Penelitan ini menggunakan penelitian eksplanatori, yaitu hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana Analisis ProduksiPerikanan Laut Terhadap Kesejahteraan Masyarakat KabupatenLamongan. Ditinjau dari sifat hubungan antara variabelnya, penelitian ini dirancang sebagai penelitian kausal dimana variabel yang satu dengan yang lain tidak sekedar dijelaskan hubungan korelasinya, lebih dari itu akan didiskripsikan dan dianalisis dengan menggunakan SPSS 23.
KabupatenLamongan memiliki panjang garis pantai mencapai 47 km. Dengan armada kapal penangkap ikan sebanyak 3.423 unit, alat tangkap sebanyak 52.269 unit serta 5 pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sekaligus Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai pendukung produksi sektor perikanan tangkap laut. Pada tahun 2020 produksi ikan hasil tangkap laut dicapai sebesar 76.692,96 Ton, dengan total nilai produksi Rp. 1.188.671.626.220,-. KabupatenLamongan juga memiliki potensi pada Perairan Umum Darat (PUD) dengan total luas area 4.858,00 Ha, yang mana areal tersebut meliputi Rawa seluas 1.462,00 Ha, Waduk seluas 2.388,00 Ha dan Sungai seluas 1.007,50 Ha. Produksi ikan pada PUD sebesar 3.126,36 Ton, dengan total nilai produksi Rp. 43.596.288.480,-.
ProduksiPerikanan Tangkap Laut KabupatenLamongan Tahun 2019 Menurut Jenis Ikan
Jenis Ikan Produksi (Ton)
Teri 1,959.40 Teri Nasi 100.90 Belanak Mangrove 2.20 Cendro 165.80 Banyar/Kembung Lelaki 91.20 Kembung 1,851.10 Layang 6,128.70 Lemuru 45.00 Siro 3.00 Selar 508.80 Sunglir 0.10 Tembang 2,682.60 Tetengkek 9.00 Ikan Pelagis Kecil/Campuran 39.20 Tongkol abu-abu 2,774.90 Tongkol komo/kawa-kawa 635.80 Tongkol krai 604.00 Lemadang 68.80 Tenggiri 98.60 Tengiri papan 0.10 Cucut botol
Produksiperikanan di PPN Brondong dari tahun 2004 – 2008 memiliki fluktuasi. Produksi terbanyak terjadi pada tahun 2007 sebesar 60.769 ton dengan produksi rata – rata per hari adalah 167 ton. Produksi terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 39.295 ton dengan produksi rata – rata per hari sebesar 109 ton. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
(email: fontianredianto@gmail.com)
Abstrak: PPN Brondong yang berada di KabupatenLamongan dilengkapi dengan fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Fasilitas yang dimiliki oleh PPN Brondong sudah lengkap akan tetapi perlu adanya pengembangan untuk menampung hasil tangkapan di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kondisi fasilitas pelabuhan serta permasalahan yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Pemetaan permasalahan dan pengembangan solusi bagi pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di PPN Brondong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif serta menggunakan analisa data yaitu analisa tingkat pemanfaatan fasilitas, analisa estimasi dan analisis Nilai Penting Dan Kondisi Sekarang (NPKS). Hasil penelitian diperoleh bahwa Kondisi fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong cukup baik karena fasilitas-fasiltas tersebut terawat dan dalam kondisi masih bagus .Tingkat pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong didapatkan hasil, lahan 67%, alur pelayaran 96 %, kolam pelabuhan 73%, dermaga 63%, TPI lama 84% dan TPI baru 25%. Strategi yang dipilih adalah strategi pada kuadran I yaitu Prioritas pengembangan. Fasilitas yang berada pada kuadran I dan menjadi Prioritas pengembangan yaitu pengelolaan Docking kapal dan sistem drainase.
