Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
17 April 2023
IDR menguat signifikan dan ditutup di 14.700 pada 14 April 2023, merupakan penguatan mata uang terbesar di Asia (Exhibit 1). Alasannya, USD melemah seiring dengan narasi dovish Fed yang semakin diyakini pasar, kondisi makroekonomi Indonesia yang kuat, serta investor asing yang membukukan inflow di pasar saham dan obligasi Indonesia. Akankah penguatan IDR terus berlanjut kedepannya?
IDR: Still The Best
Source: Bloomberg (14 April 2023)
Exhibit 2: Foreign Flow (IDR Tn)
Source: Bloomberg (13 Apr 2023)
Key Highlights:
1. Weakening USD. Rilis data ekonomi AS menunjukkan pelemahan yang lebih material dengan retail sales turun (Mar-23: -1,00% MoM), initial jobless claim naik (Apr-23: 239.000), dan inflasi turun (CPI Mar-23:
5,00% YoY; PPI Mar-23: 2,70% YoY). Perlambatan ekonomi AS membuka ruang bagi The Fed untuk lebih dovish dalam kebijakan moneternya. Ditambah lagi, berbagai problematika yang muncul seperti keruntuhan beberapa bank daerah AS yang berfokus di sektor teknologi serta adanya aksi dedollarisation membuat pelaku pasar enggan untuk mengakumulasi USD. Akibatnya, USD melemah hingga sempat menyentuh level 101,01 per 13 April 2023, merupakan level terendah sejak April 2022.
2. Strong Macroeconomic Condition. Dibandingkan mayoritas negara lain di dunia, Indonesia memiliki kondisi makroekonomi yang cukup kuat dengan inflasi turun ke 4,97% YoY per Maret 2023, membaiknya konsumsi domestik, dan defisit fiskal yang mulai kembali ke -3,00% dari yang sebelumnya sempat hampir mencapai -6,00% terhadap PDB ketika pandemi COVID-19. Surplus neraca dagang yang masih bertahan di level tinggi juga turut membuat cadangan devisa naik ke USD 145,20 miliar di bulan Maret 2023 sehingga memberikan support bagi BI untuk menjaga kestabilan IDR.
3. Foreign Inflow. Kondisi makroekonomi Indonesia yang kuat ditengah perlambatan ekonomi global menjadikan Indonesia salah satu pilihan yang atraktif sehingga banyak diburu investor asing. Hal ini terlihat dari turunnya CDS 5YR Indonesia ke 88,67 bps yang menunjukkan persepsi risiko investor yang lebih baik terhadap asset di Indonesia. Sebagai acuan, CDS 5YR Indonesia sempat menyentuh 111,76 bps per 27 Maret 2023. Alhasil, investor asing membukukan inflow yang signifikan dalam sepekan baik di pasar saham (IDR 4,93 triliun) maupun pasar obligasi (IDR 1,85 triliun) Indonesia (Exhibit 2).
Exhibit 1: YTD Currency Performance (%) - vs. USD
5.90
1.08 1.04 0.94 0.84 0.71 0.71 0.43 0.06
-0.61 -2.00
-2.58 IDR INR THB PHP TWD CNH SGD CNY MYR HKD JPY KRW
Bonds Equity
6.78
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
17 April 2023
Akankah Penguatan IDR Terus Berlanjut Kedepannya?
• Continuous Foreign Inflow. Penguatan IDR dapat terus berlanjut apabila The Fed lebih dovish dalam kebijakan moneternya, ditandai dengan suku bunga yang berhenti dinaikkan bahkan mulai diturunkan sehingga USD semakin melemah. Selain itu, dovish Fed akan turut memicu risk on sentiment sehingga investor lebih optimis dalam menambah eksposur investasi ke Indonesia baik di saham maupun obligasi.
Foreign inflow dapat terus berlanjut dan menopang pergerakan IDR.
