• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN PPKN KELAS V SD N 67 BENGKULU

N/A
N/A
Zahra Salsa Bella

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN PPKN KELAS V SD N 67 BENGKULU"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

“UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

PADA PEMBELAJARAN PPKN KELAS V SD N 67 BENGKULU”

MINI PROPOSAL Oleh :

Zahra Salsa Bella A1G021109

Dosen Pengampu : Dr.Rendy Wikrama P M,Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas proposal mini ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Metedeologi dengan judul “Upaya Meningkatkan Karakter Berbasis Budaya Dan Kearifan Lokal Melalui Model Cooperative Learning Pada Pembelajaran Ppkn Kelas V Sd N 67 Bengkulu”

Adapun saya menyadari bahwa penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bantuan bapak Dr.Rendy Wikrama P M,Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Metodelogi yang telah membimbing saya sehingga proposal ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Dalam penyusunan Proposal ini saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk penyusunan Proposal yang lebih baik lagi selanjutnya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, 29 Mei 2023

Zahra Salsa Bella

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi masalah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penilitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Kajian Teori ... 5

B. Penelitian yang Relevan ... 8

C. Kerangka berpikir ... 9

D. Hipotesis Penilitian/Tindakan ... 11

BAB III METODE PENELITIAN ... 13

A. Lokasi, Subjek, dan Objek Penilitian ... 13

B. Prosedur Penelitian ... 14

1. Perencanaan ... 14

2. Pelaksanaan ... 14

3. Observasi ... 15

4. Evaluasi dan Refleksi ... 15

C. Instrumen Penelitian ... 16

D. Teknik Pengumpulan Data ... 17

E. Teknik analisis data ... 19

F. Jadwal Penelitian ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... 23

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam pembentukan karakter siswa (Baehaqi, 2020).

Pendidikan karakter kini telah menjadi fokus utama dunia pendidikan, karena pendidikan karakter merupakan faktor penting dalam membentuk peserta didik menjadi kepribadian individu. Salah satu tujuan pendidikan karakter adalah menonjolkan nilai-nilai universal yang bersumber dari kearifan lokal dan budaya Indonesia(Los, n.d.).

Namun, kurikulum Indonesia masih memiliki kelemahan dalam memasukkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal ke dalam pendidikan kewarganegaraan. Kurangnya integrasi ini dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran dan keberhasilan pendidikan karakter bagi siswa (Budimansyah, 2006). Selain itu, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi PPKn, sehingga kurang tercapainya tujuan pembelajaran PPKn.

Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran sosial. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menawarkan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran secara bersama-sama.(Usman et al., 2019). Model pembelajaran ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial, emosional, dan akademik, yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa.(Slavin, 2015)

Di samping itu, karakter berbasis budaya dan kearifan lokal juga merupakan aspek penting dalam pendidikan karakter. Budaya lokal dan kearifan lokal memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa, karena setiap daerah memiliki karakteristik masing-masing yang dapat memperkaya nilai-nilai yang diadopsi dalam pendidikan karakter Oleh karena itu, integrasi karakter berbasis

(5)

memahami nilai-nilai yang berasal dari kearifan lokal dan budaya bangsa Indonesia.(Mahardika, 2017)

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa kelas V SD Negeri 67 Bengkulu melalui model Cooperative Learning.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan saran bagi guru dan sekolah untuk menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan karakter siswa dan mengembangkan model pembelajaran berorientasi karakter di sekolah berbasis budaya dan kearifan lokal.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang mungkin timbul dan perlu diatasi melalui penelitian ini, yaitu:

1. Kurangnya pemahaman siswa tentang nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal, yang dapat berdampak pada rendahnya kesadaran dan pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Model pembelajaran yang kurang efektif dalam mengembangkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal pada siswa, sehingga memerlukan alternatif strategi pembelajaran yang lebih tepat untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Keterbatasan referensi dan sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran karakter berbasis budaya dan kearifan lokal, khususnya pada mata pelajaran PPKn di kelas V SD Negeri 67 Bengkulu.