Lamongan adalah sebuah kabupaten di pantai utara Jawa Timur. Sebelah utara wilayah Kabupaten ini dibatasi oleh Laut Jawa sedangkan di sebelah timur oleh Kabupaten Gresik, di sebelah selatan oleh Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang, serta di sebelah barat dibatasi oleh Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban. Laut Jawa memiliki potensi perikanan tangkap yang sudah dimanfaatkan nelayan di sepanjang pantai utara Jawa, termasuk nelayan yang bermukim di pesisir Lamongan. Armada penangkapan ikan di KabupatenLamongan didominasi oleh kapal-kapal ikan yang mengoperasikan dogol,payang, pukat cincin (purse seine), pancing rawai (bottom longline),jaring insang hanyut (drift gillnet), dan pengumpul (collecting devices).Infrastruktur perikanan tangkap yang saat ini tersedia di pantai Lampongan yang panjangnya47 km adalah satu pelabuhan perikanan kategori Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Brondong dan empat pelabuhan perikan kategori Pangkalan Pendaratan ikan (PPI) di Lohgung, Labuhan, Kranji, dan Weru (Pemkab Lamongan 2014). PPN Brondong adalah salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Jawa Timur.Produksi ikan yang didaratkan pada tahun 2013 di pelabuhan tersebut sebanyak 58.145 ton. Volume produksi tersebut menunjukkan bahwa nelayan di sekitarnya memiliki sumber mata pencaharian yang baik (Prambudi 2014).
Pengembangan Perikanan Tangkap Jumlah Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 76.976,44 Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap Jumlah kelompok nelayan yang mendapatk[r]
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Nelayan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kecamatan Brondong KabupatenLamongan” dapat terselesaikan pada waktu yang direncanakan.
Standart FAO 1 PBB 50 Kg, standart nasional tahun 2004 adalah 30 Kg, sedangkan KabupatenLamongan baru mencapai 19,80 Kg perkapita pertahun. Melihat gambaran itu, adalah menjadi pilihan tepat apabila petani Lamongan diarahkan untuk bertani ikan, karena ikan merupakan salah satu komoditi 2 agrobisnis 3 yang prospektif 4 (Sekertaris Daerah Bagian Perikanan, 2008). Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah terkait guna meningkatkan produksi 5 perikanan budidaya, misalnya saja diklat sistem polikultur 6 di sawah bagi pembudidaya ikan. Secara rinci perkembangan produksiperikanan di KabupatenLamongan adalah seperti pada tabel 1.
e) Implikasi yang timbul terhadap target capaian program renstra SKPD Dari program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas PerikananKabupatenLamongan sehingga implikasi yang timbul dari pelaksanaan program dan kegiatan terhadap target capaian program RENSTRA adalah terlaksananya setiap kegiatan serta program kinerja dan pemenuhan target yang telah ditentukan dalam dokumen renstra SKPD dengan indicator peningkatan tingkat produksiperikanan baik dari sector perikanan darat maupun laut, meningkatnya tingkat konsumsi ikan di masyarakat, serta penurunan jumlah alat tangkap yang tidak berizin. f) Kebijakan/tindakan perencanaan penganggaran yang perlu diambil untuk
Pembimbing: (I) Syahiduz Zaman, M.Kom dan (II) Ach. Nasichuddin, M.A.
Kata Kunci: e-Reporting, Dinas Perikanan dan Kelautan, Sistem Informasi Website
Pelaksanaan pembangunan di sektor perikanan dan kelautan merupakan bagian integral dari pembangunan sektor perekonomian di wilayah KabupatenLamongan yang telah memberikan kemajuan baik dari segi peningkatan produksi maupun produktifitas. Mengingat potensi dan peluang usaha, prospek serta keunggulan sektor perikanan dan kelautan masih dapat ditingkatkan dan digali lagi dengan melalui inovasi teknologi. Salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk membantu Dinas Perikanan dan Kelautan KabupatenLamongan dalam upaya pembangunan sektor perekonomian adalah e-Reporting.
