Tebing Tinggi benar-benar telah menunjukkan dirinya sebagai pemimpin transformasional. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura (Tesis Doktor Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Kunci Kepemimpinan Transformasional Dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Studi di SMA Negeri 2 Pematangsiantar) (Disertasi Doktor).
Pengaruh Penggunaan Metode Iqra’ Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Peserta Didik Di TPQ Aisyiyah Binjai
PEMBAHASAN 1 Metode Iqro’
Namun dalam penelitian ini peneliti akan membahas tentang metode iqro yang digunakan dalam pengajaran membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Quran mempunyai keistimewaan dan kelebihan yang berbeda dibandingkan dengan membaca bacaan lainnya. Setiap umat Islam hendaknya mempunyai kemampuan membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai kaidahnya.
Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dapat diukur dengan menggunakan 3 indikator kemampuan yaitu makhraj huruf, tartil dan tajwid (Arsyad, 2018). Menurut pandangan lain, faktor pendukung dan penghambat kemampuan membaca Al-Qur’an adalah tingkat kecerdasan membaca. Pembelajaran Al-Qur'an dengan metode tartil sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur'an siswa (Lailatul, 2019).
Serta penggunaan metode pengajaran yang berbeda dapat mendukung peningkatan keterampilan membaca Al-Qur'an siswa.
METODE PENELITIAN 1. Tempat Dan Waktu Penelitian
Kemudian terdapat 10 siswa (31,25%) yang menjawab benar pada kemampuan membaca Al-Qur’an. Dan siswa yang menjawab belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik sebanyak 5 siswa (15,62%). Dan siswa yang menjawab belum lancar membaca Al-Qur’an sebanyak 5 siswa (15,62%).
Siswa yang menjawab pemahaman cukup terhadap pembelajaran membaca Al-Qur’an sebanyak 9 siswa (28,12%). Dan siswa yang memberikan respon terhadap kurangnya pemahaman pembelajaran membaca Al-Qur’an sebanyak 4 siswa (12,5%). Siswa yang menjawab cukup sebanyak 9 orang (28,12%) untuk memberikan bimbingan dalam membaca Al-Qur’an.
Terdapat 4 orang siswa (12,5%) yang menjawab cukup paham tentang hukum-hukum membaca Al-Qur’an.
APLIKASI FRENLITE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SKOR PISA TEST INDONESIA DI ERA KENORMALAN BARU
PISA (Programme Internationale for Student Assesment)
Program Penilaian Siswa Internasional, yang dikenal sebagai PISA, adalah suatu bentuk studi internasional untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan anak-anak berusia 15 tahun dari berbagai negara (Dhani, 2013). Tujuan PISA adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan setiap anak dalam pendidikan dasar kewarganegaraan, guna mendorong kesiapan setiap individu dalam menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi di dunia nyata. PISA pertama kali dilaksanakan pada tahun 2000 dengan fokus pada membaca, matematika dan sains (Pakpahan, 2016).
Keterkaitan Teknologi dengan Pendidikan
Model evaluasi produk yang digunakan terdiri dari dua model yaitu evaluasi ahli, evaluasi individu (satu lawan satu), evaluasi kelompok kecil dan uji coba lapangan. Pendapat ahli atau expert opinion ini terdiri atas ahli media, ahli materi, dan ahli desain. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur tingkat kelayakan, kualitas dan kenyamanan produk yang khusus dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk kuisioner atau angket.
Penelitian ini mengukur kualitas produk yang dihasilkan dalam uji coba skala besar untuk analisis data yang dilakukan. Perhitungan skor dilakukan ketika menganalisis data angket yang dilakukan oleh responden (siswa SMA usia 15 tahun) dengan cara menghitung skor ideal item instrumen dan skor ideal program seluruh instrumen dengan menjumlahkan skor ideal masing-masing instrumen. . = skor tertinggi x jumlah responden dan skor kinerja produk ideal = skor tertinggi x jumlah item instrumen x jumlah responden (Sugiyono, 2016).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 Konsep dan Desain Aplikasi
- Pembuatan Aplikasi
Smartphone menjadi cara kami membuat aplikasi frenlite karena menyediakan berbagai layanan seperti pesan teks, audio, gambar dan lain sebagainya. Pembuatan aplikasi FRENLITE melalui tiga tahap, yang pertama tahap perencanaan yaitu kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu analisis kebutuhan pada sasaran atau pengguna aplikasi menggunakan android yaitu siswa SMP kelas VII sampai IX. 80 Pelatihan yang diberikan sangat bermanfaat untuk latihan soal PISA 100 Fitur layanan yang diberikan dapat menarik minat pengguna 60.
80 Pelatihan yang diberikan cukup membantu latihan soal PISA 80 Fitur layanan yang diberikan mampu menarik pengguna 100. 220 Pelatihan yang diberikan cukup membantu latihan soal PISA 260 Fitur layanan yang diberikan mampu menarik minat pengguna 220. Mengingat nilai PISA Indonesia yang masih rendah, maka aplikasi Frenlite dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa dalam mata pelajaran PISA. era kenormalan baru.
Aplikasi Frenlite dirancang agar mudah dan sederhana untuk digunakan oleh pengguna. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mengenal seperti apa tes PISA dan membiasakannya.