Dari identifikasi masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

"Bagaimana upaya meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal melalui model cooperative learning pada pembelajaran PPKn kelas

(6)

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana upaya untuk meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal?

2. Bagaimana model cooperative learning dapat diterapkan pada pembelajaran PPKn?

3. Bagaimana hasil dari penerapan model cooperative learning pada pembelajaran PPKn kelas V di SD Negeri 67 Bengkulu?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui upaya Meningkatkan karakter siswa berbasis budaya dan kearifan lokal, seperti sikap toleransi, kepedulian sosial, dan nilai-nilai kearifan lokal melalui model pembelajaran cooperative learning pada pembelajaran PPKn di kelas V SD Negeri 67 Bengkulu.

2. Mengetahui penerapan model cooperative learning terhadap pembentukan karakter siswa berbasis budaya dan kearifan lokal pada pembelajaran PPKn di kelas V SD Negeri 67 Bengkulu.

3. Menghasilkan rekomendasi model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan karakter siswa berbasis budaya dan kearifan lokal melalui model cooperative learning pada pembelajaran PPKn di kelas V SD Negeri 67 Bengkulu yang dapat diaplikasikan pada sekolah-sekolah di wilayah yang memiliki kearifan lokal yang kaya.

(7)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan sumbangan pemikiran baru dalam mengembangkan model pembelajaran PPKn yang berfokus pada peningkatan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal pada siswa kelas V di SD Negeri 67 Bengkulu.

2. Memberikan alternatif metode pembelajaran yang lebih aktif dan partisipatif melalui penerapan model cooperative learning yang dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kognitif siswa.

3. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, terutama dalam bidang pembelajaran PPKn dan pengembangan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal.

(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Karakter Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal

Pendidikan karakter merupakan suatu pendekatan pendidikan yang ditujukan untuk membentuk kepribadian yang baik dan terpuji. Karakter yang baik dan terpuji tersebut meliputi nilai-nilai universal seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerjasama dan toleransi (Kemendikbud. 2013) Namun selain nilai-nilai universal kemanusiaan tersebut, terdapat pula nilai-nilai lokal yang juga menjadi bagian dari fitrah manusia. (Mahardika, A. 2017).

Menurut (Tsauri, 2015) Pendidikan karakter merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan berperilaku yang membantu anak untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan, karakter juga dapat diistilahkan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.

Nilai-nilai lokal tersebut merupakan nilai-nilai yang diwariskan secara turun-temurun dan berkaitan dengan budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu nilai-nilai lokal ini sangat berbeda dan bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Salah satu nilai lokal yang sangat penting dalam pendidikan karakter adalah kearifan lokal. Kearifan lokal adalah nilai-nilai yang mengacu pada kebijaksanaan hidup orang-orang dalam suatu daerah atau masyarakat tertentu, yang diwariskan secara turun temurun. Kearifan lokal biasanya meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti budaya, agama, adat istiadat, sosial, dan lingkungan.

Dalam konteks pendidikan, kearifan lokal dapat menjadi salah satu sumber nilai-nilai yang baik dan terpuji untuk ditanamkan pada siswa. Hal ini bertujuan untuk menjaga keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia serta mendorong siswa untuk menghargai kearifan lokal masyarakat setempat.

(9)

2. Model Cooperative Learning

Model pembelajaran kolaboratif adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa, serta berlandaskan pada prinsip bahwa seorang siswa belajar lebih baik ketika dia berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Dalam model cooperative learning, siswa bekerja dalam kelompok kecil yang terdiri dari dua hingga lima orang.

