• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wawasan Kebangsaan TOF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Wawasan Kebangsaan TOF"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Wawasan

Kebangsaan

(2)

Biodata Narasumber

Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

NIP : 19770304 1995 11 1 001

Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)

Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)

Instansi : Kampus IPDN Jatinangor

Alamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung

Email/HP : kisankiel@yahoo.co.id - 08122445916

(3)

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan

wawasan kebangsaan

dan semangat

nasionalisme dalam mengelola pelaksanaan program instansi melalui pembelajaran wawasan kebangsaan

dan sikap

nasionalisme.

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan

wawasan kebangsaan

dan semangat

nasionalisme dalam mengelola pelaksanaan program instansi melalui pembelajaran wawasan kebangsaan

dan sikap

nasionalisme.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu

mengaktualisasikan wawasan

kebangsaan dan sikap nasionalisme dalam mengelola pelaksanaan

program instansi.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu

mengaktualisasikan wawasan

kebangsaan dan sikap nasionalisme dalam mengelola pelaksanaan

program instansi.

Penjelasan mengenai pentingnya

wawasan kebangsaan dan

Aktualisasi Penjelasan

mengenai pentingnya

wawasan kebangsaan dan

Aktualisasi

Penjelasan mengenai pentingnya Nasionalisme dan

Aktualisasi Penjelasan

mengenai pentingnya Nasionalisme dan

Aktualisasi

Merumuskan aktualisasi

wawasan kebangsaan dan

nasionalisme dalam pelaksanaan

program Merumuskan

aktualisasi wawasan kebangsaan dan

nasionalisme dalam pelaksanaan

program

18 Jp

Visitasi, Film Pendek, diskusi

(4)

1. Visitasi peserta dibawa ke tempat bersejarah

(monumen, museum). Peserta diberi tugas secara individu menulis apa saja terkait dengan nilai-nilai yang diperoleh dari kunjungan lapangan, kesan, pesan dll

2. Film Pendek  peserta diminta menonton film

pendek, kemudian diminta mengomentasi dan kemudian mendiskusikannya

3. Diskusi  peserta mendiskusikan pentingnya wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme bagi aparatur siil negara

4. Aktualisasi  peserta diminta menulis bagaimana implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan dan

semangat nasionalisme dalam pelaksanaan program di unit kerjanya.

METODE PEMBELAJARAN

(5)

APARATUR SIPIL NEGARA

PEJABAT PUBLIK PEJABAT PUBLIK Guardian of the State Guardian of the StatePROFESIONALPROFESIONAL

(6)

Banyak kalangan yang melihat

perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat

memprihatinkan.

Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika menjelajah pada apa yang

dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan.

 Apa yang lebih menyedihkan lagi

adalah bilamana kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan

kebangsaan yang akan mendorong

terjadinya dis-orientasi dan perpecahan

(7)

Banyak kalangan yang melihat

perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat

memprihatinkan.

Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika menjelajah pada apa yang

dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan.

 Apa yang lebih menyedihkan lagi

adalah bilamana kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan

kebangsaan yang akan mendorong

terjadinya dis-orientasi dan perpecahan

(8)

Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang terjadi, yang tentu akan melahirkan ancaman dis-integrasi

bangsa.

Apalagi bila melihat bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural seperti beragamnya suku, budaya daerah, agama, dan berbagai aspek politik lainnya, serta kondisi

geografis negara kepulauan yang tersebar.

Semua ini mengandung potensi konflik (latent sosial conflict) yang dapat merugikan dan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

(9)

Apabila krisis politik dan krisis ekonomi sudah sampai pada krisis kepercayaan diri, maka eksistensi Indonesia sebagai bangsa (nation)

sedang dipertaruhkan.

Maka, sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan

reevaluasi terhadap proses terbentuknya nation and character building” kita selama ini, karena boleh jadi persoalan-persoalan yang kita hadapi saat ini berawal dari kesalahan dalam menghayati

dan menerapkan konsep awal “kebangsaan” yang menjadi fondasi ke-Indonesia-an.

