Pemerintah daerah KotaMalang tidak terkecuali, kecamatan dan kelurahan terbentuk sebagai perangkat untuk melangsungkan kegiatan atau wewenang pemerintahan kotaMalang, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsi utamanya tertuju pada usaha dalam mencapai visi dan misi KotaMalang yang berada pada Renstra KotaMalang. Visi dan Misi Kelurahan Bareng berdasarkan pada Visi dan Misi KotaMalang yaitu : “Menuju KotaMalang Bermartabat” Sesuai dengan Visi dan Misi KotaMalang tersebut maka Kelurahan Bareng memiliki Visi yaitu: “Menjadikan KotaMalang Bermartabat Berdasarkan Tri Bina Cita KotaMalang Yang Di Idamkan” 1 sedangkan untuk Visi Kelurahan Bareng unuk meningkatkan kualitas lingkungan adalah “Mewujudkan Wilayah Kelurahan Bareng Bebas Banjir, Bersih, Indah Berseri, Aman Dan Berkelanjutan”
Dalam kehidupan berumah tangga, kewajiban untuk memberikan nafkah kepada keluarga adalah kewajiban seorang suami. Nafkah yang diberikan kepada keluarga haruslah nafkah yang halal. Fenomena yang terjadi di KotaMalang, banyak pengemis dengan fisik yang sehat dan akal yang masih juga degan sadar menjadikan mengemis sebagai pekerjaannya. Bisa dikatakan sudah para pengemis ini berumur lebih dari 25 tahun dan secara kasat mata dilihat sudah memiliki keluarga atau tanggungan untuk dinafkahi. Sehinnga dampaknya keluarga dan anaknya juga ikut mengemis dan menjadikan mengemis sebagai mata pencarian utama. Banyak kasus seperti ini yang bisa di jumpai di kota besar seperti Malang. Selanjutnya akan dibahas bagaimana tanggapan para tokoh agama mengenai hal ini. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah, yaitu: Bagaimana Fenomena Pemberian Nafkah dari Hasil Mengemis di Kelurahan Tlogowaru? Bagaimana Pandangan Tokoh Agama Di Kelurahan Tlogowaru Kecamatan Kedungkandang KotaMalang Tentang Pemberian Nafkah dari Hasil Mengemis? Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif, sumber data penelitian ini diperoleh dari wawancara langsung kepada pengemis sebagai data primer dan buku-buku serta kajian Hukum Islam sebagai data sekunder.
KotaMalang dengan luas wilayah 110,10 km 2 , jumlah penduduk 820.243 jiwa, dan kepadatan penduduk 7.453 jiwa/km 2 terbagi dalam 5 kecamatan dan 57 kelurahan. Kota ini terletak pada koordinat 7.06° – 8.02° lintang selatan dan 112.06° – 112.07° bujur timur. KotaMalang dengan ketinggian antara 440 – 667 meter dari permukaan laut memiliki letak yang cukup tinggi sehingga memilliki suhu yang cukup sejuk. Tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 23.2 °C – 24.4 °C dengan suhu tertinggi adalah 31.4 °C dan suhu terendah adalah 17.2 °C. Rata-rata kelembapan udara berkisar antara 78% – 86% serta memiliki curah hujan tertinggi 526 milimeter. Kotamalang ini dilewati oleh sungai Brantas yang memilik panjang 320 km dengan daerah pengaliran sungai seluas 12.000 km 2 . Berdasarkan Perda KotaMalang nomor 17 tahun 2001 tentang Konservasi Air, bahwa segala jenis kegiatan yang menimbulkan limbah harus memiliki instalasi pengolahan air limbah. Kebijakan tersebut sedang diterapkan oleh pemerintah KotaMalang dengan melakukan program PNPM Mandiri yang salah satu kegiatannya adalah mendukung sanitasi yaitu pembangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Komunal.