Setiap anggota kelompok memiliki tugas yang berbeda dan saling melengkapi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam model ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan memberi arahan pada siswa. Model cooperative learning memiliki beberapa prinsip dasar, antara lain:

a. Prinsip struktur kelompok, yaitu pembagian siswa ke dalam kelompok yang heterogen berdasarkan kemampuan akademik dan karakteristik pribadi untuk meningkatkan interaksi sosial antar siswa.

b. Prinsip saling ketergantungan positif, yaitu setiap anggota kelompok memiliki peran penting dalam mencapai tujuan bersama.

c. Prinsip interaksi individual, yaitu setiap anggota kelompok saling berinteraksi, bertukar informasi, dan saling membantu satu sama lain.

d. Prinsip keterampilan sosial, yaitu siswa belajar untuk berkomunikasi bekerja sama, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan secara efektif melalui interaksi dalam kelompok.

e. Prinsip tanggung jawab individual, yaitu setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas tugas yang diberikan dan hasil kerja kelompok.

Model cooperative learning memiliki berbagai jenis, seperti Think-Pair- Share, Jigsaw, Numbered Heads Together, Group Investigation, dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (Siswa, 2021).

Setiap jenis model cooperative learning memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri, dan dapat disesuaikan dengan konteks dan tujuan pembelajaran.

(10)

Penerapan model cooperative learning dalam pembelajaran memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

b. Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran.

c. Meningkatkan interaksi sosial antar siswa.

d. Meningkatkan keterampilan sosial siswa.

e. Meningkatkan hasil belajar siswa.

Dalam konteks penelitian ini, model cooperative learning dipilih sebagai model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal pada siswa. Model ini dipilih karena dapat memfasilitasi interaksi sosial antar siswa dan memungkinkan siswa belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh teman sebayanya. Selain itu, model cooperative learning juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan memahami nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang diwariskan oleh masyarakat setempat.

Selain model cooperative learning, penelitian ini juga berfokus pada peningkatan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal pada siswa. Karakter berbasis budaya dan kearifan lokal memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian siswa dan dapat membantu siswa untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Beberapa karakter berbasis budaya dan kearifan lokal yang dapat dikembangkan pada siswa antara lain:

a. Gotong royong, yaitu semangat kerjasama dan saling membantu yang diwariskan oleh budaya Indonesia.

b. Toleransi, yaitu sikap menghargai perbedaan dan menerima keberagaman.

c. Kerja keras, yaitu semangat untuk berusaha dan berjuang meraih cita-cita.

d. Kreativitas, yaitu kemampuan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang baru dan berbeda.

e. Kejujuran, yaitu sikap jujur dan berintegritas dalam bertindak dan berbicara.

(11)

f. Menghargai budaya dan kearifan lokal, yaitu sikap menghargai dan melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang diwariskan oleh masyarakat setempat.

Dalam pembelajaran PPKn, karakter berbasis budaya dan kearifan lokal dapat dikembangkan melalui pengenalan dan pemahaman tentang berbagai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat Indonesia, serta melalui pembelajaran tentang sejarah dan budaya daerah setempat.

Dalam konteks penelitian ini, upaya meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal dilakukan melalui penerapan model cooperative learning dalam pembelajaran PPKn. Model cooperative learning dipilih karena dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan sosial siswa, seperti kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, dan menghargai perbedaan. Selain itu, model cooperative learning juga dapat memfasilitasi pengenalan dan pemahaman tentang nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang diwariskan oleh masyarakat setempat. (Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. 2014)

Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa, serta dapat memperkuat nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.

B. Penelitian yang relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan topik "Upaya Meningkatkan Karakter Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal Melalui Model Cooperative Learning pada Pembelajaran PPKn Kelas V SD Negeri 67 Bengkulu" adalah sebagai berikut :

1. Penelitian oleh Agustina, Y. (2018) yang berjudul "Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas IV SD".

(12)

2. Penelitian oleh Fatimah, R., & Hasanah, U. (2019) yang berjudul

"Pningkatan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Budaya Lokal pada Kelas V SD".

3. Penelitian oleh Mulyana, A., & Yulianto, A. (2021) yang berjudul

"pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas IV SDN 3 Kedungbendo Malang".

4. Penelitian oleh Wardani, D., & Prayitno, H. (2020) yang berjudul

"Pengembangan Pembelajaran IPS Berbasis Kearifan Lokal sebagai Upaya Meningkatkan Karakter Siswa di SDN 2 Semoyo".

