Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan minat dan hasilbelajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi bangun datar Segi Empat melalui strategi pembelajaran Student Facilitator And Explaining. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, metode tes, dokumentasi, dan catatan lapangan. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat dan hasilbelajarmatematika yang dapat dilihat dari meningkatnya indikator minat dan hasilbelajarmatematika meliputi: 1) antusias mengikuti pembelajaran sebelum tindakan 77,4 %, putaran I 87,5 %, dan putaran II 91,4 %, 2) antusias mengerjakan soal sebelum tindakan 61,3 %, putaran I 75 %, dan putaran II 82,9%, 3) antusias mempresentasikan hasil pekerjaan sebelum tindakan 16,1 %, putaran I 21,8 %, dan putaran II 31,4 %, 4) antusias mengemukakan ide/gagasan sebelum tindakan 12,9 %, putaran I 18,7 %, dan putaran II 22,8 %, 5) siswa yang nilainya lebih dari sama dengan KKM sebelum tindakan 83,9 %, putaran I 90,6 %, dan putaran II 94,3 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Student Facilitator And Explaining dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan minat dan hasilbelajarmatematika.
Berdasarkan hasil UTS semester ganjil tahun 2016 mata pelajaran matematika kelas VIIB SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan pada materi sebelum dilaksanakan penelitian diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 61,95. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah sebesar 70. Dari hasil UTS tersebut hanya 9 siswa yang mencapai nilai KKM dari jumlah 23 siswa. Pada pelajaran matematika di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, diharapkan 80% siswa yang nilainya sudah mencapai KKM sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa hasilbelajarmatematika siswa kelas VIIB SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan masih rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya inovasi dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan minat dan hasilbelajarmatematika siswa.
Tujuan penelitian ini untuk menguji (1) kontribusi minatbelajar, fasilitas belajar, dan pola asuh orang tua terhadap hasilbelajarmatematika secara tidak langsung melalui kemandirian belajar; (2) kontribusi minatbelajar, fasilitas belajar, dan pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar; (3) kontribusi kemandirian belajar terhadap hasilbelajarmatematika. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Teknik sampling menggunakan proporsional random sampling dengan cara undian. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode dokumentasi dan metode angket. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis jalur. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat kontribusi minatbelajar, fasilitas belajar, dan pola asuh orang tua yang signifikan terhadap hasilbelajarmatematika secara tidak langsung melalui kemandirian belajar, kontribusi tersebut sebesar 33,8%; (2) terdapat kontribusi minatbelajar, fasilitas belajar, dan pola asuh orang tua yang signifikan terhadap kemandirian belajar, kontribusi tersebut sebesar 47,5%; (3) terdapat kontribusi kemandirian belajar terhadap hasilbelajarmatematika sebesar 21,2%, tetapi tidak signifikan pada .
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menguji kontribusi minat, fasilitas, dan lingkungan belajar terhadap hasilbelajarmatematika secara tidak langsung melalui kemandirian, (2) Menguji kontribusi minat, fasilitas, dan lingkungan belajar terhadap kemandirian, (3) Menguji kontribusi kemandirian terhadap hasilbelajarmatematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kartasura tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 266 siswa. Sampel penelitain ini sebanyak 160 siswa ditentukan dengan rumus solvin. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan teknik analisis jalur ( path analysis ). Hasil penelitian: (1) Terdapat kontribusi antara variabel minat, fasilitas, dan lingkungan belajar terhadap hasilbelajarmatematika secara tidak langsung melalui kemandirian belajar dengan kontribusi sebesar 44,8%, (2) Terdapat kontribusi antara variabel minat, fasilitas, dan lingkungan belajar terhadap kemandirian belajar dengan kontribusi sebesar 44,6%, (3) Terdapat kontribusi antara variabel kemandirian belajar terhadap hasilbelajarmatematika dengan kontribusi sebesar 31%.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh minatbelajar terhadap hasilbelajarmatematika siswa, (2) untuk mengetahui pengaruh kehadiran siswa terhadap hasilbelajarmatematika siswa dan (3) untuk mengetahui pengaruh minatbelajar dan kehadiran siswa terhadap hasilbelajarmatematika siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode angket dan metode dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Mojosongo tahun 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 siswa kelas VIII. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear ganda, uji t, uji F, uji koefisien determinasi dan mencari sumbangan relatif dan efektif yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Dari hasil penelitian dengan menggunakan ∝ = 5% diperoleh (1) minatbelajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasilbelajarmatematika siswa dengan t hitung >t tabel , yaitu 2,19461>1,960 dan sumbangan
2. Tidak ada pengaruh minatbelajar terhadap hasilbelajarmatematika siswa kelas VII MTsN 2 Tulungagung tahun ajaran 2015/2016. Hal ini ditunjukkan dari pengujian hipotesis dimana nilai Sig. = 0,176 dan nilai t hitung = 1,397. Sedangkan nilai nilai t tabel (α = 0,05, df = 25) = 1,70814.
