Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di “Gor Pasar Kleco, Gor Pabelan dan Gor RSJ Surakarta”. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2015. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan kriteria insklusi dan eksklusi. Sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 pemainbulutangkis. Analisa data berdasarkan skala pengukuran data ordinal, analisa datanya menggunakan teknik chi square. Chi Square berfungsi untuk mengetahui keterhubungan antara variabel bebas dan terikat
Kapasitasvitalparu berhubungan dengan kemampuan kerja otot pernapasan seseorang. Jika seseorang melakukan kerja, makin berat kerja yang dilakukan, makin tinggi konsumsi oksigennya. Olahragabulutangkis mempengaruhi fungsi paru-paru pada pemain yaitu mengakibatkan peningkatan kapasitasvitalparu dan mengembangkan daya tahan yang lebih besar pada otot pernapasan. Dengan memiliki daya tahan kardiovaskular yang baik, maka seorang pemainbulutangkis dapat bermain bulutangkis lebih lama sehingga tidak mudah mengalami kelelahan.. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubunganolahragabulutangkis dengan kapasitasvitalparu pada pemainbulutangkis. Desain penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel penelitian adalah 60 orang pemain bulu tangkis. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dan pengukuran spirometri. Teknik analisis data menggunakan uji Chi Square.
Latihan fisik merupakan aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya. Berdasarkan Departemen Kesehatan tahun 2002, di Indonesia prevalensi kurangnya aktivitas fisik atau berolahraga pada penduduk usia lebih dari 10 tahun mencapai angka 48,2%. Kurangnya olahraga atau latihan fisik dapat menyebabkan penurunan kapasitasvitalparu, sedangkan dengan memiliki kapasitasvitalparu yang baik akan mendukung dari performa pemainbulutangkis itu sendiri. Dengan performa yang baik, pemainbulutangkis dapat mempertahankan prestasinya, selain harus berlatih teknik, juga harus tetap berlatih fisik secara teratur (Purnama, 2010). Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian “ Hubunganolahragabulutangkis
Olahraga merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh semua orang. Karena dengan berolahraga kita bukan hanya sehat jasmani dan rohani, tetapi juga dapat meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Seperti yang dikemukakan oleh Giriwijoy o (2007:16) menjelaskan bahwa, ”olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup)”. Dengan kata lain, berolahraga akan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, karena dengan tubuh sehat yang dimiliki kita mampu melakukan aktivitas-aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Penelitian ini berjudul “HubunganKapasitasVitalParu -Paru Dengan Daya Tahan Cardiorespiratory Pada Cabang Olahraga Sepak Bola”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya daya tahan cardiorespiratory siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak bola di SMA Negri 1 Cikarang Utara. Tujuan penelitian ini adalah (1). Mengetahui tingkat kapasitasvitalparu-paru siswa SMA Negri 1 Cikarang Utara yang mengikuti ekstrakurikuler pada cabang olahraga sepak bola. (2). Mengetahui tingkat daya tahan cardiorespiratory siswa SMA Negri 1 Cikarang Utara yang mengikuti ekstrakurikuler pada cabang olahraga sepak bola. (3). Mengetahui hubungankapasitasvitalparu-paru dengan daya tahan cardiorespiratory pada cabang olahraga sepak bola. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelatif, dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negri 1 Cikarang Utara kelas XI dan XII yang berjumlah 647 orang, dengan sampel adalah siswa yang masih aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak bola yang berjumlah 24 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungankapasitasvitalparu-paru dengan daya tahan cardiorespiratory sebesar 22,7% dan sisanya 77,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kemampuan fisik salah satu komponen yang paling dominan dalam pencapaian prestasi olahraga. Prestasi olahraga tidak akan terlepas dari unsur- unsur taktik, teknik dan kualitas kondisi fisik. Seorang pemainbulutangkis sangat membutuhkan kualitas kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, kecepatan, agilitas, dan koordinasi gerak yang baik. Aspek-aspek tersebut sangat dibutuhkan agar mampu bergerak dan bereaksi dengan baik selama pertandingan. Pemainbulutangkis klub Morotresno Boja tahun 2015 sebagian besar mengalami penurunan fisik dan kecepatan ketika pada saat kejuaraan-kejuraan bulutangkis, terutama ketika mereka bertanding hingga rubber game. Akurasi pukulan dan kekuatan pukulan akan menurun pada rubber game, dan juga konsentrasi mereka menurun.
Ilman Alifa Syahda, 2014 Hubungan kapasitas vital paru-paru dengan daya tahan cordioresparatory pada cabang olahraga sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu[r]
Puji dan syukur kepada sang hyang widhi wasa, karena dengan berkat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pusat Pembinaan dan Pengembangan OlahragaBulutangkis Di Maguwoharjo, Yogyakarta” .
Bagi para pelatih Bagi para pelatih yang ingin meningkatkan kemampuan power endurance lengan bagi para atlet atau pemain khusunya dalam cabang olahraga bulutangkis agar diberikan te[r]
Permainan dimulai dengan salah satu pemain melakukan servis. Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melewati jaring ke wilayah lawan, sampai lawan tidak dapat mengembalikannya kembali. Area permainan berbeda untuk partai tunggal dan ganda, seperti yang diperlihatkan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dikatakan “keluar”.