Hasil Belajar Mahasiswa Administrasi Pendidikan dalam Menggunakan Panduan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Soal
Pengertian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses penilaian hasil belajar yang dicapai siswa dengan menggunakan kriteria tertentu. Selain itu menurutnya hasil belajar dapat dicapai berdasarkan perubahan tingkah laku pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hasil belajar juga dapat dipantau melalui tercapainya tujuan pembelajaran yang disepakati guru pada awal pembelajaran.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil tugas siswa yaitu pada bidang pengetahuan kognitif. Capaian mata pelajaran yang disepakati antara dosen dan mahasiswa adalah mahasiswa dapat menyusun perlengkapan yang menjadi tugas administrasi guru sesuai dengan prosedur yang ada. Dalam penelitian ini hasil belajar siswa pada rancangan RPP dan soal HOTS pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Pendidikan Moral ditinjau dengan indikator penilaian yang disepakati.
Untuk menunjang keberhasilan siswa dalam membuat soal RPP dan HOTS, guru telah menyiapkan panduan penyusunan soal RPP dan HOTS untuk digunakan sebagai acuan saat membuat tugas.
Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Dalam penelitian ini siswa diperlihatkan hasil soal HOTS yang diajukan dan dinilai berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dan format penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pre-experimental design dengan single-group pre-test-post-test design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 147 siswa Semester V SMA Katolik Negeri Pontianak yang terdiri dari lima kelas yaitu PKK 1, PKK 2, PKK 3, PKK 3, PKK 4, dan PKK 5.
Sampel ditentukan dengan menggunakan kelompok utuh dari kelas yang telah dipilih sebelumnya melalui undian. Pertama, menganalisis jumlah siswa yang RPP-nya tergolong kategori dapat dijadikan contoh bagi guru lain, dapat dijadikan contoh bagi guru lain yang mempunyai perbaikan pada bidang tertentu dan memerlukan pembinaan. Selanjutnya menganalisis jumlah siswa yang soal HOTSnya masuk dalam kategori soal yang dapat digunakan, soal yang dapat digunakan dengan perbaikan pada bidang tertentu, dan soal yang ditolak.
Kedua, analisis data untuk mengetahui rata-rata persentase pengurangan jumlah siswa yang termasuk dalam kategori menurut penilaian pra perlakuan dan pasca perlakuan, yaitu pengajaran menggunakan pedoman pengembangan kurikulum dan soal HOTS.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 Hasil
- Pembahasan
Oleh karena itu dosen berinisiatif untuk membuat buku panduan penyusunan RPP dan soal HOTS dan diberikan kepada mahasiswa untuk membantu penyusunan RPP dan soal HOTS. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar tersebut, dosen menggunakan panduan penyusunan RPP dan soal-soal HOTS yang disiapkan dosen untuk mahasiswa administrasi pendidikan di SMA Katolik Negeri Pontianak. Instruktur menggunakan panduan sebagai alat bantu pengajaran dan memberikan contoh terkait penyusunan RPP dan soal HOTS.
Dengan adanya panduan penyusunan RPP dan soal HOTS dapat membantu siswa dalam memahami penyusunan RPP dan soal HOTS. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pretest dan posttest pada penyusunan RPP dan soal HOTS. Jadi berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Administrasi Pendidikan meningkat setelah diajarkan menggunakan panduan penyusunan RPP dan soal-soal HOTS.
Hal ini dapat terjadi karena adanya pedoman penyusunan silabus dan soal-soal HOTS yang akan digunakan dalam pengajaran mata kuliah administrasi pendidikan.
Integrasi Computational Thinking Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pantun Kelas IV Sekolah Dasar
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 Proses Integrasi Computational thinking
- Observasi Pengelolaan Pembelajaran
- Hasil Belajar Siswa
- Respon Peserta Didik
Pengenalan pola terjadi ketika siswa mencoba mengenali pola-pola yang terdapat pada beberapa pantun yang disampaikan guru. Guru memberikan beberapa pantun agar siswa dapat mengidentifikasi pola pada setiap pantun. Landasan algoritma juga dilatih ketika siswa diminta menyusun langkah-langkah pembuatan dan pembacaan string.
Dari Tabel 5 terlihat hasil belajar siswa setelah mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Tujuan dari angket ini adalah untuk mengetahui respon siswa setelah mengalami proses pembelajaran terintegrasi CT. Secara keseluruhan persentase respon siswa terhadap pembelajaran materi pantun Indonesia terintegrasi CT mencapai 90%.
Dengan mengintegrasikan pemikiran komputasi pada tingkat sekolah dasar dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah siswa.
Implementasi Pembelajaran Bermuatan Computational Thinking pada Materi “Kegunaan Uang” Kelas III Sekolah Dasar
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 2.1 Perencanaan Pembelajaran Terintegrasi CT
Pembelajaran tentang penggunaan uang akan fokus pada keterampilan dekomposisi dan algoritma siswa. Siswa diperlihatkan foto bentuk menara di seluruh dunia dan akan menjadi arsitek - Pengorganisasian. Guru meminta siswa menganalisis berbagai bentuk menara yang indah dan bahan penyusun menara yang dapat digunakan.
Secara keseluruhan, 88,75% siswa memberikan respon positif terhadap penerapan pembelajaran sarat berpikir komputasi pada penggunaan materi moneter.