ABSTRAK
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk mempercepat waktu perebusan tempe dan meningkatkan manajemen keuangan usaha pada industri tempe di Kelurahan Bakalankrajan Kecamatan Sukun KotaMalang. Metode pelaksanaan kegiatan melalui Focus Group Discussion (FGD) dan metode Participatory Rural Apprasial (PRA). Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah (1) Perancangan dan pembuatan alat high pressure cooker, (2) Pelatihan dan pendampingan penggunaan alat high pressure cooker, (3) Memberikan formula perebusan kedelai dan kacang menggunakan alat high pressure cooker khususnya waktu perebusan yang optimal, dan (4) Pelatihan dan pendampingan manajemen keuangan usaha. Sasaran progam adalah Industri tempe “Londho” dan “barokah”. Kesuksesan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ditentukan berdasarkan peningkatan kuantitas produksi mitra, dan meningkatnya pengetahuan mitra tentang manajemen keuangan usaha. Program pertama adalah Desain alat high pressure cooker dilakukan di Laboratorium MATC UMM. Program kedua adalah memberikan formula lama perebusan dengan alat perebus khususnya waktu perebusan. Hasilnya menunjukan waktu perebusan optimal kedelai adalah 2 jam. Program ketiga yang diberikan berupa pelatihan manajemen keuangan usaha dan penggunaan. Pelatihan tersebut diikuti sepuluh peserta dari Industri tempe “Londho” dan “barokah”. Hasilnya pelatihan tersebut menunjukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan manajemen keuangan usaha dan penggunaan alat(P=0,012). Hasil ini menggambarkan bahwa program efektif untuk meningkatkan kuantitas produksi serta manajemen keuangan usaha..
UKM pengrajin rotan (Karya Rukun Rotan, Sakura Indah Rotan dan Tiq Production Rotan) sangat merespon dengan baik. Pola berpikir dan berkerjasama dalam pengembangan usaha, memahami ilmu desain, pelatihan dan penyuluhan tentang Ilmu Ekonomi (pemasaran, keuangan dan manajemen), Teknik mesin (membuat peralatan mesin dan pelatihan penggunaan peralatan yang berteknologi) dan ilmu Hukum (perizinan usaha, merk dagang dan hukum dagang). Telah dilakukan pembinaan (Skill dan Keterampilan) yang dilakukan pada tenaga kerja tentang; Bahan baku , Proses Kontrol Produksi, Marketing (pemasaran), Ilmu hukum dalam dunia usaha, Perpajakan dan Sistem dokumentasi dan pameran kerajinan di kotaMalang. Dengan program IbPUD dari pemerintah DP2MPT Dikti dan KEMENRISTEK DIKTI Jakarta diharapkan dalam waktu rentan 3 tahun kelompok UKM Mitra masyarakat di Kelurahan Balearjosari Kecamatan Blimbing KotaMalang yang di ketua oleh bapak Siyanto sudah mampu untuk melakukan transaksi bisnis kerajinan rotan ke dalam dan luar negeri.
Kelurahan Tanjungrejo merupakan sebuah kelurahan di wilayah kecamatan Sukun, KotaMalang, Jawa Timur yang memiliki luas wilayah seluas 1.895 km 2 dengan jumlah penduduk sebesar 30.555 jiwa, dan kepadatan penduduk 16,124 jiwa/km 2 . Akibat dari semakin padatnya pembangunan di kawasan ini, maka berdampak pada semakin tingginya limpasan air hujan yang biasanya menyebabkan banjr. Usaha yang dilakukan saat ini adalah peningkatan kapasistas sistem drainase kota yang ada. Melalui penelitian ini dicoba untuk dikaji pengembangan sistem drainase biopori untuk mengurangi tingginya limpasan air hujan. Sistem ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan peresapan aior hujan ke dalam tanah karena semakin berkurangnya ruang terbuka hijau. Melaui penelitian ini akan dianalisa berapa besarnya debit limpasan sesuai dengan periode ulang yang relevan dengan perencanaan system drainase perkotaan dan berapa prosen terjadi peningkatkan resapan air (infiltrasi) ke dalam tanah melaui sistem drainase biopori.