• Lower Coal Prices. Secara fundamental, IDR berisiko melemah karena normalisasi harga komoditas terutama batu bara. Hal ini berpotensi membuat surplus neraca dagang Indonesia turun. Data bulan Maret 2023 menunjukkan penurunan surplus neraca dagang dari yang sebelumnya USD 5,48 miliar menjadi USD 2,99 miliar. Apabila pelemahan neraca dagang terus berlanjut, cadangan devisa juga berpotensi turun sehingga ruang bagi BI untuk menjaga pergerakan IDR akan lebih terbatas kedepannya.
• Profit Taking Actions. Penguatan IDR yang hampir menyentuh 6,00% secara YTD 14 April 2023 disaat mayoritas mata uang Asia lainnya hanya menguat sekitar 1,00% membuat aksi profit taking rentan terjadi. Hal ini menambah risiko pelemahan IDR kedepannya.
•
Dampak Terhadap:
1. USD/IDR. Dalam sepekan, USD melemah -0,53% karena pasar melihat suku bunga The Fed semakin mendekati puncaknya. Data inflasi AS yang mulai turun mendukung ekspektasi tersebut. Pelemahan USD menjadi salah satu faktor yang membuat IDR menguat 1,43% dan ditutup di 14.700 per 14 April 2023. Selain itu, inflow investor asing ke pasar saham (IDR 4,93 Tn) dan pasar obligasi (IDR 1,85 Tn) dalam sepekan turut menopang penguatan IDR.
2. INDON (Indonesia Government USD Bonds). Dalam sepekan, yield INDON 10YR turun terbatas (-2 bps) dan ditutup di 4,58% per 14 April 2023. Walaupun UST yield 10YR kembali naik ke 3,51%, Credit Default Swap (CDS) 5YR Indonesia yang turun ke 88 bps menopang pergerakan yield INDON.
3. FR (Indonesia Government IDR Bonds). Dalam sepekan, yield FR 10YR turun terbatas (-1 bps) dan ditutup di 6,65% per 14 April 2023. Pergerakan yield FR mendapatkan dukungan dari turunnya CDS 5YR Indonesia, penguatan IDR, dukungan investor domestik yang sangat kuat, serta inflow investor asing (IDR 1,85 Tn) dalam sepekan.
4. Pasar Saham Global (DJIA, S&P500, dan Nasdaq). Dalam sepekan, pasar saham AS menguat dengan DJIA +1,20%, S&P500 +0,79%, dan Nasdaq +0,29%. Turunnya inflasi AS, FOMC minutes yang menunjukkan para pejabat The Fed mulai menurunkan ekspektasi terminal rate, serta suku bunga yang diyakini pasar semakin mendekati puncaknya mendukung penguatan pasar saham AS.
5. IHSG (Pasar Saham Indonesia). Dalam sepekan, IHSG menguat terbatas +0,38% dan ditutup di 6.818 per 14 April 2023. Sentimen global yang membaik sedikit banyak berpengaruh positif terhadap pergerakan indeks. Investor asing mencatatkan inflow yang signifikan yakni IDR 4,93 triliun dalam sepekan. Cukup berbeda dengan investor asing, investor domestik terlihat melakukan profit taking
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
17 April 2023
World Commodities Currencies
Foreign Trading Activity
Fixed Income Equity
Per 14 April 2023
Currencies Last Close % 1D % 5D % YTD US Dollar Index 101.55 0.54 (0.53) (1.90)
GBP/USD 1.2413 (0.88) (0.04) 2.73