5. Penelitian oleh Sutrisno, E., & Kartikawati, E. (2019) yang berjudul

"Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Karakter Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan".

C. Kerangka Berfikir

Berikut adalah contoh kerangka berpikir yang dapat digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) "Upaya Meningkatkan Karakter Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal Melalui Model Cooperative Learning pada Pembelajaran PPKn Kelas V SDN 67 Bengkulu":

1. Latar Belakang

Penjelasan tentang pentingnya pengembangan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal pada pendidikan. Konteks sekolah dan kelas yang menjadi fokus penelitian.

2. Identifikasi Masalah

Penyebab dan permasalahan yang muncul terkait karakter berbasis budaya dan kearifan lokal pada pembelajaran PPKn di kelas V SDN 67 Bengkulu.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian, misalnya meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa melalui model cooperative learning pada pembelajaran PPKn. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini.

4. Kerangka Teori

(13)

Konsep karakter berbasis budaya dan kearifan lokal. Teori-teori pendidikan yang mendukung pengembangan karakter. Teori dan prinsip- prinsip cooperative learning sebagai model pembelajaran.

5. Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian

Hipotesis penelitian yang menghubungkan penerapan model cooperative learning dengan peningkatan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal.

Pertanyaan penelitian yang ingin dijawab dalam penelitian ini.

6. Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan, yaitu penelitian tindakan kelas.

7. Subjek penelitian, yaitu siswa kelas V di SDN 67 Bengkulu.

8. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, seperti angket, observasi, wawancara, atau catatan lapangan.

9. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan, misalnya observasi langsung, angket pra-tes dan pasca-tes, wawancara dengan siswa dan guru, atau studi dokumentasi. Prosedur analisis data yang akan dilakukan.

10. Implementasi Tindakan:

Rencana tindakan yang akan dilakukan, misalnya pengenalan model cooperative learning, penyusunan materi pembelajaran berbasis budaya dan kearifan lokal, atau pengaturan kelompok kerja dalam kelas.

Rincian pelaksanaan tindakan dalam beberapa siklus.

(14)

Analisis data yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis.

12. Temuan Penelitian:

Hasil analisis data yang menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Temuan terkait peningkatan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal melalui model cooperative learning.

13. Evaluasi dan Refleksi

Evaluasi terhadap efektivitas implementasi model cooperative learning dan dampaknya terhadap peningkatan karakter siswa. Refleksi terhadap proses penelitian, hambatan yang ditemui, dan saran untuk peningkatan implementasi di masa mendatang.

D. Hipotesis/Tindakan

Ada terdapat beberapa Hipotesis/Tindakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa sebelum dan setelah diterapkan model cooperative learning pada pembelajaran PPKn. Hal ini diasumsikan karena model cooperative learning dapat memfasilitasi interaksi sosial yang positif di antara siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal mereka dengan lebih baik. Selain itu, melalui model cooperative learning, siswa juga dapat mengembangkan keterampilan kerja sama dan saling membantu, yang merupakan karakteristik penting dari budaya lokal.

2. Model cooperative learning dapat meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa pada pembelajaran PPKn. Hal ini diasumsikan karena model cooperative learning dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling berinteraksi dan berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka tentang budaya dan kearifan lokal. Melalui model

(15)

tentang nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, yang pada gilirannya dapat membantu mereka mengembangkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal mereka.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan model cooperative learning dengan peningkatan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal pada pembelajaran PPKn. Hal ini diasumsikan karena model cooperative learning dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan teman sekelasnya secara aktif dan saling membantu satu sama lain dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian, model ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial yang positif, seperti kerja sama, saling menghargai, dan saling membantu, yang merupakan karakteristik utama dari budaya lokal. Dengan pengembangan keterampilan sosial yang positif ini, siswa dapat meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal mereka secara signifikan.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek, dan Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian: Kelas V SD Negeri 67 Bengkulu

Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri 67 Bengkulu sebagai lokasi penelitian. Hal ini dipilih karena kelas V merupakan salah satu kelas yang cocok untuk mempelajari pengaruh model cooperative learning terhadap karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa pada pembelajaran PPKn.