Walaupun sudah banyak warga RW 03 Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing KotaMalang yang menanam dan memanfaatkan pekarangan untuk dijadikan tempat penanaman TOGA namun belum banyak yang mengolah TOGA menjadi produk makanan layak jual. Makanan layak jual yang akan dilatihkan adalah camilan yang bergizi dan mudah dibuat.
Skripsi ini menggambarkan tentang Kelurahan Tangguh Bencana Sebagai Upaya Pengurangan Risiko Bencana di KotaMalang serta beberapa kendala yang telah terjadi dalam pelaksanaannya. Dalam penyusunannya penulis tidaklah sendirian, ada pihak-pihak yang ikut terlibat memberikan informasi serta sumbangsih materil maupun nonmaterial sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Krishno Hadi, M.A dan Bapak Iradhad Taqwa Sihidi, S.IP., M.A atas bimbingan selama penyusunan skripsi ini dan pada sisi lainnya penulis menyadari memiliki kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka atas kritikan dan masukan dari siapapun demi perbaikan skripsi ini.
Aparatur pelayanan publik dalam melayani masyarakat dituntut memiliki kinerja yang baik. Pada kenyataannya belum semua aparatur pemerintah menyadari pentingnya pelayanan. Setiap organisasi tentu berharap para pegawainya mampu melaksanakan tugasnya dengan efektif, efisien, dan profesional. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pada Kantor Kelurahan Bandulan Kecamatan Sukun KotaMalang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Pada penelitian metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis kualitatif (Interactive model) dari Milles and Hubberman (1992). Kinerja pegawai Kelurahan dalam memenuhi komponen standar pelayanan berdasarkan menurut Zeithhaml, Parasuraman & Berry (dalam Hardiansyah 2011:41) masih ada beberapa kekurangan. Hal ini terbukti pada lima dimensi kualitas pelayanan dari Berwujud (tangible) yang dilihat dari indikator sarana dan prasarana; Kehandalan (reliability); Ketanggapan (responsiveness); Jaminan (assurance) yang diberikan pegawai kepada masyarakat; dan Empati (empathy). Faktor penyebab kurang maksimalnya kinerja aparatur pemerintah yaitu usia, karena rata-rata pegawai diatas 50 tahun, kurangnya motivasi dalam mempelajari hal-hal baru, dan pelatihan pengembangan teknologi yang kurang maksimal. Berkaitan dengan hasil penelitian yang sudah peneliti jelaskan, maka saran yang dapat di berikan yaitu bagi seluruh staf kelurahan untuk memiliki budaya kerja yang baik dan motivasi kerja yang kuat agar dapat melaksanakan kinerjanya dengan baik, pimpinan perlu memberikan penghargaan kepada pegawai yang memiliki prestasi, pimpinan harus melakukan penilaian kinerja secara periodik (satu bulan sekali) dan terencana.
KATA PENGANTAR
Ungkapan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang setinggi- tingginya sebab atas berkat ilmu yang diberikan-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peran Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Kinerja Birokrasi Kelurahan (Studi Kasus di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, KotaMalang). Guna memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi Ilmu Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Merdeka Malang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Penerimaan Sosial Masyarakat Terhadap Keberadaan Ikatan Gay Malang di Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing KotaMalang ”. Dapat diselesaikan dengan baik.