Abstrak—KabupatenLamongan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan budidaya. Terlihat dari kontribusi nilai produk yang tinggi dan peningkatan produksi disetiap tahunnya, yaitu sebesar 2.1% dari tahun 2016 ke tahun 2017. Perikanan budidaya di KabupatenLamongan memiliki berbagai macam jenis komoditas dengan produksi yang beragam yang tentunya berdampak pada perekonomian di KabupatenLamongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis komoditas unggulan sub-sektor perikanan budidaya di KabupatenLamongan. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui jenis komoditas unggulan adalah Location Quotient dan Shift Share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan jenis komoditas unggulan yang tersebar ke beberapa kecamatan di KabupatenLamongan. Delapan jenis komoditas unggulan tersebut adalah ikan mas, bandeng, tawes, lele, kerapu, udang vanname, udang lainnya, dan nila.
KabupatenLamongan adalah salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang terletak pada 6 0 51’54″-7 0 23’06″ Lintang Selatan dan 112 0 ’4’41″-112 0 33’12″ Bujur Timur. Fakta tersebut menunjukkan bahwa prospek pembangunan perikanan dan kelautan KabupatenLamongan dinilai sangat cerah dan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang strategis. Sumberdaya ikan yang hidup di wilayah perairan KabupatenLamongan dinilai memiliki tingkat keragaman hayati (bio- diversity) paling tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah; (a) Untuk mengetahui potensi hasil perikanan laut terhadap kesejahteraan para nelayan dan masyarakat di KabupatenLamongan tahun 2016, (b) Untuk mengetahui Kontribusi hasil perikanan laut terhadap kesejahteraan para nelayan dan masyarakat di KabupatenLamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah jumlah nelayan di KabupatenLamongan adalah 17.892 orang, yang dibagi dalam dua golongan yaitu nelayan buruh 14.166 orang dan nelayan juragan atau pemilik 3.726 orang. Jumlah armada tangkap 3.263 buah dan 3.726 buah alat tangkap serta lima pusat pendaratan ikan (PPI). Pada tahun 2014 produksiperikanan tangkap laut di KabupatenLamongan 71.553 ton. Pada tahun 2015 produksiperikanan tangkap laut meningkat menjadi 72.346 ton dengan nilai sebesar Rp. 940.041.822.000. Kontribusi hasil perikanan laut terhadap kesejahteraan para nelayan dan masyarakat di kabupatenLamongan adalah dengan meningkatnya jumlah produktifitas perikanan memberikan pengaruh positif bagi masyarakat khususnya nelayan dalam pemenuhan kebutuhannya. Hal itu tercermin dari banyaknya UMKM olahan ikan di kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran sebanyak 456 UMKM dari total UMKM olahan ikan di kabupatenLamongan sebanyak 683 UMKM atau 67% UMKM olahan ikan berada di pesisir pantai utara. Beberapa produk olahan hasil laut adalah ikan asap, tepung ikan, abon, petis, terasi, pindang, bakso, dan kupas rajungan.