2. Subjek Penelitian: Siswa Kelas V SD Negeri 67 Bengkulu

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 67 Bengkulu.

Hal ini dipilih karena siswa kelas V merupakan kelompok yang tepat untuk mempelajari pengaruh model cooperative learning terhadap karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa pada pembelajaran PPKn. Selain itu, siswa kelas V juga berada pada masa yang kritis dalam perkembangan karakter mereka, sehingga sangat penting untuk memperkuat karakter berbasis budaya dan kearifan lokal mereka melalui pembelajaran PPKn.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah upaya meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal melalui model cooperative learning pada

(17)

pengaruh model cooperative learning terhadap karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa pada pembelajaran PPKn. Dalam penelitian ini, objek penelitian akan dipelajari dengan mengukur perbedaan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa sebelum dan setelah penerapan model cooperative learning pada pembelajaran PPKn di kelas V SD Negeri 67 Bengkulu.

B. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan

Berikut adalah prosedur perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) tentang "Upaya meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal melalui model cooperative learning pada pembelajaran PPKn kelas V SDN 67 Bengkulu":

a. Mendefinisikan tujuan penelitian, yaitu untuk meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal melalui penerapan model cooperative learning pada pembelajaran PPKn di kelas V SDN 67 Bengkulu.

b. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian, termasuk strategi pembelajaran, materi yang akan digunakan, dan pengaturan waktu.

c. Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diobservasi, seperti partisipasi aktif siswa, saling menghargai, pemahaman tentang kearifan lokal, dan karakter berbasis budaya.

2. Pelaksanaan

Berikut adalah prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) tentang "Upaya meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal melalui model cooperative learning pada pembelajaran PPKn kelas V SDN 67 Bengkulu":

a. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan, yaitu menerapkan

(18)

b. Memastikan bahwa materi pembelajaran yang berbasis budaya dan kearifan lokal disampaikan dengan menggunakan metode kooperatif, seperti pembelajaran berkelompok, diskusi, atau proyek kolaboratif.

c. Memantau kegiatan pembelajaran, interaksi siswa, dan respon siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan.

3. Observasi

Berikut ini adalah prosedur Observasi penelitian tindakan kelas (PTK) tentang "Upaya meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal melalui model cooperative learning pada pembelajaran PPKn kelas V SDN 67 Bengkulu":

a. Mengamati dan mencatat data mengenai partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, termasuk diskusi kelompok dan kolaborasi antar siswa.

b. Mengamati interaksi antara siswa dalam kelompok, seperti saling mendengarkan, memberikan pendapat, dan bekerja sama.

c. Mencatat tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang berbasis budaya dan kearifan lokal.

4. Evaluasi dan Refleksi

Berikut ini adalah Evaluasi dan Refleksi penelitian tindakan kelas (PTK) tentang "Upaya meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal melalui model cooperative learning pada pembelajaran PPKn kelas V SDN 67 Bengkulu":

a. Menganalisis data observasi yang telah terkumpul untuk mengevaluasi efektivitas penerapan model cooperative learning dalam meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal.

(Sugiyono. 2017).

b. Melakukan refleksi terhadap hasil evaluasi untuk memahami faktor- faktor yang mendukung atau menghambat pencapaian tujuan

(19)

c. Merumuskan langkah-langkah perbaikan atau penyesuaian yang perlu dilakukan dalam tindakan selanjutnya untuk meningkatkan hasil pembelajaran.

Setelah tahap Evaluasi dan Refleksi, biasanya dilanjutkan dengan tahap Perencanaan kembali, yaitu menyusun rencana tindakan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi. Namun, tahap tersebut tidak termasuk dalam daftar yang diberikan.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, akan digunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Berikut adalah contoh instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian ini:

1. Angket

a. Angket untuk mengukur pemahaman siswa tentang kearifan lokal dan budaya setempat sebelum dan setelah penerapan model cooperative learning.

b. Angket untuk mengukur partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok dan kerja sama dalam konteks pembelajaran PPKn.