Berdasarkan relaas panggilan yang dilakukan oleh Juru Sita Pengganti Pengadilan Agama KotaMalang tanggal 6 April 2011, namun karena Juru Sita Pengganti tidak bertemu dengan Pelawan/Tergugat Asal maka penggilan disampaikan melalui Kelurahan dan relaas ditanda tangani oleh Lurah serta dibubuhi cap stempel Kelurahan serta tenggang antara panggilan dan persidangan adalah empat (4) hari kerja, sedangkan berdasarkan relaas panggilan yang dilakukan oleh Juru Sita Pengganti Pengadilan Agama KotaMalang tanggal 14 April 2011, Pelawan/Tergugat Asal telah dipanggil di tempat kediaman Pelawan/Tergugat Asal dan Juru Sita Pengganti bertemu langsung dengan Pelawan/Tergugat Asal namun Pelawan/Tergugat Asal tidak bersedia menerima relaas panggilan dan tidak bersedia juga menanda
Masjid Darussalam didirikan diatas tanah seluas ± 186 m 2 , Mesjid berdiri di atas tanah wakaf : Sertifikat Tanah Wakaf No. 1 Kelurahan Rampal Celaket, Kecamatan Klojen, KotaMalang. Surat Ukuran Tanggal 16 Juni 1999 Nomor 51/Rampal Celaket/1995/Luas 186 m2. Ukuran Masjid Darussalam adalah sebagai berikut:
8 Kedungkandang terletak pada ketinggian 440 – 460 meter diatas permukaan laut. Di sebelah timur wilayah kecamatan Kedungkandang terdapat daerah perbukitan Gunung Buring yang memanjang dari utara ke selatan yang meliputi kelurahan Cemorokandang, kelurahan Madyopuro, kelurahan Lesanpuro, kelurahan Kedungkandang, kelurahan Buring, kelurahan Wonokoyo, kelurahan Tlogowaru dan kelurahan Cemorokandang. Luas wilayah kecamatan Kedungkandang adalah 3.989 Ha atau 39,89 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut; Sebelah Utara kecamatan Pakis kabupaten Malang, Sebelah Timur kecamatan Tumpang dan kecamatan Tajinan kabupaten Malang, Sebelah Selatan kecamatan Tajinan dan kecamatan Pakisaji kabupaten Malang, Sebelah Barat kecamatan Sukun, kecamatan Klojen dan kecamatan Blimbing kotaMalang. Sedangkan letak Demografi kelurahan Cemorokandang memiliki Luas Wilayah: 2,80 km 2, Jumlah penduduk: 11.740 jiwa, Kepadatan Penduduk: 4.193 jiwa/km 2 . kelurahan Cemorokandang ini terdiri dari 11 RW (Rukun Warga) dan 61 RT (Rukun Tetangga). Dalam kelurahan ini terdapat bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, keamanan dan ketertiban, lembaga masyarakat hingga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). (Pemerintah kotaMalangkecamatan Kedungkandang, 2018)
Andi Wibowo, 201310050311136, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Inovasi Pelayanan Publik Di Bidang Administrasi (Studi di Kelurahan Purwodadi Kecamatan Blimbing KotaMalang), Pembimbing I: Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si.; Pembimbing II : Muhammad Kamil, S.IP., MA
Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena di Masjid Al- Ihsan Kelurahan Gadang Kecamatan Sukun KotaMalang terjadi sengketa, sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang – Undang no 41 Tahun 2004 tentang wakaf dan peraturan pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang pelaksanaan Undang – Undang No 41 tahun 2004 tentang wakaf, dimana telah penulis jelaskan dalam synopsis latar belakang ditulisnya penelitian ini, ditambahkan pula penelitian tambahan yang akan dilakukan pada kantor kementrian agama KotaMalang dikarenakan pendaftaran Masjid Al-Ihsan tanah dilakukan, kemudian di Badan Pertanahan Nasional KotaMalang, Pengadilan Agama Malang dikarenakan di pengadilan tersebut perkara di masukkan