Abstrak . Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan menganalisis secara empiris pengaruh interaksi siswa dan guru dan minatbelajar terhadap hasilbelajarmatematika. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP DPN 86 Jakarta Selatan. Sampel penelitian sebanyak 70 yang diperoleh melalui metode random sampling. Rancangan penelitian yang digunakan melalui teknik korelasi dengan tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas, yaitu interaksi siswa dan guru dan minatbelajar serta satu variabel terikat, yaitu hasilbelajar matemtika. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner (variabel interaksi siswa dan guru dan minatbelajar) dan teknik tes (variabel hasilbelajar). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif dan uji persyaratan data (uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinieritas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi siswa dan guru dan minatbelajar terhadap hasilbelajarmatematika, dengan koefisien korelasi sebesar 0,877 dan koefisien determinasi 0,768 atau 76,8% interaksi siswa dan guru dan minatbelajar secara bersama-sama mempengaruhi hasilbelajarmatematika. Persamaan regresi yang dihasilkan Ŷ = - 41,565 + 0,659 X 1 + 0,371 X 2 . Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik interaksi siswa dan
Jenis penelitian berdasarkan kuantitatif dengan design korelasional (Sutama 2012: 32). Waktu penelitian tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian siswa SMK Negeri I Banyudono. Teknik pengumpulan data yaitu (1) angket, memberikan seperangkat pernyataan tertulis tentang gaya belajar dan minat baca kepada siswa untuk dijawab, (2) tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan soal matematika, (3) dokumentasi digunakan untuk mengarsipkan data-data penelitian, seperti hasilbelajarmatematika berupa nilai UAS Semester Gasal.
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Siswa harus memiliki suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Faktanya, masih banyak siswa yang kurang berminat terhadap pembelajaran disekolah. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui tingkah laku siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Diantaranya adalah siswa berbicara sendiri, melamun, izin keluar kelas untuk menghindari pembelajaran. Cara mengajar guru yang monoton membuat siswa tidak memperhatikan. Tidak semua siswa mendapat fasilitas yang mendukung sehingga terbatas dalam belajar. Pembelajaran yang memerlukan imajinasi tidak selalu didukung dengan media pembelajaran, sehingga siswa dengan keterbatasan imajinasi sering mengalami kesulitan.
Indikator keberhasilan pada penelitian ini ada dua macam yaitu sebagai berikut. 1) Adanya peningkatan rata-rata nilai tes siswa dari suatu siklus ke siklus selanjutnya dan minimal 60% siswa telah mencapai ketuntasan dengan KKM 65 (ketuntasan sekolah yang bersangkutan). 2) Apabila minat siswa dalam proses pembelajaran mencapai minimal 75% yang diukur dengan melihat hasil angket siswa.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pada FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penelitian ini tidak akan dapat terlaksana, untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
akan tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai suatu aturan yang harus dipatuhi secara sadar untuk kebaikan sendiri dan bersama maka lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju ke arah disiplin diri sendiri. Jadi disiplin tidak lagi merupakan suatu yang datang dari luar yang memberikan keterbatasan, akan tetapi disiplin telah merupakan aturan yang datang dari dalam dirinya sebagai suatu yang wajar yang dilakukan sehari-hari. Jadi siswa yang terbiasa dalam belajar, akan selalu teratur dalam belajarnya, baik itu di rumah maupun di sekolah. Tugas yang selalu diberikan oleh guru tidak merupakan beban dalam dirinya, akan tetapi merupakan pemacu bagi dirinya untuk mengetahui sejauhmana kemampuan yang dimilikinya (Sumantri, 2010:119).
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 123) instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran guna mengumpul kan data penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji coba terpakai. Untuk mengetahui baik tidaknya suatu item sebagai instrumen, maka item tersebut perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Adapun indikator angket minatbelajar adalah (1) rasa senang, (2) perhatian, (3) rasa ingin tahu,
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, sedangkan desaimnya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika dan peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 3). PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang langkah-langkah yang tepat dalam meningkatkan minat dan hasilbelajarmatematika siswa dikelas melalui penerapan media pembelajaran wolfram mathematica.
Sehingga siswa yang telah mempunyai persepsi terhadap mata pelajaran matematika yang baik, mempunyai minatbelajar yang tinggi, dan mempunyai sifat kemandirian dalam belajarmatematika maka siswa tersebut akan dapat mendapatkan hasilbelajar yang baik. Nana Sudjana (2012:22) mengatakan Hasilbelajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang. Atau dengan kata lain hasilbelajar adalah hasil atau prestasi yang didapat setelah melakukan pengalaman belajar dan dapat diukur atau bisa juga dikatakan hasilbelajar itu mencakup penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik yang biasanya sudah tertulis di dalam buku yang disebut rapor.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau pelatihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 2001:11). Tujuan dari pendidikan matematika pada jenjang sekolah dasar dan menengah adalah menekankan pada penataan nalar dan pembentukan kepribadian atau sikap siswa agar dapat menerapkan atau menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2011:3).
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan bermakna dan tidak membosankan bagi siswa sehingga strategi pembelajaran ini diduga dapat memaksimalkan hasilbelajar peserta didik. karena strategi pembelajaran Guided Discovery adalah suatu strategi pembelajaran yang mengatur pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan tetapi pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan siswa dengan bimbingan guru. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan begitu mereka memposisikan diri sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah atau pembimbing.
Selama proses penelitian ini, peneliti menjumpai berbagai kasus yang dihadapi siswa, guru dan sekolah. Minatbelajarmatematika yang masih rendah di sebagian sekolah, merupakan problem utama dalam menjalankan proses pengajaran dan pembelajaran matematika. Guru dan pihak kurikulum SMA IT Nuurusshidiq memberikan respon bahwa mereka sulit mencapai target-target seperti ketuntasan belajar pada pelajaran matematika dengan kondisi minatbelajar siswa yang masih sangat rendah, hal tersebut sejalan dengan penelitian Kaino (2000) yang memberikan kesimpulan bahwa minat siswa pada pelajaran matematika sebagian besar siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Temuan ini menunjukkan bahwa beberapa sikap siswa baik yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki selama pelajaran di kelas, dan lingkungan belajar bisa mempengaruhi kemampuan dalam belajarmatematika.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan penerapan strategi Active Learning tipe Make A Match, dan diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasilbelajarmatematika siswa.