2. Observasi

a. Daftar observasi untuk mengamati dan mencatat tingkat partisipasi siswa dalam diskusi kelompok serta kemampuan mereka dalam menggunakan kearifan lokal dalam pembelajaran.

b. Daftar observasi untuk mengamati interaksi antara guru dan siswa dalam penerapan model cooperative learning.

3. Tes Tulis

Tes tulis untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi PPKn yang berbasis budaya dan kearifan lokal sebelum dan setelah penerapan model cooperative learning.

(20)

Dokumentasi berupa foto atau video untuk merekam aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, presentasi, atau kegiatan lain yang menunjukkan partisipasi aktif dan penerapan kearifan lokal.

Instrumen-instrumen tersebut harus dikembangkan dan diuji validitas serta reliabilitasnya sebelum digunakan dalam penelitian. Selain itu, peneliti juga dapat mengadaptasi atau mengubah instrumen yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan penelitian dan karakteristik siswa kelas V SDN 67 Bengkulu.

Penggunaan instrumen-instrumen ini akan membantu dalam mengumpulkan data yang relevan dan valid untuk mengevaluasi efektivitas model cooperative learning dalam meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa dalam pembelajaran PPKn.

D. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, akan digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian dan instrumen yang telah disiapkan.

Berikut adalah contoh teknik pengumpulan data yang dapat digunakan:

1. Observasi

a. Observasi langsung: Melakukan observasi langsung terhadap proses pembelajaran PPKn di kelas V SDN 67 Bengkulu yang menggunakan model cooperative learning. Observasi ini dilakukan dengan mengamati interaksi antara guru dan siswa, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok, dan penerapan kearifan lokal.

b. Observasi tidak langsung: Mengumpulkan data melalui catatan atau dokumen yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran PPKn menggunakan model cooperative learning, seperti catatan observasi, foto, atau rekaman video.

2. Angket:

(21)

Memberikan angket kepada siswa sebelum dan setelah penerapan model cooperative learning. Angket ini berisi pertanyaan terkait pemahaman siswa tentang kearifan lokal, budaya setempat, serta persepsi mereka terhadap pembelajaran PPKn.

b. Angket penilaian partisipasi siswa

Memberikan angket kepada siswa untuk menilai partisipasi aktif mereka dalam diskusi kelompok, kerja sama, dan penerapan kearifan lokal dalam pembelajaran PPKn.

3. Wawancara

a. Wawancara dengan guru:

Melakukan wawancara dengan guru PPKn untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penerapan model cooperative learning, pengalaman mereka dalam mengajar PPKn, dan pandangan mereka terkait dengan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa.

b. Wawancara dengan siswa

Melakukan wawancara individu atau kelompok dengan siswa untuk mendapatkan perspektif mereka tentang pembelajaran PPKn menggunakan model cooperative learning, pengalaman belajar mereka, dan perubahan yang mereka rasakan terkait dengan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal.

4. Dokumentasi

a. Dokumentasi foto atau video

Mengambil foto atau merekam video selama proses pembelajaran PPKn menggunakan model cooperative learning. Dokumentasi ini dapat

(22)

b. Dokumen tertulis

Mengumpulkan dokumen tertulis yang relevan, seperti catatan diskusi kelompok, hasil tugas atau proyek siswa, atau refleksi siswa tentang pembelajaran PPKn dan penerapan kearifan lokal.

Pemilihan teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan tujuan penelitian, karakteristik siswa, dan konteks pembelajaran PPKn di SDN 67 Bengkulu. Kombinasi dari beberapa teknik tersebut akan memberikan data yang komprehensif untuk mengevaluasi upaya meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal melalui model cooperative learning.

gambaran yang komprehensif mengenai peningkatan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal melalui model cooperative learning pada pembelajaran PPKn.