efisien dalam masalah pengurusan perizinan usaha, termasuk usaha perikanan tangkap. Apalagi dalam era otonomi daerah sekarang ini, tidak sedikit Pemerintah Daerah yang telah memposisikan perizinan usaha sebagai sumber untuk pemasukan pendapatan asli daerah (PAD). Sebab, mengurus perizinan usaha sebagai sumber PAD sama saja dengan tindakan mengambil pajak atas investasi. Padahal, semestinya yang menjadi objek pajak bukanlah modal usaha, tetapi hasil dari usahanya. Hal ini, tentu menjadi beban tambahan biaya produksi yang harus ditanggung oleh nelayan, yang pada akhirnya juga akan mengurangi pendapatan yang diperoleh nelayan. Di Indonesia dikenal beberapa macam surat izin yang terkait dengan usaha perikanan tangkap, diantaranya yang paling umum adalah Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), dan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Namun, proses atau prosedur perizinan usaha perikanan tangkap, utamanya untuk skala usaha menengah ke bawah (kapal berukuran < 30 GT), hingga kini belum standar dan transparan prosedurnya untuk semua daerah, apalagi di era otonomi daerah saat ini,
efisien dalam masalah pengurusan perizinan usaha, termasuk usaha perikanan tangkap. Apalagi dalam era otonomi daerah sekarang ini, tidak sedikit Pemerintah Daerah yang telah memposisikan perizinan usaha sebagai sumber untuk pemasukan pendapatan asli daerah (PAD). Sebab, mengurus perizinan usaha sebagai sumber PAD sama saja dengan tindakan mengambil pajak atas investasi. Padahal, semestinya yang menjadi objek pajak bukanlah modal usaha, tetapi hasil dari usahanya. Hal ini, tentu menjadi beban tambahan biaya produksi yang harus ditanggung oleh nelayan, yang pada akhirnya juga akan mengurangi pendapatan yang diperoleh nelayan. Di Indonesia dikenal beberapa macam surat izin yang terkait dengan usaha perikanan tangkap, diantaranya yang paling umum adalah Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), dan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Namun, proses atau prosedur perizinan usaha perikanan tangkap, utamanya untuk skala usaha menengah ke bawah (kapal berukuran < 30 GT), hingga kini belum standar dan transparan prosedurnya untuk semua daerah, apalagi di era otonomi daerah saat ini,
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lamongan (2012). Kebutuhan untuk keperluan pasar lokal baik untuk penggaraman ikan dan proses produksi ikan olahan memerlukan garam dalam bentul kristal halus. Oleh karena itu produk garam harus diproses melalui penggilingan sehingga dihasilkan kristal halus yang memenuhi standar yang diinginkan oleh konsumen. Proses pengolahan garam menjadi garam halus memerlukan teknologi tersendiri. Mesin tersebut telah dimodifikasi, sehingga dapat memproses garam menjadi produk garam halus yang dipersyaratkan oleh pengguna. Garam berkualitas konsumsi diperlukan peralatan mesin penghalus dengan menggunakan mesin penggiling. Mesin penggiling ini biasanya dimodifikasi dari mesin yang sadah ada. Di wilayah kecamatan Brondong masih sedikit alat mesin penggiling yang dapat menghasilkan garam sesuai dengan yang dibutuhkan pasar. Mesin pengering masih perlu dimodifikasi agar dapat menghasilkan kualitas garam halus. Diperlukan keahlian khusus untuk dapat menghasilkan mesin penggiling yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Peranan Inovasi IPTEK melalui IPTEKMAS
3 Ds. Tunggul
Kec. Paciran SAREM MAKMUR 8 orang
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lamongan (2012). Kebutuhan untuk keperluan pasar lokal baik untuk penggaraman ikan dan proses produksi ikan olahan memerlukan garam dalam bentul kristal halus. Oleh karena itu produk garam harus diproses melalui penggilingan sehingga dihasilkan kristal halus yang memenuhi standar yang diinginkan oleh konsumen. Proses pengolahan garam menjadi garam halus memerlukan teknologi tersendiri. Mesin tersebut telah dimodifikasi, sehingga dapat memproses garam menjadi produk garam halus yang dipersyaratkan oleh pengguna. Garam berkualitas konsumsi diperlukan peralatan mesin penghalus dengan menggunakan mesin penggiling. Mesin penggiling ini biasanya dimodifikasi dari mesin yang sadah ada. Di wilayah kecamatan Brondong masih sedikit alat mesin penggiling yang dapat menghasilkan garam sesuai dengan yang dibutuhkan pasar. Mesin pengering masih perlu dimodifikasi agar dapat menghasilkan kualitas garam halus. Diperlukan keahlian khusus untuk dapat menghasilkan mesin penggiling yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Peranan Inovasi IPTEK melalui IPTEKMAS