EUR/USD 1.0992 (0.49) 0.80 2.68
AUD/USD 0.6707 (1.11) 0.52 (1.56)
NZD/USD 0.6205 (1.45) (0.69) (2.28)
USD/CNY 6.8691 0.02 0.02 (0.43)
USD/HKD 7.8495 (0.00) (0.00) 0.61
USD/KRW 1,299.05 (0.88) (1.36) 2.65
USD/JPY 133.79 0.91 1.23 2.04
USD/SGD 1.3301 0.61 0.02 (0.70)
USD/IDR 14,700.00 (0.35) (1.43) (5.58)
JCI Sectoral Last Close % 1D % 5D % YTD
Financial 1,398.00 0.65 0.60 (1.20)
Consumer Non Cyclical 710.59 (0.07) (0.16) (0.83) Infrastructure 810.24 0.51 0.94 (6.72) Basic Material 1,159.14 0.52 0.25 (4.69) Energy 2,037.51 (0.33) (3.45) (10.62) Consumer Cyclical 808.98 (0.36) (1.27) (4.93)
Technology 4,850.11 0.28 (2.07) (6.04) Healthcare 1,514.22 0.42 1.04 (3.24)
Property 691.50 (0.20) 0.65 (2.78)
Industrial 1,193.85 (0.89) 0.89 1.66 Transportation 1,756.10 (1.04) (0.97) 5.67 Equity Indices Last Close % 1D % 5D % YTD Dow Jones 33,886.47 (0.42) 1.20 2.23 S&P 500 4,137.64 (0.21) 0.79 7.77
Nasdaq 12,123.47 (0.35) 0.29 15.83
FTSE 100 Index 7,871.91 0.36 1.68 5.64
Euro STOXX 600 466.91 0.58 1.74 9.89
SSE Composite Index 3,338.15 0.60 0.32 8.06 Nikkei 225 28,493.47 1.20 3.54 9.19
Hang Seng 20,438.81 0.46 0.53 3.32
Kospi 2,571.49 0.38 3.26 14.98
IDX Composite 6,818.57 0.49 0.38 (0.47) Indonesia (LQ45) 950.90 0.74 1.46 1.46 Indonesia (IDXSMC) 331.33 0.03 (0.66) (5.65) Government Bond Yield Last Yield (%) 1D (bps) 5D (bps) YTD (bps)
IndoGB 5Y (IDR) 6.36 1.40 2.20 16.00 IndoGB 10Y (IDR) 6.65 2.90 (1.40) (28.60) IndoGB 20Y (IDR) 6.94 0.80 (2.30) (17.60) IndoGB 5Y (USD) 4.43 0.30 0.60 (25.50) IndoGB 10Y (USD) 4.58 1.50 (2.30) (21.20) IndoGB 30Y (USD) 5.24 1.00 (4.00) (12.90) US Treasury 5Y 3.61 10.53 10.85 (39.83) US Treasury 10Y 3.51 6.79 12.22 (36.20) US Treasury 30Y 3.73 4.75 12.72 (22.82) Indo CDS (USD) 5Y 88.67 0.32 (5.94) (10.90)
Commodities Last Price % 1D % 5D % YTD
WTI Oil 82.52 0.44 2.26 2.82
Brent Oil 86.31 0.26 1.40 0.47
Gold 2,004.17 (1.77) (0.19) 9.88
Natural Gas 2.11 5.33 5.12 (52.76)
Coal 188.00 (1.44) (2.97) (53.48)
Nickel 24,027.00 2.00 5.94 (19.64)
Copper 410.65 (0.42) 2.27 7.77
CPO 4,100.00 - (2.84) (1.70)
Asset Class 1D WTD MTD YTD
Equity 1.83 4.93 7.64 14.24
Fixed Income 3.63 1.85 4.26 58.96
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
17 April 2023 Proyeksi Data Ekonomi
Macro Indicator 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023E
Gross Domestic Product (% YoY) 5,1 5,2 5,0 -2,1 3,7 5,3 4,7
GDP per capita (US$) 3.877 3.927 4.175 3.912 4.350 4.784 5.011
Consumer Price Index Inflation (% YoY) 3,6 3,1 2,7 1,7 1,9 5,5 4,3
BI 7 day Repo Rate (%) 4,25 6,00 5,00 3,75 3,50 5,50 5,75
USD/IDR Exchange Rate (end of year)** 13.433 14.390 13.866 14.050 14.262 15.568 15.647
Trade Balance (US$ billion) 11,8 -8,5 -3,2 21,7 35,3 54,5 19,8
Current Account Balance (% GDP) -1,6 -3,0 -2,7 -0,4 0,3 1,0 -1,2
* Estimated number.