E. Teknik analisis data

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, beberapa teknik analisis data yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif:

Menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis data angket, seperti menghitung mean, median, dan deviasi standar dari skor yang diperoleh dari angket pra-tes dan pos-tes. Hal ini akan memberikan gambaran tentang perubahan pemahaman siswa terkait kearifan lokal dan budaya setempat setelah penerapan model cooperative learning.

Menghitung persentase partisipasi siswa dalam diskusi kelompok dan kerja sama dalam pembelajaran PPKn menggunakan model cooperative learning. Hal ini dapat memberikan indikasi tentang efektivitas model dalam meningkatkan partisipasi siswa.

2. Analisis Kualitatif

Menganalisis hasil wawancara dengan guru dan siswa menggunakan metode analisis kualitatif, seperti content analysis atau thematic analysis.

(23)

yang muncul dari wawancara terkait penerapan model cooperative learning dan perubahan dalam karakter siswa. Menganalisis hasil observasi dengan mencatat temuan-temuan penting terkait partisipasi siswa dalam diskusi kelompok, penggunaan kearifan lokal, dan interaksi antara guru dan siswa.

Analisis ini dapat memberikan pemahaman mendalam tentang penerapan model cooperative learning dan dampaknya terhadap karakter siswa.

3. Analisis Komparatif:

Membandingkan data pra-tes dan pos-tes dari angket untuk melihat perubahan pemahaman siswa tentang kearifan lokal dan budaya setempat setelah penerapan model cooperative learning. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik, seperti uji t-test, untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan dalam skor sebelum dan setelah intervensi.

Membandingkan temuan dari observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk melihat kesesuaian antara data yang diperoleh dari berbagai sumber.

Hal ini dapat memberikan triangulasi data dan memperkuat kesimpulan penelitian.

4. Interpretasi dan Refleksi:

Menafsirkan hasil analisis data berdasarkan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Hal ini memerlukan penggabungan hasil dengan teori yang relevan dan memberikan gambaran yang komprehensif tentang keefektifan model pembelajaran kooperatif dalam penguatan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa.

Hasil penelitian dibahas dan dipertimbangkan, dan saran dan rekomendasi dibuat untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran sosial lebih lanjut. Pemilihan teknik analisis data harus disesuaikan dengan jenis data yang dikumpulkan dan pertanyaan penelitian yang diajukan.

Dengan menggunakan kombinasi teknik-teknik ini, peneliti akan dapat menggali informasi yang relevan dan mendalam untuk mendukung

(24)

F. Jadwal penelitian

Berikut adalah contoh jadwal penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian tindakan kelas (PTK) "Upaya Meningkatkan Karakter Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal Melalui Model Cooperative Learning pada Pembelajaran PPKn Kelas V SDN 67 Bengkulu":

a. Tahap Perencanaan Bulan 1:

Menyusun proposal penelitian Merancang instrumen penelitian

Merencanakan teknik pengumpulan data Tahap Persiapan:

Bulan 2:

Mengajukan proposal penelitian kepada pihak sekolah dan instansi terkait Mendapatkan izin dan persetujuan dari pihak yang berwenang

Menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan, seperti materi pembelajaran, bahan ajar, dan alat bantu pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan Bulan 3-4:

Melakukan tahap pra-tes dengan memberikan angket kepada siswa sebelum penerapan model cooperative learning.

Melaksanakan pembelajaran PPKn menggunakan model cooperative learning selama beberapa siklus (misalnya 3 siklus)

Melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan partisipasi siswa Mengumpulkan data melalui teknik pengumpulan data yang telah direncanakan (observasi, angket, wawancara, dll.)