Berdasarkan data diatas dapat dipahami bahwa sebagian besar nelayan cantrang melakukan operasi penangkapan di Masalembu. Masalembu adalah wilayah perairan yang terletak di wilayah perairan Kepulauan Masalembu salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Sumenep letaknya disebelah utara pulau Madura. Secara geografis kedudukan Pulau Masalembu mendekati posisi ekuatorial (garis khatulistiwa) dengan ciri-ciri lingkungan yang spesifik, yaitu mempunyai daya tampung yang sangat tinggi terhadap struktur biodiversitas habitat, seperti terumbu karang, mangrove, rumput algae/seaweed dan daerah umbalan (upwelling area) yang menjadi penopang sumberdaya ikan dan non ikan dengan nilai ekonomis yang tinggi. Wilayah pulau Masalembu dikelilingi perairan laut jawa sehingga pantainya berhadapan langsung dengan laut. Daerah perairan Masalembu didominasi oleh daerah karang. Wilayah perairan Masalembu juga dihuni oleh berbagai jenis ikan karang (demersal), diantaranya ikan peperek (petek), bambangan, manyung, kakap merah, kerapu, kurisi, tigawaja dan belanak. Oleh karena itu nelayan cantrang banyak yang memilih untuk beroperasi di wilayah perairan ini walaupun jaraknya relatif jauh dari PPN Brondong. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai wilayah perairan ini yakni selama dua hari dua malam (48 jam). Hal ini mengakibatkan biaya perbekalan yang digunakan nelayan untuk melakukan kegiatan penangkapan relatif besar, namun walaupun Masalembu memiliki jarak yang relatif jauh dari PPN Brondong, nelayan tetap melakukan operasi penangkapan di wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan Masalembu memiliki potensi perikanan yang cukup besar, sehingga memungkinkan nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan walaupun harus diikuti dengan peningkatan jumlah modal.
Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dikare- nakan sektor ini dapat menampung banyak lapangan pekerjaan dan sebagian besar luas area Indonesia merupakan sektor pertanian. Padi merupakan ba- han pokok untuk membuat beras atau nasi. 50% lebih luas area kabupatenLamongan merupakan luas area yang digunakan untuk ditanami padi. Ta- hun 2015 target produksi padi yang ditetapkan pemerintah lebih besar dari- pada luas lahan di KabupatenLamongan. Pada penelitian ini terdapat sem- bilan faktor yang diduga berpengaru terhadap produksipadi. Data yang digi- nakan data sekunder tahun 2012-2015. Berdasarkan pemeriksaan residual terdapat heteroskedastisitas, multikolinieritas serta data outlier. Hal tersebut dikarenakan terdapat data oulier dan terdapat multikolinieritas. Multikoli- nieritas diatasi dengan Principal Component Regression. Koefisien deter- minasi pada model adalah 80,8%. Model yang terbentuk menjelaskan apabi- la luas panen meningkat satu hektar maka produksi akan meningkat sebesar 1,956 ton. Produksi akan meningkat sebesar 7,346 ton apabila pupuk jenis ZA meningkat satu ton per hektar. Apabila pupuk NPK meningkat satu ton per hektar maka produksi padi akan meningkat sebesar 6,867 ton. Produksi akan meningkat sebesar 22,328 ton jika pupuk organik meningkat satu ton per hektar. Apabila pengairan jenis irigasi meningkat satu hektar maka pro- duksi padi akan meningkat sebesar 2,488 ton. Produksi akan meningkat sebesar 0,338 ton jika pengairan tadah hujan meningkat satu hektar.
Selain itu, kecamatan yang memiliki potensi persebaran jenis komoditas unggulan sub-sektor perikanan budidaya adalah Kecamatan Glagah dengan enam jenis komoditas ungg[r]