Pertanian perkotaan mulai ramai diperbincangkan pada dewasa ini. Hal ini terjadi dikarenakan isu perubahan lingkungan yang santer dikabarkan. Selain itu isu-isu kerawanan pangan juga mengakibatkan semakin maraknya gerakan pertanian secara vertikultur dengan cara memanfaatkan halaman rumah atau menggunakan plastik daur ulang. Seiring dengan perkembangan dan kemjuan perkotaan maka arus urbanisasi semakin tahun semakin meningkat. Pertambahan arus urbanisasi ini diakibatkan kurang meratanya pembangun antara desa dan kota. Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program Urban Farming dan tingkat modal sosial yang terkandung di dalamnya. Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama mengangkat tema Urban Farming, sedangkan perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada fokus penelitian, dimana peneliti ini berfokus pada peran modal sosial dalam keberhasilan program Urban Farming di RW 03 Kecamatan Sukun Kelurahan Sukun KotaMalang sebagai bagian integral dari pembangunan kawasan padat penduduk. Adapun beberapa hasil penelitian yang berfokus pada teori modal sosial yang pernah dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Bermula dari hobi membongkar mobil dan mendengarkan musik maka muncul ide untuk menyusun perangkat audio di dalam mobil. Dimulai pada tahun 2002, menggunakan mobil seorang teman, dengan lokasi produksi menggunakan ruang kosong di pelataran rumah dan garasi yang terletak di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Desa Sudimoro, KotaMalang. Produksi dimulai dengan membuat sebuah box yang terbuat dari bahan MDF untuk menata dan menyusun perangkat audio dalam bagasi, dengan settingan hanya berdasar pada telinga, maka terciptalah konsep dan audio yang cukup memuaskan pemilik kendaraan. Waktu produksi cukup lama, mencapai sepuluh bulan karena dikerjakan sendiri, mulai mendesain box, mengukur, membeli bahan box, mengukur kayu, memotong, hingga membentuk box sesuai selera pemilik mobil dan memasangnya dalam bagasi mobil sekaligus instalasi kabel hingga memasanga tape dan menghasilkan suara yang sesuai selera pengguna kendaraan.
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Email: putrikiswandhi@gmail.com
ABSTRAK
Kelurahan Mulyorejo merupakan daerah berkembang. Di wilayah ini terdapat perkembangan pemanfaatan lahan dengan dominasi industri, pemukiman, dan pengolahan sampah. Berdasarkan pendataan kebutuhan peningkatan kualitas lingkungan perkotaan oleh masyarakat Kelurahan Mulyorejo, pemenuhan kebutuhan air bersih adalah salah satu permasalahan yang belum dapat teratasi. Penurunan kualitas air dan semakin mahalnya tarif penggunaan air, mendorong masyarakat untuk mencari alternatif penyediaan air bersih. Pemerintah KotaMalang melalui Dinas Cipta Karya memberikan bantuan berupa pembangunan sumur bor.
Alasan peneliti memilih tempat di jalan Mertojoyo Kelurahan Merjo Sari Kecamatan Lowok Waru KotaMalang, karena Lokasi keberadaan sukarelawan pengatur lalulintas (supeltas) di Jalan Mertojoyo Kelurahan Merjosari tersebut sangat strategis, dimana arah sebelah utara jalan tersebut menuju ke salah satu pusat perbelanjaan Mall Dinoyo City dan Universitas Gajayana Malang, jalan arah sebelah selatan lansung menuju pasar Tradisional Merjosari dan kampus Universitas Islam Negeri Maliki Malang serta Institut Teknologi Nasional Malang, arah barat lansung Menuju Kampus Universitas Tunggal Dewi Malang serat Universitas Muhammadiyah Malang dan lansung ke arah Kota Wisata Batu, dan arah timur menuju Pusat Perbelanjaan Swalayan SARDO dan Universitas Brawijaya Malang. sehingga banyak para pengguna jalan yang melewati jalan tersebut di setiap harinya, padatnya kenderaan yang lewat tidak sebanding dengan volume jalan yang ada sehingga disetiap saatnya mengalami kemacetan sehingga pengguna jalan yang melewati jalan tersebut sangat padat. Melihat fenomena kepadatan kendaraan tersebut menjadi berkah kepada para Sukarelawan pengatur lalulintas (supeltas), sebagai tempat Penghasilan keuntungan yang cukup menjanjikan.