** Estimation of Rupiah's fundamental exchange rate.
Country Data Previous Forecast Release Date*
US
Housing Starts March 2023 1,45 Mn 1,40 Mn 18-Apr-23
Initial Jobless Claims 239K 240K 20-Apr-23
Continuing Jobless Claims 1.810K 1.823K 20-Apr-23
Manufacturing PMI April 2023 49,20 49,00 21-Apr-23
Services PMI April 2023 52,60 51,50 21-Apr-23
EU
Current Account February 2023 EUR 17,00 Bn 19-Apr-23
CPI March 2023 (YoY) 6,90% 6,90% 19-Apr-23
Core CPI March 2023 (YoY) 5,70% 5,70% 19-Apr-23
Manufacturing PMI April 2023 47,30 48,00 21-Apr-23
Services PMI April 2023 55,00 54,50 21-Apr-23
China
Fixed Asset Investment March 2023 (YoY) 5,50% 5,70% 18-Apr-23
GDP Q1-2023 (YoY) 2,90% 4,00% 18-Apr-23
Retail Sales March 2023 (YoY) 3,55% 7,40% 18-Apr-23
Unemployment Rate March 2023 5,60% 5,50% 18-Apr-23
Japan
Trade Balance March 2023 -JPY 898,10 Bn -JPY 1.294,80 Bn 20-Apr-23
CPI March 2023 (YoY) 3,30% 20-Apr-23
Manufacturing PMI April 2023 49,20 49,90 21-Apr-23
Services PMI April 2023 55,00 21-Apr-23
Indonesia Trade Balance March 2023 USD 5,48 Bn USD 3,99 Bn 17-Apr-23
Data Rilis Minggu Ini
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
17 April 2023
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
EDITOR: Wealth Management Division DISCLAIMER: This report is for information only, and is not intended as an offer or solicitation with respect to the purchase or sale of any commodities, securities, or currencies. We deem that the information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, we do not guarantee their accuracy, and any such information may be incomplete or condensed. None of PT. Bank Central Asia Tbk (“BCA”), and/or its affiliated companies, and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. BCA, or any of its related companies or any individuals connected with BCA or BCA group accepts no liability for any direct, special, indirect, consequential, incidental damages or any other loss or damages of any kind arising from any use of the information herein (including any error, omission or misstatement herein, negligent or otherwise) or further communication thereof, even if the BCA or any other person has been advised of the possibility thereof. Opinion expressed is the analysts’ current personal views as of the date appearing on this material only, and subject to change without notice. It is intended for the use by recipient only and may not be reproduced or copied/photocopied or duplicated or made available in any form, by any means, or redistributed to others without written permission of PT Bank Central Asia Tbk.
All opinions and estimates included in this report are based on certain assumptions. Actual results may differ materially. In considering any investments you should make your own independent assessment and seek your own professional financial and legal advice.
SOURCE: Economic Banking & Industry Research of BCA Group, Bloomberg, Reuters, Bisnis Indonesia, Kontan, CME Group
Glossary
• AS: Amerika Serikat.
• Bps: basis point. 100 bps sama dengan 1%.
• Credit Default Swap (CDS): instrumen derivatif yang menggambarkan persepsi risiko investor asing terhadap investasinya di sebuah negara.
• Consumer Price Index (CPI): inflasi dari sisi konsumen.
• Dedollarisation: aksi untuk mengurangi penggunaan USD sebagai mata uang utama dunia.
• Defisit fiskal: kondisi dimana belanja pemerintah lebih besar dibanding penerimaan pemerintah.
• Dovish: kebijakan moneter longgar, biasanya ditandai dengan suku bunga yang rendah.
• Foreign inflow: aliran dana masuk.
• Neraca dagang: catatan seluruh transaksi ekspor dan impor suatu negara dengan negara lainnya di periode tertentu.
• Producer Price Index (PPI): inflasi dari sisi produsen.
• Profit taking: aksi merealisasikan keuntungan.
• Risk on: kondisi dimana investor menambah eksposur terhadap risiko.
• Terminal rate: titik dimana suku bunga telah mencapai puncaknya.
• US Treasury (UST): obligasi pemerintah AS.
• Yield: imbal hasil.