- Kejuaraan Bulutangkis se-Kabupaten Majene Meningkatkan Kapasitas sumber daya manusia Program Pembinaan Olahraga Berprestasi Meningkatnya pengetahuan /keterampilan SDM aparatur dan Ma[r]
Dasar pendekatan perencanaan dan perancangan adalah sebagai bahan acuan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur berjudul Gedung Persatuan Bulutangkis Semarang ini. Dengan adanya dasar pendekatan dan perencanaan ini diharapkan dalam pembuatan LP3A ini dapat memenuhi fungsi, persyaratan ruang dan estetika dari bangunan Gedung Persatuan Bulutangkis Semarang ini. Dasar-dasar pendekatan meliputi : 1. Pendekatan aspek fungsional
Beberapa penulisan tentang pengembangan materi pembelajaran olahragabulutangkis sudah pernah dilaporkan dahulu yaitu Media Pembelajaran Teknik Dasar Bulutangkis Berbasis Multimedia Interaktif (Studi kasus di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta) (Bobby, 2013), dan Perancangan Program Alat Bantu Belajar Bulutangkis Berbasiskan Multimedia (Gunawan, 2010) Semua aplikasi tersebut berbasis flash belum ada yang berbasis web. Dalam penelitian ini akan dirancang dan dibuat media pembelajaran teknik dasar olahragabulutangkis berbasi web. Pembelajaran ini akan menampilkan beberapa menu tentang teknik dasar olahragabulutangkis dimana beberapa menu tersebut akan disisipkan gambar dan video tutorial agar lebih menarik sehingga peserta didik akan mudah memahami materi tersebut.
Guna mendukung peningkatan prestasi di club-club olahragabulutangkis tidak lepas dari proses pembinaan seorang atlet terutama dalam hal kondisi fisik pemainbulutangkis. Pembinaan olahragabulutangkis seharusnya terprogram secara khusus, disamping mengandalkan keterampilan bermain juga mempertimbangkan kondisi fisik para atlet. Seorang atlet bulutangkis sangat penting memiliki derajat kondisi fisik prima, sebab peningkatan kondisi fisik bertujuan menunjang aktifitas olahraga dalam rangka mencapai prestasi prima (Suharno, 1993:38). Melalui proses pelatihan fisik yang terprogram baik, pembulutangkis harus memiliki kualitas kebugaran jasmani yang berdampak positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh langsung pada penampilan teknik bermain. Menurut Sadoso Sumosardjuno (1984: 8) juara tidak dilahirkan tetapi harus dibentuk dan diciptakan meskipun bakat merupakan faktor yang dominan. Bakat dapat diketahui dari faktor intern atlet yang merupakan pembawaan sejak lahir.
IMAN NUGRAHA, 2014 HUBUNGAN MOTIVASI OLAHRAGA DENGAN PENGUASAAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi[r]
IMAN NUGRAHA, 2014 HUBUNGAN MOTIVASI OLAHRAGA DENGAN PENGUASAAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi[r]
Result of the Research: Statistical analysis showed smoking may be a risk factor of 5.529 times the decline in lung vital capacity compared with non-smokers. Conclusion: Statistically concluded that smoking may be a risk factor of 5.529 times the decline in lung vital capacity compared to non-smokers.
Iskandar, Z. Adisapoetra, dkk. (1999). Panduan Teknik Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani untuk Anak Usia Sekolah. Jakarta: Seminar dan Widiakarya Nasional Olahraga dan Kesegaran Jasmani, Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga.
Pembelajaran PJOK pada materi permainan dan olahraga khususnya bulutangkis dapat diterapkan di sekolah sesuai dengan tuntutan kurikulum di sekolah dasar. Namun jika melihat kondisi di tiap sekolah yang umumnya terkendala fasilitas sarana dan prasarana seringkali menjadi penghambat tersampaikannya materi tentang bulutangkis. Saran dari peneliti alangkah baiknya jika kendala tersebut tidak menjadi penghambat dalam melakukan olahragabulutangkis, karena pembelajaran bulutangkis tidak mengharuskan terselenggara di arena tertutup seperti GOR, untuk tingkat sekolah dasar pembelajaran dapat dilakukan di luar ruangan misalnya di lapangan tertentu dan ukuran lapangan pun dapat dimodifikasi, sebab tuntutan pembelajaran bulutangkis di SD bukan diarahkan untuk mencetak siswa menjadi atlet (bukan sebagai olahraga prestasi) namun untuk pengembangan aktivitas fisik dan kebugaran siswa.
Keberhasilan dari seorang atlet bulutangkis diraih dari latihan yang teratur dan bersungguh-sungguh, sistematis dan berkesinambungan dengan didukung oleh kualitas kepelatihan, managemen kepelatihan olahraga, peningkatan dalam pengadaan sarana dan prasarana yang memadai. Dilihat dari karakteristik permainan bulutangkis merupakan jenis olahraga yang banyak menutut para atletnya menguasai teknik dan memiliki kondisi fisik yang prima, tanpa mengabaikan aspek taktik dan mental. Mengenai hal ini Harsono (1988, hlm. 100) mengemukakan bahwa “ ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik dan (d) latihan mental ” .