3. Tahap Analisis Bulan 5:

(25)

Menganalisis data yang telah dikumpulkan menggunakan teknik analisis data yang sesuai (analisis deskriptif, analisis kualitatif, analisis komparatif, dll.) Menginterpretasikan temuan penelitian dan menghubungkannya dengan tujuan penelitian

4. Tahap Evaluasi dan Refleksi Bulan 6:

Melakukan evaluasi terhadap hasil penelitian dan mengevaluasi keefektifan model cooperative learning dalam meningkatkan karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa

Merefleksikan temuan penelitian dan merumuskan saran dan rekomendasi untuk pengembangan pembelajaran PPKn di masa mendatang

5. Tahap Penyusunan Laporan Bulan 7:

Menyusun laporan penelitian yang mencakup deskripsi lengkap tentang penelitian, metodologi, temuan, interpretasi, dan rekomendasi

Melakukan penyuntingan dan revisi laporan penelitian

6. Tahap Presentasi dan Diseminasi:

Bulan 8:

Mempresentasikan hasil penelitian kepada pihak sekolah, rekan peneliti, dan pihak terkait lainnya

Mendiseminasi temuan penelitian melalui publikasi jurnal atau seminar/seminar nasional.

Jadwal ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan

(26)

waktu untuk setiap kegiatan agar penelitian dapat dilakukan secara sistematis dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Baehaqi, M. L. (2020). Cooperative Learning Sebagai Strategi Penanaman Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Karakter, 10(1), 157–174.

https://doi.org/10.21831/jpk.v10i1.26385

Budimansyah, D. (2006). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis portofolio. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 3(1), 150–156.

https://doi.org/10.21831/civics.v3i1.5736

Los, U. M. D. E. C. D. E. (n.d.). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者に おける 健康関連指標に関する共分散構造分析Title.

Mahardika, A. (2017). Penanaman Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 7(2), 16–27.

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/pkn/article/view/4264

Siswa, K. B. (2021). IRSYADUNA: Jurnal Studi Kemahasiswaan Vol. 1, No. 1, April 2021 P-ISSN : - ; E-ISSN : -

https://jurnal.stituwjombang.ac.id/index.php/irsyaduna. 1(1), 1–13.

Slavin, R. E. (2015). Cooperative learning in elementary schools. Education 3-13, 43(1), 5–14. https://doi.org/10.1080/03004279.2015.963370

(27)

Usman, Herawaty, H., Ramli, N., & Setia Laksana, W. (2019). Cooperative Learnings Dan Komunikasi Interpersonal.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2018). Research Methods in Education (8th ed.). London: Routledge.

Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Holubec, E. J. (2013). Cooperative Learning in the Classroom (8th ed.). Alexandria, VA: ASCD.

Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis:

A Methods Sourcebook (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

Slavin, R. E. (2015). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik (Terjemahan oleh Agung Prihantoro). Jakarta: Prenadamedia Group.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Alfabeta Cetakan Ke-21). Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

menulis catatan harian berbasis kearifan budaya lokal yang berorientasi

Pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal sebagai kerangka acuan dalam sistem pendidikan dewasa ini, sehingga sistem pendidikan yang terbangun adalah

Pendekatan yang paling tepat dalam pembentukan karakter adalah pendidikan karakter yang berbasis pada local wisdom (ke arif an lokal), yakni kearifan yang berlandaskan

Budaya sekolah yang dikembangkan terhadap harmonisasi lingkungan dan kearifan lokal merupakan ciri khas keseharin yang melekat menjadi karakter guru dan siswanya,

Salah satu karakter luhur yang terjadi dalam budaya masyarakat yang ada di desa Tenganan Pagringsingan Karangasem terdapat kearifan lokal terkait dengan adat

Misalnya, grafiti digunakan sebagai media untuk memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal budaya Melayu Deli dengan menggunakan karakter ikon pak Belalang dan pantun Melayu Deli yang

Dalam rangka penguatan karakter bangsa, nilai-nilai kearifan lokal dapat menjadi landasan yang kokoh untuk membentuk karakter bangsa yang baik Integrasi nilai keraifan lokal masyarakat

Kearifan lokal budaya Jawa tidak sepenuhnya bertentangan dengan ajaran Islam, contoh yang nyata adalah nilai-nilai pendidikan ahlak yang bersumber dari kearifan lokal jawa banyak yang