Kesalahan inilah yang dapat menjerumuskan Indonesia, seperti yang ditakutkan Sukarno, menjadi bangsa kuli dan kuli di antara bangsa-bangsa.” Bahkan, mungkin yang lebih buruk lagi dari

kekuatiran Sukarno, “menjadi bangsa pengemis dan pengemis di antara bangsa-bangsa”.

(10)

Maka dalam hubungan “nation and character building” seperti yang diuraikan di atas, beberapa hal berikut terkandung di dalam gagasan awalnya:

Pertama,   Kemandirian (self-reliance), atau menurut istilah Presiden Soekarno adalah “Berdikari” (berdiri di atas kaki sendiri).

Kedua, Demokrasi (democracy), atau kedaulatan rakyat sebagai ganti sistem kolonialis.

Ketiga, Persatuan Nasional (national unity).

Keempat, Martabat Internasional (bargaining positions).

Indonesia tidak perlu mengorbankan martabat dan kedaulatannya sebagai bangsa yang merdeka untuk mendapatkan prestise, pengakuan dan wibawa di dunia internasional.

(11)

Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain.

Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya.

Wawasan kebangsaan yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memmiliki cita-cita kehidupan dan tujuan yang jelas.

(12)

Sistem Budaya (ideologi, falsafah) Latent Pattern Maintenance

Sistem Budaya (ideologi, falsafah) Latent Pattern Maintenance

Sistem Sosial (harmoni/keselarasan)

Integration Sistem Sosial (harmoni/keselarasan)

Integration

Sistem Ekonomi (distribusi/pemerataan

Adaptation Sistem Ekonomi (distribusi/pemerataan

Adaptation

Sistem Politik (demokrasi) Goal Attainment Sistem Politik

(demokrasi) Goal Attainment

Wawasan Kebangsaan

Ketahanan sosial Integrasi Sosial Keselarasan Sosial Ketahanan sosial

Integrasi Sosial Keselarasan Sosial

Peningkatan Pendapatan Peningkatan Pendapatan

Keseimbangan Hak dan Kewajiban WN Menghargai Perbedaan Keseimbangan Hak dan Kewajiban WN

Menghargai Perbedaan energi

kontrol

Civic Education Civic Education

Pemberdayaan Ekonomi Pemberdayaan

Ekonomi

POLA PIKIR PEMAHAMAN WAWASAN KEBANGSAAN

(13)

Pengertian nasionalisme menurut beberapa tokoh di bawah ini:

Joseph Ernest Renan bahwa nasionalisme adalah sekelompok individu yang ingin bersatu dengan individu- individu lain dengan dorongan kemauan dan kebutuhan psikis. Sebagai contoh adalah bangsa Swiss yang terdiri dari berbagai bangsa dan budaya dapat menjadi satu bangsa dan memiliki negara.

Otto Bauer mengatakan bahwa nasionalisme adalah kesatuan perasaan dan perangai yang timbul karena persamaan nasib, contohnya nasionalisme negaranegara Asia..

(14)

Menurut Hans Kohn nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi yang diberikan individu kepada negara dan bangsa

Louis Snyder mengemukakan nasionalisme adalah hasil dari faktor-faktor politis, ekonomi, sosial dan intelektual pada suatu taraf tertentu dalam sejarah. Sebagai contoh adalah timbulnya nasionalisne di Jepang.

Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat.

(15)

Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami

Amiin.

Hatur Nuhun Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang Terbaik Hatur Nuhun Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang Terbaik

(16)

TERIMAKASIH

Atas Perhatiannya Mohon Maaf Kalau Kurang Memuaskan!!!!

Referensi

Dokumen terkait

Thus, the purpose of this study was to compare the local efficiency of the default mode network DMN and frontoparietal network FPN in anxious-misery and fear symptom dimensions, with

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS DINAS PENDIDIKAN SD NEGERI 3 DATARAJAN Alamat: Jalan Raya Ulubelu Pekon Datarajan Blok 4 Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus 35387 SURAT KEPUTUSAN